Terapi Hipertensi
Terapi Hipertensi
Lucky Aziza
Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/
Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
Abstrak: JNC VII menyatakan terdapat hampir 1 milyar penderita hipertensi di dunia dan
hanya 10% pasien hipertensi terkontrol dan berobat teratur. Manajemen hipertensi perlu
diperbarui karena target tekanan darah semakin rendah dan obat antihipertensi sampai saat
ini masih belum efektif. Makalah ini membahas terapi hipertensi terbaru yang sedang
dikembangkan saat ini, baik terapi medikamentosa, maupun terapi gen. Terapi medikamentosa
dengan pendekatan biomolekular yang mengintervensi peptida yang berperan dalam hipertensi
seperti endotelin, dopamin, dan serotonin, sampai turunan marijuana (antagonis reseptor
endocannabinoid-1). Terapi gen diharapkan dapat menutupi kelemahan dari terapi farmakologis
selama ini dengan memasukkan gen yang menguntungkan yang ekspresinya dapat memperbaiki
atau mengubah ekspresi gen yang patologis.
Kata kunci: blokade sistem endotelin, agonis dopamin, agonis serotonin, endocannabioid-1,
terapi gen
47
Abstract: JNC VII stated that there are almost 1 billion hypertensive patients around the world and
only 10% of them are controlled and treated regularly. Hypertension management needs to be
revised since the blood pressure target is lower and the current established management is not
effective. This review describes the latest hypertension therapy, including medical treatment and
gene therapy. The medical treatment includes biomolecular approach such as hypertension related peptide inteventions e.g. endothelin, dopamine, and serotonine, and also marijuana derivations (endocannabinoid-1 receptor antagonists). Gene therapy is expected to be able to cover the
weakness of the medicamentous therapy by administering genes whose expressions have advantageous effects on blood pressure and that can fix or change the expressions of the bad genes.
Keywords: endothelin system blockade, dopamine agonists, serotonine agonists, endocanbinoid1, gene therapy.
Pendahuluan
Hipertensi saat ini masih menjadi masalah utama di dunia.
Menurut Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment on High Blood Pressure
VII (JNC-VII) Amerika Serikat, hampir 1 milyar orang menderita hipertensi di dunia.1 Dari semua yang terdeteksi hipertensi, hanya setengahnya saja yang mendapat pengobatan
adekuat dari dokter dan 70% dari angka tersebut tidak
mematuhi pengobatan. Total hanya 10% pasien hipertensi
di dunia yang terobati secara teratur dan terkontrol. Di Indonesia, belum ada data secara menyeluruh mengenai prevalensi hipertensi, namun Survey Kesehatan Rumah Tangga
tahun 1995 menunjukkan angka 8,3%.2
Sebanyak 90% kasus hipertensi merupakan hipertensi
esensial/idiopatik sehingga terapi yang paling efektif untuk
hipertensi esensial perlu terus dicari. Terapi hipertensi
esensial telah banyak mengalami kemajuan. Saat ini sudah
tersedia obat yang efektif dalam menurunkan tekanan darah
dengan efek samping minimal dan dapat diberikan hanya
satu kali sehari. Meskipun demikian, tetap diperlukan
manajemen baru dalam terapi hipertensi karena target tekanan
darah yang harus dicapai makin rendah. Selain itu, terdapat
beberapa obat yang tidak dapat dipakai secara bersamaan
dengan obat lain yang mempunyai efek menurunkan tekanan
darah.3 Di masa yang akan datang, diperlukan pengetahuan
dasar biologi molekuler untuk mendapatkan terapi yang lebih
tepat sehingga kualitas hidup yang lebih baik dan umur lebih
panjang dapat tercapai.
Dalam makalah ini diuraikan obat dan metode baru yang
masih dalam penelitian untuk terapi hipertensi di masa yang
akan datang.
48
ETB pada otot polos pembuluh darah menyebabkan vasokonstriksi dan pada endotel pembuluh darah mengakibatkan
pelepasan nitric oxide dan prostasiklin sehingga terjadi
vasodilatasi.
Terdapat dua pendekatan dalam blokade sistem
endotelin yaitu antagonis reseptor endotelin yang memblok
reseptor ETA dan ETB serta penghambat endothelin converting enzyme. Obat yang termasuk di dalam golongan
antagonis reseptor endotelin antara lain:
Bosentan
Bosentan merupakan antagonis reseptor endotelin
pertama yang dapat diberikan per oral. Bioavailabilitas
bosentan + 50%, plasma protein binding terhadap albumin
98% dan distribusi volume 0,5 L/kg. Bosentan dimetabolisme
dan menginduksi kerja isoenzim sitokrom P-450 2C9 dan 3A4.
Hal tersebut menghasilkan interaksi obat dengan obat lain
yang dimetabolisme oleh mekanisme yang sama termasuk
warfarin dan ketokonazol. Waktu paruh bosentan 5-8 jam.
Sebanyak + 11% pasien yang diberikan bosentan terjadi
peningkatan bermakna pada kadar enzim hati dan + 25% pasien
mengalami nyeri kepala ringan sampai sedang. Bosentan
memediasi kerusakan hati akibat akumulasi garam empedu
yang merangsang kerusakan sel hati. Bosentan mempunyai
efek antihipertensi tambahan terhadap ACE inhibitor. Bila
Berat molekul
Distribusi vaskular
Sel endotel
Otot polos pembuluh darah
Arteri koroner
Arteri subkutan
Arteri pulmoner
Arteri payudara
Vena
Kapiler glomerulus
Distribusi subseluler
Sitosol
Nukleus
Sarkolema
Fungsi
Jalur sinyal
Afinitas ET-1
Afinitas ET-2
Afinitas ET-3
ETA
59 kDa
ETB1
64/44 kDa
ETB2
64/44 kDa
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Kontraksi otot polos
pembuluh darah
Vasokonstriksi
Pertumbuhan otot polos
pembuluh darah
Protein G heterometrik
PLC, PLD, PLA2
Mobilisasi Ca--2+ intraselular
Aktivasi kanal Ca--2+
ETA
MAPK
2-3 x lebih kecil
100 x lebih rendah
+
+
+
+
+
+
+
+
Relaksasi otot polos
pembuluh darah
Vasodilatasi
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Kontraksi otot polos
pembuluh darah
Vasokonstriksi
Protein G
PLC, PLD, PLA2
Mobilisasi Ca--2+ intraselular
Aktivasi kanal Ca--2+
ETB2
MAPK
49
51
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
56
Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA,
Izzo JL, et al. The seventh report of Joint National Committee
on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of Hypertension. The JNC 7 report. JAMA 2003;289:2560-72.
InaSH menyokong penuh penanggulangan hipertensi. Diunduh
dari http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=
viewarticle&sid=2406&itemid=2 tanggal 1 Oktober 2007.
Sarkissian SD, Raizada MK. Therapeutic potential of systemic
gene transfer strategy for hypertension an cardiovascular disease. In: Hall JE, Lip GYH, ed. Comprehensive hypertension.
Philadelphia: Mosby Elsevier; 2007.p.429-45.
20.
21.
SS