Anda di halaman 1dari 2

Critical Review

Judul Buku

: Pengantar Ilmu Hokum

Penulis

: Prof. Dr. Peter Mahmud Marzuki, S.H.,M.S.,LL.M.

Penerbit

: Kencana (Prenadamedia Group)

Nama

: Sayid Mustofa

Kelas/Absen : B/27
Hukum tidak dapat dilepaskan dari kenyataan bahwa hidup bermasyarakat merupakan
modus survival bagi manusia. Semua manusia merupakan subjek hukum. Manusia merupakan
subjek hukum selama ia masih hidup, yaitu sejak sejak dilahirkan sampai meninggal dunia.
Adapun dalam hidup bermasyarakat manusia terdapat dua aspek, yaitu aspek fisik dan aspek
eksistensial. Oleh karena itu, hukum harus ditujukan untuk memenuhi kebutuhan fisik maupun
aspek eksistensial manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
Menurut Roscoe Pound, gagasan mengenai untuk apa hukum itu diadakan tidak dapat
dilepaskan dari gagasan mengenai apa sebenarnya hukum itu. Terdapat dua belas gagasan
mengenai perihal tersebut. Pertama, hukum diapandang sebagai aturan atau seperangkat aturan
tentang tingkah laku manusia yang ditetapkan oleh kekuasaan yang bersifat Ilahi. Kedua, hukum
dimaknai sebagai suatu tradisi masa lalu yang tebuktikeberkenaan bagi dewa sehingga menurut
manusia mempengarui kehidupan selamat. Ketiga, hukum dimaknai sebagai catatan kearifan
para orang tua yang telah banyak makan garam atau pedoman tingkah laku manusia yang telah
ditetapkan secara Ilahi. Keempat, hukum dipandang sebagai sistem prinsip yang ditemukan
secara filosofis dan prinsip-prinsip itu mengungkapkan hakikat hal-hal yang merupakan
pedoman bagi tingkah laku manusia. Kelima, hukum diartikan sebagai separangkat aturan dan
pernyataan kode moral yang abadi dan tidak dapat diubah. Keenam, hukum dipandang sebagai
seperangkat perjanjan yang dibuat oleh orang-orang dalam suatu masyarakat yang terorganisai
secara politis.
Ketujuh, hukum dipandang sebagai stu refleksi pikiran Ilhai yang mengusai alam
semesta. Kedelapan, hukum dipandang sebagai serrangkaian perinah penguasa dalam suatu
masyarakat yang terorganisir secara politis. Kesembilan, hukum dipandang sebagai sistem
pedoman yang ditemukan berdasarkan pengalaman manusia dan dengan dengan pedoman
tersebut manusia secara individual akan merealisasikan kebebasannya sebanyak mungkin seiring
dengan kebebasan yang sama yang dimiliki orang lain. Kesepuluh, hukum dipandang sebagai
sistem prinsip yang ditemukan secara filosfis dan dikembangkan secara perinci melaui tulisan
yuristik dan putusan pengadilan. Kesebelas, hukum dipandang sebagai seperangkat atau suatu
sistem aturan yang dipaksakan kepada manusia dalam masyarakat oleh sekelompok kelas yang
berkuasa baik secara sengaja aaupun tidak untuk meneguhka kepentingan kelas yang berkuasa
ersebut. Kedua belas, hukum dipandang sebagai suatu gagasan yang ditimbulkan dari prinsipprinsio ekonomi dan social tentang tingkah laku manusia dalam masyarakat.

Dalam prespektif ilmu sosial, hukum hanya ditujukan dalam pemenuhan kebutuhan aspek
fisik manusia saja. Namun, tujuan hukum bukan sekedar berkaitan dengan aspek fisik, melainkan
dan lebih-lebih harus mempertimbangkam aspek eksistensial manusia. Salah satu aspek
eksistensial manusia adalah terwujudnya rasa keadilan bermasyarakat.
Selain itu dalam literature lain dikemukakan bahwa tujuan hukum atau cita hukum tidak
lain daripada keadilan. Akan tetapi hukum berasal dari keadilan seperti lahir dari kandungan
ibunya, oleh karena itu keadilan telah ada sebelum adanya hukum. Hukum tidak mampu
menjangkau tindakan-tindkan moral seperti contohnya tidak berzinah, tidak suka memfitnah,
tidakberkata dusta, suka memberi, bermurah hati, dan suka menolang dalam kesesakan. Namun
hukum dapat menjaga kehidupan bermasyarakat dari ganguan tindakan manusia yang berhati
setan. Hukum diciptakan untuk menjaga fungsi eksistensial kehidupan bermasyarakat dari
tindakan manusia atau sekelompk manusia lain yang berusaha merusak esksistensial tersebut.
Thomas Hobbes mengungkapkan bahwa tujuan hukum adalah untuk menciptakan
ketertiban sosial. Betapa pun, tujuan hukum adalah untuk mencipkakan damai sejahtera dalam
kehidupan bermasyarakat. Dalam keadan damai sejahtera terdapat kelimpahan, yang kuat tidak
menindas yang lemah, yang berhak benar-benar mendapat hakanya, dan adanya perlindungan
hukum bagi rakyat.
Sebagai subjek hukum, manusia haruslah memiliki moral sebagai landasan dalam
mencapai tujuan hukum. Fungsi hukum diperlukan untuk menertibkan dan mengatur pergaulan
dalam masyarakat serta menyelesaikan masalah-masalah yang timbul sehingga tercainya damai
sejahtera sebagai tujuan hukum. Sehingga tenjamin kepastian hukum di dalam masyarakat dan
juga menjaga serta mencegah agar setiap orang tidak menjadi hakim sendiri. Tetapi, tiap perkara
harus diselesaikan melalui proses pengadilan berdasrkan hukum yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai