Anda di halaman 1dari 18

1.

PENDAHULUAN
Motor listrik merupakan salah satu tiga tipe dari penggerak
mula

(primemovers),

yang

banyak

sekali

digunakan

untuk

menunjang kegiatan marusia sehari-hari, terutama dalam kegiatan


industri ; sebagai penggerak pompa, kompresor, kompresor dan
mesin-mesin perkakas, dan sebagainya.
Motor Iistrik dalam operasinya memerlukan tenaga listrik
untuk diubah menjadi tenaga gerak/tenaga mekanik.

Tenaga Listrik

Dibandingkan

jenis

penggerak

Tenaga Mekanik

lainnya,

motor

listrik

mempunyai beberapa faktor yang Iebih menguntungkan antara lain:

Efisiensinya tinggi

Ukuran lebih kecil untuk HP yang sama

Konstruksinya lebih sederhana

Pemasangannya mudah

Pengoperasian dan pengaturannya mudah

Harga Iebih murah

Perawatan/perbaikan mudah dan murah

Tidak menimbulkan polusi dan faktor kebisingan rendah

Ditinjau dari jenis arus listrik yang digunakan, maka motor


listrik dapat dikelompokkan atas:

Motor-motor Iistrik arus searah (DC motors)

Motor-motor arus bolak-balik (AC motors)

Motor-motor

arus

searah

pemakainnya

terbatas

karena

sumber listrik yang tersedia/dibangkitkan umumnya adalah listrik


arus bolak-balik (AC power). Disamping perawatan motor dc Iebih
rumit.
Pemakaian motor arus bolak-balik dilapangan Iebih disukai
terutama motor-motor induksi (motor asinkron), karena konstruksi
sederhana dan power yang tersedia umumnya arus bolak-balik.

2. MOTOR ARUS SEARAH


Motor arus searah memerlukan power supply DC, dan
pemakaiannya agak terbatas dibandingkan dengan motor AC.
Prinsip

kerja

motor DC

berdasarkan

pada

penghantar yang

membawa arus ditempatkan dalam suatu medan magnet maka


penghantar

tersebut

akan

mengalami

gaya.

Gaya

akan

menimbulkan torsi yang akan menghasilkan rotasi mekanik, berupa


perputaran yang nantinya dipakai oleh peralatan lain.
Pada kebanyakan jenis motor DC, arah arus pada armature
dibalik secara periodik selama putaran. Hal ini dilakukan dengan
saklar mekanis untuk membalikkan arus yang terdiri dari sikat
(brushes) yang terpasang pada stator dan komutator yang terpasang
pada shaft. Komutator terdiri dari banyak segmen konduktor yang
terisolasi satu sama lain. Tiap segmen komutator terhubung dengan
konduktor

ke

armature.

Sikat

terletak

bersentuhan

dengan

komutator. Saat komutator bergerak, terjadi aksi switching oleh


sikat

yang

bersentuhan

dengan

segmen

komutator,

hal

ini

menyebabkan perubahan arah arus pada armature. Karena sikat


dan komutator terus bergesekan, diperlukan perawatan agar motor
tetap mencapai performa yang diinginkan (ASLAM, Billal Maydika).
Keuntungan menggunakan motor DC yaitu besar kecepatan
dan arah putaran dari motor dapat lebih mudah diatur dibanding
motor AC. Motor DC lebih banyak digunakan jika tersedia sumber
arus DC, misal pada kendaraan bermotor (ASLAM, Billal Maydika).
Konstruksi motor ini terdiri dari bagian-bagian utama :

Rangka, terbuat dari baja tuang, sebagai rumah tempat


pasangan stator.

Stator, terbuat dari susunan pelat-pelat baja silikon yang


dilapisi vernish sebagai tempat kumparan magnit dipasang
atau sepatu kutub dengan kumpanan magnit yang dibautkan
pada rangka.
3

Rotor atau jangkar, juga terbuat dan bahan yang sama


dengan inti stator, dengan alun-alur untuk tempat kumparan
jangkar. Pada jangkar terdapat komutator, sebagai terminal
dan gulungan jangkar.

Sikat-sikat arang, diikatkan pada rangka, dan kontak dengan


komutator.
Berdasarkan sumber arus penguat magnetnya motor arus

searah dapat dibedakan atas :


i. Motor arus searah penguat terpisah,
ii. Motor arus searah penguat sendiri

2.1

Motor arus searah penguat terpisah

Motor ini disebut demikian bila arus penguat magnet diperoleh dari
sumber arus searah di luar motor (secara terpisah).

Gambar 2.1 Rangkaian ekivalen motor DC penguatan terpisah


Berdasarkan gambar, berlaku persamaan (BERAHIM, Hamzah):
=

= .
=

=( . )

Dimana:

Im = Arus penguat magnit

e = Rugi tegangan pada sikat

Ia

= Arus jangkar

Rm = Tahanan lilitan penguat magnit

IL

= Arus beban

Ra = Tahanan lilitan jangkar

= Tegangan terminal jangkar

Em = Teg. sumber penguat magnit

RL = Tahanan beban

Pa = Daya jangkar

2.2

= EMF (GGL)

Motor arus searah penguat sendiri

Motor ini disebut demikian bila arus penguat magnet berasal dari
motor itu sendiri.
Berdasarkan hubungan kumparan/gulungan jangkar dengan
kumparan medan, motor arus searah dibagi atas :
2.2.1 Motor dc seri

Gambar 2.2 Rangkaian ekivalen motor DC Seri


Berdasarkan gambar, berlaku persamaan (BERAHIM, Hamzah):
=

= .
=

)
=( . )

Motor seri wound disebut juga motor universal. Disebut universal


karena motor ini dapat beroperasi untuk sumber tegangan AC
maupun DC.
2.2.2 Motor dc shunt
5

Gambar 2.3 Rangkaian ekivalen motor DC Shunt


Berdasarkan gambar, berlaku persamaan (BERAHIM, Hamzah):
=

(
.

2.2.3 Motor dc kompon


Mesin tipe ini memiliki hubungan lilitan shunt dan seri secara
gabungan. Pada lilitan seri, litan stator terhubung secara seri
dengan lilitan armature, dan pada lilitan shunt, lilitan stator
terhubung secara parallel dengan armature. Terdapat dua jenis
konfigurasi:
i)

Kompon panjang

Gambar 2.4 Rangkaian ekivalen motor DC kompon panjang

ii)

Kompon pendek

Gambar 2.5 Rangkaian ekivalen motor DC kompon pendek


Torsi berhubungan dengan daya mekanik yang dibangkitkan
dengan persamaan
Pm = T

(watt)

Hubungan antara horse power, torsi dan kecepatan diberikan


dalam persamaan

dimana: T
n
HP
5250

=
=
=
=

torsi (lb.foot)
kecepatan putar motor (rpm)
daya kuda motor (HP = 746 watt)
konstan

Sedangkan untuk menghitung torsi motor, diberikan dalam


persamaan:
= .
dimana:
T = torsi
F = gaya
r = jarak

cgs
lb.foot
pon
ft

mks
Nm
N
m

1 lb ft = 0,1383 kgm =1,305 Nm


1 kgm = 7,233 lb ft = 9,807 Nm

Perhitungan untuk mencari besar gaya yang ada pada


armature motor DC adalah:
F = B.I..z
dimana: F
B
I

=
=
=
=

gaya (N)
kerapatan medan magnet (T)
arus (A)
panjang penghantar (m)
jumlah kawat penghantar

Contoh, untuk menghitung gaya pada armature sebuah motor


DC yang mempunyai kerapatan medan magnet 0,8 T. Di bawah
pengaruh medan magnet terdapat 400 kawat penghantar dengan
arus 10A dan panjang penghantar seluruhnya 150 mm, adalah
dengan memasukkan dalam persamaan didapat:
F = B.I..z = 0,8 10 0,15 400 = 480 N.
Rangkaian ekivalen lilitan pada terminal mesin DC ditunjukan
pada gambar berikut.

Gambar 2.6 Rangkaian ekivalen lilitan pada terminal mesin DC


Keterangan gambar:
F1 - F2 : Rangkaian medan Shunt
S1 - S2 : Rangkaian medan Seri
A1 - A2 : Rangkaian jangkar

3. MOTOR ARUS BOLAK BALIK


Motor arus bolak balik secara umum dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu :

Motor induksi

Motor sinkron

Motor komutator
Ketiga tipe motor ini memerlukan sumber listrik arus bolak-

balik (AC Supply). Dari ketiga motor tersebut diatas yang paling
banyak ditemukan/dipakai di lapangan adalah motor induksi yang
rotornya berbentuk sangkar.

3.1

MOTOR INDUKSI
Prinsip kerja motor induksi identik dengan prinsip kerja

transformer, dimana tenaga Iistrik hanya diberikan pada gulungan


stator (sebagai sisi primer) sedangkan gulungan rotor bebas dan
sumber Iistrik dari jala-jala.
Listrik timbul pada rotor karena adanya induksi etektromagnit
dan medan magnit stator berputar. Motor ini konstruksinya
sederhana dan perawatannya juga sederhana, terutama pada motor
induksi rotor sangkar.
Motor induksi diklasifikasikan orang atas beberapa tipe
berdasarkan :

Konstruksi rotor

Tegangan kerja

Jumlah fasa

Cara pemasangan

Rangka (enclosure)

Konstruksi rotor
Dari bentuk konstruksi rotornya motor induksi dibagi atas 2
(dua) tipe yaitu

Motor induksi rotor sangkar (squirrel-cage I.M)

Motor induksi rotor hut (wound-rotor I.M)

Tegangan kerja
Berdasarkan besarnya tegangan kerja motor, motor induksi
dikelompokkan atas :

Motor induksi tegangan tinggi, yaitu motor-motor yang

beropersi dengan tegangan Iebih 1000 Volt, misal motor-motor


tegangan 3,3 KV; 3,45 KV; 4,16 KV; dan sebagainya.

Motor induksi tegangan rendah, yaitu motor-motor yang

beroperasi dengan tegangan kurang dari 1000 V, misal motormotor tegangan 115 V, 220 V, 380 V, dan 415 V, 440 V, 660 V,
dan lain-lain.
Disamping berdasarkan besar tegangan kerja, motor dapat
dibagi atas dasar macam tegangan kerja yang dapat digunakan :

Motor induksi satu macam tegangan

Motor induksi dua macam tegangan atau lebih

Jumlah fasa
Berdasarkan jumlah fasa, motor induksi dibagi menjadi :

Motor induksi satu fasa

Motor induksi fasa banyak


Motor induksi 1-fasa biasanya tersedia dengan daya kurang

dari 1 HP dan banyak digunakan untuk keperluan rumah tangga


dengan aplikasi yang sederhana, seperti kipas angin motor pompa
dan lain sebagainya. Didasarkan pada cara kerjanya, maka motor
ini dapat dikelompokan sebagai berikut () :
1. Motor fase belah/fase bagi (split phase motor)
10

Pada prakteknya diusahakan antara arus kumparan bantu dan


kumparan utamanya berbeda fasa mendekati 90o listrik. Dengan
cara ini maka kumparan motor menjadi seolah-olah seperti motor
induksi dua fase yang akan dapat menghasilkan medan magnet
yang seolah-olah berputar sehingga motor induksi ini dapat
berputar sendiri (self starting).

Gambar 3.1 Rangkaian motor fase belah


Pada motor fase belah, kumparan utama mempunyai tahanan
murni rendah dan reaktansi tinggi, sebaliknya kumparan bantu
mempunyai tahanan murni yang tinggi tetapi reaktansinya
rendah. Tahanan murni kumparan bantu dapat dipertinggi
dengan menambah R yang disambung secara seri dengannya
(disebut motor resistor) atau dengan menggunakan kumparan
kawat yang diameternya sangat kecil. Bila pada kumparan bantu
diberikan kapasitor, maka motor ini disebut motor kapasitor
(capacitor motor). Motor fase belah ini biasanya sering disebut
motor resistor saja, sedangkan untuk motor kapasitor jarang
disebut sebagai motor fase belah karena walaupun prinsipnya
adalah membagi dua fasa tetapi nilai perbedaan fasanya hampir
mendekati 90o, sehingga kerjanya mirip dengan motor induksi 2fasa dan umum disebut sebagai motor kapasitor saja. Untuk
memutuskan arus, kumparan bantu dilengkapi dengan saklar
pemutus S yang dihubungkan seri terhadap kumparan bantu.
Alat

ini

secara

otomatis

akan

memutuskan

setelah

motor
11

mencapai kecepatan 75% dari kecepatan penuh. Pada motor fase


belah yang dilengkapi saklar pemutus kumparan bantu biasanya
yang dipakai adalah saklar sentrifugal. Khusus untuk penerapan
motor fase belah ini pada lemari es biasanya digunakan rele.
2. Motor kapasitor (capacitor motor)
a. Kapasitor start (capacitor start motor)
Pada motor kapasitor, pergeseran fase antara arus kumparan
utama (Iu) dan arus kumparan bantu (Ib) didapatkan dengan
memasang sebuah kapasitor yang dipasang seri terhadap
kumparan bantunya.

Gambar 3.2 Rangkaian kapasitor start motor


Kapasitor

start

direncanakan

khususnya

untuk

waktu

pemakaian yang singkat, sekitar 3 detik, dan tiap jam hanya 20


kali pemakaian. Bila saat start dan setelah putaran motor
mencapai 75% dari kecepatan penuh, saklar sentrifugal (CS)
otomatis akan terbuka untuk memutuskan kapasitor dari
rangkaian, sehingga yang tinggal selanjutnya hanya kumparan
utama saja.
b. Kap. start-kapasitor jalan (capacitor start-capacitor run motor)
Pada motor jenis ini kumparan bantunya mempunyai 2 macam
kapasitor dan salah satu kapasitornya selalu dihubungkan
dengan sumber tegangan (tanpa saklar otomatis). Motor ini
menggunakan nilai kapasitansi yang berbeda untuk kondisi
start dan jalan.
12

Gambar 3.3 Rangkaian kapasitor start-kapasitor jalan


Rancangan
penggunaan
khususnya

motor
motor

ini

biasanya

satu

diperlukan

fasa
untuk

hanya
yang

digunakan

lebih

kopel

start

besar
yang

untuk
dimana
tinggi.

Keuntungan dari motor jenis ini adalah :


1. Mempertinggi kemampuan motor dari beban lebih.
2. Memperbesar cos (faktor daya).
3. Memperbesar torsi start,
4. Motor bekerja lebih baik (putaran motor halus).
c. Kapasitor jalan (capacitor run motor)
Motor ini mempunyai kumparan bantu yang disambung secara
seri dengan sebuah kapasitor yang terpasang secara permanen
pada rangkaian motor.
Kapasitor ini selalu berada dalam rangkaian motor, baik pada
waktu

start

maupun

jalan,

sehingga

motor

ini

tidak

memerlukan saklar otomatis. Oleh karena kapasitor yang


digunakan tersebut selalu dipakai baik pada waktu start
maupun pada waktu jalan maka harus digunakan kapasitor
yang memenuhi syarat tersebut yaitu kapasitor yang berjenis
kondensator minyak, atau kondensator kertas minyak. Pada
umumnya kapasitor yang digunakan berkisar antara 2 sampai
20 F

13

Gambar 3.4 Rangkaian kapasitor jalan

3. Motor kutub bayangan (shaded pole motor)


Motor kutub bayangan ini menggunakan kutup magnet stator
yang dibelah dan diberi cincin pada bagian kutup yang kecil yang
disebut kutup bayangan, dan sisi kutup yang besar disebut kutub
pokok (Un shaded pole) dengan rotor yang biasa digunakan adalah
rotor sangkar tupai

Gambar 3.5 Rangkaian Motor kutub bayangan


Medan putar yang dihasilkan pada motor jenis ini adalah karena
adanya induksi pada cincin hubung singkat yang terdapat pada
kutub bayangan yang berasal dari pengaruhi induksi magnet pada
kutup yang lainya, sehingga motor ini menghasilkan fluks magnet
yang berputar.
14

Cara pemasangan
Berdasarkan

cara

pemasangan

dikenal,

motor

induksi

dikelompokkan atas :

Motor induksi horizontal. Pemasangan motor ini secara

mendatar, posisi poros horizontal, gaya yang harus ditahan oleh


bearing adalah berat dari porosnya sendiri.

Motor induksi vertikal. Posisi poros tegak lurus terhadap

bidang datar, karena itu bearing/bantalan yang dipasang pada


motor harus mampu menahan axial dari gaya berat porosnya
sendiri.
Bentuk rangka (enclosure)
Berdasarkan bentuk konstruksi rangkanya, motor induksi
dikelompokkan menjadi beberapa tipe :

Tipe rangka terbuka (open type)

Tipe rangka terbuka tahan tetesan air dan percikan

Tipe rangka tertutup rapat.

3.2

MOTOR SINKRON
Motor ini putaran rotornya sama dengan kecepatan medan

stator (Ns). Motor ini memerlukan dua sumber listrik, yaitu sumber
arus bolak balik (AC) untuk medan stator, dan sumber arus searah
(DC) untuk kumparan medan pada rotor.
Motor sinkron tidak dapat self starting, tidak punya kopel
awal. Sehingga motor ini sebelum beroperasi sebagai motor sinkron,
harus diputarkan lebih dahulu, setelah putaran rotor mendekati
putaran sinkronnya baru supply DC diberikan.
Biasanya sebelum beroperasi sebagai motor sinkron, motor
start sebagai motor induksi, dimana pada rotor ditambahkan
damper winding yang berfungsi seperti rotor sangkar pada motor
induksi.
Motor sinkron seperti ini pada waktu start, kumparan rotor
15

medan rotor harus dihubungkan dengan sebuah tahanan untuk


menghindari kerusakan isolasi akibat tegangan induksi yang besar.
Tahanan ini disebut Field Discharge Resistor (FDR). Setelah putaran
mendekati kecepatan sinkron hubungan dengan FDR diputus, dan
baru arus penguatan DC diberikan.
Bila rotor tidak bisa berputar sinkron, periksa sumber DC
untuk

penguatan.

Check

tegangan

output

dan

exciter,

ada

kemungkinan salah satu sekering pada rangkaian exciter putus.


Bila tegangan DC dan exciter kurang, periksa arus penguatan
kumparan shunt dengan mengatur tahanan variable yang terpasang
seri dengan kumparan medan exciter tersebut.
Motor sinkron disamping dapat digunakan sebagai penggerak
(motor), motor ini juga dapat digunakan untuk memperbaiki power
faktor jaringan. Bila dalam suatu pabrik banyak digunakan bebanbeban induktif, dimana power faktor rendah, motor sinkron dapat
digunakan sebagai alat untuk menaikkan cos jaringan, dengan
cara memberikan arus excitasi pada motor lebih besar (over
excitation).
Tipe rotor motor sinkron ada dua macam, yaitu :
1. Rotor dengan kutub silindris (bulat), tipe rotor ini rotornya diberi
alur-alur sebagaimana rotor slip-ring, kutubnya dua buah untuk
putaran tinggi.

Gambar 3.6 Rotor kutub silindris (DAWARE, Kiran, 2014/03/)


2. Rator dengan kutub menonjol (salient pole), tipe rotor ini terdiri
16

dari inti-inti kutub dengan belitan penguat, biasanya kutubnya


banyak untuk putaran rendah.

Gambar 3.7 Rotor kutub menonjol

[online]. Available from World Wide Web: <http://www.industrialelectronics.com/elecy4_23.html>


ASLAM, Billal Maydika. [online]. Available from World Wide Web:
<http://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211005billalmaydikaaslam/2013/04/29/mesin-dc-teoridasar-dan-prinsip/>
BERAHIM, Hamzah. Pengantar Teknik Tenaga Listrik.
DAWARE, Kiran. 2014/03/. [online]. [Accessed 2015]. Available from World Wide Web:
<http://www.electricaleasy.com/2014/03/salient-pole-rotor-vs-non-salient-pole.html>

4. TRANSFORMATOR

Transformator/

transformer

(trafo)

merupakan

suatu

peralatan listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/ daya


listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya
melalui gandengan magnet. Prinsip kerja trafo adalah berdasarkan
induksi magnetik yang menghendaki adanya gandengan magnet
antara rangkaian primer dan sekunder, dimana gandengan magnet
tersebut berupa inti besi, tempat dilakukannya fluksi bersama.

17

Gambar 4.1 Skema mesin listrik


Trafo digunakan secara luas baik dibidang listrik maupun
elektronika. Dalam rangkaian elektronik, trafo digunakan sebagai
gandengan impedance antara sumber dan beban, memisahkan satu
rangkaian dari rangkaian yang lain, dapat menghambat arus searah
sambil melalukan arus bolak balik, dayanya cukup kecil.
Dalam

bidang

tenaga

listrik

pemakaian

transformator

dikelompokan menjadi :

Transformator daya

Transformator ditribusi

Transformator pengukuran : yang terdiri dari transformator


arus dan transformator tegangan.

Penggunaan

trafo

dalam

sistem

tenaga

memungkinkan

dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap


keperluan. Beberapa alasan digunakannya trafo, antara lain:
1. Tegangan yang dihasilkan sumber tidak sesuai dengan tegangan
pemakai.
2. Biasanya sumber jauh dari pemakai sehingga perlu tegangan
tinggi (pada jaringan transmisi).

18

Anda mungkin juga menyukai