1. Identitas Pasien
Nama
: Ny. AM
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur
: 38 tahun
Pekerja
: Ibu Rumah Tangga
Pendidikan
: Tamat SLTA
Status pernikahan : Menikah
Alamat
: Tanjung Raden. RT.02
2. Kondisi rumah : rumah panggung, terdiri dari 3 kamar, ruang tamu dan dapur.
Ventilasi 2 jendela di ruang tamu, 1 jendela dikamar, 1 jendela di dapur.
Kebutuhan sehari menggunakan air dari Pam.
3. Kondisi lingkungan keluarga : jarak rumah pasien dnegan tetangga 4-6 meter.
Dan rumahnya berbentuk panggung.
4. Aspek psikologis dikeluarga : hubungan pasien dengan keluarga baik, pasien
tinggal dengan suami, kedua anaknya
5. Keluahan Utama : Nyeri kepala sejak 3 hari yang lalu
6. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala pada seluruh kepala terutama bagian
belakang sejak 3 hari yang lalu.Nyeri kepala yang dirasakan seperti berdenyut
dan seperti ditekan terutama pada bagian belakang kepala dan sampai ke leher.
Pasien mengaku lehernya terasa tegang jika sakit kepala timbul. Nyeri kepala
dirasakan terus menerus selama 3 hari ini, tidak hilang dengan minum obat.
Nyeri kepala disertai mual. Tidak disertai muntah, takut melihat cahaya. Pasien
mengaku sudah sering sakit kepala selama 3 tahun ini, nyeri yang dirasakan
hilang timbul. Setiap keluhan timbul intensitas bervariasi dari ringan ke berat,
keluahan menetap pada lokasi yang sama. Lamanya setiap serangan tidak
menentu, biasanya paling cepat sehari dengan obat dan saat ini nyeri kepala
berlangsung paling lama. Pasien mengatakan keluhan nyeri biasanya muncul
jika telat makan, stress, sulit tidur, saat membaca, menonton tv atau pekerjaan
lain yang membutuhkan konsentrasi. Rasa nyeri semakin terasa berat bila pasien
beraktivitas dan sedikit berkurang bila pasien berbaring atau beristirahat.
Keluahan tidak dipengaruhi oleh siklus menstruasi pasien dan makan (seperti
indomie, coklat dll). Keluahan telinga berdenging (-), penglihatan buram (-),
pasien
Pemeriksaan
Kepala
Mata
THT
Leher
Jantung
o Inspeksi
o Palpasi
o Perkusi
o Auskultasi
Paru-paru
o
o
o
o
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
o
o
o
o
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
Ekstremitas
10. Diagnosis
11. Manajemen
Promotif
: datar
: bising usus (+) normal
: supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba besar
: timpani
: akral hangat, edem (-)
: Cephalgia
:
: menjelaskan tentang penyakit yang diderita oleh pasien,
12. Prognosis
o Ad vitam
o Ad functionam
: ad bonam
: ad bonam
ANALISIS KASUS
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Cephalgia (nyeri kepala) adalah nyeri yang berlokasi di atas garis
orbitomeatal.Nyeri kepala biasanya merupakan suatu gejala dari penyakit dan
dapat terjadi dengan atau tanpa adanya gangguan organik. Ada pendapat yang
mengatakan bahwa nyeri wajah/nyeri fasialis dan nyeri kepala berbeda, namun
pendapat lain ada yang menganggap wajah itu sebagai bagian depan kepala yang
tidak ditutupi rambut kepala.
2. Gejala
bagian bawah.
Ada sebagian kasus dimulai dengan nyeri yang terasa tumpul mulai di
3. Patofisiologi
Nyeri kepala timbul karena perangsangan terhadap bangunan-bangunan
di daerah kepala dan leher yang peka terhadap nyeri, dan nyeri wajah biasanya
karena perangsangan terhadap serabut-serabut sensible nervus trigeminus.
Bangunan bangunan ekstrakranial yang peka terhadap nyeri adalah kulit
kepala, periosteum,otot otot, pembuluh-pembuluh darah dan saraf. Bangunbangunan intracranial yang peka terhadap nyeri adalah : meninges, bagian
proksimal atau basal arteri-arteri serebri, vana-vena otak disekitar sinus-sinus
dan saraf-saraf ( n. trigemenus, n. fasialis, n. glosofaringeus, n. fagus radiks
radiks servikal dua, tiga dan cabang-cabangnya).
Perangsangan bangunan-bangunan ekstrakranial akan dirasakan pada
umumnya sebagai nyeri pada daerah yang terangsang. Sedangkan nyeri kepala
sebagai akibat perangsangan bangunan intracranial akan diproyeksikan ke
permukaan dan dirasakan didaerah distribusu saraf yang bersangkutan.
Perangsanga bangunan supra tentorial akan dirasakan sebagai nyeri didaerah
frontal, di dalam atau belakang bola mata, dan didaerah temporal bawah.
Sedangkan perangsangan bangunan bangunan infratentorial dan fosaposterior
akan
dirasakan
didaerah
retroaurikuler
dan
oksipitonukhal.
Rasa nyeri yang mulai dihidung, gigi geligi, sinus-sinus, faring dan mata dapat
diproyeksikan keseluruh daerah distribusi n. trigemenus yang bersangkutan
bahakan rasa nyeri dapat menjalar kedaerah yang dilayani oleh cabang-cabang
lain bila perangsangan cukup kuat. Nyeri yang dirasakan didaerah lain dari
tempat nyerri dibaangkitkan dinamakan nyeri acuan ( refered pain). Sering kali
terdapat nyeria acuan didaerah sensoris cabang mandibularis dengan proses
patologik yang merupakan perangsangan terhadap cabang maksilaris dari n.
trigemenus. Nyeri acuan dapat berasal dari daerah mata , sinus, dasar tengkorak,
gigi geligi, dan dari daerah leher. Disamping itu, nyeri wajah juga sering
dikaburkan oleh adanya pembauran antara daerah persarafan n.trigemenus dan n.
glosofaringeus juga faktor-faktor vaskuler dan muscular akan dapat menambah
unsure-unsur nyeri yang lain.
4. Pemeriksaan Penunjang
a) Rontgen kepala : mendeteksi fraktur dan penyimpangan struktur.
b) Rontgen sinus : Mengkonfirmasi diagnosa sinusitis dan mengidentifikasi
masalah-masalah struktur, malformasi rahang.
c) Pemeriksaan visual : ketajaman, lapang pandang, refraksi, membantu
dalam menentukan diagnosa banding.
d) CT scan Otak : Mendeteksi masa intracranial, perpindahan ventrikuler
atau hemoragi Intracranial.
e) Sinus : Mendeteksi adanya infeksi pada daerah sfenoldal dan etmoidal
f) MRI : Mendeteksi lesi/ abnormalitas jaringan, memberikan informasi
tentang biokimia, fisiologis dan struktur anatomi.
g) Ekoensefalografi : mencatat perpindahan struktur otak akibat trauma,
CSV atau space occupaying lesion.
h) Elektroensefalografi : mencatat aktivitas otak selama berbagai aktivitas
saat episode sakit kepala.
i) Angeografi serebral : Mengidentifikasi lesivaskuler.
j) HSD : leukositosis menunjukkan infeksi, anemia dapat menstimulasi
migren.
k) Laju sedimentasi : Mungkin normal, menetapkan ateritis temporal,
meningkat pada inflamasi.
l) Elektrolit : tidak seimbang , hiperkalsemia dapat menstimulasi migren.
m) Pungsilumbal : Untuk mengevaluasi/mencatat peningkatan tekanan CSS,
adanya sel-sel abnormal dan infeksi.
5. Manajemen
a) Istirahat total, mengurangi/menghindari factor pencetus.
b) Simptomatik
c) Abortif
d) Preventif, bil aserangan lebih dua kali sebulan, atau bila serangan berat
e) Latihan pengendoran otot, misalnya : relaksasi, psikoterapi, yoga,
manipulasi servikal.