Anda di halaman 1dari 12

IV.

PENDEKATAN RANCANGAN
4.1. Rancang Bangun Furrower Pembuat Guludan
Rancang bangun furrower yang digunakan untuk Traktor Cultivator Te 550n
dilakukan dengan merubah pisau dan sayap furrower. Pada furrower yang sudah
ada, posisinya adalah saling membelakangi dan akan dirubah posisi pisau dan
sayapnya menjadi berhadapan. Dengan menggunakan furrower yang sudah ada
untuk membuat guludan diperlukan dua kali lintasan furrower. Sedangkan dengan
furrower modifikasi untuk membuat guludan hanya diperlukan satu kali lintasan.
Tujuan lain dari pembuatan pisau dan sayap furrower yang berhadapan yaitu
agar memudahkan mendapatkan bentuk dan ukuran guludan yang sesuai.
Perubahan pisau dan sayap yang dilakukan yaitu dengan menambah ketinggian
sayap sehingga dapat membentuk guludan yang melengkung pada sisi tepi dan
sisi atas guludan. Selain itu modifikasi juga dilakukan dengan membuat pengatur
sudut depan. Pengatur sudut depan dirancang untuk mengatur sudut kemiringan
antara mata pisau dengan permukaan tanah. Pengaturan sudut kemiringan yaitu
dengan mengatur dua buah baut pada bagian atas dan bawah.
4.2. Rancangan Fungsional
Bagian-bagian dari furrower pembuat guludan yang dirancang dan dibuat
terdiri dari pisau, sayap furrower, tangkai furrower, landside, batang tarik, siku
penguat, besi penjepit, batang penghubung, pengatur sudut depan, dan besi
penggandeng.
Bagian-bagian furrower tersebut mempunyai fungsi sebagai berikut :
4.2.1. Pisau
Pisau berfungsi untuk memotong permukaan tanah dan mengarahkannya
menuju ke bagian sayap furrower. Pisau merupakan bagian dari furrower
yang pertama kali melakukan kontak langsung terhadap tanah.
4.2.2. Sayap Furrower
Sayap furrower berfungsi untuk mengangkat dan membalikan tanah serta
membentuknya menjadi sebuah guludan. Bentuk sayap disesuaikan agar

31

mendapatkan bentuk yang diinginkan yaitu melengkung pada sisi tepi dan
atas dari guludan.
4.2.3. Tangkai furrower
Tangkai furrower berfungsi sebagai tempat menempelnya mata pisau,
sayap furrower dan landside. Tangkai furrower juga menjadi penghubung
antara bagian pisau atau sayap furrower dengan bagian batang tarik.
4.2.4. Landside
Landside berfungsi untuk menahan gaya tekan tanah dari arah samping
sehingga furrower dapat lebih stabil pada saat maju.
4.2.5. Batang Tarik
Batang tarik berfungsi sebagai tempat kedudukan tangkai furrower.
4.2.6. Siku Penguat
Siku penguat berfungsi untuk memperkuat hubungan antara batang tarik
dengan batang penghubung.
4.2.7. Besi Penjepit
Besi penjepit berfungsi untuk mengunci posisi tangkai furrower terhadap
batang tarik sehingga ketinggian dan jarak antar tangkai furrower tidak
berubah. Besi penjepit dirancang agar jarak antar pisau dan ketinggian pisau
dapat diatur sesuai kebutuhan.
4.2.8. Pengatur Sudut Depan
Pengatur sudut depan berfungsi mengatur sudut kemiringan antara mata
pisau dengan permukaan tanah.
4.2.9. Besi Penggandeng
Besi penggandeng berfungsi untuk menggandengkan furrower dengan
traktor.

32

4.3. Rancangan Struktural


4.3.1. Analisis Teknik
Analisis teknik pada rancangan furrower pembuat guludan dibagi
menjadi tiga bagian. Bagian-bagian tersebut terdiri dari : 1.) pisau, sayap,

dan tangkai furrower, 2.) pengunci, 3.) batang tarik.


4.3.1.1. Pisau, Sayap dan Tangkai Furrower
Rancangan pisau dan sayap furrower disesuaikan dengan bentuk
dan ukuran guludan yang diinginkan. Ukuran guludan yang akan dicapai
pada penelitian ini adalah seperti terlihat pada Gambar 18.

Gambar 18. Bentuk dan ukuran guludan yang diinginkan

Bentuk dan ukuran guludan yang diinginkan yaitu: 1) lebar bawah


guludan (Lg) = 40 cm, 2) lebar atas guludan (La) = 20 cm, 3) lebar antar
guludan (Ls)= 20 cm, dan 4) tinggi guludan (Tg) = 20 cm. Untuk
mendapatkan Lg = 40 cm dan Ls = 20 cm maka jarak antara mata bajak
diatur posisinya sehingga berjarak 60 cm dengan
dengan lebar potong bajak
untuk masing-masing bilah sebesar 10 cm. Lebar potong sebesar 10 cm
didapatkan dengan mengatur sudut pada mata pisau dengan panjang sisi
miring mata pisau 16 dan lebar potong 10 cm.
Tinggi guludan diperoleh dengan mengatur ketinggian sayap

furrower pada ketinggian 20 cm. Bentuk guludan yang diinginkan adalah


bentuk lengkung untuk bagian tepi dan bagian atas guludan. Sehingga
untuk mendapatkan kelengkungan yang diinginkan maka perlu dilakukan
penempaan sayap furrower berulang-ulang sampai diperoleh bentuk
guludan yang diinginkan.

33

Analisis untuk menentukan dimensi tangkai furrower didasarkan


pada pendekatan beban maksimum yang dapat ditarik oleh traktor roda
dua. Secara teori, kemampuan tarik maksimum traktor tangan adalah
sepertiga berat traktor tersebut. Traktor tangan yang digunakan pada
penelitian ini memiliki bobot sekitar 78 kgf, sehingga kemampuan tarik
(pull) maksimumnya adalah sekitar 26 kgf.

Pada furrower pembuat guludan dipasang dua bilah tangkai


furrower, sehingga kemampuan tarik maksimumnya dibagi menjadi dua
dengan masing-masing tangkai menarik beban maksimum sebesar 13
kgf. Beban tersebut akan ditahan oleh tangkai furrower dan akan
menimbulkan momen lentur pada tangkai tersebut. Beban tarik yang
dialami tangkai furrower dapat dilihat pada Gambar 19. Dimensi tangkai

furrower menurut besarnya beban yang mengenainya dapat ditentukan


dengan menggunakan rumus (Nash, 1957) :

a =

............................................................(7)

keterangan :
a

= Nilai kekuatan tarik bahan yang diperbolehkan (kgf/mm2)

= Momen yang terjadi pada tangkai (kgf mm)

= Titik tengah bahan (mm)

= Inersia bahan (mm4)

Gambar 19. Beban tarik yang dialami tangkai furrower

34

Untuk membuat tangkai furrower, digunakan plat dengan ketebalan


(b) = 10 mm dan panjang (L) = 185 mm. Kekuatan tarik bahan (baja
karbon) yang diperbolehkan (a) adalah sebesar 21 kg/mm2, dapat dilihat
pada Lampiran 1. Sehingga lebar tangkai (h) dapat ditentukan dengan
persamaan (Nash, 1957) :
a

=
............................(8)
= 

. 





...................(9)

Sehingga ;
 

h =   ............................(10)
 

digunakan safety factor (sf) = 4, sehingga ;
h = 









h = 16.6 mm

Selain mengalami beban dari arah depan (berlawanan dengan arah maju
traktor), tangkai furrower

juga mengalami beban dari samping yang

diakibatkan oleh kontak antara tepi tanah yang diolah dengan bagian sayap
furrower. Arah gaya yang mengenai furrower dapat dilihat pada Gambar 20.
Besarnya beban dari samping adalah sebesar sepertiga kali beban dari
arah depan. Dengan asumsi beban dari arah depan 13 kgf, maka tebal tangkai
rangka (h) minimum untuk dapat menahan beban samping, jika diasumsikan
lebar tangkai (b) adalah 16.6 mm dapat ditentukan dengan perhitungan :

35

Gambar 20. Beban lentur yang terjadi pada tangkai furrower

h =

.................................................................................. (11)

h =
h = 7.4 mm
Dari kedua perhitungan diatas, didapatkan nilai lebar minimum tangkai

furrower adalah 16.6 mm. Berdasarkan hasil perhitungan, dalam pembuatan


tangkai furrower digunakan bahan besi pelat dengan ukuran tebal (b) = 10
mm dan lebar (h) = 36 mm, penggunaan lebar tangkai 36 mm dikarenakan
ketersediaan di pasaran. Sehingga dengan penggunaan lebar tangkai 36 mm
telah memenuhi batas minimum menurut perhitungan.
4.3.1.2. Pengunci
Pengunci dibuat dari plat yang dipotong dan dirangkai menjadi bentuk U.
Bagian atas dan bawah pengunci merupakan plat yang dilubangi bentuk
persegi berukuran panjang (p) = 40 mm dan lebar (l) = 11 mm sebagai
tempat masuknya tangkai furrower. Pada bagian tengah pengunci tersebut
dipasang baut pengencang dengan ukuran diameter (D) = 12 mm dan panjang

36

40 mm untuk mengunci posisi tangkai furrower pada batang tarik. Bentuk


pengunci dapat dilihat pada Gambar 21.

Gambar 21. Bentuk rancangan pengunci

Pada saat furrower digunakan, tangkai furrower akan mengalami beban


yang akan diakibatkan oleh gaya tahanan tanah. Beban maksimum yang akan
diterima oleh setiap tangkai furrower diasumsikan sebesar 13 kgf. Karena
adanya beban pada tangkai furrower, pengunci akan mengalami beban tarik
dan beban lentur. Beban lentur yang terjadi pada pengunci dapat dilihat pada
Gambar 22. Momen yang terjadi pada pengunci dapat dilihat pada Gambar
23. Beban tarik yang terjadi pada pengunci dapat dilihat pada Gambar 24.
Beban tarik yang akan terjadi akan mengikuti persamaan berikut (Nash,
1957).
b =

.......(12)

keterangan :
b = nilai kekuatan geser bahan yang diperbolehkan (kgf / mm2)
W = beban tarik yang dialami bahan (kgf)
A = luas penampang bahan yang mengalami beban tarik (mm2)

37

Gambar 22. Beban lentur yang terjadi pada pengunci

Gambar 23. Momen yang terjadi pada pengunci


Keterangan : F1 = 13 kgf (gaya pada tangkai)
F2 = gaya pada pengunci
h1 = 27 mm
h2 = 185 mm

Ma = 0 .............................................................................................(13)
F1 h2 = F2 h1 ....................................................................................(14)
F2 = F1
F2 = 13
F2 = 89.1 kgf

38

Gambar 24 . Beban tarik yang terjadi pada pengunci

Dengan ukuran plat, tebal (b) = 10 mm, nilai kekuatan geser bahan (baja
karbon) yang diperbolehkan () = 21 kgf/mm2, dapat dilihat pada Lampiran 1

dan faktor keamanan (sf) = 6, maka jarak tepi lubang dari tepi depan plat (d)
dapat dihitung dengan persamaan berikut (Nash, 1957).

.......................................................................................(15)

........................................................................................(16)

=
d

= 1.3 mm

Jarak tepi lubang dari tepi samping pelat (c) dapat ditentukan dengan
persamaan (Nash, 1957) :
=

.................................................................................(17)

..................................................................................(18)

39

c =
c =
c =
c = 0.6 mm
Dalam pembuatan pengunci, jarak tepi lubang dari tepi depan dan

samping pelat (d dan c) adalah 12 mm dan 13 mm. Sehingga sudah sesuai


dengan batas minimum dari hasil perhitungan.
4.3.1.3. Batang Tarik
Batang tarik merupakan bagian penyangga tangkai furrower. Bagian ini

dibuat dari besi persegi berongga dengan ukuran dimensi adalah 30 mm x 20


mm, dan mempunyai ketebalan 2 mm dengan panjang 80 cm. Dari hasil
pengukuran, didapatkan nilai Dl = 30 mm, dan Bl = 20 mm. Bentuk
rancangan batang tarik dapat dilihat pada Gambar 25.

Gambar 25. Bentuk rancangan batang tarik


Dengan menggunakan persamaan (7), maka nilai inersia :

......................................................................................(19)

I =

.................(20)

40



.


!





= 1386.7 mm4
Untuk menentukan ukuran tebal batang tarik (t) dapat digunakan
persamaan inersia pada penampang persegi berongga (Nash, 1957).

I=

" #$
%$ &'  #(
%( 
 %$

................................................................(21)

I=

" #$
%$ &'  #(
%( 
 %$

................................................................(22)

I=

" #$
%$ &' ) #$'*
%$'* +
 %$

......................................................(23)

1386.7 =

" 
 &' ) '*
'* +

1386.7 =

 ' ) '*
'* +





249606 = (540000) [ (20-t) (30-t)3]


dengan menggunakan program Wolfram Mathematica 7.0 diperoleh nilai
tebal batang tarik ( t ) adalah sebesar 3.8 mm.
Pada kondisi sebenarnya (hasil pengukuran), nilai tebal batang tarik ( t )
adalah 2 mm. Nilai ini lebih kecil dari nilai hasil perhitungan, sehingga secara
teori batang tarik tidak akan mampu menahan beban. Untuk menambah
kekuatannya, maka dipasang dua buah siku penguat. Siku penguat
menghubungkan batang tarik dengan batang penghubung, sehingga dapat
memperkuat batang tarik ketika menahan beban. Dengan penambahan siku
penguat, diharapkan batang tarik dapat menahan momen lentur yang terjadi.
Akibat adanya beban pada ujung kanan dan kiri, pada batang tarik juga
terjadi momen puntir. Momen puntir yang terjadi pada batang tarik dapat
dilihat pada Gambar 26.

41

Gambar 26. Momen puntir yang terjadi pada batang tarik


Besarnya momen puntir yang terjadi dapat ditentukan dengan persamaan

berikut (Nash, 1957).


T = F x R .(18)
= (13 x 9.8) x 0.195
= 24.8 Nm
Puntiran yang terjadi adalah sebesar :

=
=
=
= 0.01 rad /m

= 0.5 o/m

karena panjang batang terpuntir adalah 80 mm, maka sudut puntir yang

terjadi ; = 0.5 0.08 = 0.04o. Sehingga dengan sudut puntir 0.04o


diharapkan dapat menahan beban puntir yang disebabkan oleh tangkai

furrower.

42

Anda mungkin juga menyukai