Anda di halaman 1dari 14

BAB V

ANALISIS PENYEBAB MASALAH

V.1. Analisis Penyebab Masalah


Dalam menganalisis masalah digunakan metode pendekatan sistem untuk
mencari kemungkinan penyebab dan menyusun pendekatan-pendekatan masalah.
Dari pendekatan sistem ini dapat ditelusuri hal-hal yang menyebabkan munculnya
permasalahan di desa Tegalarum, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.
Adapun sistem yang diutarakan disini adalah sistem terbuka terbuka pelayanan
kesehatan yang dijabarkan sebagai berikut :

INPUT

PROSES

OUTPUT

Money

P1

Cakupan

Method

P2

Program

Matrial

P3

Man

Machine

LINGKUNGAN
Fisik
Kependudukan
Sosial Budaya
Sosial Ekonomi
Kebijakan

Masalah yang timbul terdapat pada output dimana hasil kegiatan atau
cakupan kegiatan tidak sesuai dengan standar minimal. Hal yang penting pada

32

upaya pemecahan masalah adalah bahwa kegiatan dalam rangka pemceahan


masalah harus sesuai dengan penyebab masalah tersebut, yakni berdasarkan
pendekatan sistem penyebab masalah yang terjadi pada input, proses, maupun
lingkungan.
V.2. Cakupan Balita Yang Naik Berat Badan (N/D)
Berdasarkan data pencapaian SPM kegiatan Puskesmas Borobudur periode
Januari-Maret 2015 didapatkan data sebagai berikut :
Tabel 20. Cakupan balita yang naik berat badannya di Puskesmas
Borobudur Periode Januari Maret 2015

Indikator

Target (%)

Sasaran
(1tahun)

Sasaran
bulan
berjalan

Balita yang

Cakupan

Kegiatan

Persen
(%)

Pencapaian
(%)

80

4464

xxx

3777

84,60

106

80

3940

xxx

3046

77,32

97

datang dan
ditimbang
(D/S)
Balita yang
naik berat
badannya
(N/D)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa cakupan program balita yang datang
dan ditimbang (D/S) sudah memenuhi standar Dinkes Kabupaten Magelang yaitu
84,60 % dari sasaran balita yang datang dan ditimbang 4464, yang mengikuti
kegiatan 3777 balita.
Cakupan balita yang naik berat badannya (N/D) di Puskesmas Borobudur
belum memenuhi standar Dinkes Kabupaten Magelang yaitu 77,32% dari target

33

yang ditetapkan yaitu 80% dari sasaran balita dalam satu tahun yang naik berat
badannya 3940 balita, tetapi yang mengikuti kegiatan dan naik berat badannya
hanya 3046 balita.
Cakupan balita yang datang dan ditimbang serta balita yang naik berat
badannya di Desa Tegalarum Periode Januari-Maret 2015 adalah sebagai berikut :
Tabel 21. Cakupan Balita Yang Datang Dan Ditimbang Dan Naik Berat Badannya
Di Desa Tegalarum Periode Januari Maret 2015

Jan

Feb

Mar

135

135

140

115

115

113

89

89

90

D/S 85,18% 85,18%

80,71%

N/D 77,39% 77,39% 79,64%

Jumlah cakupan balita yang naik berat badannya (N/D) di Puskesmas Borobudur
periode Januari Maret 2015 adalah :

Jumlah balita yang berat badannya naik (N)


Besar Cakupan :

x100%
Jumlah balita yang ditimbang (D)

3046
Besar Cakupan :

x 100% = 77,32%
3940

Jumlah pencapaian balita yang naik berat badannya (N/D) adalah :

34

Besar Cakupan
Besar Pencapaian :

x 100%
Target Dinas Kesehatan
77,32

Besar Pencapaian :

x 100% = 96,66 % = 97,7%


80

Sedangkan hasil cakupan balita yang naik berat badannya (N/D) di Desa
Tegalarum periode Januari Maret 2015 adalah :
Jumlah balita yang berat badannya naik (N)
Besar Cakupan :

x 100%
Jumlah balita yang ditimbang (D)
268

Besar Cakupan :

x 100% = 78,13 %
343

Jumlah pencapaian balita yang naik berat badannya (N/D) di Desa Tegalarum
adalah :
Besar Cakupan
Besar Pencapaian :

x 100%
Target Dinas Kesehatan
78,13

Besar Pencapaian :

x 100% = 97,66%
80

Dari hasil perhitungan didapatkan pencapaian balita yang naik


berat badannya (N/D) di Desa Tegalarum periode Januari Maret 2015
kurang dari 100 %, yang berarti balita yang naik berat badannya menjadi
suatu masalah di desa ini.

35

V.3. Analisis Penyebab Masalah Dengan Pendekatan Sistem


Masalah adalah kesenjangan antara keadaan spesifik yang diharapkan,
yang ingin dicapai, yang menimbulkan rasa tidak puas, dan keinginan untuk
memecahkannya. Dengan demikian didapatkan ciri-ciri masalah : 8
1. Menyatakan hubungan dua atau lebih variabel
2. Dapat diukur
3. Dapat diatasi
Berikut ini merupakan urutan siklus pemecahan suatu masalah, yaitu : 8
1.

Identifikasi atau Inventarisasi Masalah


Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan, yang ingin dicapai,
menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja,
misalnya SPM. Kemudian mempelajari keadaan yang terjadi dengan
menghitung

atau

mengukur

hasil

pencapaian.Kemudian

membandingkan antara kedaan nyata yang terjadi (cakupan) dengan


keadaan tertentu yang diinginkan atau indikator tertentu yang sudah
ditetapkan (target).
2. Penentuan Penyebab Masalah
Penentuan penyebab masalah dilihat berdasarkan data ataupun
kepustakaan.

Penentuan

penyebab

masalah

hendaknya

jangan

menyimpang dari masalah tersebut.


3. Memilih Penyebab Yang Paling Mungkin
Penyebab masalah paling mungkin terjadi harus dipilih berdasarkan
sebab-sebab yang didukung oleh data atau konfirmasi.
4. Menentukan Alternatif Pemecahan Masalah
36

Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah apabila penyebab


masalah sudah dapat teridentifikasi dengan baik namun dalam
pemecahan masalah harus memiliki berbagai macam alternatif
pemecahan masalah.
5. Penetapan Pemecahan Masalah Terpilih
Setelah alternatif pemechan masalah ditentukan maka dilakukan
pemilihan pemecahan masalah terpilih (paling efektif dan efisien)
apabila ditemukan beberapa alternatif maka digunakan Hanlon
kualitatif untuk menentukan atau memilih pemecahan masalah terbaik.
6. Penyusunan Rencana Penerapan
Rencana penerapan masalah dibuat dalam bentuk POA (Plain Of
Action) atau rencana kegiatan.
7. Monitoring dan Evaluasi
Untuk mengetahui keberhasilan dari pemecahan suatu masalah
dilakukan monitoring pada saat proses penyelesaiaan masalah tersebut
berlangsung dan evaluasi setelah seluruh permasalahan selesai.

MASALAH

Monitoring dan
Evaluasi

Penentuan penyebab
Masalah

Penyusunan Rencana
Penerapan
Penetapan Pemecahan
Masalah Terpilih

Menentukan
Alternatif Pemecahan
Masalah

37

Memilih Penyebab
yang Paling mungkin

Gambar 4. Alur Perencanaan Penyelesaian Masalah

Setelah dilakukan analisis penyebab masalah, didapatkan kemungkinan


penyebab masalah sebagai berikut :
Tabel 22. Analisis Penyebab Masalah Rendahnya N/D ditinjau dari faktor
Input
Input
Man

Kelebihan

(Tenaga Kerja)

Tersedianya 1 orang

Kekurangan / penyebab masalah


Bidan desa :

bidan desa

Tidak mengecek ulang hasil


pencatatan dan pelaporan yang
ditulis kader.

Bidan sedang hamil trimester


ketiga sehingga kurang optimal

Tersedianya 18 kader
di Desa Tegalarum
dibagi dalam 4
posyandu

dalam bekerja dan tidak dapat


melakukan kunjungan ke rumah
balita yang bermasalah
Kader :
Kader tidak semuanya datang
ke posyandu setiap kegiatan
hanya 2 sampai 4 orang saja

38

sehingga kader yang hadir

Tersedianya

bekerja rangkap dan sistem 5

koordinator

meja posyandu tidak berjalan


maksimal
Pengetahuan

pelayanan gizi

kurang

kader

tentang

masih

pembacaan

KMS, tentang cara memantau


pertumbuhan
kekurangan

balita
tenaga

dan
untuk

penyuluhan
Koordinator gizi :

Hanya merekap data gizi tidak


mensurvei langsung.

Money

(Pembiayaan)

Terdapat dana

Terbatasnya dana operasional


untuk penyuluhan dan PMT

swadaya masyarakat

(Pemberian Makanan
digunakan untuk

Tambahan)

kepentingan posyandu

Terdapat dana
operasional dari dinas

Methode

kesehatan
Sudah dilakukannya

Tidak adanya penyuluhan atau

kegiatan posyandu

sosialisasi mengenai pentingnya

yang sesuai jadwal

pemantauan berat badan balita

setiap bulan
Sudah ada sistem 5

yang tetap atau turun


Tidak ada jadwal bidan desa

39

meja
Sudah ada

pemberitaan lewat
masjid di Desa

atau kader untuk melakukan


kunjungan rumah ke warga
yang mempunyai balita yang
bermasalah

Tegalarum untuk
Material

mengingatkan warga
Terdapat posyandu di

(Perlengkapan)
Machine

setiap dusun

(Peralatan)

Tersedianya alat-alat

posyandu sendiri

Timbangan tidak

terstandarisasi
Tidak tersedianya bahan

untuk dilakukannya
penimbangan berat
badan seperti
timbangan dacin,
kain timbangan

Terdapat KMS yang

Tidak adanya bangunan

penyuluhan tentang
pentingnya pemantauan
berat badan balita seperti
pamflet

dipegang warga
untuk melihat hasil
penimbangan berat
badan balita

Terdapat buku
laporan kegiatan dan
buku kohort, alatalat tulis

Tabel 23. Analisis Penyebab Masalah Rendahnya N/D ditinjau dari faktor
Proses

40

Proses
P1

Kelebihan
Kegiatan
posyandu

Kekurangan
Tidak adanya penyuluhan atau

terencana dan terjadwal

sosialisasi mengenai pentingnya

yaitu

sekali

pemantauan berat badan balita

disetiap dusun di Desa

yang tetap atau turun


Tidak ada jadwal kunjungan

bulan

Tegalarum

rumah

ke

mempunyai
P2

warga

yang

balita

yang

Posyandu dilakukan

bermasalah
Sistem 5 meja tidak selalu bisa

sesuai dengan jadwal


Pelaksanaan

terlaksana dengan baik


Tidak semua orang tua

menggunakan sistem

membawa balita datang untuk

5 meja.
Bidan desa dan kader

penimbangan BB

selalu membawa alat


dan segala kebutuhan

saat posyandu.
PMT (Pemberian
Makanan Tambahan)
selalu diberikan
setelah kegiatan

posyandu
Anak ditimbang dan
dilakukan pencatatan

di KMS
Pencatatan di buku
dibantu Kader
kemudian adanya
pelaporan ke bidan

41

P3

desa
Adanya pelaporan

kepada pimpinan dan

Dinkes
Koordinator gizi,

dicek ulang oleh koordinator

bidan desa dan kader


membuat laporan

Pelaporan hasil kegiatan tidak

gizi
Tidak

ada

evaluasi

setelah

kegiatan posyandu oleh bidan


desa dengan kader.
Kurangnya pemantauan

setiap bulannya
Adanya laporan

terhadap tata cara penimbangan


yang benar

mengenai balita yang


naik berat badannya

(N/D)
Adanya rapat evaluasi
kegiatan

dari

pimpinan
Adanya bidan yang
bertanggung jawab
dalam pengawasan
jalannya posyandu

Tabel 24. Analisis Penyebab Masalah Rendahnya N/D ditinjau dari faktor
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan

Kelebihan
Banyak ibu yang
memiliki sikap yang
baik terhadap
kegiatan posyandu

Kekurangan
Ibu bekerja sehingga tidak bisa

mengantar anak ke posyandu


Perilaku orang tua yang
menganggap bahwa posyandu
tidak harus rutin

Kemungkinan penyebab masalah :


42

1. Koordinator gizi hanya merekap data dan tidak mensurvei langsung


kegiatan di lapangan
2. Bidan desa tidak mengecek ulang hasil pencatatan dan pelaporan yang
ditulis kader
3. Bidan sedang hamil trimester ketiga sehingga kurang optimal dalam
bekerja dan tidak dapat melakukan kunjungan ke rumah balita yang
bermasalah
4. Jika ada kader yang berhalangan hadir saat posyandu, mengakibatkan
kader yang lain harus bekerja rangkap, sehingga tidak dapat maksimal
dalam pelayanannya
5. Pengetahuan kader masih kurang tentang pembacaan KMS, tentang cara
memantau pertumbuhan balita dan kekurangan tenaga untuk penyuluhan
6. Terbatasnya dana operasional untuk penyuluhan dan PMT (Pemberian
Makanan Tambahan)
7. Tidak

adanya

penyuluhan

atau

sosialisasi

mengenai

pentingnya

pemantauan berat badan balita yang tetap atau turun


8. Timbangan tidak terstandarisasi
9. Tidak tersedianya bahan penyuluhan tentang pentingnya pemantauan berat
badan balita seperti pamphlet
10. Belum tersedia bangunan posyandu sendiri
11. Bila ada perubahan jadwal sulit untuk dilakukan pemberitahuan yang
merata
12. Sistem 5 meja tidak selalu bisa terlaksana dengan baik
13. Tidak semua orang tua membawa balita datang untuk penimbangan berat
badan karena banyak ibu yang bekerja menganggap bahwa ke posyandu
tidak harus rutin

43

Hasil analisis masalah di atas dapat dibuat dalam bentuk diagram fishbone yaitu :

V.4 FISH BONE


PROSES

P2 :
Sistem 5 meja tidak selalu bisa terlaksana dengan baik
Tidak semua orang tua membawa balita ke Posyandu

P1 :
Tidak ada jadwal untuk kunjungan
rumah balita yang bermasalah berat
badannya
Tidak adanya penyuluhan atau
sosialisasi
mengenai
pentingna
pemantauan berat badan balita

Kader tidak semuanya datang ke

LINGKUNGAN

sehingga tidak dapat

Money

baik
Kurangnya pengetahuan kader
Koordinator program dan bidan desa

tidak melakukan evaluasi dan tidak

optimal dalam bekerja dan tidak


melakukan

kunjungan

rumah balita yang bermasalah

ke

Terbatasnya dana operasional

Methode

mengecek ulang hasil kegiatan


Bidan sedang hamil sehingga kurang

Penemuan kasus balita yang


naik berat badannya adalah
78,13%.

Tidak adanya bangunan Posyandu sendiri

melaksanakan sistem 5 meja dengan

dapat

MASALAH

Material

INPUT

Man
posyandu

P3 :
Pelaporan hasil kegiatan tidak dicek ulang oleh koordinator
gizi.
Tidak ada evaluasi setelah kegiatan posyandu oleh bidan desa
dengan kader.
Kurangnya pemantauan terhadap tata cara penimbangan yang
benar

Machine
Timbangan yang sudah
tidak terstandarisasi
Kurangnya media
penyuluhan gizi

Tidak adanya penyuluhan atau sosialisasi mengenai

pentingnya pemantauan berat badan balita


Tidak ada jadwal bidan desa atau kader untuk
melakukan kunjungan ke rumah balita yang bermasalah

Ibu bekerja sehingga tidak bisa


mengantar anak ke posyandu
Perilaku orang tua yang menganggap
bahwa posyandu tidak harus rutin

44

45

Anda mungkin juga menyukai