Anda di halaman 1dari 1

Nama

Noviyana S Hi Ali

(Masyarakat dan

kebudayaan malut)
NPM

0621 1411 002


Tarian Soya-Soya

Tari soya-soya adalah sebuah tarian khas Maluku Utara yang diciptakan
untuk menyambut prajurit atau pasukan setelah bertempur di medan
perang. Kata soya-soya sendiri bermakna semangat pantang. Tarian ini
berlatar belakang dari peristiwa sejarah kota Ternate semasa Pemerintahan
Sultan Babullah (1570-1583), yaitu ketika Sultan Babullah menyerbu
Benteng Kastela untuk mengambil jenazah ayahnya, Sultan Khairun yang
dibunuh secara kejam oleh tentara Portugis didalam benteng itu. Gerakan di
tarian ini terlihat seperti menyerang, mengelak dan menangkis. Jumlah
penari soya-soya sendiri tidak ditentukan. Bisa hanya empat orang dan
bahkan hingga ribuan penari. Musik pengiring tarian ini adalah gendang
(tifa), gong (saragai), dan gong yang berukuran kecil (tawa-tawa).
Pakaian yang dikenakan dalam tarian ini adalah pakaian berwarna putih dan
kain sambungan mirip rok berwara-warni, yaitu merah, hitam, kuning, dan
hijau. Setiap penari mengenakan ikan kepala waena kuning (taqoa) yang
merupakan symbol seorang prajurit perang.
Perlengkapan yang digunakan adalah berupa pedang (ngana-ngana) dari
bambu berhiaskan daun palem (woka) berwarna merah, kuning dan hijau,
serta dipasangkan kerincing atau biji jagung di dalamnya. Selain itu, para
penari juga membawa perisai (salawaku).

Anda mungkin juga menyukai