oleh
Nur Cholifah
2111412023
Wacana 1
rata-rata atsmosfer, laut dan daratan bumi sebagaimana yang disebutkan dalam
situs Wikimedia bahwa planet bumi telah menghangat (dan juga mendingin)
berkali-kali selama 4,65 miliar tahun sejarahnya.
Pada saat ini, bumi menghadapi pemanasan yang cepat, yang oleh para
ilmuwan dianggap disebabkan aktivitas manusia. Penyebab utama pemanasan ini
adalah pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas-gas
alam, yang melepaskan karbondioksida dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai
rumah kaca ke atmosfer. Ketika atmosfer semakin kaya akan gas-gas rumah kaca
itu, ia semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak panas dari matahari
yang dipancarkan ke bumi.
Dampak Pemanasan Global
Beberapa dampak yang akan dan sedang kita rasakan dari GW ini adalah
cuaca, tingginya permukaan laut, kesehatan manusia, kelangsungan hidup
hewan liar dan lain-lain. Cuaca yang tak menentu susah untuk diprediksi
sehingga merugikan petani untuk menentukan kapan mereka mulai bercocok
tanam dan menuai hasilnya. Begitu juga terhadap kehidupan nelayan, mereka
tidak bisa memprediksi pasang surut yang tak menentu.
Tingginya permukaan laut dapat mengakibatkan habisnya pulau-pulau
karena daerah yang berhamparan salju di antartika maupun antariksa mencair
(eror) akibat GW ini. Akibatnya, pulau-pulau kita akan tertutup habis. Jika ini
berlanjut, tidak mustahil tanah kita juga akan cepat tertutup air. Bahkan,
diprediksi bahwa tanah pulau-pulau kecil di Indonesia akan hilang dalam kurun
waktu 30 tahun ke depan jika GW ini masih berlanjut. Hewan dan tumbuhan mati
karena panasnya bumi ini. Karena jika untuk hewan yang ada di kutub tempat
mereka mencair tidak punya tempat untuk hidup. Begitu juga untuk kesehatan
kita, yang sekarang tinggal di Indonesia belum tentu mampu menahan panasnya
bumi.
Apa yang Harus Dilakukan?
Beberapa organisasi, Negara, bahkan orang yang paling berpengaruh mulai
bereaksi untuk menahan laju buruknya dampak dari GW ini. di Los Angeles
(Antara News) menyebutkan, mantan Wapres AS, Al Gore, mengumumkan
rincian rangkaian mega konser yang akan digelar di seluruh dunia. Hal itu untuk
meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya pemanasan global. Acara itu di
antaranya diikuti oleh band besar seperti Colodplay, Red Hot Chili, Peppers, Foot
Fighters, John Legend, Snoop Dogg, Black Eyed Peas, Keane, Kelly Clarkson,
John Mayer, Faith Hill, dan lain-lain.
Di Indonesia sendiri, beberapa mingu lalu telah dilakukan hal yang sama
dengan menggelar konser di Jakarta yang bertajuk The Soul dengan diikuti
lebih dari sepuluh band besar maupun band indie seperti Mocca, The Upstair,
Maliq & DEssential, dll. Seharusnya bukan hanya mereka yang peduli GW ini,
tetapi semua kalangan di seluruh dunia, mau rakyat kecil atau besar, orang kaya
atau miskin.
Kita semestinya tidak henti-henti untuk menyuarakan stop untuk pembakaran
hutan, pembakaran liar pohon-pohon, penghamburan energi, bahan bakar fosil,
seperti batu bara, minyak bumi dan gas alam, yang melepas karbondioksida.
Mulailah sekarang juga dari diri sendiri dan dari hal yang terkecil, kita tidak mau
global warming menjadi malaikat Izrail yang merayap di rambut umur kita.
Sumber. Pikiran Rakyat, 30 Agustus 2007
Kepaduan
Mencakup kepaduan bentuk (kohesi gramatikal dan kohesi leksikal) dan
kepaduan makna (koherensi)
Pada wacana di atas tidak semua aspek kepaduan ditemukan.
Kohesi gramatikal yang ditemukan
1. Penunjukan Anaforis
yang berada pada sebelah kiri yaitu alenia 1. Kata ini merujuk pada gas gas
tertentu di atmosfer termasuk uap air, karbondioksida, dan metana.
Ada yang berbeda dalam keadaan bumi kita antara zaman dulu
dan sekarang, orang-orang terdahulu seperti para seniman atau
sastrawan melukiskan dan menggambarkan bumi kita dengan
sangat bagga dan bersyukur. Alam ini akan mudah digambarkan
dan dilukiskan dengan semangat kejujuran dalam menuliskan
sajak-sajaknya yang memuji keindahan bumi.
Penggantian ditunjukkan dengan penggunaan kata nya yang terdapat
pada paragraf 2 alenia 2. Kata nya menggantikan kata seniman atau
sastrawan yang suda disebutkan sebelumnya.
Ada yang berbeda dalam keadaan bumi kita antara zaman dulu
dan sekarang, orang-orang terdahulu seperti para seniman atau
sastrawan melukiskan dan menggambarkan bumi kita dengan
sangat bagga dan bersyukur. Alam ini akan mudah digambarkan
dan dilukiskan dengan semangat kejujuran dalam menuliskan
sajak-sajaknya yang memuji keindahan bumi. Namun, seperti tisu
putih yang bersih yang baru saja jatuh ke atas genangan air kotor.
Seniman atau sastrawan yang pandai membuat sajak dan lukisan
di atas kain kanvas balik mengkritik keadaan bumi dan
penghuninya, baik melukis bumi dengan semacam kata-kata bumi
ini kotor, tua dan penghuninya yang merusak.
Pengulangan ditunjukkan dengan penggunaan kata seniman atau
sastrawan pada paragraf 1 yang diulang penggunaanya pada kalimat
selanjutnya yaitu pada alenia 4.
Beberapa dampak yang akan dan sedang kita rasakan dari GW ini
adalah cuaca, tingginya permukaan laut, kesehatan manusia,
kelangsungan hidup hewan liar dan lain-lain. Cuaca yang tak
menentu susah untuk diprediksi sehingga merugikan petani untuk
menentukan kapan mereka mulai bercocok tanam dan menuai
hasilnya.
Tingginya permukaan laut dapat mengakibatkan habisnya pulaupulau karena daerah yang berhamparan salju di antartika maupun
2. Ekuivalensi Leksikal
Akibat ulah manusia efek rumah kaca ini terjadi dan rumah kaca
merupakan salah satu penyebab terjadinya global warming (GW).
Global warming atau yang kita kenal dengan pemanasan global
adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atsmosfer, laut
dan daratan bumi sebagaimana yang disebutkan dalam situs
Wikimedia bahwa planet bumi telah menghangat (dan juga
mendingin) berkali-kali selama 4,65 miliar tahun sejarahnya.
Ekuivalensi leksikal ditunjukkan dengan penggunaan kata global
warming pada paragraf 4 alenia 1 dengan penggunaan kata pemanasan
global pada alenia 2.
Pada saat ini, bumi menghadapi pemanasan yang cepat, yang oleh
para ilmuwan dianggap disebabkan aktivitas manusia. Penyebab
utama pemanasan ini adalah pembakaran bahan bakar fosil,
seperti batu bara, minyak bumi, dan gas-gas alam, yang
melepaskan karbondioksida dan gas-gas lainnya yang dikenal
sebagai rumah kaca ke atmosfer. Ketika atmosfer semakin kaya
akan gas-gas rumah kaca itu, ia semakin menjadi insulator yang
menahan lebih banyak panas dari matahari yang dipancarkan ke
bumi.
Hewan dan tumbuhan mati karena panasnya bumi ini. Karena jika
untuk hewan yang ada di kutub tempat mereka mencair tidak
punya tempat untuk hidup. Begitu juga untuk kesehatan kita, yang
sekarang tinggal di Indonesia belum tentu mampu menahan
panasnya bumi.
Kausalitas ditunjukkan dengan penggunaan kata karena pada paragraf
7 yang menghubungakan antara alenia 4 dengan alenia 5.
2. Kontras
Ada yang berbeda dalam keadaan bumi kita antara zaman dulu
dan sekarang, orang-orang terdahulu seperti para seniman atau
sastrawan melukiskan dan menggambarkan bumi kita dengan
sangat bagga dan bersyukur. Alam ini akan mudah digambarkan
dan dilukiskan dengan semangat kejujuran dalam menuliskan
sajak-sajaknya yang memuji keindahan bumi. Namun, seperti tisu
putih yang bersih yang baru saja jatuh ke atas genangan air kotor.
Seniman atau sastrawan yang pandai membuat sajak dan lukisan
di atas kain kanvas balik mengkritik keadaan bumi dan
3. Ends
Tujuan dari wacana tersebut adalah memberi tahu mengenai bentrokan
yang hampir terjadi antarpendukung Capres-Cawapres Prabowo-Hatta
dan Jokowi-JK di Sleman maupun Pati.
4. Act Sequncees
Wacana tersebut merupakan wacana jurnalistik ilmiah sehingga bahasa
yang digunakan bahasa ragam baku. Ragam baku yang digunakan
sesuai dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia dan EYD
5. Keys
Nada yang tergambar dalam wacana di atas adalah nada semangat dan
antusias. Wartawan melukiskan keadaan yang terjadi melalui tulisan
dengan penuh semangat. Hal tersebut terlihat dari penggunaan tanda
baca yang melambangkan intonasi.
6. Instrumentalis
Dalam wacana tersebut media yang digunakan adalah media tulis atau
bahasa bahasa tulis. Hal tersebut dikarenakan wacana dengan judul
Bentrokan Tak Pengaruhi Eskalasi Politik diambil dari harian surat
kabar Suara Merdeka.
7. Norm
Antara penulis dengan pembaca tidak mempunyai hubungan yang
dekat atau dapat dikatakan tidak saling kenal antara satu dan yang lain.
Oleh sebab itu bahasa yang digunakan santun, tidak melanggar kode
Wacana 3
Frustasi terjadi jika seseorang terhalang oleh sesuatu hal dalam mencapai
sesuatu tujuan, kebutuhan, keinginan, pengharapan, atau tindakan tertentu. Agresi
merupakan salah satu cara berespons terhadap frustasi. Remaja miskin yang nakal
adalah akibat dari frustasi yang berhubungan dengan banyaknya waktu
menganggur, keuangan yang pas-pasan, dan adanya kebutuhan yang harus segera
terpenuhi tetapi sulit sekali tercapai. Akibatnya mereka menjadi mudah marah
dan berperilaku agresif.
Begitu pula tawuran pelajar yang tejadi ada kemungkinan faktor frustasi ini
memberi sumbangan yang cukup berarti pada terjadinya peristiwa tersebut. Sebagi
contoh, banyaknya anak-anak sekolah yang bosan dengan waktu luang yang
sangat banyak dengan cara nongkrong-nongkrong di pinggiran jalan dan ditambah
lagi efek mengejek yang bermuara pada terjadinya perkelahiran. Banyak juga
perkelahiran yang disulut oleh karena frustasi yang diakibatkan hampir setiap saat
dipalak (diminta uangnya) oleh anak sekolah lain padahal sebenarnya uang yang
dipalak adalah uang kebutuhan dirinya.
Proses Pendisiplinan yang Keliru
Pendidikan disiplin yang otoriter dengan penerapan yang keras terutama
dilakukan dengan memberi hukuman fisik, dapat menimbulkan berbagai pengaruh
yang buruk bagi remaja. Pendidikan disiplin seperti itu akan membuat remaja
menjadi seorang penakut, tidak ramah dengan orang lain, dan membenci orang
yang memberi hukuman, kehilangan spontanitas serta inisiatif. Pada akhirnya ia
melampiaskan kemarahannya dalam bentuk agresi kepada orang lain.
Hubungan dengan lingkungan sosial bergantung pada kekuasaan dan
ketakutan. Siapa yang lebih berkuasa dapat berbuat sekehendak hatinya. Adapun
yang tidak berkuasa menjadi tunduk. Pola pendisiplinan tersebut dapat pula
menimbulkan pemberontakan, terutaman jika larangan-larangan yang bersanksi
hukuman tidak diimbangi dengan cara lain yang dapat memenuhi kebutuhan
kebutuhan yang mendasar. Contohnya anak dilarang unuk keluar main, tetapi di
Topik
Bagi kalangan remaja aksi tawuran pelajar atau tawuran
Paragraf 2
Paragraf 3
Paragraf 4
Paragraf 5
Paragraf 6
kelompok
Pertanyaan yang timbul mengenai agresi
Marah
Agresi merupakan suatu respon terhadap amarah
Ejekan semakin seru karena rekan yang menjadi penonton
Paragraf 7
Paragraf 8
memanasi situasi
Gen berpengaruh dalam mengatur perilaku agresi
Sistem otak yang tidak terlibat dapat memperkuat dan
Paragraf 9
Paragraf 10
agresif
Anak-anak dan remaja belajar menyaksikan adegan
Paragraf 11
Paragraf 12
Paragraf 13
tawuran
Pendidikan disiplin otoriter dilakukan dengan memberi
Paragraf 14
Paragraf 15
Kesinambungan Topik
1. Pronominalisasi
Paragraf 11
Frustasi terjadi jika seseorang terhalang oleh sesuatu hal dalam
mencapai sesuatu tujuan, kebutuhan, keinginan, pengharapan, atau
tindakan tertentu. Agresi merupakan salah satu cara berespons
terhadap frustasi. Remaja miskin yang nakal adalah akibat dari
frustasi yang berhubungan dengan banyaknya waktu menganggur,
keuangan yang pas-pasan, dan adanya kebutuhan yang harus segera
terpenuhi tetapi sulit sekali tercapai. Akibatnya mereka menjadi
mudah marah dan berperilaku agresif.
Pada penggalan wacana di atas mempunyai kesinambungan topik
yang dipertahankan dengan cara pronominalisasi yaitu topic sebagai
hal yang sudah disebutkan dipertahankan penyebutannya dengan
pronominal. Pada wacana tersebut topiknya adah frustasi. Agar topic
tersebut
tetap
sinambung
dalam
kalimat
berikutnya
topic
tetap
sinambung
dalam
kalimat
berikutnya
topic
Paragraf 5
Jadi tidak dapat dipungkiri bahwa pada kenyataannya agresi
adalah suatu respon terhadap amarah. Kekecewaan, sakit fisik,
penghinaan, atau ancaman sering memancing amarah dan akhirnya
memancing agresi. Ejekan, hinaan, dan ancaman merupakan
pancingan yang jitu terhadap amarah yang akan mengarah pada
agresi. Anak-anak di kota seringkali saling mengejek pada saat
bermain, begitu juga dengan remaja biasanya mereka mulai saling
mengejek dengan ringan sebagai bahan tertawaan, kemudian yang
diejek ikut membalas ejekan tersebut. Lama kelamaan ejekan yang
dilakukan semakin panjang dan terus menerus dengan intensitas
ketegangan yang semakin tinggi.
Paragraf 6
Ejekan ini semakin lama-semakin seru karena rekan-rekan yang
menjadi penonton juga ikut-ikutan memanasi situasi. Pada akhirnya,
jika salah satu tidak dapat menahan amarahnya, ia mulai berupaya
menyerang lawannya. Dengan demikian, berarti isyarat tindak
kekerasan mulai terjadi. Bahkan pada akhirnya penonton pun tidak
jarang ikut-ikutan terlibat dalam perkelahiran.
Pada penggalan wacana di atas terdapat kata yang diulang
beberapa kali dalam beberapa bagian dalam wacana. Pada wacana
diatas topiknya ejekan semakin seru karena rekan yang menjadi
penonton memanasi situasi. Topik tersebut diulang pada beberapa
bagian. Pengulangan tersebut tidak dilakukan secara utuh namun
hanya terjadi pada pengulangan kata. Topik yang diulang adalah
penggunaan kata penonton. Kata penonton diulang pada kalimat
kedua dan kalimat kelima. Pengulangan tersebut tentunya bertujuan
untuk mempertahankan kesinambungan topik dalam wacana itu.
Paragraf 9
Kimia darah (khususnya hormon seks yang sebagaian ditentukan
faktor keturunan) juga dapat mempengaruhi perilaku agresi. Dalam
suatu eksperimen, ilmuan menyuntikkan hormon testosteron pada
tikus dan beberapa hewan lain (hormon testosterone merupakan
Pengulangan
tersebut
tentunya
bertujuan
untuk
Paragraf 10
Tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat ini anak-anak dan
remaja banyak belajar menyaksikan adegan kekerasan melalui
televisi dan juga game ataupun mainan yang bertema kekerasan.
Acara-acara yang menampilkan adegan kekerasan hampir setiap
saat dapat ditemui dalam tontonan yang disajikan di televisi mulai
dari film kartun, sinetron sampai film laga. Selain itu, ada pula
acara-acara TV yang menyajikan acara khusus perkelahiran dan
pembunuhan, meskipun sedikit, pasti akan menimbulkan rangsangan
dan memungkinkan untuk meniru model kekerasan tersebut.
Pada penggalan wacana di atas terdapat kata yang diulang
beberapa kali dalam beberapa bagian dalam wacana. Pada wacana
diatas topiknya anak anak remaja belajar menyaksikan adegan
kekerasan melalui televisi. Topik tersebut diulang pada beberapa
dilakukan
menimbulkan
dengan
berbagai
memberi
pengaruh
yang
hukuman
buruk
fisik,
bagi
dapat
remaja.
Paragraf 14
Hubungan dengan lingkungan sosial bergantung pada kekuasaan
dan ketakutan. Siapa yang lebih berkuasa dapat berbuat sekehendak
hatinya. Adapun yang tidak berkuasa menjadi tunduk. Pola
pendisiplinan tersebut dapat pula menimbulkan pemberontakan,
terutaman jika larangan-larangan yang bersanksi hukuman tidak
diimbangi dengan cara lain yang dapat memenuhi kebutuhan
kebutuhan yang mendasar. Contohnya anak dilarang unuk keluar
main, tetapi di dalam rumah tidak diperhatikan oleh kedua
orangtuanya karena kesibukan mereka.
Pada penggalan wacana di atas terdapat kata yang diulang
beberapa kali dalam beberapa bagian dalam wacana. Pada wacana
diatas topiknya tentang kekuasaan. Topik tersebut diulang pada
beberapa bagian. Pengulangan tersebut tidak dilakukan secara utuh
namun hanya terjadi pada pengulangan kata. Topik yang diulang
adalah penggunaan kata berkuasa. Kata pendidikan disiplin diulang
pada kalimat kedua dan ketiga.
3. Ekuivalensi Leksikal
Paragraf 7
dipertahankan
kesinambungannya
maka
pada
kalimat
berikutnya topik gen diubah atau diparafase dengan bentuk lain yaitu
faktor keturunan. Penggunaan bentuk tersebut sama sekali tidak
mengubah makna kalimat yang dimaksud karena tetap mengacu pada
faktor genetik
Paragraf 8
Sistem otak yang tidak terlibat dalam agresi ternyata dapat
memperkuat dan memperlambat sirkuit neural yang mengendalikan
agresi. Pada hewan sederhana, marah dapat dihambat atau
ditingkatkan dengan merangsang sistem limbik (daerah yang
menimbulkan kenikmatan pada manusia) sehingga muncul hubungan
timbal balik antara kenikmatan dan kekejaman. Orang yang
berorientasi pada kenikmatan akan sedikit melakukan agresi. Adapun
orang yang tidak pernah mengalami kesenangan, kegembiraan, atau
santai cenderng untuk melakukan kekejaman dan penghancuran
(agresi). Keinginan yang kuat untuk menghancurkan disebabkan oleh
ketidak mampuan untuk menikmati sesuatu hal yang disebabkan
cedera otak karena kurang rangsangan sewaktu bayi.
Pada penggalan wacana tersebut topik dipertahankan dengan cara
ekuivalensi leksikal maksudnya topik pada kalimat pertama disebut
Agar
topik
tersebut
memperkuat dan
dapat
dipertahankan
dipertahankan
kesinambungannya
maka
pada
kalimat
Wacana 4
Tuku bonka seko solo
Ojo lali tuku kursi
Ora ragu ora lali
Songo juli nomer siji
COBLOS NOMER SIJI-PRABOWO HATTA
PRABOWO CENTER JATENG-GERAKAN INDONESIA RAYA (GEMIRA) JATENG
Kalimat tersebut menggambarkan bahwa calon yang ada sekarng ini hanya
untuk mencari kekuasaan atau kedudukan. Kursi mempunyai makna konotasi
yang negatif yaitu kekuasaan. Maka muncullah kalimat seperti itu.
Mengapa menggunakan bentuk kampanye dengan bahasa seperti itu?
Pasangan Prabowo-Hatta ingin mengemas kampanyenya dalam bentuk yang
menarik. Mereka melibatkan keindahan bentuk bahasa dalam berkampanye.
Bahasa dibentuk sedemikian rupa. Kalimat yang digunakan mudah, simple tapi
bermakna. Pada kalimatnya jika huruf depan pada setiap kata diambil akan
membentuk kata yang berbunyi TOOS. Kata itu menggambarkan bahwa
pembaca dan harian surat kabar suara merdeka mempunyai pilihan yang sama
yaitu Prabowo-Hala, sehingga mereka menyuarakan kata toos.