Anda di halaman 1dari 18

BAB I

Pendahuluan
A. Latar Belakang
Hampir setiap bagian dari anatomi burung yang khas termodifikasi dalam
beberapa hal untuk meningkatkan kemampuan terbang. Tulang-tulang burung
memiliki struktur internal yang menyerupai sarang lebah, yang membuat
mereka kuat namun ringan. Adaptasi lain yang mengurangi berat burung
adalah tidak adanya beberapa organ, misalnya :
1. Pada burung betina yang hanya memiliki satu ovarium.
2. Selain itu burung modern juga tidak bergigi, suatu adaptasi yang
mengurangi bobot kepala.
3. Adaptasi lainnya seperti Makanan yang tidak dikunyah dalam mulut tetapi
digerus di dalam empedal (organ pencernaan yang terletak dekat
lambung).
4. Paruh burung yang terbuat dari keratin, terbukti sangat adaptif selama
evolusi burung dan terdapat dalam beragam bentukyang sesuai dengan
jenis makanan yang berbeda-beda.
Saat terbang burung memerlukan banyak sekali pengeluaran energi dari
metabolisme

aktif.

Burung

merupakan

hewan

endodermik

yang

menggunakan panas metabolismenya sendiri untuk mempertahankan suhu


tubuh yang hangat dan konstan. Bulu dan lapisan lemak pada beberapa
spesies memberikan penyekatan yang memungkinkan unggas untuk
mempertahankan

panas

yang

dihasilkan

dari

metabolisme

tersebut.

Sistem pernafasan yang efisien dan sebuah sistem peredaran darah dengan
sebuah jantung empat-ruang menjaga agar jaringan tetap mendapat suplai
oksigen dan zat-zat makanan yang mencukupi, sehingga mendukung laju
metabolisme yang kuat. Paru-paru yang efisien memiliki pipa halus yang
menuju ke dan dari kantung udara elastis yang membantu membuang panas
dan mengurangi kerapatan tubuh.
Untuk penerbangan yang aman, dibutuhkan alat indera yang tajam untuk
penglihatan. Burung memiliki mata yang sangat bagus, mungkin yang terbaik
diantara semua vertebrata. Secara proporsional, otak burung lebih besar
1

dibandingkan

dengan

otak

reptile

dan

amfibi,

burung

umumnya

memperlihatkan perilaku yang sangat kompleks. Tingkah laku burung


umumnya sangat rumit selama musim kawin. Karena telur sudah
bercangkang saat dikeluarkan, fertilisasi harus terjadi secara internal.
Kopulasi melibatkan kontak antara lubang pasangan kawin tersebut, yaitu
lubang bukaan kloakanya masing-masing. Setelah telur diletakkan, embrio
burung harus dipertahankan dan dijaga supaya tetap hangat dengan di erami
oleh induk betina, induk jantan, atau keduanya, bergantung pada spesies.
Adaptasi burung yang paling jelas untuk terbang adalah sayap. Sayap
burung merupakan Airfoil yang menggambarkan prinsip aerodinamika yang
sama seperti sayap pesawat terbang. Untuk menyediakan kekuatan untuk
terbang, burung mengepakkan sayapnya dengan cara kontraksi otot pectoral
(dada) besar yang ditambatkanke suatu taju (keel) pada tulang dada. Beberapa
burung, seperti burung rajawali dan elang, memiliki sayap yang diadaptasikan
untuk meluncur hanya dengan bantuan aliran udara maupun tiupan angin dan
hanya sekali mengepakkan sayapnya. Burung lain seperti burung kolibri,
harus mengepakkan sayapnya terus menerus untuk mempertahankan dirinya
tetap melayang di udara. Pada kedua kasus tersebut, bentuk dan pengaturan
bulu itulah yang membentuk sayap menjadi suatu airfoil. Namun, berbeda
dari burung lainnya, sayap Penguin telah berubah fungsi sebagai pendayung
saat menyelam. Apakah sayap Penguin berevolusi ?
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Evolusi ?
2. Hewan seperti apakah Penguin itu ?
3. Apakah sayap Penguin hasil dari evolusi ?
C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui tentang evolusi.
2. Mengetahui lebih jelas tentang Penguin.
3. Mengetahui kebenaran evolusi sayap pada Penguin.
D. Manfaat

Menambah pengetahuan tentang Evolusi khususnya pada Penguin bagi


para pembaca.

BAB II
Pembahasan
A. Pengertian Evolusi
1. Konsep Dasar Evolusi
Kata evolusi awalnya diungkapkan oleh seorang ahli filsafat
dari Inggris, akan tetapi belum mengarah pada evolusi kehidupan.
Dalam perkembangannya,

evolusi

digunakan

oleh

seorang

ahli

naturalis untuk menjelaskan fenomena kehidupan yang mengalami


perubahan dari waktu ke waktu. Berikut uraian tentang konsep evolusi
yang telah diungkapkan oleh para ahli.
a. Teori Evolusi Herbert Spencer
Herbet Spencer adalah seorang ahli filsafat dari Inggris yang
pertamakali menggunakan istilah evolusi. Menurut Spencer, konsep
evolusi yang dimaksud adalah berkaitan dengan suatu perkembangan
ciri atau sifat dari waktu ke waktu melalui perubahan bertingkat.
Pengertian yang dikemukakan oleh Spencer tersebut menunjukkan
terjadinya suatu proses perubahan. Namun demikian, tampak bahwa
pengertian yang dimaksud tidak terkait dengan kajian biologi, dan
pada perkembangannya istilah tersebut tenggelam bersamaan dengan
perkembangan pemikiran para ahli filsafat yang lain.
b. Teori Evolusi Jean-Baptiste Lamarck
Berbeda

halnya

dengan

Spencer,

Lamarck

memunculkan

istilah evolusi yang berkaitan dengan bidang kajian biologi yakni


evolusi makhluk hidup. J.B Lamarck mengungkapkan bahwa,
makhluk hidup merupakan tingkat-tingkat perkembangan kehidupan,
sedang manusia berada di puncak perkembangan tersebut. Yang
artinya bahwa tidak akan muncul lagi makhluk hidup yang lebih tinggi
tingkat kesempurnaannya

di masa yang akan datang. Proses

perkembangan tersebut menurut Lamarck dipengaruhi oleh kebiasaan.


Kebiasaan tersebut akan menyebabkan perubahan struktur tubuh
(anatomi) dan diwariskan kepada keturunannya. Sebagai akibat
pengaruh kebiasaan tersebut, Lamarck menyimpulkan bahwa organorgan yang digunakan akan berkembang sedangkan organ yang tidak
digunakan akan mengalami kemunduran (use and disuse).

Gambar 1. Contoh Evolusi menurut Lamarck

Lamarck

memberikan

contoh

fenomena

jerapah

sebagai

pendukung teorinya. Menurut Lamarck, jerapah pada mulanya


berleher pendek. Karena sering digunakan untuk menggapai pucuk
dedaunan yang semakin tinggi, maka leher jerapah menjadi panjang.
Mengapa jerapah harus menggapai pucuk dedaunan yang tinggi?
Lamarck menjelaskan bahwa pucuk di bagian bawah telah habis
dimakan, sehingga untuk mempertahankan hidup maka jerapah harus
menjangkau pucuk dedaunan yang tinggi.
c. Teori Evolusi Charles Darwin
Charles Darwin adalah seorang naturalis Inggris yang mengikuti
ekplorasi kapal HMS Beagle untuk membuat peta pelabuhan dunia
pada tahun 1831. Di sepanjang perjalanan inilah Darwin meneliti
berbagai hewan dan tumbuhan yang dijumpainya. Darwin berada di
Kepulauan Galapagos selama kurang lebih 2 bulan dan melakukan
pengamatan terhadap

bermacam-macam hewan

yang

ada

di

kepulauan terpencil itu. Melalui pengamatan tersebut dan berbagai


pengamatan lanjutan

yang

dilakukannya selama

puluhan

tahun

terhadap koleksi hewan dan tumbuhan yang diperolehnya,

Gambar 2. Bagan Alir Konsep Teori Evolusi

Darwin

merumuskan

embrio Teori

Evolusi.

Pada

1859,

Darwin menerbitkan buku yang berjudul On the Origin of Species by


means of Natural Selection, yang menyajikan bukti-bukti yang
menunjukkan bahwa kehidupan telah berevolusi sepanjang sejarahnya
dan

bahwa

mekanisme yang

menyebabkan terjadinya

evolusi

adalah seleksi alam.

2. Pro dan Kontra Teori Evolusi


Teori

Evolusi

yang

dikemukakan

oleh

para

ahli

pada

masanya, mendapat tanggapan dari berbagai kalangan baik yang berasal


dari kelompok ilmuwan maupun kelompok lain. Tanggapan yang
muncul pun beragam. Ada yang bersifat saling mendukung (pro) dan ada
pula yang menolak (kontra). Tanggapan-tanggapan tersebut antara lain:
a. Teori Evolusi Lamarck vs Weismann
Weismann

(1834-1912)

adalah

seorang

ahli

biologi

dari

Jerman yang menentang pendapat Lamarck mengenai diturunkannya


6

sifat-sifat yang diperoleh dari lingkungan. Penolakannya terhadap teori


Lamarck didukung oleh hasil percobaannya terhadap 2 ekor tikus yang
dipotong ekornya kemudian dikawinkan. Setelah diamati, keturunan
yang lahir ternyata tetap berekor panjang. Berdasarkan pengamatan
Weismann, keadaan ini tetap berlangsung meskipun dilakukan sampai
20 generasi.
Pada akhirnya Weismann menyimpulkan bahwa perubahan
sifat yang

diperoleh

dari lingkungan tidak

diwariskan kepada

keturunannya. Pewarisan sifat akan diturunkan kepada generasi


berikutnya apabila terjadi perubahan pada tingkat gen yaitu pada sel-sel
gamet.
b. Teori Evolusi Lamarck vs Darwin
Keduanya

berbeda

pendapat

mengenai

fenomena

jerapah

berleher panjang. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, menurut


Lamarck pada awalnya jerapah berleher pendek akan tetapi karena
makanan yang berupa daun makin berkurang, maka dari generasi ke
generasi leher jerapah semakin panjang untuk menjangkau daun yang
semakin tinggi letaknya. Sedangkan menurut Darwin, dalam populasi
jerapah ada yang berleher panjang dan berleher pendek. Dalam
kompetisi untuk mendapatkan makanan, jerapah berleher panjang tetap
bertahan hidup sedangkan jerapah berleher pendek akan tersingkir
secara perlahan- lahan. Dari fenomena ini muncullah gagasan Darwin
tentang seleksi alam.
c. Teori Evolusi Darwin vs Weismann
Berbeda dengan tanggapannya mengenai gagasan Lamarck,
gagasan Weismann lebih menjelaskan pandangan Darwin mengenai
seleksi alam. Menurut Weismann, evolusi menyangkut masalah
bagaimana pewarisan gen melalui sel-sel kelamin, sehingga perubahan

sifat-sifat karena pengaruh lingkungan tidak akan diwariskan kepada


keturunannya.
Jadi dengan jelas bahwa leher panjang atau pendek pada
jerapah dikendalikan oleh gen. Gen untuk sifat leher panjang bersifat
dominan, sedangkan gen untuk sifat leher pendek bersifat resesif.
d. Teori Evolusi Darwin vs Wallace
Kedua tokoh tersebut mempunyai persamaan gagasan dalam
menanggapi masalah evolusi. Mereka sependapat bahwa evolusi terjadi
melalui seleksi alam. Munculnya spesies baru berasal dari spesies
sebelumnya. Setiap individu anggota populasi mempunyai kemampuan
untuk berkembang biak dan diantara individu-individu tersebut terdapat
variasi.
Dalam usahanya untuk mempertahankan hidup, individu yang tidak
mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan akan tersingkir dan
akhirnya punah.
Selain para ahli di atas, muncul juga pihak yang menentang
Teori Evolusi dari sudut pandang yang berbeda. Pihak tersebut adalah
kelompok agamawan (creationist) yang menolak Teori Evolusi dari
sudut pandang ajaran agama. Kelompok ini dikenal sebagai kelompok
yang menganut paham kreasionisme.
Paham

kreasionisme

adalah

suatu

paham

yang

meyakini

bahwa makhluk hidup dan segala jenisnya diciptakan oleh Tuhan,


secara terpisah (tidak ada kesamaan leluhur, atau bahwa satu jenis
makhluk hidup tidak diturunkan dari jenis makhluk hidup lain).

B. Penguin
8

Penguin adalah jenis burung yang tidak bisa terbang,dari family


Spheniscidae,terdapat

17

spesies

penguin

dan

hampir

semuanya

berkembangbiak di belahan bumi bagian selatan.Nama Penguin diyakini


berasal dari bahasa Welsh pena gwyn yang berarti: kepa putih nama itu
awalnya diterapkan untuk burung Great auk
Great auk adalah burung yang hidup dibelahan bumi utara,dan telah
punah di abad ke 19,Great auk terlihat mirip dengan penguin dan juga tidak
dapat terbang,kepunahan Great auk kemungkinan disebabkan oleh para pelaut
yang menggunakannya sebagai sumber makanan.
Struktur tulang penguin berbeda dengan burung yang biasanya terbang,
penguin mempunyai kerangka yang jauh lebih berat dan kuat ,sementara
burung biasa harus memiliki kerangka yang seringan mungkin karena akan
sangat membantu untuk melakukan penerbangan.
Rata-rata burung yang dapat terbang adalah hasil kombinasi tulang
yang tipis dan berongga,dan memiliki kekuatan yang memadai
didukung dengan berat badan
memiliki kerangka

serta

yang ringan, sementara penguin harus

yang padat untuk melawan daya apung

air ketika

menyelam dibawah permukaan air.


Kerangka

penguin

sangat berbeda dari burung lainya terutama

disekitar furkula dan tulang dada hal ini disebabkan karena fungsi gerakan
yang berbeda antara penguin dan burung lainya.Perbedaan struktur tulang
tersebut memberikan petunjuk penting untuk membedakan fosil penguin dan
burung lainya.
Fosil penguin pertama ditemukan

adalah

Palaeeudyptes yang

ditemukan pada abad ke 19 di Selandia Baru ,fosil tersebut ditemukan dalam


batuan yang berumur sekitar 25 juta tahun , fosil penguin terbesar yang
pernaah ditemukan ukuranya sama dengan ukuran seorang manusia. Hingga
saat ini tidak pernah ada lagi fosil penguin yang ditemukan di belahan bumi
bagian utara.

Terlepas dari sejarah panjang evolusi spesies penguin yang ada pada
saat ini tidak banyak mengalami perubahan dari leluhurnya ,mereka
kebanyakan memiliki

bagian atas tubuh kehitaman dan bagian bawahnya

berwarna putih,hal ini akan sangat membantu untuk menyamarkan penguin


dengan warna langit pada saat penguin sedang berenang bila dilihat dari
bawah.Akan tetapi ketika penguin berenang di laut dalam jika dilihat dari
atas penguin akan tersamar akan warna gelapnya.

Gambar 3. Siklus Kehidupan Penguin

Penguin mempunyai bulu anti air dan saling berkaitan ,sehingga


mampu memberikan penghalang yang sangat efektif terhadap air,bulunya
menutup rapat tubuhnya sehingga sangat sedikit udara yang terperangkap
pada setiap helaian bulunya,tentunya hal tersebut akan sangat membantu pada
saat penguin menyelam sehingga mencegah penguin untuk mengapung .
Ketika penguin ada di darat bulu-bulunya

berdiri tegak

sehingga

mampu menyebak lapisan udara hangat yang yang sangat bermanfaat untuk
memberikan insulasi

udara dingin,selain itu penguin memiliki timbunan

lemak tebal dibawah kulitnya agar suhu tubuhnya tetap terjaga.

10

Gambar 4. Segerombolan Penguin saat menyelam

Bagian kaki penguin tidak tertutup oleh bulu,penguin dapat menjaga


suhu

kakinya

dengan

cara

mengalirkan

darah

hangat

ke

kakinya,sesampainya di kaki darah penguin kembali dingin ,kemudian darah


dingin dari kaki dikirimkan lagi ke tubuhnya,system vascular ini dapat
membatasi jumlah darah yang mengalir ke sirip dan kaki sehingga suhu
kaki dapat dijaga pada titik 6 derajat Celcius meskipun suhu inti tubuh
mencapai 39 derajat celcius ,hal ini dapat mengurangi jumlah panas yang
hilang pada saat cuaca dingin,pada cuaca yang panas proses vascular ini
dapaat dibalik sehingga dapat menjaga suhu tubuh penguin tetap stabil.

C. Evolusi Sayap Penguin


Penguin masuk dalam kelas Aves, yang berarti hewan ini merupakan
"saudara" dari burung. Penguin memiliki sayap, namun mengapa hewan yang
berhabitat asli di Kutub ini tidak mampu terbang?

11

Gambar 5. Penguin sedang meluncur, mirip terbang

Dilansir ABC, Rabu (22/5/2013), penguin kehilangan kemampuan


untuk terbang jutaan tahun lalu. Studi terbaru menjelaskan bagaimana sayap
penguin berfungsi untuk mendukung pergerakan dalam air ketimbang untuk
terbang.
"Setelah penguin 'menyerah' untuk terbang, perubahan struktur sayap
dan ukuran tubuh secara keseluruhan dan bentuk mungkin berubah dengan
cepat," kata peneliti University of Missouri-St Louis, Robert Ricklefs. Ia
mengatakan, dengan perubahan sayap dan ukuran tubuh ini, sehingga penguin
tidak dapat terbang.
Lebih lanjut ia menjelaskan, penguin jauh lebih berisiko untuk diterkam
mangsa di air ketimbang di darat. "Sehingga ada seleksi kuat untuk membuat
kemampuan berenang dan menyelam penguin seefisien mungkin," tambahnya.
Peneliti berpikir, dengan kemampuan terbang seharusnya penguin lebih
aman dari sergapan mangsa. Dengan terbang juga memungkinkan hewan ini
untuk cepat sampai di tujuan. Seperti diketahui, penguin Emperor mampu
berjalan lebih dari 52 kilometer. Perjalan memakan waktu hingga beberapa
hari.
Tony Diamond dari University of New Brunswick di Canada
mengungkapkan, meneliti keragaman dari mobilitas burung seperti berjalan,
berlari, berenang dan terbang adalah hal menarik. Menurutnya, studi ini bisa
mengklarifikasi dan menjelaskan pola evolusi yang rumit.
Rory Wilson of Swansea University di Inggris mengatakan, studi ini
akan lebih meyakinkan apabila penguin dibandingkan dengan Auk, yang

12

merupakan burung dari keluarga Alcidae."Beberapa burung memiliki jenis


yang sangat berbeda dari bulu yang dapat mempengaruhi hilangnya panas.
Hilangnya panas, bisa berdampak pada energi burung ketika terbang dan
menyelam," jelasnya.

Gambar 6. Burung Puffin, salah satu spesies Auk

Sayap penguin telah beralih fungsi digunakan alat bantu untuk


berenang, ketimbang untuk membawanya mengangkasa. Dan penguin telah
kehilangan kemampuan terbangnya beribu-ribu tahun lalu.
Studi terbaru menduga bahwa penguin si burung laut berhenti terbang
sebagai akibat proses evolusi, yang membuat penguin harus melakukan
adaptasi terhadap lingkungan: menjadi perenang ulung. Menurut studi yang
dipublikasikan pada Proceedings of the National Academy of Sciences edisi 20
Mei ini, penguin perlu berenang di tengah lingkungan yang kompetitif.
Mungkin terbang, untuk beberapa aspek, adalah suatu keuntungan bagi
para penguin yang hidup di Kutub Selatan. Misalnya saat melarikan diri dari
predator, atau saat pawai koloni penguin emperor yang bisa sampai berharihari lamanya.
Namun ditegaskan kembali oleh Katsufumi Sato, ahli bidang ekologi
perilaku di Ocean Research Institute - University of Tokyo, hal ini terjadi
karena faktor evolusi. Burung penguin berevolusi ke ukuran tubuh yang lebih
besar sehingga membutuhkan penopang ketika menyelam di dalam air.
Demi alasan penting ini, sayap mengalami pengurangan secara
progresif, yang membuat berenang lebih efisien dan saat dipakai terbang

13

sebaliknya. Ini bisa jadi jawaban mengapa pada saat itulah kemampuan
penguin untuk terbang berangsur-angsur lenyap.
Sato yang merupakan National Geographic Society Emerging Explorer
ini juga menjelaskan, tubuh yang lebih besar memungkinkan mereka untuk
lebih lama menyelam. Ketika kesempatan dalam masa transisi di mana sayap
tersebut digunakan baik untuk terbang maupun menyelam, maka yang terjadi
malah merugikan bagi penguin karena memboroskan energi serta tidak bisa
bertahan lama.
Julia Clarke, peneliti yang menekuni evolusi burung dari University of
Texas di Austin, mengungkap, "Ada perbedaan yang ditemukan pada penguinpenguin di asal mula, akan tetapi masih sedikit data relevan yang bisa dipakai
mengembangkannya. Penemuan terbaru ini dapat menjadi satu kunci dalam
pemaparan tentang transisi dari model 'sayap' ke 'sirip' penguin."
Inkayacu paracasensis adalah sebuah spesies penguin yang hidup pada
36 juta tahun yang lalu, penguin ini memiliki postur tubuh yang
mengesankan, yaitu setinggi 5 kaki atau sekitar 1.5 meter, memiliki warna
merah dan abu-abu. Ilmuwan mengumumkan penemuan ini pada hari Kamis,
30 September 2010. Fosil spesies penguin yang memiliki tinggi 150 cm
ditemukan di Peru pada tahun 2007tapi baru hari ini diumumkan.

Gambar 7. Fosil-fosil Penguin Purba yang ditemukan

14

Penguin yang mendapat julukan raja air itu diperkirakan hidup 36


juta tahun yang lalu. Sebagai pembanding, penguin terbesar saat ini hanya
memiliki tinggi 120 cm. Selain tinggi, warna penguin raksasa yang ditemukan
berbeda dengan penguin sekarang. Para peneliti di laboratorium mendapati
bulu sayap dan bulu tubuh. Warna pada ujung sayap adalah abu-abu dan
bagian bawah sayap berwarna cokelat kemerahan, jelas pemimpin stud Julia
Clarke yang juga seorang ahli purbakala dari University of Texas, Austin.
Para peneliti mengaku terkejut mendapati warna cokelat dan abu-abu
pada tubuh penguin. Penguin yang kami temui ini telah dewasa sehingga
adanya warna cokelat dan abu-abu ini mengejutkan bagi kami, ujar Dan
Ksepka, ahli burung purbakala dari North Carolina State University yang
turut terlibat dalam studi. Meski demikian, Ksepka mengakui kalau para
peneliti belum bisa menentukan warna seluruh tubuh dengan pasti karena tak
memiliki cukup bulu. Kenapa penguin berubah warna menjadi hitam dan
putih? Clarke beranggapan kalau perubahan warna itu mungkin merupakan
upaya kamuflase, agar para pemangsa penguin, seperti anjing laut, yang
berada di bawah air tidak dapat melihat penguin karena tersamar oleh langit.
Sementara pemangsa yang ada di langit melihat warna hitam di punggung
penguin sebagai lubang di permukaan.

15

Gambar 8. Fosil sayap Penguin

Akan tetapi, ada bukti melanosome (bagian sel yang mengandung


melanin) yang menunjukkan kalau perubahan warna itu merupakan efek
samping gaya hidup penguin di dalam air. Penguin raksasa ini memiliki
melanosome mirip dengan melanosome milik burung lain yang berwarna
cokelat kemerahan. Tapi, paket pigmen yang ada di dalamnya sangat berbeda
dengan penguin modern. Para peneliti memperkirakan kalau perubahan
melanosome itu membuat bulu penguin semakin kuat, membuat sayap
mereka keras dan kaku sehingga lebih kuat untuk berenang. Sepertinya

16

perubahan melanosome itu tidak berdampak langsung pada warna penguin,


kata Clarke. Perubahan warna mungkin juga disebabkan oleh perubahan
lingkungan yang belum kita ketahui, tambahnya.

BAB III
Kesimpulan

17

Kebenaran tentang evolusi sayap Penguin yang berubah menjadi


Sirip untuk berenang belum dapat diterima secara penuh. Banyak para ahli
yang berpendapat bahwa sayap penguin tidak pernah berevolusi. Banyak
bukti-bukti yang menunjukan adanya penguin purba yang juga merupakan
hewan perenang seperti sekarang ini. Sejauh ini nelu ada yang menemukan
tanda-tanda adanya penguin yang bisa terbang walaupun dimasa lampau.
Banyak para ahli penentang evolusi berpendapat bahwa tidak mungkin ada
struktur hewan lain yang mampu hidup selain penguin pada habitat seperti
tempat tinggal penguin.

18

Anda mungkin juga menyukai