Anda di halaman 1dari 12

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI ALAT UKUR JARAK TEMPUH

ODOMETER DIGITAL UNTUK MENENTUKAN MASA SERVICE MENGGUNAKAN


MIKROKONTROLER
Design And Implementation Of Digital Odometer To Determine The Service Time Using
Microcontroller
Ady Agung Syah Putr
1,2.3

, Angga Rusdinar, ST., MT,. Ph.

, Unang Sunarya, ST,M

Prodi D3 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Ilmu Terapan Telkom University


Jln. Telekomunikasi Dayeuhkolot Bandung 40257 Indonesia

adyagungsp@gmail.com,

anggarusdinar@gmail.com,

unangsunarya@gmail.com

ABSTRAK
Pada zaman sekarang kebutuhan semakin bertambah, biaya untuk kebutuhan pribadi seperti bensin
untuk motor, waktu service untuk motor,makan,minum, dan lain -lain. Meski kendaraan bermotor bukan
merupakan kebutuhan pokok, hampir semua orang menggunakannya. Kendaraan bermotor perlu dirawat agar
tidak mudah rusak. Akan tetapi tidak semua orang ingat waktu service kendaraan bermotor. Untuk mencegah
kerusakan maka diperlukan suatu sistem yang dapat mengingatkan pengguna kendaraan roda dua.
Pada umumnya waktu service kendaraan roda dua dilihat dari jarak yang ditempuh maupun tempo
bulan. Untuk itu digunakan Mikrokontroler dan Rotary Encoder. Dengan mengkonversi putaran menjadi jarak,
maka waktu service dapat diketahui. Apabila sudah mendekati waktu service, maka akan diberikan suatu
peringatan. Sistem ini juga dilengkapi dengan jam dan memory yang digunakan untuk menyimpan data-data
service yang dilakukan ditampilkan pada LCD.
Proyek akhir ini diharapkan dapat membantu para pengguna sepeda motor agar selalu mengingat waktu
service. Memudahkan ketika para pengguna kendaraan bermotor ketika lupa waktu servicenya dan juga lebih
bisa menjaga motornya agar selalu dalam kondisi yang baik.
Kata Kunci : Mikrokontroler, Rotary Encoder, Service, Kendaraan Roda Dua.
ABSTRACT
At the time of growing needs, now costs for personal needs such as petrol for motor,motor service
for time, eat, drink, and others. Even if the motor vehicle is not a staple, almost everyone uses it. Motorists need
to be treated in order not easily broken. But not everyone remembers the time service of motor vehicles. It
is necessary to prevent damage to a system that can alert users of two-wheeled vehicles.
In general the time service two-wheeled vehicle as seen from the distance traveledand the tempo of the
month. To use a
microcontroller and a
Rotary Encoder. By converting the
round into the
distance,
then the service can be known. When itapproaches the time of service, it will be given a warning. The system is
also equipped with a clock and the memory used to store the data service that is done is displayed on the LCD.
The final project is expected to help the motorists to always remember the timeservice. Makes it
easy when users vehicles when it forgot the time its service and also more able to keep motornya keep in good
shape.
Keywords: Microcontroller, Rotary Encoder, Service, Two-Wheeled Vehicle.

1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sepeda motor adalah alat transportasi yang digunakan oleh setiap orang untuk memudahkan
aktivitasnya dalam menyelesaikan setiap pekerjaan dan merupakan alat transportasi yang sangat efisien,

apalagi di daerah perkotaan yang sering terjadi kemacetan. Dengan kondisi daerah yang sering terjadi
kemacetan sangat penting merawat dan menjaga kondisi kendaraan sepeda motor untuk tetap prima demi
keamanan dan kenyamanan pada saat berkendara. Untuk mendapatkan kondisi kendaraan agar tetap
prima, servis merupakan suatu kebutuhan yang harus dilakukan oleh setiap pengguna kendaraan. Oleh
karena itu perawatan dan servis kendaraan harus dilakukan di bengkel resmi secara teratur agar
kualitasnya tidak mengecewakan dan memenuhi standar produsen kendaraan tersebut.
Riwayat servis memang merupakan hal baru yang diterapkan oleh bengkel motor. Ini merupakan
hasil adaptasi dari riwayat penyakit yang biasa diterapkan oleh rumah sakit. Dengan adanya riwayat servis
tentang kendaraan sepeda motor pelanggan, pihak bengkel motor dapat meminimalisir kerusakan berat yg
mungkin akan terjadi pada setiap kendaraan sepeda motor dan akan menjadi petunjuk bagi teknisi untuk
menindak lanjuti keluhan yg dirasakan oleh konsumen, setidaknya teknisi sudah mempunyai gambaran
keluhan konsumen, melalui pedoman riwayat servis ini.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut maka dibutuhkan sebuah perangkat untuk mengetahui
indikator seperti kondisi, baik dan peringatan servis melalui perhitungan pada jarak tempuh odometer
motor.
1.1 Rumusan Masalah
Dari pembahasan diatas penulis dapat mengambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana mengetahui perhitungan jarak tempuh dan membuat sistem peringatan ganti oli dalam
masa service pada kendaraan.
2. Apakah jarak tempuh yang ditampilkan alat pada LCD?
3. Bagaimana rancangan bentuk rangkaian alat pemantau kecepatan dan jarak tempuh dan peringatan
masa service berbasis mikrokontroler AVR ATMega8535.
4. Bagaimanakah sistem kerja dari rangkaian alat pemantau kecepatan dan jarak tempuh yang akan
dibuat.
1.2 Tujuan
Untuk mengingatkan para pengguna sepeda motor agar tidak lalai dalam perawatan sepeda motornya. Dapat
merealisasikan proyek akhir ini untuk memantau kecepatan dan jarak tempuh. Merancang Perangkat
elektronika berbasis mikrokontroler ATMega8535 untuk menentukan masa service.
1.3 Batasan Masalah
Batasan Masalah yang dapat diambil penulis dari pembahasan diatas adalah sebagai berikut :
1 Akurasi hasil jarak tempuh pada LCD.
2 Peringatan masa service ketika jarak tempuh sudah terlampaui yang ditampilkan pada LCD.
3 Menggunakan mikrokontroler AVR ATMega8535.
4 Menggunakan penampil LCD untuk menampilkan data.
5 Menggunakan sepeda motor Honda
6 Melakukan Modifikasi pada Bagian Speedometer.
7 Pengujian yang dilakukan setiap 10 km.
8 Menggunakan Software Code Vision AVR dan bahasa C untuk pemrogramannya
9 Digunakan pada saat kondisi cuaca cerah.
1.4 Metodologi Penyelesaian Masalah
Metode yang digunakan dalam menyelesaikan masalah pada pembuatan proyek akhir ini adalah sebagai
berikut.
1. Studi Literatur
Studi Literatur ini dimaksudkan untuk mencari dan mempelajari konsep dari teori pendukung terhadap
perancangan yaitu dari buku, jurnal, dan referensi lain yang relevan dengan mempelajari hal-hal yang
berkaitan dengan perancangan.
2. Tahap Perancangan
Pada tahap ini dilakukan pembuatan sistim minimum yang digunakan, membuat tampilan yang dibuat dan
memasukan program yang sesuai yang dibuat, dan perancangan alat serta merealisasikan berdasarkan
parameter-parameter yang diinginkan.
3. Tahap Pengujian Sistem dan Analisa
Pada tahap ini aplikasi sudah dirancang sedemikian rupa sehingga mampu membuat masyarakat akan selalu
ingat dan tidak lalai dalam perawatan sepeda motornya.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang disusun penulis dalam Penulisan laporan proyek akhir ini terdiri atas
beberapa bab.

BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang masalah, maksud dan tujuan, rumusan masalah, batasan
masalah, metode penyelesaian masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II DASAR TEORI Pada bab ini dikemukakan berbagai teori yang mendukung pengembangan,
antara lain teori tentang odometer, mikrokontroller, accumulator, dan lain-lain.
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM
Berisi tentang tahap-tahap perancangan dan realisasi aplikasi yang akan dibuat
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
Berisi tentang pengujian dan analisis aplikasi yang telah diiplementasikan. Pengujian dan analisis akan
mengacu pada spesifikasi yang telah ditentukan untuk mengetahui apakah hasil perencangan sesuai
dengan spesifikasi
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan hasil kerja alat beserta rekomendasi dan saran untuk pengembangan dan
perbaikan selanjutnya.

2. DASAR TEORI
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai dasar teori yang digunakan dalam menyusun Proyek Akhir ini.
Dasar teori ini meliputi materi Odometer, Altium Designer, Mikrokontroler ATMega8535, Rotary Encoder, dan
Accumulator.
2.1 Odometer[1]
Odometer adalah sebuah instrumen yang menunjukkan jarak yang ditempuh oleh kendaraan baik dalam
kilometer, meter dan satuan penghitungan jarak lainnya.
a Odometer Analog
Odometer mekanis diputar oleh sebuah kabel fleksibel yang terbuat dari sebuah per yang dililit secara
ketat. Kabel itu biasanya berputar didalam sebuah tabung logam protektif dengan sebuah blok karet.
Pada sebuah sepeda, sebuah roda kecil yang menggulirkan roda sepeda memutar kabel, dan rasio roda
gigi terhadap odometer harus diukur ke ukuran roda kecil ini. Pada sebuah mobil, sebuah roda gigi
mengaktifkan poros output transmisi, memutar kabel.

Gambar 2.1 Reduksi Worm Gear


Apabila kendaraan berjalan mundur, maka odometer mekanis juga akan berputar terbalik. Hal ini terjadi
karena odometer ini benar-benar merupakan sebuah rangkaian roda gigi. Untuk memutar kembali odometer
mekanik dapat juga dilakukan dengan cara mengaitkan kabel odometer pada sebuah drill dan
menjalankannya ke arah belakang untuk memutar kembali odometer.

Gambar 2.2 Odometer Analog


b

Odometer Digital
Odometer dengan sistem komputer memiliki sebuah magnet yang dilekatkan pada salah satu roda dan
sebuah pickup yang dilekatkan pada kerangka. Ketika roda berputar, magnet melewati pickup,
menghasilkan sebuah tegangan dalam pickup. Komputer menghitung spike tegangan, atau pulsa, dan
menggunakannya untuk mengkalkulasikan jarak yang ditempuh.

Gambar 2.3 Odometer Digital


2.2 Altium Designer[2]
2.3 Altium Designer adalah sistem desain elektronik terpadu terkemuka didunia. Altium Designer dapat
digunakan untuk PCB design, FPGA Programming (VHDL Languange, C++), dan Embedded design.
Altium yang dahulu dikenal dengan nama Protel (Protel 99SE, Protel DXP, Protel DXP 2004) hingga
saat ini telah mengeluarkan versi terbarunya yaitu Altium Designer 10.
2.4 Mikrokontroler ATMega8535[3]
2.5
Mikrokontroler adalah IC yang dapat diprogram berulang kali, baik ditulis atau dihapus,
biasanya digunakan untuk pengontrolan otomatis dan manual pada perangkat elektronika. Beberapa tahun
terakhir, mikrokontroler sangat banyak digunakan terutama dalam pengontrolan robot. Seiring
perkembangan elektronika, mikrokontroler dibuat semakin kompak dengan bahasa pemrograman yang juga
ikut berubah. Salah satunya adalah mikrokontroler AVR (Alf and Vegards Risc processor) ATmega8535
yang menggunakan teknologi RISC (Reduce Instruction Set Computing) dimana program berjalan lebih
cepat karena hanya membutuhkan satu siklus clock untuk mengeksekusi satu instruksi program.
2.6
Fitur-fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler ATmega8535 adalah sebagai berikut:
2.7 1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu port A, port B, port C, dan port D.
2.8 2. ADC internal sebanyak 8 saluran.
2.9 3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.
2.104. CPU yang terdiri atas 32 buah register.
2.115. SRAM sebesar 512 byte.
2.126. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write.
2.137. Port antarmuka SPI.
2.148. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
2.159. Antarmuka komparator analog.
2.1610. Port USART untuk komunikasi serial.
2.1711. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz.
2.18Dan lain-lainnya

2.19

2.20Gambar 2.4 Blok Diagram ATMega8535


2.21
Selain blok diatas secara arsitektur mikrokontroler ATMega 8535 juga mempunyai
konfigurasi kaki pin yang jumlahnya sebanyak 40 pin.
2.22Rotary Encoder[4]
2.23Rotary encoder sendiri merupakan sebuah divais elektronik yang dapat memonitor gerakan dan posisi.
Cara kerja rotary encoder ini umumnya menggunakan sensor optik untuk menghasilkan serial pulsa yang
dapat diartikan menjadi gerakan, posisi, dan arah. Hal ini akan membuat posisi sudut benda berputar dapat
diolah menjadi informasi berupa kode digital oleh rotary.

2.24
2.25Gambar 2.5 Skematik Sederhana Rotary Encoder
2.26Accumulator (Aki)[5]
2.27
Akkumulator (accu, aki) adalah sebuah alat yang dapat menyimpan energi (umumnya energi
listrik) dalam bentuk energi kimia. Pada umumnya, khususnya di Indonesia, akkumulator hanya dimengerti
sebagai baterai atau akku atau aki yang biasa digunakan pada kendaraan bermotor.
2.28

2.29
2.30

Gambar 2.6 Accumulator (Aki)

2.31
2.32
2.333. PERANCANGAN DAN REALISASI
2.34
3.1 Prosedur Perancangan
2.35Dalam pembuatan pengukuran jarak tempuh untuk menentukan masa service ini, terdapat
langkah-langkah pembuatan. Adapun langkah-langkah tersebut secara umum adalah sebagai berikut:
2.361. Penentuan algoritma sistem yang akan dibuat.
2.372. Penentuan sofware compiler beserta bahasa pemrograman untuk menjalankan mengolah sistem pada
mikrokontroler.
2.383. Merancang aplikasi pada sepeda motor/kendaraan roda dua untuk memperingatkan peringatan servis
melalui LCD Display
2.394. Penentuan sensor untuk mengukur jarak tempuh.
3.2 Spesifikasi Sistem
2.40Perancangan dan implementasi Perancangan dan Implementasi Pengukuran Jarak
Tempuh Odometer Digital Untuk Menentukan Masa Service Menggunakan Mikrokontroler ini
mempunyai spesifikasi teknis sebagai berikut :
2.411. Sebuah sistem minimum dengan IC mikrokontroler ATMega8535 sebagai pusat kontrol.
2.422. Sensol Optocoupler sebagai sensor penghitung jarak
2.433. Rotary encoder sebagai piringan pembaca diterima atau tidaknya data dari sensor optocoupler
2.444. Source code bahasa C dengan CV AVR sebagai pengolah perintah pada mikrokontroler AVR
ATMega8535 dan Khazama AVR Programmer sebagai pengunduh program.
2.455. Sumber tegangan 12 volt (Accu).
3.3 Prinsip Kerja Sistem Secara Keseluruhan

2.46
2.47Gambar 3.1 Navigasi Sistem Keseluruhan

2.48Prinsip kerja alat ini adalah sebagai pengukur jarak tempuh yang sudah ditentukan maupun
belum ditentukan dengan ketentuan nilai maksimal yang akan diujikan dengan menggunakan sensor
optocoupler, pada pengukuran ini ada dua mode yaitu otomatis dan manual. Pada mode otomatis sistem
menghitung jarak melalui program yang telah ditentukan gdan jika mode manual sistem menghitung
jarak melalui program yang belum ditentukan mengatur nilai jarak yang akan diukur secara manual
menggunakan tombol, tampilan yang digunakan dalam pengukuran jarak tempuh adalah LCD 4x20.
2.49Untuk mengakses mode otomatis atau manual menggunakan tombol, dalam system ini ada 3
tombol yaitu menu/enter, up, dan down. Langkah awal menjalankan system ini menekan tombol
menu/enter maka akn muncul tampilan setting:otomatis pada LCD kemudian jika ingin memilih
otomatis lagi maka tekan lagi tombol menu/enter maka akan masuk ke pengaturan otomatis, namun jika
ingin ke mode manual disaat tampilan setting:otomatis tekan up/down terlebih dahulu untuk masuk ke
mode manual kemudian tekan enter maka akan muncul pengaturan nilai yang diinginkan, jika sudah
maka atur nilai kemudian tekan enter maka akan masuk ke pengaturan manual. Pada program jika jarak
belum tercapai aka nada indicator LED juga yang menandakan motor dalam kondisi baik yaitu LED
hijau dan motor dalam keadaan harus diservice yaitu LED merah.
2.50
Pada sismin mikrokontroler tersebut, data akan diolah menjadi sebuah perintah untuk
melakukan instruksi yaitu mengaktifkan sensor optocoupler untuk mengukur jarak tempuh.
2.51Secara umum, Blok diagram Pengukuran Jarak Tempuh Odometer Digital Untuk Menentukan Masa
Service yang akan dirancang mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
2.521. Catu Daya
2.53Rangkaian ini berfungsi sebagai penyuplai tegangan 5V DC pada sistem minimum AVR ATMega853
2.542. Rotary Encoder
2.55Merupakan perangkat umumnya menggunakan sensor optik untuk menghasilkan serial pulsa yang dapat
diartikan menjadi gerakan, posisi, dan arah. Hal ini akan membuat posisi sudut benda berputar dapat
diolah menjadi informasi berupa kode digital oleh rotary.
2.563. LCD 4x20
2.57Perangkat ini berfungsi sebagai tampilan untuk memberi informasi peringatan service.
2.584. Sismin Mikrokontroler ATMega 8535
2.59Mikrokontroler AVR ATMega8535 ini berfungsi sebagai pengolah data untuk mengaktifkan
optocoupler dan mengolahnya menjadi sebuah intruksi.
2.605. Alarm lampu LED untuk Indikator peringatan service.
2.61

4.

2.62
2.63Gambar 3.2 Diagram Blok Sistem
2.64Pada gambar 3.2 dipaparkan skema sistem dengan urutan kerja sebagai berikut:
2.651. Sistem di catu daya dari aki motor.
2.662. Mikrokontroler mengirimkan data ke sensor optocoupler.
2.673. Putaran roda dan piringan untuk mendapatkan data dari sensor optocoupler
2.684. Sensor mengirimkan data ke mikro dan diolah untuk ditampilkan pada LCD.
2.695. Untuk mengaktifkan semua beban dibutuhkan input tegangan 5 volt.
2.706. Beban bekerja sesuai perintah.
2.71
PENGUJIAN DAN ANALISIS
2.724.1 Pengujian Sensor Optocoupler
2.73Pengujian dilakukan dengan cara mengukur tegangan pada rangkaian sensor optocoupler dalam kondisi
high dan low menggunakan multimeter dengan sumber catu daya sebesar kurang lebih 5V DC. Tujuan

dari pengujian ini adalah sama untuk memastikan kondisi high atau low. Pada pengujian optocoupler
sudah bisa terlihat begitu optocoupler terhalang warna hitam maka kondisinya akan high dan saat
terhalang warna putih maka kondisinya akan low. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah
ini.
2.74Tabel 4.2 Hasil Pengujian Output Tegangan Optocoupler

2.75
Kon
d
i
s
i
2.78
High
2.81
Low

2.76
Tegangan

2.77

2.79
4.46 V
2.82
0.170 V

2.80
2.83

Keterangan

Diukur Saat Sensor


Terhalang
Diukur Saat Sensor Tidak
Terhalang

2.84
2.854.2 Pengujian Encoder Rotary Encoder
2.86Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui level tegangan sinyal listrik oleh rangkaian optocoupler dan
untuk mengetahui keberhasilan rangkaian sensor rotary encoder dalam mendeteksi putaran. Pengujian
respon rangkaian sensor rotary encoder menggunakan oscilloscope untuk melihat karakteristik
perubahan tingkat logika dari rangkaian sensor. Dengan sumber tegangan 9 Volt dan piringan di putar
sendiri untuk mengetahui outputnya.

2.87
2.88Gambar 4.1 Hasil Pengujian Rotary Encoder Menggunakan Oskiloskop
2.89Berdasarkan Gambar 4.1 didapatkan rise time dan fall time pulsa saat putaran semakin cepat : Peak to
peak (Tegangan puncak ke puncak) = 5.76 V, Period (Waktu yang diperlukan membentuk satu
gelombang penuh) = 1,299ms, Frequency (Banyak gelombang yang terbentuk dalam satuan waktu) =
75,8Hz.
2.90Berikut akan ditampilkan hasil pengujian rotary encoder per 10 Meter dengan oskiloskop :
2.91
2.92Tabel 4.3 Hasil Pengujian Rotary Encoder per 10 Meter Dengan Oskiloskop

2.93
Jarak (cm)

2.94
Vpp (V)

2.97
1000
2.101
2000
2.105

2.98
5.76
2.102
6.24
2.106

2.95

Frequency (Hz)

2.99

75.8

2.103

87.7

2.107

58.5

2.96
Periode
(ms)
2.100
1.299
2.104
11.4
2.108

3000
2.109
4000
2.113
5000

5.20
2.110
5.20
2.114
5.60

2.111

48.5

2.115

143

17.1
2.112
20.6
2.116
7

2.117
2.118

4.3 Pengujian LCD

2.119

Untuk pengujian LCD memberikan program display pada LCD seperti gambar dibawah ini:

2.120
2.121

Gambar 4.5 Hasil Pengujian Tampilan LCD

2.122

4.4 Pengujian Jarak Pada Mode Manual

2.123

Dalam pengujian mode manual pengukuran dilakukan per 50 meter


2.124

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Jarak Tempuh Mode Manual

2.125
Pengu
jia
n
K
e-

2.126
Nilai
Jarak Yang
Ditentukan
(cm) Pada
Program
Manual

2.130
1

2.131

5000

2.127
Konv
e
r
si
N
il
a
i
k
e
m
e
t
e
r
(
m
)
2.132
50

2.128

Hasil Yang
diharapkan

2.133
Jika
Jarak
Belum Tercapai Maka
Tampil
Peringatan
Baik pada LCD dan
indicator LED Hijau
Nyala

2.129
Status

2.135
Berhasil

2.136
2

2.137

2.142
3

2.143

2.148
4

2.149

2.154
5

2.155

1000

2.138
100

1500

2.144
150

2000

2.150
200

2500

2.156
250

2.134
Jika
Jarak
Tercapai Maka Tampil
Peringatan Service
pada
LCD
dan
indicator LED Merah
Nyala
2.139
Jika
Jarak
Belum Tercapai Maka
Tampil
Peringatan
Baik pada LCD dan
indicator LED Hijau
Nyala
2.140
Jika
Jarak
Tercapai Maka Tampil
Peringatan Service
pada
LCD
dan
indicator LED Merah
Nyala
2.145
Jika
Jarak
Belum Tercapai Maka
Tampil
Peringatan
Baik pada LCD dan
indicator LED Hijau
Nyala
2.146
Jika
Jarak
Tercapai Maka Tampil
Peringatan Service
pada
LCD
dan
indicator LED Merah
Nyala
2.151
J Jika Jarak
Belum Tercapai Maka
Tampil
Peringatan
Baik pada LCD dan
indicator LED Hijau
Nyala
2.152
Jika
Jarak
Tercapai Maka Tampil
Peringatan Service
pada
LCD
dan
indicator LED Merah
Nyala
2.157
Jika
Jarak
Belum Tercapai Maka
Tampil
Peringatan
Baik pada LCD dan
indicator LED Hijau
Nyala

2.141
Berhasil

2.147
Berhasil

2.153
Berhasil

2.159
Berhasil

2.158
Jika
Jarak
Tercapai Maka Tampil
Peringatan Service
pada
LCD
dan
indicator LED Merah
Nyala
2.160
2.161

4.6 Pengujian Jarak Pada Mode Otomatis

2.162

Dalam pengujian mode otomatis pengukuran dilakukan per 10 kilometer


2.163

2.164
Penguji
an
Ke -

2.169
1

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Jarak Tempuh Mode Otomatis

2.165
Nilai
Jarak Yang
Ditentukan
(cm) pada
Program
Otomatis

2.170
01000000

2.166
Konve
rsi
Nil
ai
ke
me
ter
(k
m)
2.171
0 - 10

2.174
2

2.175

100000
0 - 200000

2.176
10 - 20

2.179
3

2.180

200000
0 - 300000

2.181
20 - 30

2.184
4

2.185

300000
0 4000000

2.186
30 - 40

2.167

Hasil Yang
Diharapkan

2.168
Statu
s

2.172
Jika Jarak
Belum
Tercapai
Maka
Tampil
Peringatan Good
pada
LCD
dan
indicator LED Hijau
Nyala
2.177
Jika Jarak
Tercapai
Maka
Tampil Peringatan
Service pada LCD
dan indicator LED
Merah Nyala
2.182
Jika Jarak
Belum
Tercapai
Maka
Tampil
Peringatan Good
pada
LCD
dan
indicator LED Hijau
Nyala
2.187
Jika Jarak
Tercapai
Maka
Tampil Peringatan
Service pada LCD
dan indicator LED
Merah Nyala

2.173

2.178

2.183

2.188

2.189
5

2.190

400000
0 - 5000000

2.194

5. PENUTUP

2.195

5.1 Kesimpulan

2.191
40 - 50

2.192
Jika Jarak
Belum
Tercapai
Maka
Tampil
Peringatan Good
pada
LCD
dan
indicator LED Hijau
Nyala

2.193

2.196
Setelah melakukan uji coba pada pengukuran jarak tempuh ini maka memperoleh kesimpulan
bahwa :
1 Pengukuran jarak tempuh ini menggunakan sistem sensor optocoupler yang mana akan maberikan
output berupa pulsa yang akan di konversikan dalam bentuk jarak (cm)
2 Dari hasil pengujian sitem dalam mode otomatis maupun manual sesuai dengan apa yang dilakukan
dengan menampilkan peringatan servis
3 Sistem dapat memberikan peringatan servis sesuai dengan program yang diberikan sehingga dapat
mencegah kerusakaan kendaraan yang disebabkan oleh kelalaian pengguna.
4 Dari hasil pengujian, sistem memiliki akurasi pengukuran jarak yang cukup baik.Meskipun terdapat
ketidaksesuaian antara hasil pengukuran dengan jarak sesungguhnya, hal ini disebabkan karena faktorfaktordari luar yaitu tekanan ban dan kondisi jalan.
5
Pengukuran kecepatan diambil dengan cara menghitung jumlah putaran rotary
2.197

5.2 Saran

2.198
Dalam pembuatan pengukuran jarak tempuh ini terdapat banyak sekali kekurangan yang
karena keterbatasan waktu, biaya serta pikiran, tidak dapat dilakukan. Maka untuk tahap pengembangan
selanjutnya, ada beberapa hal yang penulis inginkan untuk diperbaiki diantaranya:
2.199
1. Alat ini hanya bisa mengkonversi dalam bentuk pulsa bukan jarak yang sesungguhnya.
2.200
2. Sensor pengukuran jarak tempuh ini juga belum bisa mengidentifikasi arah dari poros roda
motor apakah mundur atau maju.
2.201
3. Sistem dari sensor sangatlah rentan rusak bila terkena air, karena tidak ada lapisan
penutupnya.
2.202
4. Sensor tidak akan berjalan presisi apabila ada goncangan.
2.203
2.204
DAFTAR PUSTAKA
2.205
[1] Khoswanto, H., Thiang, Kuntoro, J. 2004. Odometer Digital untuk Kendaraan dengan
Mikrokontroler MCS51
2.206
[2] Lambert M Surhone; Mariam T Tennoe; Susan F Henssonow. Altium Designer Electronic
Design Automation, Betascript Publishing, 2011. 2. Adams
2.207
[3] Winoto, Ardi.2010. Mikrokontroler AVR ATmega8/32/16/8535 dan Pemrogramannya
dengan Bahasa C pada WinAVR. Penerbit Informatika Bandung
2.208
[4] Tsukasa.Watanabe1, Hiroyuki.Fujimoto1, Tadashi.Masuda2,Self-Calibratable Rotary
Encoder,2005
2.209
[5] Moh. Anwar Saiful. Rancang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Angin pada Stasiun ,
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, 2008
2.210

2.211

Anda mungkin juga menyukai