maka ahli lalu lintas juga memerlukan pengetahuan tentang beban ( arus lalu
lintas ) dan elemen ( manusia dan kendaraan ).
Untuk keberhasilan pengoperasian, ketiga komponen jalan, manusia dan
kendaraan harus kompitibel. Dalam kenyatan sehari-hari hal ini tidak pernah
terjadi, akibatnya system lalu lintas sering sekali gagal. Kecelakaan jalan,
kemacetan dan ganguan lalu lintas merupakan contoh kegagalan sistem dan
hampir semua kasus diakibatkan oleh ketidak sesuaian ketiga komponen, atau
antar satu komponen dan lingkungan dimana sistem beroperasi.
2.2 Komponen Jalan
Jalan mempunyai empat fungsi :
hambatan hanya melayani kendraan bergerak ), hampir semua jalan melayani dua
atau tiga fungsi di atas. Seringkali fungsi-fungsi ini tidak konsisten, misalnya
jalan yang melayani arus lalu lintas tinggi sesuai dengan pejalan kaki, atau tidak
nyaman untuk menyediakan akses. Walaupun demikian masih ada kemungkinan
unutk menetapkan funsi utama suatu jalan, dengan melarang atau tidak
menyarankan untuk itdak menggunakan jalan tersebut, atau membuat pengaturan
khusus untuk melayani semua fungsi. Sebagai contoh, jalan yang padat lalu
lintasnya perlu ada larangan parkir ada perlu sinyal untu pejalan kaki atau
jembatan penyebrangan. Hal serupa pada jalan local, dimana kases dan kegiatan
pejalan kaki mendominasi, harus diatur sedemikian rupa sehingga lalu lintas
menerus tidak menggunakannya.
2.3
penting baik pada perancangan maupun pada pengoperasian dai sistem lalu lintas.
Sistem lalu lintas harus beroperasi baik siang maupun malam hari
Sistem lalu lintas harus dirancang beroperasi pada berbagai kondisi cuaca
setempat
jalan dapat
Komposisi lalu lintas, misalnya persentase kendaraan berat dalam arus lalu
lintas
Distribusi arah. Sebagai contoh, pada jam puncak nilai distribusi arah
untuk :
Jalan lingkar perkotaan
puncak
Jalan perkotaan
puncak
Jalan antar kota
bervariasi,
khususnya
dimana
Lingkungan sosial :
Kecepatan Maksimum
Apabila nilai kepadatan pada suatu jalan terlalu besar akan mengakibatkan
kemacetan lalu lintas sehingga tidak lagi menimbulkan kenyamanan bagi
pemakai. Kepadatan lalu lintas yang seperti ini bisa terjadi suatu kemacetan arus
lalu lintas dan biasa disebut kepadatan/macet.
4. Kapasitas Jalan
Kapasitas jalan adalah jumlah kendaraan maksimum yang memiliki
kemungkinan yang cukup untuk melewati ruas jalan tersebut ( dalam 1 arah atau 2
arah ) dalam periode tertentu dan di bawah kondisi jalan dan lalu lintas yang
umum.
Kapasitas dan volume memiliki kesamaan pula yaitu kendaraan per jam,
hanya saja volume menggambarkan suatu arus rata-rata yang sebenarnya dan
sifatnya bervariasi, sedangkan kapasitas menunjukkan kemampuan atau jumlah
arus rata-rata maksimum dengan karakteristik tingkat pelayanan tertentu yang
dilakukan oleh jalan raya. Sehingga nilai kapasitas suatu jalan raya menghitung
kepada keadaan lalu lintas dan konstruksi jalan itu tersendiri.
Merumuskan hipotesis
2. Perancangan Sampel
Setelah studi pendahuluan, maka akan diketahui secara pasti jenis, parameter
dan juga metode pengumpulan data yang diperlukan untuk disurvei. Dari semua
jenis data yang diperlukan dikelompokkan ke dalam data primer yang perlu
pengamatan langsung di lapangan dan data sekunder. Khusus untuk kelompok
data pertama perlu disusun terlebih dahulu desain sample.
Pada dasarnya tujuan tahapan ini adalah menetukan spesifikasi kualitatif
maupun kuantitatif dari tata cara pengambilan sample pada saat survey dilakukan.
Oleh karena itu pada tahap ini kegiatan dilakukan meliputi :
Menetukan tingkat kesalahan dan tingkat bias yang masih dapat ditolerir
3. Perancangan Kuesioner
Untuk data yang pengumpulannya dilakukan dengan penyebaran kuesioner,
maka aspek yang cukup penting sebelum survei dilakukan adlah mendesain
kuesioner. Maksud dari kegiatan ini merancang isi, bentuk format yang
dierkirakan paling tepat agar sasaran pengumpulan dapat tercapai, baik dari segi
kuantitatif amupun kualitatif.
Untuk mendapatkan kuesioner yang tepat perlu dilakukan langkah-langkah
berikut :
4. Survei Pendahuluan
Survei pendahuluan adal;ah survey pada skala kecil yang dilakuakn sebelum
survey besar. Dimana dari tahap ini dapat diketahui apakah julah sampel sudah
cukup, berapakah tingkat pengembalian kuesioner, apakah ada kekurangan pada
formulir isian, dd. Sehingga selanjutnya dapat dialkukan perbaikan dan dapat
disusun rencana pelaksanaan survey yang meliputi :
5. Pelaksanaan survei
Beberapa hal yang perlu dilakukan adalah :
Perijinan
Administrasi survei
6. Kompilasi Data
Kompilasi data pada dasarnya adalah suatu proses pengumpulan data dan
pengolahan data untuk mendapatkan hasil akhir berupa data setengah matang
yang siap untuk diolah pada tahap analisis. Mengingat data lapangan yang diolah
masih berupa sekumulan formulir kuesioner hasil pengisian oleh responden
ataupun berupa sekumpulan formulir isian hasil pengamatan di lapangan, maka
perlu diolah untuk menjadi data dalam bentuk table, kurva, ataupun histogram
yang siap untuk dianalisis.
7. Analisis Data
Analisis data dilakukan sesuai tujuan dari jenis data. Data untuk kepentingan
identifikasi permasalahan, maka analisis diarahkan untuk mencari besaran kinerja
dari sistem transportasi eksisting. Sedangkan data yang digunakan untuk
kpentingan prediksi dampak perencanaan, analisis yang perlu dilakukan meliputi :
Dengan menggunakan data hasil proyeksi di atas pada model matematis yang
telah dirumuskan sebelumnya untuk mendapat prediksi dampak dari masingmasing alternatif perencanaan
1. Konsep umum
Tujuan utama dari pengaturan lalu lintas umumnya adalah menjaga
keselamatan arus lalu lintas dengan memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas dan
terarah, tidak menimbulkan keraguan. Untuk pengturan lalu lintas di
persimpangan dapat digunakan sinyal lalu lintas, marka dan rambu ( mengatur,
megarahkan dan memperingatkan ) dan pulau-pulau lalu lintas. Pemilihan jenis
pengaturan persimpangan didasarkan pada karakteristik fisik dari persimpangan
maupun kondisi lalu lintasnya. Tujuan yang akan dicapai dalam pengaturan
persimpangan ini adalah :
Volume dan komposisi lalu lintas di setiap pendekat, dan pergerakan belok di
simpang
Kondisi lokasi termasuk topografi, jalan keluar dan masuk, jarak pandangan,
dll.
Jenis pegelolaan mungkin bervariasi dan yang paling sederhana, untuk
simpang antar dua jalan lokal di jalan antar kota, sampai simpang yang kompleks
antar dua jalan arteri di dalam kota. Di antara dua ekstrem tersebut, pengelolaan
tipikal dapat disampaikan sebagai berikut :
10
Bundaran
11
12