Anda di halaman 1dari 15

VULVA HIGIENE

A. Pengertian Vulva Higiene


Vulva higiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya
pada pasien wanita yang sedang nifas atau tidak dapat melakukannya
sendiri.
Pasien yang harus istirahat di tempat tidur (misalnya, karena
hipertensi, pemberian infus, section caesarea) harus dimandikan setiap hari
dengan pencucian daerah perineum yang dilakukan dua kali sehari.
B. Tujuan Vulva Hiegiene
1. Pengeluaran sekresi perineal
2. Untuk pencegahan dan meringankan infeksi
3. Untuk membersihkan vagina dan daerah sekitar perineal
4. Memberikan rasa nyaman
C. Indikasi Vulva Hiegiene
1. Pasien post partum
2. Pasien post partum dengan episiotomy
3. Dilakukan prosedur tersebut sehari minimal 2 kali atau sesudah BAB
bila perlu
D. Harus Diperhatikan
1. Berikan penjelasan atau informasi yang tepat pada pasien
2. Jelaskan alasan dilakukannya prosedur
3. Jelaskan tahap-tahap dari prosedur
4. Jaga privacy, kenyamanan, keamanan klien selama prosedur
5. Ajarkan untuk dapat merawat Vulva Hiegiene pada waktu dirumah
(home care)
E. Cara Vulva Hiegiene
1. Persiapan Alat
a. Baskom berisi air
b. Kom berisi air hangat
c. Kapas sublimat
d. Selimut mandi
e. Perlak dan alas
f. Pispot
g. Bengkok
h. Tempat kain kotor tertutup
i. Alat-alat pengendalian infeksi
- Tempat sampah medis dan non medis
- APD (sarung tangan, masker dan celemek)

1 | Keperawatan Maternitas

2. Prosedur Tindakan
a. Menjelaskan prosedur kepada klien
b. Menyiapkan lingkungan pasien (menutup pintu dan jendela,
memasang srem bila perlu)
c. Melakukan cuci tangan
d. Memasang selimut mandi
e. Meminta ibu untuk melepaskan pakaian bagian bawah dan
f.
g.
h.
i.

mengatur posisi ibu dorsal recumbent


Memasang pengalas dan pispot di bawah bokong ibu
Memasang handscoen pada tangan kiri
Melipat selimut mandi ke arah abdomen
Membuka labia mayora kanan dan kiri dengan

tangan

menggunakan handscoen
j. Mengangkat pispot dari bawah bokong klien
k. Mendekatkan com berisi kapas sublimar air hangat dan bengkok
diantara kedua kaki klien
l. Menggunakan sarung tangan pada tangan sebelah tangan
m. Mengambil kapas dengan tangan kanan secukupnya
n. Bersihkan daerah genital dengan mengusapkan kapas sublimat dari
atas ke bawah (perineum) dengan cara :
- Mulai dari labia mayora kanan lalu kiri
- Labia mayora kanan lalu kiri
- Perineum
o. Melepaskan sarung tangan, bantu klien mengenakan pakaian
bawah, dan angkat pengalas
p. Mengganti sellimut mandi dan selimut tidur
q. Merapihkan ibu dan memberikan posisi yang nyaman sesuai
keinginan ibu
r. Membereskan alat-alat
s. Mencuci tangan
3. Cara Ibu Melakukan Vulva Higiene dirumah :
a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh, terutama perineum
b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan
air hangat. Pastikan bahwa ibu mengerti untuk membersihkan
daerah sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang
c. Nasihati ibu untuk mebersihkan vulva setiap kali selesai buang air
kecil atau besar
d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum
dan sesudah membersihkan kelaminnya
e. Jika ibu mempunyai luka epiotomi, sarankan ibu untuk
menghindari menyentuh daerah tersebut.

2 | Keperawatan Maternitas

PERAWATAN LASERASI JALAN LAHIR


Laserasi (laceration) adalah luka yang disebabkan oleh robekan, bukan
bentuk yang teratur seperti sayatan bedah. Laserasi biasanya hanya merujuk pada
luka kulit yang cukup dalam sehingga memerlukan jahitan. (kamus kesehatan).
Macam-macam luka laseraasi jalan lahir
1. Luka perineum
Luka perinium adalah perlukaan yang terjadi akibat persalinan
pada bagian perinium dimana muka janin menghadap (Prawirohardjo S,
2008: 410).
Luka perineum dibagi menjadi 4 tingkatan antara lain :
a. Tingkat I : Robekan hanya pada selaput lender vagina dengan atau
tanpa mengenai kulit perinium
b. Tingkat II : Robekan mengenai selaput lender vagina dan otot perinea
transversalis, tetapi tidak mengenai spingter ani.
c. Tingkat III : Robekan mengenai seluruh perinium dan otot spingter ani
d. Tingkat IV : Robekan sampai mukosa rektum
2. Luka robekan serviks
Bibir serviks uteri merupakan jaringan yang paling mudah
mengalami perlukaan pada waktu persalinan. Karena perlukaan itu porsio
vaginalis uteri pada seorang multipara terbagi dalam bibir depan dan
belakang.
3. Rupture uteri
Ruptur uteri adalah robekan atau diskontinuita dinding rahim
akibat dilampauinya daya regang miomentrium. ( buku acuan nasional
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal ). Rupture uteri merupakan
robekan uterus yaitu perlukaan yang paling berat pada persalinan. Robean
ini dapat terjadi pada waktu kehamilan atau pada waktu persalinan, namun
yang paling sering terjadi ialah robekan ketika persalinan.
Mengapa perawatan luka bekas jahitan ini penting ?
Karena luka bekas jahitan jalan lahir ini bila tidak dirawat dapat menjadi pintu
masuk kuman dan menimbulkan infeksi, ibu menjadi panas, luka basah dan
jahitan terbuka, bahkan ada yang mengeluarkan bau busuk dari jalan lahir ( vagina
)
Kapan dimulai perawatan luka jalan lahir ini?
Sesegera mungkin setelah melahirkan serta ganti pembalut sesering mungkin.
Setelah 6 jam dari persalinan normal, Ibu akan dilatih dan dianjurkan untukmulai

3 | Keperawatan Maternitas

bergerak duduk dan latihan berjalan.Tentu saja bila keadaan ibu cukup stabil dan
tidak mengalami komplikasi misalnya tekanan darah tinggi atau pendarahan
Bagaimana persiapan dan caranya merawat?
1.
2.
3.
4.
5.

Siapkan air hangat


Sabun dan waslap
Handuk kering dan bersih
Pembalut ganti yang secukupnya
Celana dalam yang bersih

Caranya yaitu:
Lepas semua pembalut dan cebok dari arah depan ke belakang
Waslap dibasahi dan buat busa sabun lalu gosokkan perlahanwaslap yang sudah
ada busa sabun tersebut ke seluruh lokasi luka jahitan. Jangan takut dengan rasa
nyeri, bila tidak dibersihkan dengan benar maka darah kotor akan menempel pada
luka jahittan dan menjadi tempat kuman berkembang biak.
Bilas dengan air hangat dan ulangi sekali lagi sampai yakin bahwa luka benar
benar bersih. Bila perlu lihat dengan cermin kecil.
Setelah luka bersih boleh berendam dalam air hangat dengan menggunakan
tempat rendam khusus. Atau bila tidak bisa melakukan perendaman dengan air
hangat cukup disiram dengan air hangat.
Mengenakan pembalut baru yang bersih dan nyaman dan celana dalam yang
bersih dari bahan katun. Jangan mengenakan celana dalam yang bisa
menimbulkan reaksi alergi.
Segera mengganti pembalut jika terasa darah penuh, semakin bersih luka
jahitanmaka akan semakin cepat sembuh dan kering. Lakukan perawatan yang
benar setiap kali ibu buang air kecil atau saat mandi dan bila mengganti pembalut.

POSISI DAN PERLEKATAN MENYUSUI


Adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi
ibu dan bayi dengan benar. Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan
bayi. Buat kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama,
bayi perlu diberi ASI setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke enam,
sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik
sampai bayi berumur antara 10-12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur
sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi memberi makan di malam hari.

4 | Keperawatan Maternitas

1. Posisi menyusui
a. Posisi Dekapan
Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu,
posisi ini membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak
perlu memutar kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam
dekapan, sokong kepala badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu
berada di bagian sisinya.
b. Posisi Football hold
Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar,
memiliki payudara yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang
kecil ukurannya atau menyusui anak kembar pada waktu yang bersamaan.
Sokong kepala bayi dengan tangan, menggunakan bantal untuk
menyokong belakang badan ibu.
c. Posisi Berbaring
Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari
pembedahan caesar ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba
pada beberapa hari pertama. Sokong kepala ibu dengan lengan dan sokong
bayi dengan lengan atas.

5 | Keperawatan Maternitas

2. Fungsi menyusui yang benar


a. Puting susu tidak lecet
b. Perlekatan menyusu pada bayi kuat
c. Bayi menjadi tenang
d. Tidak terjadi gumoh
3. Akibat tidak menyusui dengan benar
a. Puting susu menjadi lecet
b. ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
c. Bayi enggan menyusu
d. Bayi menjadi kembung
4. Tanda bayi menyusu dengan benar
a. Bayi tampak tenang
b. Badan bayi menempel pada perut ibu
c. Mulut bayi terbuka lebar
d. Dagu bayi menempel pada payudara ibu
e. Sebagian areola masuk dalam mulut bayi, areola bawah masuk lebih
f.
g.
h.
i.

banyak
Bayi Nampak menghisap kuat dengan irama perlahan
Puting susu tidak terasa nyeri
Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
Kepala bayi agak menengadah

5. Tanda bayi mendapat ASI dalam jumlah cukup


a. Bayi akan terlihat puas setelah menyusu
b. Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu pertama
(100-200 gr setiap minggu)
c. Puting dan payudara tidak luka atau nyeri
d. Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil 6-8 kali sehari
dan buang air besar berwarna kuning 2 kali sehari
e. Apabila selalu tidur dan tidak mau menyusui maka sebaiknya bayi
dibangunkan dan dirangsang untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali setiap
harinya.
6. Langkah-langkah menyusui yang benar
a. Menjelaskan maksud dan tujuan pendkes
b. Cuci tangan sebelum menyusui dan mengajari ibu
c. Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu menggantung dan
punggung ibu bersandar pada sandaran kursi).

6 | Keperawatan Maternitas

d. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada


puting dan sekitar areola payudara (cara ini mempunyai manfaat sebagai
desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu).
e. Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan, kepala bayi berada
f. Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan
meletakkan satu tangan bayi di belakang badan ibu dan yang satu di depan,
kepala bayi menghadap payudara
g. Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada
garis lurus
h. Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari
yang lain menopang dibawah serta jangan menekan puting susu dan
areolanya

i. Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi : Menyentuh pipi


dengan puting susu atau menyentuh sudut mulut bayi

7 | Keperawatan Maternitas

Cara yang benar

Cara yang salah


j. Setelah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk mendekatkan dengan
cepat kepala bayi ke payudara ibu, kemudian memasukkan puting susu
serta sebagian besar
k. Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak memegang
atau menyangga payudara lagi
l. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama menyusui
m. Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukkan ke
mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.

8 | Keperawatan Maternitas

n. Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan sedikit ASI


pada puting susu dan areola. Biarkan kering dengan sendirinya

cara menyusui yang benar


o. Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi :
- Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian
punggung ditepuk perlahan-lahan sampai bayi bersendawa (bila
tidak bersendawa tunggu 10 15 menit) atau bayi ditengkurapkan
dipangkuan

9 | Keperawatan Maternitas

Cara menyendawakan bayi


7. Upaya memperbanyak ASI
a. Untuk Bayi
a) Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam dengan lama menyusui
antra 10-15 menit disetiap payudara
b) Bangunkan bayi, lepas baju bayi yang menyebabkan rasa gerah
c) Pastikan bayi menyusui dengan posisi menempel yang baik dan
mendengarkan suara menelan yang aktif.
d) Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali

menyusui.
b. Untuk Ibu
a) Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum
b) Makan makanan yang bergizi
c) Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya
dan mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan.
d) Susukan bayinya sesering mungkin.

SENAM NIFAS
1. Pengertian

10 | K e p e r a w a t a n M a t e r n i t a s

Senam nifas adalah olahraga senam yang dilakukan seorang ibu yang
baru melahirkan dan menjalani masa nifas. Senam ini dilakukan sesegera
mungkin setelah masa melahirkan. Sehingga otot-otot yang sedang meregang
pada masa kehamilan, dapat kembali kedalam kondisi normal seperti
sediakala. Senam ini dilakukan setelah 6 jam dari masa melahirkan dan
dikerjakan secara sistematis, bertahap, dan berkelanjutan.
2. Tujuan
Senam nifas mempunyai beberapa tujuan, seperti :
a. Untuk melancarkan proses involusi, yaitu proses kembalinya bentuk
rahim kedalam kondisi sedia kala.
b. Untuk memulihkan kekuatan tubuh ibu yang baru saja melahirkan,
supaya cepat kembali ke kondisi semula.
c. Untuk mencegah terjadinya komplikasi

selama

masa

nifas

berlangsung.
d. Untuk memperkuat dan memelihara kekuatan otot dasar panggul, otot
perut, dan otot pergerakan.
e. Untuk memperbaiki sikap tubuh setelah masa hamil dan melahirkan,
peregangan otot pada tungkai bawah kaki, sirkulasi darah, dan tonus
otot pelvis.
f. Untuk mencegah terjadinya varises dan pembengkakan pada bagian
pergelangan kaki.
3. Manfaat Senam Nifas
Senam nifas mempunyai banyak sekali manfaat untuk ibu yang
baru saja melahirkan, seperti :
a. Membantu proses penyembuhan perut, rahim, dan otot pinggul dari
trauma selama proses melahirkan.
b. Membantu mengembalikan bagian-bagian tubuh yang menopang
kehamilan, untuk kembali seperti semula.
c. Membantu sendi-sendi yang longgar pada waktu masa kehamilan,
supaya kembali ke dalam kondisi normal.
d. Membantu psikologis seorang ibu untuk mampu menghadapi stress
yang kemungkinan bisa terjadi.
e. Membantu mengatasi depresi yang kemungkinan timbul pasca
melahirkan.
4. Syarat Senam Nifas

11 | K e p e r a w a t a n M a t e r n i t a s

Senam nifas boleh dilakukan oleh seorang ibu pasca persalinan,


tetapi dengan beberapa syarat yang harus ditaati seperti :
a. Senam nifas hanya boleh dilakukan oleh seorang ibu yang dalam
kondisi sehat, tanpa adanya kelainan selama masa melahirkan.
b. 6 jam setelah melahirkan, senam nifas harus dilakukan segera
mungkin. Bila melahirkan di rumah sakit atau rumah bersalin,
lakukan disana dan teruskan dirumah bila sudah diijinkan untuk
pulang.
5. Dampak Bila Senam Nifas Tidak Dilakukan
Sebelum senam nifas ada, banyak ibu hamil yang tidak
melakukan karena kurangnya pengetahuan. Biarpun sekarang sudah
banyak dikenalkan, hanya di kota-kota saja ibu hamil yang
melakukannya. Sedangkan di desa-desa yang kurang pengetahuan
mengenai hal tersebut, tidak ada seorang ibu pasca melahirkan yang
melakukannya. Bagi Anda calon ibu atau seorang ibu yang akan
melahirkan, sebaiknya melakukan senam nifas ini. Karena bila tidak
dilakukan 6 jam pasca melahirkan dan seterusnya di rumah. Akan
terjadi beberapa dampak yang kurang baik seperti :
a. Terjadinya pembekuan darah sehingga terjadi sumbatan pada vena
atau trombosis vena.
b. Terjadi varises pada betis
c. Karena involusi uterus yang tidak sempurna menyebabkan infeksi,
sehingga darah yang tersisa tidak dapat dikeluarkan seluruhnya.
d. Pendarahan yang terjadi abnormal akibat kontraksi uterus yang
tidak baik. Dengan senam nifas, pendarahan abnormal dapat
dihindari karena kontraksi uterus berjalan dengan baik.
Senam nifas harus dilakukan dilakukan dalam waktu enam hari
dengan cara yang berbeda. Biasanya dalam masa kehamilan, calon ibu
sudah diajarkan pihak rumah sakit atau rumah bersalin tempat ibu
hamil untuk kontrol kehamilannya. Seperti halnya senam hamil yang
selalu diajarkan selama masa hamil berlangsung. Untuk lebih baiknya,
suami diajak supaya mengerti dan dapat membantu istrinya kelak saat
usai melahirkan. Semoga pembahasan mengenai pengertian senam

12 | K e p e r a w a t a n M a t e r n i t a s

nifas, dapat membantu mendorong Anda pada calon ibu untuk


melakukan dan mengetahui pentingnya senam ini.

6. Langkah Senam Nifas


a. Berbaring dengan lutut di tekuk. Tempatkan tangan diatas perut di
bawah area iga-iga. Napas dalam dan lambat melalui hidung dan
kemudian keluarkan melalui mulut, kencangkan dinding abdomen
untuk membantu mengosongkan paru-paru
b. Berbaring telentang, lengan dikeataskan diatas kepala, telapak
terbuka keatas. Kendurkan lengan kiri sedikit dan regangkan lengan
kanan. Pada waktu yang bersamaaan rilekskan kaki kiri dan
regangkan kaki kanan sehingga ada regangan penuh pada seluruh
bagian kanan tubuh.
c. Kontraksi vagina. Berbaring telentang. Kedua kaki sedikit
diregangkan. Tarik dasar panggul, tahan selama tiga detik dan
kemudian rileks.
d. Memiringkan

panggul.

Berbaring,

lutut

ditekuk.

Kontraksikan/kencangkan otot-otot perut sampai tulang punggung


mendatar dan kencangkan otot-otot bokong tahan 3 detik kemudian
rileks.
e. Berbaring telentang, lutut ditekuk, lengan dijulurkan ke lutut.
Angkat kepala dan bahu kira-kira 45 derajat, tahan 3 detik dan
rilekskan dengan perlahan.
f. Posisi yang sama seperti diatas. Tempatkan lengan lurus di bagian
luar lutut kiri.
g. Tidur telentang, kedua lengan di bawah kepala dan kedua kaki
diluruskan. angkat kedua kaki sehingga pinggul dan lutut mendekati
badan semaksimal mungkin. Lalu luruskan dan angkat kaki kiri dan
kanan vertical dan perlahan-lahan turunkan kembali ke lantai.
h. Tidur telentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan
meletakkan kursi di ujung kasur, badan agak melengkung dengan
letak pada dan kaki bawah lebih atas. Lakukan gerakan pada jarijari kaki seperti mencakar dan meregangkan. Lakukan ini selama
setengah menit.

13 | K e p e r a w a t a n M a t e r n i t a s

i. Gerakan ujung kaki secara teratur seperti lingkaran dari luar ke


dalam dan dari dalam keluar. Lakukan gerakan ini selama setengah
menit.
j. Lakukan gerakan telapak kaki kiri dan kanan ke atas dan ke bawah
seperti gerakan menggergaji. Lakukan selama setengah menit.
k. Tidur telentang kedua tangan bebas bergerak. Lakukan gerakan
dimana lutut mendekati badan, bergantian kaki kiri dan kaki kanan,
sedangkan tangan memegang ujung kaki, dan urutlah mulai dari
ujung kaki sampai batas betis, lutut dan paha. Lakukan gerakan ini 8
sampai 10 setiap hari.
l. Berbaring telentang, kaki terangkan ke atas, kedua tangan di bawah
kepala. Jepitlah bantal diantara kedua kakidan tekanlah sekuatkkuatnya. Pada waktu bersamaan angkatlah pantat dari kasur
dengan melengkungkan badan. Lakukan sebanyak 4 sampai 6 kali
selama setengah menit.
m. Tidur telentang, kaki terangkat ke atas, kedua lengan di samping
badan. kaki kanan disilangkan di atas kaki kiri dan tekan yang kuat.
Pada saat yang sama tegangkan kaki dan kendorkan lagi perlahanlahan dalam gerakan selama 4 detik. Lakukanlah ini 4 sampai 6 kali
selama setengah menit.

14 | K e p e r a w a t a n M a t e r n i t a s

DAFTAR PUSTAKA

Asrina, Siswoyo Putri S, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan.


Yogyakarta:Graha Ilmu.
Saleha Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta:Salemba Medika.
Alimul Hidyat A, Musrifatul Uliyah. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik
untuk Kebidanan. Jakarta:Salemba Medika.
www.bimbie.com>Bimbie.com>Ilmu

pengetahuan>Olahraga>Senam

Nifas.

Diakses pada tanggal 26/03/2015 pukul 23.15 WIB.

15 | K e p e r a w a t a n M a t e r n i t a s

Anda mungkin juga menyukai