Anda di halaman 1dari 6

1.

Jika dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian


maka wajib pajak dikenai :
a. Sanksi administrais berupa denda sebesar 100% dari jumlah pajak
berdasarkan putusan banding dikurangi dengan pajak yang telah
dibayar sebelum mengajukan keberatan
b. Sanksi administrais berupa denda sebesar 50% dari jumlah pajak
berdasarkan putusan banding dikurangi dengan pajak yang telah
dibayar sebelum mengajukan keberatan
c. Imbalan bunga sebesar 2% per bulan dari jumlah pajak berdasarkan
putusan banding terhitung sejak terbitnya surat putusan banding
sampai tanggal pelunasan
d. Imbalan bunga sebesar 2% per bulan dari jumlah pajak berdasarkan
putusan banding terhitung sejak pengajuan banding sampai dengan
tanggal terbitnya surat putusan banding.
2. apabila permohonan keberatan Wajib Pajak ditolak dan Wajib Pajak tidak
mengajukan banding maka Wajib Pajak dikenai
a. Sanksi administrais berupa denda sebesar 100% dari jumlah pajak
berdasarkan putusan banding dikurangi dengan pajak yang telah
dibayar sebelum mengajukan keberatan
b. Sanksi administrais berupa denda sebesar 50% dari jumlah pajak
berdasarkan putusan banding dikurangi dengan pajak yang telah
dibayar sebelum mengajukan keberatan
c. Imbalan bunga sebesar 2% per bulan dari jumlah pajak berdasarkan
putusan banding terhitung sejak terbitnya surat putusan banding
sampai tanggal pelunasan
d. Imbalan bunga sebesar 2% per bulan dari jumlah pajak berdasarkan
putusan banding terhitung sejak pengajuan banding sampai dengan
tanggal terbitnya surat putusan banding.
3. Menurut pasal 17 C, wajib pajak yang termasuk sebagai kriteria tertentu
ialah, kecuali:
a. WP dengan peredaran bruto diatas 4,8 milyar dalam satu tahun.
b. tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali
tunggakan pajak yang telah memperoleh izin untuk mengangsur
atau menunda pembayaran pajak;
c. Laporan Keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga
pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian selama 3 (tiga) tahun berturut-turut; dan
d. tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun terakhir
4. Daluwarsa penetapan pajak ditentukan dalam jangka waktu.................
sesudah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian
Tahun Pajak atau tahun Pajak.
a. 5 tahun
b. 10 tahun
c. 15 tahun
d. 20 tahun
5. Yang menjadi objek pajak adalah perolehan hak atas tanah dan atau
bangunan, Hak atas tanah sebagaimana dimaksud ialah

a. hak milik;
b. hak guna usaha;
c. hak guna bangunan
d. hak eksplorasi
6. Dasar pengenaan pajak bumi dan bangunan adalah
a. Nilai perolehan objek pajak
b. Nilai jual objek pajak
c. Nilai buku objek pajak
d. Nilai residu objek pajak
7. Jenis Pajak provinsi terdiri atas kecuali
a. Pajak Kendaraan Bermotor;
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
d. Pajak hotel
8. Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak Bumi dan Bangunan
ditetapkan sebesar.......................untuk setiap Wajib Pajak.
a. Rp. 8.000.000,b. Rp.10.000.000,c. Rp.7.500.000,d. Rp. 15.000.000,9. Tarif pajak yang dikenakan atas obyek pajak bumi dan bangunan adalah
sebesar
a. 5%
b. 0,5%
c. 15%
d. 2%
10.Tarif pajak ditetapkan atas objek BPHTB sebesar
a. 5%
b. 0,5%
c. 15%
d. 2%
11.Dasar pengenaan BPHTB adalah
a. Nilai perolehan objek pajak
b. Nilai jual objek pajak
c. Nilai buku objek pajak
d. Nilai residu objek pajak
12.Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak,
Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar apabila berdasarkan hasil
pemeriksaan atau keterangan lain ternyata jumlah pajak yang terutang
kurang dibayar.
13. Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditambah dengan sanksi berupa
a. bunga 2% (dua persen) sebulan untuk jangka waktu paling lama 24
(dua puluh empat) bulan, dihitung mulai saat terutangnya pajak
sampai dengan diterbitkannya Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar
b. kenaikan 100% (seratus persen) atas Surat Ketetapan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar
c. kenaikan 50% (lima puluh persen) atas Surat Ketetapan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar

d. tidak ada sanksi


14.Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak,
Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar Tambahan apabila
ditemukan data baru dan atau data yang semula belum terungkap yang
menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang setelah
diterbitkannya Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan Kurang Bayar.
Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar Tambahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah dengan sanksi
a. bunga 2% (dua persen) sebulan untuk jangka waktu paling lama 24
(dua puluh empat) bulan, dihitung mulai saat terutangnya pajak
sampai dengan diterbitkannya Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar
b. kenaikan 100% (seratus persen) atas Surat Ketetapan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar
c. kenaikan 50% (lima puluh persen) atas Surat Ketetapan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar
d. tidak ada sanksi
15.Direktur Jenderal Pajak dapat mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak PBB
dalam hal-hal sebagai berikut :
i. apabila Surat Pemberitahuan Obyek Pajak tidak disampaikan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (2) dan setelah
ditegor secara tertulis tidak disampaikan sebagaimana
ditentukan dalam Surat Tegoran;
ii. apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain
ternyata jumlah yang terhutang lebih besar dari jumlah pajak
yang dihitung berdasarkan Surat Pemberitahuan Obyek Pajak
yang disampaikan oleh wajib pajak
Jumlah pajak yang terhutang dalam Surat Ketetapan Pajak adalah
a. pokok pajak ditambah dengan denda administrasi sebesar 25%
dihitung dari pokok pajak.
b. pokok pajak ditambah dengan denda administrasi sebesar 50%
dihitung dari pokok pajak.
c. pokok pajak ditambah dengan denda administrasi sebesar 100%
dihitung dari pokok pajak.
d. Pokok pajak
16.setelah lewat ....................hari dari tanggal Surat Teguran tidak dilunasi,
diterbitkan Surat Paksa yang diberitahukan oleh Jurusita Pajak
a. 21
b. 15
c. 20
d. 30
17.dalam jangka waktu 2 x 24 jam setelah Surat Paksa diberitahukan oleh
Jurusita Pajak tidak dilunasi, Jurusita Pajak dapat melakukan tindakan
penyitaan, dengan dibebani biaya pelaksanaan Surat Perintah Melakukan
Penyitaan sebesar
a. Rp. 100.000,00
b. Rp. 50.000,00

c. Rp. 25.000,00
d. Rp. 125.000,00
18.Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan,
dan biaya penagihan pajak, daluwarsa setelah
melampaui........................... terhitung sejak penerbitan Surat Tagihan
Pajak, Surat Ketetapan Kurang Bayar, Surat Ketetapan Kurang Bayar
Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan,
Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan kembali.
a. 5 tahun
b. 10 tahun
c. 15 tahun
d. 25 tahun
19.Dalam pasal 17 C tentang restitusi, Apabila berdasarkan hasil
pemeriksaan Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar, jumlah kekurangan pajak ditambah dengan sanksi
a. sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% dari jumlah
kekurangan pembayaran pajak
b. sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50 % dari jumlah
kekurangan pembayaran pajak
c. sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 150% dari jumlah
kekurangan pembayaran pajak
d. sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% dari jumlah
kekurangan pembayaran pajak per bulan sejak pengajuan restitusi
sampai dengan terbitnya surat keputusan restitusi

ESSAY
1) Wajib pajak A mempunyai obyek pajak berupa :
a) Tanah seluas 800 m2 dengan harga jual Rp. 300.000/m2;
b) Bangunan seluas 400m2 dengan nilai jual Rp. 350.000/m2;
c) Taman mewah seluas 200 m2 dengan nilai jual Rp. 50.000/m2;
d) Pagar mewah sepanjang 120 m dan tinggi rata-rata pagar 1,5 m dengan
nilai jual Rp. 1.750.000/m2;
Persentase nilai jual kena pajak misalnya 20% dan nilai jual bangunan
tidakkena pajak sebesar Rp. 2.000.000,- . berapa total pajak yang terutang?
Besarnya pajak yang terhutang adalah sebagai berikut :

Nilai jual tanah : 800 x Rp. 300.000,00 = Rp. 240.000.000,00

nilai jual bangunan


o Rumah dan garasi 400 x Rp. 350.000,00 =
Rp.140.000.000,00
o Taman Mewah 200 x Rp. 50.000,00 =
10.000.000,00
o Pagar mewah (120x1,5)xRp. 175.000,00 =
31.500.000,00

Rp.
Rp.

= Rp.181.500.000,00

Batas nilai jual bangunan tidak kena pajak


2.000.000,00
Nilai jual bangunan
Rp.179.500.000,00
Nilai jual tanah dan bangunan
Rp.419.500.000,00

= Rp.
=
=

Besarnya Pajak Bumi dan Bangunan yang terhutang :

Atas tanah = 0,5% x 20% x Rp. 240.000.000,00


= Rp.
240.000,00
Atas bangunan = 0,5% x 20% x Rp. 179.500.000,00
= Rp.
179.500,00
Jumlah pajak yang terhutang
= Rp.
419.500,00
2) Wajib Pajak memperoleh tanah dan bangunan pada tanggal 29 Maret 1998.
Nilai Perolehan Objek Pajak Rp 110.000.000,00. Nilai Perolehan Objek Pajak
Tidak Kena Pajak Rp 30.000.000,00 Berdasarkan hasil pemeriksaan yang
dilakukan pada tanggal 30 Desember 1998, ternyata ditemukan data yang
belum lengkap yang menunjukkan bahwa nilai Perolehan Objek Pajak
sebenarnya adalah Rp160.000.000,00. Pajak yang telah dibayar terkait kasus
ini ialah Rp. 4.000.000,-. Berapakah total jumlah pajak yang masih harus
diabayar?
Nilai Perolehan Objek Pajak
Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak
Kena Pajak
Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak

Rp 160.000.000,00
Rp 30.000.000,00 (-)
Rp 130.000.000,00

Pajak yang seharusnya terutang =


5% x Rp130.000.000,00 =
Pajak yang telah dibayar
Pajak yang kurang dibayar

Rp 6.500.000,00
Rp 4.000.000,00 (-)
Rp 2.500.000,00

Sanksi administrasi berupa bunga dari 29 Maret 1998 sampai dengan 30


Desember 1998 = 10 x 2% x
Rp2.500.000,00 = Rp500.000,00
Jadi, jumlah pajak yang harus dibayar sebesar Rp2.500.000,00 +
Rp500.000,00 = Rp3.000.000,00
3) Pajak Penghasilan PT. ABC
a) Wajib Pajak telah memperoleh pengembalian pendahuluan kelebihan pajak
sebesar Rp 80.000.000,00.
Dari pemeriksaan diperoleh hasil sebagai berikut:

a) Pajak Penghasilan yang terutang sebesar Rp 100.000.000,00


b) Kredit pajak, yaitu:
i) Pajak Penghasilan Pasal 22 Rp 20.000.000,00
ii) Pajak Penghasilan Pasal 23 Rp 40.000.000,00
iii) Pajak Penghasilan Pasal 25 Rp 90.000.000,00
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut diterbitkan Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar, berapa jumlah yang masih harus dibayar oleh PT ABC ?
Pajak Penghasilan yang terutang sebesar
100.000.000,00

Rp

Kredit Pajak:
Pajak Penghasilan Pasal 22
20.000.000,00

Rp

Pajak Penghasilan Pasal 23


40.000.000,00

Rp

Pajak Penghasilan Pasal 25


90.000.000.00 (+)

Rp
Rp 150.000.000,00

Jumlah Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak


80.000.000,00 (-)

Rp

Jumlah pajak yang dapat dikreditkan


70.000.000,00 (-)

Rp

Pajak yang tidak/kurang dibayar


30.000.000,00

Rp

Sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100%


30.000.000,00 (+)
Jumlah yang masih harus dibayar
60.000.000,00

Rp
Rp

Anda mungkin juga menyukai