Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Program

pemerintah

melaksanakan

perubahan

pada

sistem

pembelajaran di sekolah dikarenakan melihat perubahan atau hasil peserta


didik secara berkala setiap tahun. Aplikasi perubahan ini dengan selalu
berubahnya program pengajaran sejak kurikulum CBSA hingga KTSP. Selain
perubahan pelaksanaan kurikulum pemerintah pada tiap-tiap sekolah dari
sekolah dasar hingga sekolah tingkat atas, juga ditentukan kewajiban belajar
para siswa minimal 12 tahun. Pada prakteknya di lembaga-lembaga
pendidikan formal perubahan hasil belajar yang lebih baik tersebut diketahui
dari bagaimana sistematisasi pengajaran di sekolah. Seperti halnya gaya
belajar dan pola pengajaran yang dilakukan para pengajar di sekolah.
Terutama pengajaran pada sekolah-sekolah yang terdapat jurusan eksak
dan/atau MIPA. Pengajaran jurusan eksak atau IPA seyogyanya menerapkan
sistem pengajaran yang lebih efektif dan efisien, karena bobot jurusan tersebut
lebih besar dari program IPS dan Bahasa. Oleh karena itu, sekolah atau
lembaga-lembaga pendidikan formal seyogyanya mampu mengadakan
fasilitas pendukung pembelajaran yang layak pakai.
Pada penelitian ini penyusun lebih mengkerucut pada Pembelajaran IPA.
Pengajaran pada tingkat dasar SD atau MI pada lembaga dasar pendidikan
formal tersebut lebih memberikan bekal dan dasar pengetahuan peserta didik
untuk melanjutkan pada jenjang Sekolah lanjutan. Lembaga pendidikan
formal sekolah dasar merupakan penentu arah bakat dan kompetensi peserta
didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan
pada usia dasar ( 6 tahun 12 tahun), merupakan saat yang menentukan
seorang anak untuk bertindak ke arah kemana yang dinginkan. Kisaran usia
tersebut masih labil atau mudah terpengaruh kepada hal-hal yang dapat
mempengaruhi. Oleh karena itu seyogyanya dididik dan diberikan pendidikan
dengan kegiatan-kegiatan yang dapat membangun mental anak. Praktek di

lapangan penerapan metode pengajaran di tingkat sekolah dasar bersifat


variatif atau disesuaikan dengan program kurikulum dan gaya mengajar tenaga
pendidik di sekolah tertentu. Gaya belajar yang dilaksanakan pada sekolahsekolah dasar tertentu masih ada yang menerapkan gaya belajar konvensional
atau pengajaran klasik yang terpaku pada seorang pengajar atau hanya
dilakukan pembalajaran ekspositori. Pengajaran ekspositori dapat dikatakan
sebagai pengajaran yang bersifat satu arah yakni dari pengajar kepada para
peserta didik, pengajaran ini kerapkali dilakukan.
Penanaman dasar keilmuan tentang pembelajaran IPA memerlukan
teknik atau metode pembelajaran yang searah dengan materi yang diajarkan
(Suharsimi Arikunto, 1993: 18). Selain itu juga melihat kemampuan dan gaya
belajar siswa dalam menyerap materi yang disampaikan pengajar saat
pembelajaran berlangsung. Sebenarnya pembelajaran atau metode pada bidang
IPA di tingkat sekolah dasar cukup banyak untuk diterapkan di kelas. Dalam
hal ini penyusun menerapkan metode pembelajaran IPA yang disesuaikan
dengan materi yang dilaksanakan di kelas.
Sekarang ini pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah-sekolah dasar
hanya menggunakan konvensional atau pengajaran ekspositori. Pengajaran
ekspositori yakni pengajaran yang bersifat satu arah, yakni dari guru ke para
siswa. Seyogyanya pengajaran seperti hal tersebut sudah tidak layak untuk
dipakai, karena tidak memberikan pengalaman belajar yang baik pada
perkembangan dan penerapan wawasan siswa di masyarakat nanti (Djamarah,
1997: 36). Metodologi pembelajaran yang diterapkan pada saat sekarang
sudah mengarah kepada skill atau keahlian memahami, menerapkan dan
membuktikan hal-hal baru pada bidang yang dipelajari. Penilaian dalam
pembelajaran saat sekarang pun dari dinas pendidikan atau yang terkait
lainnya yakni hal yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotor (Tabrani
Rusyan, 1993: 11). Penilaian ini mempunyai keefektifan yang lebih baik dari
penilaian konvensional. Penilaian kognitif yakni penilaian yang mengarah
pada pemikiran dan/atau pemahaman para peserta didik. Penilaian afektif
yakni penilaian yang mengarah pada sikap dari hasil pembelajaran.

Psikomotor yakni penilaian yang mengarah pada praktek atau hasil yang
tampak dari pembelajaran tersebut.
Dalam pembelajaran pada studi seyogyanya memenuhi beberapa syarat
keberhasilan dalam pembelajaran. Salah satu keberhasilan yang seyogyanya
ada dalam pembelajaran yakni adanya komunikasi pembelajaran di kelas
(Sudarwan Danim, 1995: 61-12). Komunikasi antara pengajar dan peserta
didik mesti terjaga dengan baik sehingga apa yang menjadi tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Keadaan tersebut di atas sebenarnya bukan masalah yang signifikan yang
menjadi

kendala

keprofesionalan

dalam
seorang

kesuksesan
pengajar.

belajar
Artinya

akan

tetapi

kesuksesan

diperlukan

pembalajaran

ditentukan oleh pengajar dan mau dibawa kemana para siswa tersebut.
Kesuksesan tersebut yakni seorang pengajar seyogyanya mempunyai beberap
srategi, metode atau pendekatan yang memberikan rangsangan kepada peserta
didik dalam belajar IPA.
Berangkat dari latar belakang di atas maka peneliti merasa perlu untuk
melakukan penelitian tindakan dengan judul Penggunaan Kit IPA Untuk
Meningkatkan Prestasi Siswa Dalam Materi Tata Surya Pada Siswa Kelas VI
SDN Slateng 02 Kecamatan Ledokombo Jember.
1.2 Rumusan Masalah
Bertitik

tolak

dari

latar

belakang

diatas

maka

dirumuskan

permasalahannya sebagi berikut:


1. Bagaimanakah cara meningkatkan prestasi siswa dalam materi tata surya
dengan penggunaan Kit IPA pada siswa kelas VI SDN Slateng 02
Ledokombo Jember?
2. Bagaimanakah cara menggunakan Kit IPA agar siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran materi tata surya pada siswa kelas VI SD Negeri Slateng 02
Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember ?

1.3 Tujuan Perbaikan


Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Ingin mengetahui bagaimana prestasi, pemahaman dan penguasaan mata
pelajaran IPA setelah penggunaan Kit IPA pada siswa kelas VI SD Negeri
Slateng 02 Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember.
2. Ingin menganalisis dampak penggunaan Kit IPA dalam meningkatkan
prestasi siswa dalam materi tata surya pada siswa kelas VI SD Negeri
Slateng 02 Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember
1.4 Manfaat Perbaikan
Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan dapat
berguna sebagai:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru dalam
meningkatkan pemahaman siswa belajar IPA
2. Sumbangan pemikiran bagi guru dalam proses belajar-mengajar dan
meningkatkan pemahaman siswa belajar IPA di SDN Slateng 02
Ledokombo Jember
3. Menerapkan metode dan media yang tepat sesuai dengan materi pelajaran
IPA.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Psikologi Dalam Pengajaran IPA


Di dalam pembelajaran IPA anak tidak akan sama dalam menerima
materi dengan permasalahan

siswa sebagai individu dengan perbedaan

pada aspek biologis, intelektual dan psikologis. Tetapi di dalam perbedaan dari
ketiga aspek itu ada juga terselip persamaannya. Ahmadi dan Supriyono
(1991:108)

melihat siswa sebagai individu dengan segala perbedaan dan

persamaannya. Pada intinya berisikan ketiga aspek di atas.


Berbagai persamaan dan perbedaan kepribadian siswa berguna dalam
membantu usaha pengaturan siswa di kelas. Terutama berhubungan dengan
masalah

bagaimana

pola

pengelompokkan

siswa

guna

menciptakan

lingkungan belajar yang aktif dan kreatif sehingga kegiatan belajar yang
penuh kesenangan dan bergairah dapat bertahan dalam waktu yang relatif
lama Kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan kelompok menghendaki
peninjauan pada aspek individual siswa. Penempatan siswa memerlukan
pertimbangan pada aspek postur tubuh siswa, dimana menempatkan siswa
yang mempunyai tubuh tinggi atau pendek, dimana menempatkan siswa
yang memiliki kelainan penglihatan atau pendengaran, jenis kelamin siswa
perlu juga dijadikan pertimbangan dalam pengelompokan siswa. Siswa
yang cerdas, yang bodoh, yang pendiam, yang lincah, dan suka berbicara,
suka

membuat

keributan, yang

suka

mengganggu temannya, dan

sebagainya. Sebaiknya dipisah agar kelompok tidak didominasi oleh satu


kelompok tertentu, agar persaingan dalam belajar berjalan seimbang.
B. Metode Pembelajaran
Berdasarkan metode pembelajaran yang dianjurkan, terdapat berbagai
metode yang berbeda yang diwakili oleh pembelajaran-pembelajaran yang
dijabarkan dalam buku IPA Guru. Metode apa yang dipilih tergantung pada
mata pelajaran dan pada tujuan dari pembelajaran tersebut. Metode tersebut

antara lain : Ceramah, pemberian tugas diskusi / kelompok, wisata, karya


wisata, tanya jawab, demonstrasi, problem solving, dan masih banyak yang
lain. Penggunaan metode tersebut disesuaikan dengan materi pembelajaran
yang diberikan kepada siswa.
C. Penggunaan Peralatan Kit IPA
1. Arti, Jenis, dan fungsi KIT IPA
KIT IPA merupakan nama alat-alat IPA yang digunakan untuk
percobaan dalam pembelajaran IPA di kelas Sekolah Dasar. Jenis KIT IPA,
antara lain :

KIT IPA untuk siswa yang dibutuhkan oleh kelompok-kelompok siswa


untuk percobaan

KIT IPA untuk Guru yang dibutuhkan oleh guru untuk peragaan.

KIT IPA, daftar nama benda-benda dan bahan-bahan dari lingkungan yang
diperlukan untuk percobaan tertentu.

Macam-macam peraga di dalam KIT IPA antara lain: Makhluk Hidup;


Makhluk hidup berkembang biak.; Pemeliharaan dan pengembangbiakan
makhluk hidup.; Populasi; Alat indera; Magnet; Listrik; Organ tubuh manusia;
Tata Surya; Bentuk dan gerakan bumi.
Kegunaan Kit IPA antara lain untuk meningkatkan mutu pengajaran
dan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar,Untuk penekanan pada metodemetode

pembelajaran

interaktif,Untuk

mengembangkan

program

pengembangan sumber daya manusia,Untuk menciptakan tenaga kerja yang


lebih bermutu, Untuk memenuhi tujuan pembangunan masyarakat, ekonomi,
dan teknik di Indonesia, Untuk membantu guru IPA, mempermudah persiapan
pengajaran dan memperbaiki mutu proses belajar mengajar di kelas
didasarkan pada kurikulum 1994 yang telah disempurnakan tahun 1999.
D. Motivasi
Motivasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap
kehidupan seseorang dalam setiap aktivitasnya dalam rangka mencapai suatu
tujuan tertentu. Kata

" motif " diartikan sebagai daya upaya yang

mendorong seseorang untuk menentukan sesuatu, berawal dari " motif "
itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi
aktif.
Menurut Hudoyo (1995:24) Motivasi Belajar adalah " Dorongan
untuk mempelajari

sesuatu dengan sungguh-sungguh sehingga

memiliki

pengertian yang lebih mendalam dalam bidang tersebut untuk mendapatkan


kepandaian. Sedangkan menurut Mc. Donal dalam Suyabrata (1981:30),
Motivasi adalah perubahan energi dari seseorang yang ditandai dengan
muncul feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Dari pengertian tersebut mengandung tiga elemen penting, yaitu
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
individu manusia, yang

penampakannya

menyangkut

kegiatan fisik

manusia;
b. Motivasi

ditandai

dengan munculnya

rasa

"

feeling

"

afeksi

seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan


kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia;
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi bukanlah hal
yang dapat diamati, tetapi hal yang dapat disimpulkan adanya, karena
sesuatu yang dapat kita saksikan tiap aktivitas yang dilakukan seseorang
itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri seseorang, kekuatan
pendorong itulah yang disebut motif.
Dari hal di atas maka dapat dikatakan bahwa motivasi adalah suatu hal
yang sangat penting bagi setiap insan manusia untuk mencapai suatu
keberhasilan atau tercapainya keinginan apa yang diidam-idamkan oleh setiap
orang. Kalau seseorang sudah mempunyai motivasi, maka ia ada dalam
ketegangan, dan ia siap mengerjakan hal-hal yang diperlukan sesuai dengan
apa yang dikehendakinya. Sesungguhnya motivasi menyangkut pemenuhan
seperangkat kebutuhan, yang oleh Maslow dalam Ivor K. Davies (1986 : 215)
diklasifikasikan menurut kekuatan gaya pendorong atas lima kelompok, yaitu :

Kebutuhan fisiologis (antara lain : haus, lapar, seks)

Kebutuhan keamanan (antara lain : menyelamatkan jiwa, ketertiban)

Kebutuhan

berkerabat

(antara

lain

identifikasi,

kasih

sayang,

persahabatan)

Kebutuhan penghargaan (antara lain : sukses, percaya diri, harga diri)

Kebutuhan berusaha (antara lain : mengembangkan diri)

Sesudah kebutuhan tingkat rendah dipenuhi, munculkan kebutuhan tingkat


tinggi. Tetapi tidak berarti bahwa kebutuhan yang satu mesti terpenuhi
sebelum kebutuhan lainnya muncul. Siswa yang berbakat minim pun akan
ingin mengembangkan

diri, sekalipun kebutuhan-kebutuhan lain telah

terpenuhi.
E. Prestasi Belajar
Dari hasil penelitian yang dikemukakan oleh Bloom (dalam Semiawan
dan Munandar, 1984 ; 4) berangkat dari pola distribusi normal, anak-anak
yang terletak di ujung sebelah kiri dan kanan tidak dapat memanfaatkan secara
baik layanan pendidikan yang disediakan sekolah untuk kelompok normal
atau kelompok biasa. Lain halnya

dengan

penelitian

yang dilakukan

Reigeluth (1983), hasil belajar sangat dipengaruhi oleh interaksi semakin baik
semakin baik hasil belajar, dan semakin rendah interaksi semakin rendah
pula

hasil belajarnya.Dari

uraian di

atas

dapat

dikatakan bahwa

kemampuan siswa (hasil belajar) dipengaruhi oleh interaksi dan kondisi


proses pembelajaran. Kondisi pembelajaran yang dikelola dengan baik dalam
penggunaan KIT

IPA

menyenangkan sehingga

akantercipta

suasana

belajar

mengajar

yang

akan dapat mempengaruhi pencapaian tujuan

pendidikan.
Menurut Ahmadi (1991;147) apabila perhatian terhadap sesuatu obyek
tidak ada, tetapi obyek tersebut ternyata ada hubungannya dengan kebutuhan
kita maka dapat diharapkan bahwa kita akan mempunyai kemauan yang besar
terhadap obyek itu. Dengan kata lain, sasaran perhatian terhadap obyek
tertentu ada hubungannya dengan kebutuhan yang dapat diharapkan, obyekobyek tertentu tersebut akan mempengaruhi pola pikir seseorang. Siswa dalam
hal

ini

sebagai

obyek, dan penggunaan KIT

IPA sebagai

subyek.

Hubungan obyek dan subyek adalah keberhasilan yang ingin dicapai di

dalam suatu tujuan. Menurut Depdiknas (2000;5) perencanaan pengaturan


penempatan kelas ialah (a) pengaturan kelas untuk keperluan administrasi
sekolah (b) pengaturan tempat duduk sesuai dengan jenis dan tingkat sekolah
dengan memperhatikan kemampuan dan keadaan fisik, jenis kelamin setiap
siswa, penempatan denah sekolah pada papan pengumuman, dan kegiatan lain
yang sejenis, (c) pengaturan kelas memudahkan siswa dapat mengetahui
ruangan belajar masing-masing.
Atas

dasar

penegasan

di

atas, berikut

ini

disajikan ciri-ciri

keberhasilan siswa dalam belajar menggunakan KIT IPA dalam pembelajaran


siswa di kelas :(1) siswa menyadari arah yang dituju dalam proses belajar
mengajar, (2) siswa merasa mendapat tanggung jawab pada beban yang
diberikan, (3) siswa merasa tidak bosan, mengantuk, dan berkonsentrasi
terhadap materi yang diberikan guru,(4) motivasi belajar siswa banyak
tumbuh dari dalam diri siswa, dan (5) kreativitas siswa berkembang
dengan baik.

BAB III.
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Slateng 02 pada siswa kelas VI
tahun pelajaran 2008/2009 semester 2, dengan jumlah siswa sebanyak 28
siswa yang sebagian besar berasal dari keluarga petani. Dari 28 siswa terdapat
5 orang siswa yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata, 18 siswa
berkemampuan sedang dan 5 lainnya berkemampuan kurang. Mata pelajaran
yang diteliti adalah Ilmu Pengetahuan Alam dengan kompetensi dasar tata
surya.
B. Deskripsi Per Siklus
Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan
dari kegiatan yang berbentuk siklus diawali dengan kegiatan pra siklus, siklus
1, siklus 2 dan kemudian siklus 3. Setelah tindakan pada siklus 1 diharapkan
meningkat dan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan penuh semangat
dan antusias, senang tanpa ada faktor keterpaksaan karena ada variasi
pembelajaran disbanding pembelajaran sebelumnya.
Dalam penelitian ini, faktor yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
a. Aspek yang akan diobservasi meliputi respon siswa terhadap proses
pembelajaran yaitu kesungguhan/ antusias siswa dalam aktivitas
pembelajaran.
b. Daya serap siswa terhadap tingkat pencapaian hasil belajar.
1. Rencana
a. Pra Siklus
Pada

tahap

pra

siklus

merencanakan

pelaksanaan

untuk

memperoleh data nilai awal materi tata surya dengan menggunakan


metode pembelajaran ceramah. Dari analisa diperoleh data awal akan
dilanjutkan dengan siklus 1

10

b. Siklus 1
Dari kegiatan pembelajaran melalui kegiatan instrumen yang sama
dengan pra siklus, akan tetapi dalam siklus 1 ini media yang dipakai
adalah KIT IPA Tata Surya. Pembelajaran diarahkan pada penggunaan Kit
IPA sebagai media untuk mendekatkan konsep abstrak ke semi kongkret.
c. Siklus 2
Pada siklus yang kedua, siswa dibentuk dalam beberapa kelompok,
metode pembelajaran yang dipakai adalah demonstrasi dengan media KIT
IPA. Siswa dalam kelompok mendemontrasikan penggunaan KIT Tata
Surya.
d. Siklus 3
Pada siklus ketiga, siswa secara berkelompok tetap menggunakan
KIT IPA sebagai media sekaligus sumber belajar. Metode Diskusi kali ini
dipakai dengan tujuan untuk lebih mengaktifkan siswa.
2. Pelaksanaan
a. Pra siklus
Pelaksanaan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 9 April 2009,
dengan menggunakan media gambar yang disiapkan oleh peneliti. Siswa
diterangkan tentang tata surya. Kemudian siswa ditugaskan untuk
menjawab pertanyaan dalam LKS. Metode yang dipakai adalah ceramah.
Dengan tes tulis sebagai bentuk evaluasinya.
b. Siklus 1
Siklus 1 dilaksanakan pada Senin, 13 April 2009. Peneliti kali ini
menggunakan media kit IPA tata surya. Siswa diminta untuk
mendemonstrasikan penggunaan Kit IPA Tata Surya secara bergantian.
Metode pembelajaran yang dipakai adalah demonstrasi. Terlihat antusias
siswa masih mencapai 60% karena masih ada sebagian siswa yang masih
kurang memperhatikan demonstrasi yang dilakukan siswa lain. Bentuk
penilaian yang digunakan adalah tes tulis.

11

c. Siklus 2
Siklus 2 dilaksanakan pada Senin, 20 April 2009. Peneliti kali ini
membentuk siswa dalam kelompok dengan metode demonstrasi kelompok.
Demonstrasi susunan tata surya dengan Kit IPA dilakukan kelompok
dengan penjelasan anggota tata surya disampaikan oleh perwakilan
kelompok. Kelompok lain mengamati demonstrasi dan diberikan
kesempatan untuk bertanya kepada kelompok yang sedang berdemontrasi.
d. Siklus 3
Siklus 3 dilaksanakan pada Senin, 27 April 2009 dengan media
yang sama KIT IPA Tata Surya. Metode demontrasi dan diskusi menjadi
pilihan peneliti dengan tujuan agar siswa lebih aktif disbanding dengan
kegiatan

pembelajaran

siklus

2.

Setelah

demonstrasi

kelompok

dilaksanakan maka siswa ditugaskan untuk menggambar susunan tata


surya pada kertas yang disediakan. Pada proses pengerjaan tugas siswa
dalam kelompok berinteraksi dengan teman dalam kelompoknya.
Keaktifan siswa hamper mencapai sempurna.
C. Pengamatan/ Pengumpulan Data/ Instrumen
Dalam penelitian tindakan kelas instrument utama penelitian adalah
penelitiHal ini sesuai dengan pendapat Bogdan dan Biklen (1982), bahwa
peneliti adalah orang yang mengetahui seluruh data dan car menyikapinya.
Untuk mendukung dan melengkapi istrumen utama digunakan instrument
penunjang (Moeloeng, 1991). Instrumen penunjang dalam penelitian ini
adalah pedoman observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan
Berikut beberapa instrumen yang disiapkan untuk pelaksanaan
tindakan:
Tabel 2.1 Format Penilaian Observasi yang digunakan
Aktivitas
No

Nama
Siswa

Perhatian Terhadap
Pekerjaan
Baik

Cukup

Kurang

12

Membuat Catatan
Penting
Baik

Cukup

Kurang

Keterangan

Keterangan :
Kolom aktifitas diisi dengan centang ( )
Tabel 2.2 Format Analisis Data Hasil Belajar Siklus 1
No

Nama Siswa

Nilai
Pra Siklus
Siklus 1

Peningkatan

Keterangan

1
2
3

Keterangan :
Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar pra siklus dan hasil
belajar siklus 1
Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai
Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila
nilai >65)
Tabel 2.3 Format Analisis Data Hasil Belajar Siklus 2
No

Nama Siswa

Nilai
Siklus 1

Siklus 2

Peningkatan

Keterangan

1
2
3

Keterangan :
Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar siklus 1 dan hasil
belajar siklus 2
Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai
Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila
nilai >65)
Tabel 2.4 Format Analisis Data Hasil Belajar Siklus 3
No

Nama Siswa

Nilai
Siklus 2

Siklus 3

Peningkatan

Keterangan

1
2
3

Keterangan :
Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar siklus 2 dan hasil
belajar siklus 3
Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai

13

Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila


nilai >65)

Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan dua cara sebagaimana


yang dikemukakan oleh Silverman (1995 : 156) sbb:
Pertama : Membandingkan jenis data yang berbeda seperti data kualitatif dan
sumber data yang berbeda, serta data observasi dan tanya jawab
untuk melihat apakah memiliki kecocokan antar data yang satu
dengan yang lain.
Kedua :

Mencocokkan kembali data yang diperoleh kepada subyek peneliti.

Kedua cara ini digunakan penulis untuk memeriksa keabsahan data dalam
penelitian. Selain itu untuk menguatkan data penelitian, penulis juga
melakukan pemeriksaan silang dengan cara tukar pendapat dengan
teman sejawat. Mengklarifikasi kembali pada subjek, meninjau ulang
catatan lapangan, merenungkan kembali bagian-bagian fenomena
penting selama tindakan dan menyempurnakannya sehingga diperoleh
secara lengkap dan utuh.
D. Refleksi
Refleksi merupakan ulasan dari hasil kegiatan dan pengamatan. Refleksi
dilakukan untuk mengevaluasi proses belajar mengajar yang sudah
dilaksanakan. Melalui refleksi dapat diungkapkan kelebihan dan kekurangan
yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pada setiap putaran
yang dilihat dari lembar observasi pembelajaran.
Berikut refleksi pada masing-masing siklus:
1. Siklus 1
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 1
dan tindakan berikutnya pada siklus 2 adalah sebagai berikut:
a. Guru hendaknya lebih mempersiapkan media agar dapat memotivasi
siswa
b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan hendaknya lebih ke metode
yang dapat mengaktifkan siswa sehingga pembelajaran lebih
bermakna.

14

2. Siklus 2
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 2
dan tindakan berikutnya pada siklus 3 adalah sebagai berikut:
a. Media yang dipakai dalam siklus 2 sudah dapat dikatakan dapat
memotivasi siswa namun media tidak akan berarti manfaatnya apabila
guru kurang dapat mengarahkan / menggunakan media tersebut.
b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan sudah dapat mengaktifkan
siswa namun dalam pelaksanaannya siswa masih berebut untuk
mendemonstrasikan,

hal

ini

disebabkan

karena

pembelajaran

dilaksanakan dengan berkelompok.


c. Pada siklus berikutnya guru harus lebih dapat membimbing siswa
dalam kelompok dan membimbing siswa secara individu.
3. Siklus 3
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 3
adalah sebagai berikut:
a. Media yang dipakai dalam siklus 3 sudah dapat dikatakan dapat
memotivasi siswa dan dapat mewakili media yang mudah digunakan,
guru sudah menyiapkan media sesuai dengan jumlah siswa.
b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan sudah dapat mengaktifkan
siswa terlihat dengan aktifnya semua siswa dalam proses pembelajaran
c. Proses pembelajaran sudah lebih terarah karena guru sudah dapat
menguasai kelas dan kegiatan siswa dapat terakomodasi dalam
kegiatan yang mengarah pada tujuan pembelajaran.

15

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan
1. Pra Siklus
Pelaksanaan tindakan dimulai dengan mengadakan observasi awal
yang dilakukan pada hari Kamis tanggal 9 April 2009. Tujuannya untuk
mengetahui lebih mendalam kondisi sekolah, sebagai kelas yang akan
mendapat perlakuan. Kondisi tersebut mencakup kondisi fisik kelas,
kondisi siswa, guru, proses pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar
dikelas serta sarana dan prasarana pendidikan yang terdapat di kelas
maupun di sekolah. Pada observasi awal, kegiatan pembelajaran terdiri
dari 3 tahapan, 1) Kegiatan awal, 2) Kegiatan Inti, dan 3) Penutup. Pada
kegiatan awal yang berupa appersepsi, siswa diajak tanya jawab tentang
materi yang akan dibahas, yang akhirnya mengaitkan dengan materi inti;
Sedangkan pada kegiatan inti dalam pembelajaran banyak menggunakan
metode ceramah menggunakan tanpa menggunakan media kecuali sumber
buku

pelajaran

IPA.

Guru

lebih

banyak

menerangkan

dengan

menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan konsep sehingga


terkesan siswa hanya mendapatkan konsep yang abstrak dan kegiatan
belajar mengajar terfokus kepada guru. Selain itu, keterlibatan siswa masih
tampak kurang optimal, ini terlihat dari kepasifan dan kebingungan siswa
dalam mengikuti dan memahami pelajaran yang disampaikan guru.
Adapun kegiatan penutup siswa diberi tugas mengerjakan soal atau
evaluasi.

16

Berikut data hasil belajar pra siklus:


Tabel 4.1 Hasil belajar siswa pra siklus
No

Nama

Nilai

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

Andriyan Subairi
Holifah
Asni Lutfiah
Abdul Gofur
Lukman Hakim
Subairi
Farida
Faridi
Khoirul Ilham
Ilmiyeh
Halim
Gufron
Jepriyanto
M.Wafi Purwanto
M.Arifin
Umi Habibah
M.ikbal
Wasik
Nur Imamah
Maulida Wajarwati
Suyati
Sumiyati
Riris Ria Dewi
Risdatul Jannah
Yuni Lestari
Nita Novitasari
Heni Fia
Rumania
rata-rata
siswa tuntas
siswa tidak tuntas
persentase tuntas kelas

50
60
80
70
60
60
50
70
80
70
60
70
70
60
60
60
60
60
50
60
70
50
50
60
70
60
50
50
61,43
9
19
32,14

Keterangan:
Rata-rata kelas
Jumlah siswa tuntas
Jumlah siswa tidak tuntas
Prosentase Ketuntasan Klasikal

Tuntas
Tidak tuntas
TT
TT
T
T
TT
TT
TT
T
T
T
TT
T
T
TT
TT
TT
TT
TT
TT
TT
T
TT
TT
TT
T
TT
TT
TT

: 61,43
: 9 siswa
: 19 siswa
: 32,14 % ( tidak tuntas )

17

Dari tabel 4.1 di atas diperoleh data bahwa secara klasikal pembelajaran
masih belum tuntas dikarenakan prosentase ketuntasan klasikal hanya
32,14 % masih jauh dari batas minimal ketuntasan klasikal yaitu 85 %.
Pada refleksi awal melalui observasi dapat ditemukan beberapa
kelebihan dan kekurangan pada

kegiatan pembelajaran. Kelebihan-

kelebihan tersebut antara lain :


1. Proses pembelajaran telah diselenggarakan secara terstruktur dan
sistematis sesuai dengan rancangan pengajaran, maupun program
pengajaran;
2. Guru banyak menyampaikan informasi tentang konsep materi walau
hanya dengan menggunakan metode ceramah dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
Sedangkan beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran yang
ditemukan adalah :
1) guru banyak menghabiskan waktu pembelajaran (sekitar 65-70%)
hanya menjelaskan secara verbal konsep yang abstrak tanpa dibantu
dengan sarana dan atau media penunjang yang memadai;
2) siswa cenderung bersifat pasif (tidak berani menjawab pertanyaan guru
secara lepas mungkin karena takut salah, kurang antusias mengikuti
pelajaran, merasa kebingungan memahami konsep yang dijelaskan
guru.
Selama observasi awal ini juga, siswa belum menunjukkan
perilaku yang diharapkan. Memang, siswa sesekali menjawab pertanyaan
guru dengan mengungkapkan kembali apa yang disampaikan guru, tetapi
sangat abstrak sehingga tidak bisa dipahami sedikitpun oleh siswa lainnya.
Hal ini karena metode konvensional tidak banyak memberi kesempatan
yang luas bagi siswa untuk memperoleh informasi yang lebih variatif dan
tahan lama retensinya karena kurang menekankan ketrampilan proses.
Akibatnya, siswa bahkan kesulitan memvisualisasikan konsep abstrak
yang didapatkannya.

18

2. Pelaksanaan Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dari observasi awal,
peneliti memberi tindakan siklus I yang dilaksanakan pada hari Senin, 13
April 2009 dalam kegiatan ini dibagi menjadi beberapa tahapan sebagai
berikut :
1)

Hasil pengamatan terhadap guru


a) Pada awal pembelajaran yang dilakukan guru, masih terdapat
sebagian siswa melakukan kegiatan di luar tugas yang diberikan
b) Siswa dipaparkan tentang contoh media peraga kit IPA berupa
susunan planet anggota tata surya yang tentunya akan menarik
beberapa siswa baik untuk memahami.
c) Siswa dipaparkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pola
belajar siswa dan minat belajarnya terhadap IPA. Siswa yang
terkesan sangat tertarik terhadap media ditunjukkan oleh lebih
antusiasnya seorang siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar
dengan menggunakan media tersebut.
d) Siswa dipaparkan tentang kaitan waktu pengerjaan, dimana
diharapkan waktu penjelasan tidak terlalu banyak dan sebaliknya
waktu untuk menghasilkan produk lebih banyak.

2). Hasil Pelaksanaan Siklus I


Hasil pelaksaan siklus I terlihat pada table berikut ini:
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus 1
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Nilai
Pra
Siklus
Siklus
1
50
60
60
70
80
80
70
70
60
60
60
70
50
60
70
70
80
80
70
70
60
70
70
70
70
70
60
60

Nama
Andriyan Subairi
Holifah
Asni Lutfiah
Abdul Gofur
Lukman Hakim
Subairi
Farida
Faridi
Khoirul Ilham
Ilmiyeh
Halim
Gufron
Jepriyanto
M.Wafi Purwanto

19

Meningkat

Keterangan

Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak

TT
T
T
T
TT
T
TT
T
T
T
T
T
T
TT

15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

M.Arifin
Umi Habibah
M.ikbal
Wasik
Nur Imamah
Maulida Wajarwati
Suyati
Sumiyati
Riris Ria Dewi
Risdatul Jannah
Yuni Lestari
Nita Novitasari
Heni Fia
Rumania
rata-rata kelas
siswa tuntas
siswa tidak tuntas
siswa dengan nilai meningkat
persentase ketuntasan

60
60
60
60
50
60
70
50
50
60
70
60
50
50
61,43
9
19
32,14

60
70
70
60
70
60
80
60
60
60
70
60
60
60
66,43
15
13
13
53,57

Tidak
Ya
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya

TT
T
T
TT
T
TT
T
TT
TT
TT
T
TT
TT
TT

Keterangan:
T : Tuntas
Nilai meningkat
: 13 siswa
TT : Tidak Tuntas
Nilai tidak meningkat : 15 siswa
Rata-rata kelas
: 66,43
Jumlah siswa tuntas
: 15
Jumlah siswa tidak tuntas : 13
Prosentase Ketuntasan Klasikal : 53,57 % ( tidak tuntas )
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
No
1
2
3
4

Uraian
Nilai rata-rata
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Jumlah siswa dengan nilai meningkat
Persentase ketuntasan belajar

Hasil Siklus I
66,43
15
13
53,57 %

Keterangan tabel 4.2 dan tabel 4.3


Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan
pembelajaran dengan metode demonstrasi tunggal oleh guru diperoleh
nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 66,40 dan ketuntasan
belajar mencapai 53,57 % atau ada 15 siswa dari 28 siswa sudah
tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama
secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang
memperoleh nilai 65 hanya sebesar 53,57 % lebih kecil dari

20

persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini


disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan metode pembelajaran
yang dilaksanakan guru.
Setelah melakukan tindakan ini, peneliti menghasilkan rekomendasi
berdasarkan refleksi siklus I . Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dan
ditingkatkan selanjutnya pada tindakan II adalah :
a. guru hendaknya lebih mempersiapkan media yang dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa
b. metode pembelajaran yang dilaksanakan hendaknya lebih ke metode
yang dapat mengaktifkan siswa sehingga pembelajaran lebih
bermakna.
3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pertemuan Siklus Kedua ini dilakukan pada tanggal 20 April 2009.
Pada siklus ini peneliti memberikan tindakan seperti pada Siklus I, namun
dalam pelaksanaannya pada kegiatan pembelajaran guru mengunakan
media KIT IPA tata surya dan metode demonstrasi oleh siswa dilaksanakan
secara berkelompok.. Tindakan ini berlangsung 70 menit untuk kemudian
diberi evaluasi dan refleksi guna tercapainya proses belajar mengajar
sesuai skenario pembelajaran yang terdapat pada rencana pengajaran pada
siklus kedua.
Dalam siklus II ini, setelah selesai para siswa disuruh maju secara
berkelompok untuk mempresentasikan materi. Hal ini agar dapat dilihat
secara nyata kemampuan siswa tidak hanya angan-angan tapi sudah
merupakan hasil yang nyata.
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus II
No
1
2
3
4
5
6

Nama
Andriyan Subairi
Holifah
Asni Lutfiah
Abdul Gofur
Lukman Hakim
Subairi

Nilai
Siklus 1 Siklus 2
60
70
70
80
80
80
70
70
60
70
70
80

21

Meningkat

Keterangan

Ya
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya

T
T
T
T
T
T

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

Farida
Faridi
Khoirul Ilham
Ilmiyeh
Halim
Gufron
Jepriyanto
M.Wafi Purwanto
M.Arifin
Umi Habibah
M.ikbal
Wasik
Nur Imamah
Maulida Wajarwati
Suyati
Sumiyati
Riris Ria Dewi
Risdatul Jannah
Yuni Lestari
Nita Novitasari
Heni Fia
Rumania
rata-rata kelas
siswa tuntas
siswa tidak tuntas
siswa dengan nilai meningkat
persentase ketuntasan

60
70
80
70
70
70
70
60
60
70
70
60
70
60
80
60
60
60
70
60
60
60
66,43
15
13
13
53,57

70
70
90
70
70
70
70
70
60
70
70
60
70
60
90
70
60
60
70
70
70
60
70,36
22
6
11
78,57

Ya
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Tidak

T
T
T
T
T
T
T
T
TT
T
T
TT
T
TT
T
T
TT
TT
T
T
T
TT

Keterangan:
T : Tuntas
Nilai meningkat
: 11 siswa
TT : Tidak Tuntas
Nilai tidak meningkat : 7 siswa
Rata-rata kelas
: 70,36
Jumlah siswa tuntas
: 22
Jumlah siswa tidak tuntas : 6
Prosentase Ketuntasan Klasikal : 78,57 % ( tidak tuntas )
Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
No
1
2
3
4

Uraian
Nilai rata-rata
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Jumlah siswa dengan nilai meningkat
Persentase ketuntasan belajar

Hasil Siklus II
70,36
22
11
78,57 %

Keterangan Tabel 4.4 dan Tabel 4.5


Dari tabel 4.4 dan tabel 4.5 di atas diperoleh nilai rata-rata
prestasi belajar siswa adalah 70,36 dan ketuntasan belajar mencapai
78,57 % atau ada 22 siswa dari 28 siswa sudah tuntas belajar. Hasil

22

ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara


klasikal telah mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I.
Setelah siklus II selesai dilaksanakan, guru atau peneliti mengadakan
refleksi akhir. Dari pengamatan peneliti, secara umum pembelajaran pada
siklus II lebih baik daripada siklus I. Beberapa kelebihan pada siklus II ini
adalah sebagai berikut :
1) Peneliti sudah bisa menguasai situasi kelas dengan membawa siswa
untuk lebih bisa memahami konsep lebih mudah serta lebih aktif
karena merasa percaya diri dengan kemampuan memahaminya
tersebut, meskipun masih terdapat siswa yang belum berkosentrasi
terhadap materi;
2) Pembelajaran yang dilakukan kepada para siswa semakin lebih efektif
dengan lebih menekankan pada pengalaman belajar dan menggunakan
metode demontrasi kelompok dengan media yang disiapkan sendiri
oleh siswa secara kelompok
4. Pelaksanaan Siklus III
Kekurangan-kekurangan yang ada pada pertemuan kedua siklus II ,
dibahas oleh peneliti untuk mencari jalan keluarnya. Pada pertemuan
siklus III, peneliti sudah dapat menguasai kelas dan siswa mulai antusias
dengan pelajaran. Media yang digunakan kali ini masih berupa KIT IPA
tata surya. Kegiatan berkelompok ini kemudian dilanjutkan dengan
kegiatan yang sama namun secara individu.
Pertemuan Siklus III dilaksanakan pada hari Senin, 27 April 2009.
dengan hasil belajar siswa sebagai berikut:
Tabel 4.6 Tabel Hasil Belajar Siklus III
No
1
2
3
4
5
6

Nama
Andriyan Subairi
Holifah
Asni Lutfiah
Abdul Gofur
Lukman Hakim
Subairi

Nilai
Siklus 2 Siklus 3
70
80
80
90
80
70
70
80
70
70
80
80

23

Meningkat

Keterangan

Ya
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Tidak

T
T
T
T
T
T

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

Farida
Faridi
Khoirul Ilham
Ilmiyeh
Halim
Gufron
Jepriyanto
M.Wafi Purwanto
M.Arifin
Umi Habibah
M.ikbal
Wasik
Nur Imamah
Maulida Wajarwati
Suyati
Sumiyati
Riris Ria Dewi
Risdatul Jannah
Yuni Lestari
Nita Novitasari
Heni Fia
Rumania
rata-rata kelas
siswa tuntas
siswa tidak tuntas
siswa dengan nilai meningkat
persentase ketuntasan

70
70
90
70
70
70
70
70
60
70
70
60
70
60
90
70
60
60
70
70
70
60
70,36
22
6
11
78,57

80
70
90
80
70
80
80
70
70
70
80
70
70
60
90
70
60
70
70
70
70
70
74,29
26
2
12
92,86

Ya
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya

T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
TT
T
T
TT
T
T
T
T
T

Keterangan:
T : Tuntas
Nilai meningkat
: 12 siswa
TT : Tidak Tuntas
Nilai tidak meningkat : 16 siswa
Rata-rata kelas
: 74,29
Jumlah siswa tuntas
: 26
Jumlah siswa tidak tuntas : 2
Prosentase Ketuntasan Klasikal : 92,86 % ( tuntas )
Tabel 4.7. Hasil belajar siswa pada Siklus III
No
Uraian
1 Nilai rata-rata
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar
3 Jumlah siswa dengan nilai meningkat
Persentase ketuntasan belajar

Hasil Siklus III


74,29
26
12
92,86 %

Berdasarkan tabel 4.7 diatas diperoleh nilai rata-rata hasil


belajar sebesar 74,29 dan dari 26 siswa yang telah tuntas sebanyak 28
siswa dan 2 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara
klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 92,86 %

24

(termasuk kategori tuntas).

Hasil pada siklus III ini mengalami

peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar
pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan
siswa mempelajari materi pelajaran yang telah diterapkan selama ini.
Disamping itu dengan adanya metode pembelajaran ini siswa dapat
bertanya dengan sesama temanya, dan ternyata dari proses bertanya
antar siswa ini, siswa lebih mudah menerima penjelasan dari temannya
yang lebih paham tentang materi pelajaran tersebut. Juga dari hasil
pembelajaran metode demonstrasi berkelompok ini murid jadi lebih
mudah untuk bekerja sama dengan sesama temannya.
Setelah siklus III selesai dilaksanakan, guru atau peneliti
mengadakan refleksi akhir. Dari pengamatan peneliti, secara umum
pembelajaran pada siklus III lebih baik daripada siklus II. Beberapa
kelebihan pada siklus III ini adalah sebagai berikut :
1) peneliti dapat menguasai kelas, serta keaktifan siswa sudah mencapai
90 %;
2) Pembelajaran yang dilakukan kepada para siswa semakin lebih efektif
dengan lebih menekankan pada cara penggunaan metode pembelajaran
demonstrasi berkelompok dengan media KIT IPA.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan data diatas, ditunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode
demonstrasi berkelompok sangat bermanfaat untuk menunjang pemahaman
konsep bangun ruang dalam hal ini balok dan kubus. Pelaksanaan model ini
mengadaptasi model sebelumnya yang pernah dilaksanakan pada beberapa
pembelajaran, sehingga beberapa para siswa tidak terlihat mengalami
kesulitan dalam beraktifitas selama pembelajaran

berlangsung. Hal ini

dibuktikan dengan data hasil belajar yang terus meningkat dari siklus 1
sebesar 66,43, siklus 2 sebesar 70,36 dan siklus ketiga dengan hasil sebesar
74,29. Data lain yang juga mendukung bahwa

model pembelajaran

demonstrasi berkelompok dapat merangsang kreatifitas dan kemampuan

25

pemahaman konsep bangun ruang adalah jumlah siswa yang tuntas belajar
secara individu meningkat drastis dari siklus 1 sebanyak 15 siswa, siklus 2 22
siswa dan siklus 3 ada peningkatan yang signifikan yaitu 26 siswa dari
28siswa di kelas VI, jadi hanya 2 siswa yang tidak tuntas. Secara klasikal pada
siklus 3 ketuntasan belajar kelas telah mencapai 92,86 % ( prosentase
ketuntasan diatas batas minimal ketuntasan kelas 80% ).
Faktor lain yang menyebabkan hal diatas adalah disebabkan kondisi
pembelajaran yang menyenangkan bagi para guru, hal ini dinyatakan sekitar
90 % siswa terlihat antusias dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Keaktifan siswa mulai ditunjukkan sejak siklus 2 dengan metode demonstrasi
berkelompok. Iklim kolaboratif yang dari awal ditumbuhkan merupakan latar
belakang mengapa hal ini terjadi.

26

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pembelajaran IPA melalui pembelajaran dengan menggunakan Kit IPA, sangat
membantu siswa dalam pembelajaran IPA materi tata surya. Namun demikian,
pembelajaran dengan menggunakan metode ini membutuhkan persiapan
mengajar dan manajemen waktu dan kelas dengan baik guna mencapai
efektivitas hasil pada setiap aktivitas pembelajaran di kelas. Pembelajaran IPA
dengan menggunakan media Kit IPA ini juga dapat meningkatkan motivasi
guru dan mendapat respon positif dari para siswa.
B. Saran Saran
1)

Saran bagi guru


Untuk mencapai hasil yang maksimal, seorang guru dalam mengajar IPA
materi tata surya sebaiknya dengan menggunakan Kit IPA;

2)

Saran bagi sekolah


Pihak Sekolah tentunya harus menyediakan sarana dan prasarana seperti
televise, vcd/dvd player, lcd proyektor serta alat bantu mengajar yang
dibutuhkan oleh guru serta menyiapkan buku panduan macam-macam
metode pengajaran

27

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya
Ngalim Purwanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya

Suharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian dalam Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.
Seells, Barbara B. And Richey, Rita C. 1994. Teknologi Pembelajaran.
(Terjemahan Prawiradilaga dkk.). Jakarta: LPTK
W.S. Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia.

28

Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
SIKLUS 1
Mata Pelajaran

: IPA

Kelas/ Semester

: VI / 2

Waktu

: 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan )

Hari, Tanggal

: Senin, 13 April 2009

Standar Kompetensi
9. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dan tata
surya

I.

Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya

II.

Indikator

Menyebutkan anggota tata surya

Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya

III. Tujuan Pembelajaran


Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat:

Menyebutkan anggota tata surya dengan benar

Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya dengan benar

IV. Materi Ajar


Tata Surya
V.

Metode Pembelajaran

Demonstrasi

Ceramah

29

VI. Langkah-langkah Pembelajaran


a. Kegiatan Awal

Salam, Absensi Global

Apersepsi, guru melakukan tanya jawab seputar tata surya untuk


mengetahui pengetahuan awal siswa

b. Kegiatan Inti

Guru menunjukkan susunan tata surya melalui Kit IPA

Siswa mengamati kit ipa susunan tata surya

Guru mendemonstrasikan cara menggunakan kit ipa tersebut

Guru memberikan penjelasan tentang tata surya

Siswa mendemontrasikan menggunakan Kit IPA susunan tata surya

Siswa membuat ringkasan materi

c.Kegiatan Akhir

Evaluasi

Siswa dan guru menarik kesimpulan

Salam

VII. Alat, Bahan dan Sumber Belajar


Kurikulum IPA Kelas6, KTSP
Buku IPA Kekas 6; Erlangga
KIT Tata Surya
VIII. Penilaian
a. Bentuk Penilaian

Tes Tulis

b. Alat Penilaian
Soal
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!
1. Pusat tata surya adalah..
2. Karena memancarkan cahaya sendiri maka matahari adalah sebuah.
3. Planet dalam antara lain..dan..
4. Planet yang terdekat dengan matahari adalah.

30

5. Planet terjauh dengan matahari adalah


6. Planet ketiga dalam tata surya adalah.
7. Planet terbesar dalam tata surya adalah
8. Komet disebut juga sebagai bintang..
9. Lintasan asteroid terletak diantara planet..dan.
10. Tata surya kita berada dalam gugusan galaksi..
Kunci Jawaban
1. matahari

6. bumi

2. bintang

7. yupiter

3. merkurius dan venus

8. berekor

4. merkurius

9. mars dan yupiter

5. neptunus

10. bima sakti

Ledokombo, 11 April 2009


Guru Kelas

DAHONO
NIM. 813663449

31

Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
SIKLUS 2
Mata Pelajaran

: IPA

Kelas/ Semester

: VI / 2

Waktu

: 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan )

Hari, Tanggal

: Senin, 20 April 2009

Standar Kompetensi
9. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dan tata
surya

I.

Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya

II.

Indikator

Menyebutkan anggota tata surya

Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya

III. Tujuan Pembelajaran


Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat:

Menyebutkan anggota tata surya dengan benar

Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya dengan benar

IV. Materi Ajar


Tata Surya

32

V.

Metode Pembelajaran

Demonstrasi

Ceramah

VI. Langkah-langkah Pembelajaran


a. Kegiatan Awal

Salam, Absensi Global

Apersepsi, guru melakukan tanya jawab seputar tata surya untuk


mengetahui pengetahuan awal siswa

b. Kegiatan Inti

Guru menunjukkan susunan tata surya melalui Kit IPA

Siswa mengamati kit ipa susunan tata surya

Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok

Guru memberikan penjelasan tentang tata surya

Siswa dalam kelompok mendemontrasikan menggunakan Kit IPA


susunan tata surya

Siswa membuat ringkasan materi

c. Kegiatan Akhir

Evaluasi

Siswa dan guru menarik kesimpulan

Salam

VII. Alat, Bahan dan Sumber Belajar


Kurikulum IPA Kelas6, KTSP
Buku IPA Kekas 6; Erlangga
KIT Tata Surya
VIII. Penilaian
a. Bentuk Penilaian

Tes Tulis

b. Alat Penilaian
Soal
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!

33

1. Susunan benda langit yang mengelilingi matahari disebut.


2. Jarak antara bumi dan matahari kira-kira ..km
3. Planet yang dijuluki planet merah adalah..
4. Planet yang terdekat dengan matahari adalah.
5. Planet yang disebut bintang kejora adalah
6. Planet cincin dalam tata surya adalah.
7. Planet terbesar dalam tata surya adalah
8. Bintang jatuh sebenarnya adalah sebuah..
9. Benda langit yang mengikuti/ mengelilingi planet disebut..
10. Satelit alam bumi adalah..
Kunci Jawaban
1. tata surya

6. saturnus

2. 150

7. yupiter

3. mars

8. meteorid

4. merkurius

9. satelit

5. venus

10. bulan

Ledokombo, 20 April 2009


Guru Kelas

DAHONO
NIM. 813663449

34

Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
SIKLUS 3
Mata Pelajaran

: IPA

Kelas/ Semester

: VI / 2

Waktu

: 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan )

Hari, Tanggal

: Senin, 27 April 2009

Standar Kompetensi
9. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dan tata
surya

Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya
Indikator

Menyebutkan anggota tata surya

Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya

Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat:

Menyebutkan anggota tata surya dengan benar

Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya dengan benar

35

Materi Ajar
Tata Surya
Metode Pembelajaran

Demonstrasi

Ceramah

Langkah-langkah Pembelajaran
a. Kegiatan Awal

Salam, Absensi Global

Apersepsi, guru melakukan tanya jawab seputar tata surya untuk


mengetahui pengetahuan awal siswa

b. Kegiatan Inti

Guru menunjukkan susunan tata surya melalui Kit IPA

Siswa mengamati kit ipa susunan tata surya

Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok

Siswa dalam kelompok mendiskusikan susunan tata surya

Siswa dalam kelompok mendemontrasikan menggunakan Kit IPA


susunan tata surya untuk lebih memahami materi tata surya

Siswa membuat ringkasan materi

c. Kegiatan Akhir

Evaluasi

Siswa dan guru menarik kesimpulan

Salam

Alat, Bahan dan Sumber Belajar


Kurikulum IPA Kelas6, KTSP
Buku IPA Kekas 6; Erlangga
KIT Tata Surya
Penilaian
a. Bentuk Penilaian

Tes Tulis

b. Alat Penilaian

36

Soal
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!
1. Benda langit terbesar dalam tata surya kita adalah.
2. Planet satu-satunya yang dihuni oleh mahluk hidup adalah
3. Planet yang dijuluki kembaran bumi adalah..
4. Planet yang terjauh dengan matahari adalah.
5. Planet keenam dalam tata surya adalah..
6. Planet cincin dalam tata surya adalah.
7. Planet terbesar dalam tata surya adalah
8. Komet Halley muncul setiap..
9. Benda langit yang mengikuti/ mengelilingi planet disebut..
10. Benda langit yang berteburan antara mars dan yupiter disebut..
Kunci Jawaban
1. matahari

6. saturnus

2. bumi

7. yupiter

3. venus

8. 76 tahun

4. neptunus

9. satelit

5. saturnus

10. asteroid

Ledokombo, 27 April 2009


Guru Kelas

DAHONO
NIM. 813663449

37

Lampiran 4
HASIL BELAJAR SISWA TIAP SIKLUS
No

Nama

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Andriyan Subairi
Holifah
Asni Lutfiah
Abdul Gofur
Lukman Hakim
Subairi
Farida
Faridi
Khoirul Ilham
Ilmiyeh
Halim
Gufron
Jepriyanto
M.Wafi Purwanto
M.Arifin
Umi Habibah
M.ikbal
Wasik
Nur Imamah
Maulida Wajarwati
Suyati
Sumiyati
Riris Ria Dewi
Risdatul Jannah
Yuni Lestari

Pra Siklus
50
60
80
70
60
60
50
70
80
70
60
70
70
60
60
60
60
60
50
60
70
50
50
60
70

38

Nilai
Siklus 1
Siklus 2
60
70
70
80
80
80
70
70
60
70
70
80
60
70
70
70
80
90
70
70
70
70
70
70
70
70
60
70
60
60
70
70
70
70
60
60
70
70
60
60
80
90
60
70
60
60
60
60
70
70

Siklus 3
80
90
70
80
70
80
80
70
90
80
70
80
80
70
70
70
80
70
70
60
90
70
60
70
70

26
27
28

Nita Novitasari
Heni Fia
Rumania
rata-rata kelas
siswa tuntas
siswa tidak tuntas
siswa dengan nilai meningkat
persentase ketuntasan

60
50
50
61,43
9
19
32,14

60
60
60
66,43
15
13
13
53,57

70
70
60
70,36
22
6
11
78,57

70
70
70
74,29
26
2
11
92,86

Lampiran 5

Format Kesedian sebagai Teman Sejawat dalam


Penyelenggaraan PKP

Kepada
Kepala UPBJJ Jember
Di Jember

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa :


Nama
: SUCIPTO
NIP
: 19641002 198503 1 001
Tempat Mengajar : SDN Slateng 02
Alamat Sekolah
: Ledokombo Jember
Telepon
:Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam
pelaksanaan PKP atas nama :
Nama
NIM
Program Studi
Tempat Mengajar
Alamat Sekolah

: DAHONO
: 813663449
: S1 PGSD
: SDN Slateng 02
: Ledokombo Jember

39

Telepon

:-

Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Jember , 7 April 2009


Mengetahui,
Kepala Sekolah

Teman Sejawat,

SISWANTO, S.Pd.
NIP.19620817 198303 1 021

SUCIPTO
NIP. 19641002 198503 1 001
Lampiran 6

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama

: DAHONO

NIM

: 813 663 449

UPBJJ-UT

: JEMBER

Menyatakan bahwa:
Nama

: SUCIPTO

Tempat Mengajar

: SDN Slateng 02 Ledokombo

Guru Kelas

:V

adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan


pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP).

40

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Jember, 13 April 2009


Teman Sejawat

Yang Membuat Pernyataan Mahasiswa,

SUCIPTO

DAHONO
NIM. 813 663 449

NIP. 19641002 198503 1 001


Lampiran 7
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama

: DAHONO

NIM

: 813 663 449

UPBJJ-UT

: JEMBER

Menyatakan bahwa:
Nama

: SUCIPTO

Tempat Mengajar

: SDN Slateng 02 Ledokombo

Guru Kelas

:V

adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan


pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP).
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

41

Jember, 20 April 2009


Teman Sejawat

Yang Membuat Pernyataan Mahasiswa,

SUCIPTO

DAHONO
NIM. 813 663 449

NIP. 19641002 198503 1 001


Lampiran 8
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama

: DAHONO

NIM

: 813 663 449

UPBJJ-UT

: JEMBER

Menyatakan bahwa:
Nama

: SUCIPTO

Tempat Mengajar

: SDN Slateng 02 Ledokombo

Guru Kelas

:V

adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan


pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP).
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

42

Jember, 27 April 2009


Teman Sejawat

Yang Membuat Pernyataan Mahasiswa,

SUCIPTO

DAHONO
NIM. 813 663 449

NIP. 19641002 198503 1 001

43

Anda mungkin juga menyukai