Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sanitasi

merupakan salah satu

permasalahan

di Indonesia,

demikian juga di Kota Padang. Masih banyak masyarakat yang tidak


dapat mengakses layanan sanitasi secara layak yang mencakup air
limbah, persampahan,

drainase

maupun air minum. Dampak dari

rendahnya layanan sanitasi tersebut sangat berpengaruh terhadap


kesehatan, lingkungan dan ekonomi masyarakat.
Inilah yang disadari oleh Kota Padang yang sedang menyusun
dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2009
- 2014, dengan menetapkan 6 (enam) Agenda Pembangunan. Salah
satu

dari

agenda

pembangunannya

adalah

peningkatan

penanggulangan kemiskinan dan pengangguran yang menjelaskan


tentang kebijakan peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui
pencegahan dan pemberantasan penyakit penyehatan lingkungan
pemukiman, perbaikan gizi, penyediaan air minum dan sanitasi yang
layak. Untuk menunjang kebijakan tersebut, sejak bulan Januari 2009
Kota Padang menjadi salah satu kota yang mengikuti program
pengembangan

sanitasi

Indonesia

(Indonesian

Sanitation

Sector

Development Program).
ISSDP

bertujuan

untuk

meningkatkan

derajat

kesehatan

masyarakat terutama masyarakat miskin melalui perencanaan yang


strategis di tingkat kota. ISSDP memfasilitasi Kelompok Kerja Sanitasi
(Pokjasan) yang terdiri dari berbagai lintas SKPD dalam usaha
pengembangan Strategi Sanitasi Kota (SSK).

Buku Putih Sanitasi Kota


Padang

Terkait usaha pengembangan SSK maka perlu disusun Buku Putih


Kota Padang yang berisikan potret tentang situasi sanitasi kota dan
menjadi dasar dalam perencanaan sanitasi di Kota Padang.

1.2 Maksud dan Tujuan


Buku

Putih

Program

Pengembangan

Sanitasi

(Penyehatan

Lingkungan) Kota Padang dimaksudkan untuk menggambarkan profil


sanitasi (sanitation mapping) Kota Padang yang disusun tidak hanya
berdasarkan data sekunder, tetapi juga data primer dengan melakukan
beberapa studi termasuk Studi Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan
(Environmental Health Risk Assesment atau EHRA) di 104 kelurahan.
Profil sanitasi ini juga menghasilkan klasifikasi area dengan potensi
resiko kesehatan lingkungan.
Tujuan dari penyusunan Buku Putih ini adalah:

1.

Mengidentifikasi kondisi terkini dan permasalahan yang berkaitan


dengan sanitasi di Kota Padang;

2.

Mengetahui sejauh mana peran pemerintah dan stakeholder Kota


Padang terhadap masalah sanitasi serta peningkatan kapasitas
Pemerintah Kota (capacity building);

3. Menyiapkan bahan untuk perumusan strategi pengembangan


sanitasi dan penyehatan lingkungan yang berkelanjutan.

1.3 Ruang Lingkup


Buku putih merupakan dokumen yang membahas sanitasi (air
limbah,

drainase,

persampahan,

dan

air

minum)

dari

aspek

keterlibatan sektor swasta, kelembagaan, keuangan, dan media dalam


penanganan sanitasi kota. Selain itu, juga membahas gambaran situasi
kesehatan lingkungan yang terkait dengan kepemilikan dan kelayakan
sarana sanitasi. Buku putih juga membahas pemetaan terhadap kondisi
layanan sanitasi kota sehingga dapat dikategorikan dalam kawasan
area berisiko.

Pokja Sanitasi Kota Padang


I-3

Buku Putih Sanitasi Kota


Padang

1.4 Jangka Waktu Pelaksanaan Penyusunan Buku Putih


Terbaharui
Penyusunan buku putih diselesaikan dalam jangka waktu lebih
kurang 8 (delapan) bulan yaitu Bulan Februari Agustus 2009. Namun
karena kondisi Kota Padang yang mengalami gempa Bulan September
2009, maka buku putih kembali di revisi.
Penyusunan Buku Putih ini dilakukan dengan

pendekatan dari

bawah (bottom-up approach) melalui langkah langkah sebagai berikut:


1. Pertemuan

secara

berkala

dengan

anggota

Pokja

yang

dikoordinasikan oleh Bappeda Kota Padang selaku Ketua Pokja.


2. Diskusi yang bersifat teknis dan mendalam juga dilakukan dengan
pihak-pihak

yang

terlibat

dalam

sanitasi.

Diskusi

untuk

memberikan gambaran yang lebih jelas terkait kondisi yang ada


serta upaya-upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan untuk
meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat di bidang
sanitasi.
3. Meninjau tempat-tempat yang dilayani program sanitasi

serta

sebagian dari daerah pelayanan di pusat kota dan daerah kumuh.


4. Melaksanakan konsultasi publik Draft Buku Putih Sanitasi Kota
Padang yang dilaksanakan pada tanggal 25 Juni 2009, konsultasi
publik Laporan Akhir Buku Putih Sanitasi Kota Padang sebelum
gempabumi yang dilaksanakan pada tanggal 30 Juni
konsultasi

publik

Laporan

Buku

Putih

Sanitasi

2009, dan

Kota

Padang

pascagempa yang dilaksanakan pada Januari 2010.


Metode yang diterapkan dalam pengumpulan data sekunder
adalah::
Diskusi dengan pihak terkait (focus group discussions)
Wawancara dengan berbagai nara sumber (in depth interview)
Studi dan observasi

Pokja Sanitasi Kota Padang


I-3

Anda mungkin juga menyukai