PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Traumatologi berasal dari kata trauma dan logos. Trauma berarti
kekerasan atas jaringan tubuh yang masih hidup (living tissue). Logos berarti
ilmu. Jadi pengertian dari traumatologi adalah ilmu yang mempelajari semua
aspek yang berkaitan dengan kekerasan terhadap jaringan tubuh manusia
yang masih hidup. Kegunaannya selain untuk kepentingan pengobatan
(dalam ilmu kedokteran bedah) juga untuk kepentingan forensic, sebab
dapat diaplikasikan untuk membantu penegak hokum dalam rangka untuk
membuat terangnya tindak pidana kekerasan yang menimpa tubuh
seseorang. Raumatologi dapat dimanfaatkan untuk membantu menentukan
jenis penyebab trauma, waktu terjadinya trauma, cara melakukannya, dan
akibat dari trauma tersebut.
Trauma atau kecelakaan merupakan hal yang biasa dijumpai dalam
kasus forensik. Di dalam ilmu forensik, trauma berdasarkan sifat dan
penyebabnya diklasifikasikan dalam beberapa cara, yaitu mekanik, fisika,
dan kimia. Trauma mekanik dapat diakibatkan oleh kekerasan benda tajam,
kekerasan benda tumpul, dan tembakan senjata. Jenis senjata atau alat yang
digunakan serta cara melakukannya mempengaruhi jenis luka yang
ditimbulkan. Jenis luka yang disebabkan oleh trauma akibat benda tajam
sendiri dapat digolongkan menjadi luka iris, luka tusuk, dan luka bacok.1,2
B.
Tujuan
1. Tujuan umum :
Mengenali dan mengatahui luka/trauma benda tajam
2. Tujuan khusus :
1.
2.
3.
4.
C.
Manfaat
1. Bagi Mahasiswa Klinik
Dapat menjadi tambahan pengetahuan forensik mengenai
luka/trauma benda tajam, yang berguna dalam praktik sehari-hari
sebagai dokter umum
2. Bagi penulis
Bermanfaat untuk memperluas wawasan dan pengalaman penulis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
rapat
karena
benda
tersebut
hanya
memisahkan
tidak
B. Benda Tajam
Benda tajam adalah benda yang mempunyai sisi yang tajam minimal di
salah satu sisinya dan dapat memotong. Contoh yang popular adalah pisau,
dimana pisau merupakan senjata yang paling sering dianggap bertanggung
jawab atas terjadinya trauma akibat benda tajam, tetapi alat-alat lainnya
seperti
pemecah
es,
kapak,
pemotong,
dan
bayonet
juga
dapat
Jarang pisau masuk ke dalam tubuh dan keluar lagi dengan sudut dan
arah yang sama, dengan demikian setiap luka tusuk merupakan
perpaduan antara tusukan dan irisan. Oleh karena kenyataan tersebut
ukuran luka dimana pisau itu masuk akan lebih besar dari ukuran lebar
pisau itu sendiri. Kekuatan mengayunkan pisau dapat membuat
perbedaan bentuk luka yang terjadi yaitu bila dilakukan dengan
3.
kekuatan yang besar luka yang terjadi akan menjadi luka bacok.
Tempat dimana terdapat luka
Kulit memiliki elastisitas yang besar dan besarnya ketegangan kulit
tidak sama pada seluruh tubuh. Pada daerah dimana serat-serat
elastiknya sejajar yaitu pada lipatan-lipatan kulit, maka tusukan yang
sejajar dengan lipatan tersebut
tertutup, sempit, dan berbentuk celah. Akan tetapi bila tusukan pisau
itu melintasi serta memotong lipatan kulit, maka luka yang terjadi
akibat pisau terseut kan terbuka lebar.
lebar dan
d. Tusukan
masuk
yang
kemudian
dikeluarkan
dengan
besar dan
diayunkan dengan tenaga yang kuat sehingga mata tajam dari senjata
tersebut mengenai suatu bagian dari tubuh. Tulang-tulang di bawahnya
biasanya berfungsi sebagai bantalan sehingga ikut menderita luka.
Makin tajam instrumen makin tajam pula tepi luka. Sebagaimana
luka lecet yang dibuat oleh instrument tajam yang lebih kecil, luka
akibat penapisan dapat terjadi pada tempat dimana bacokan dibuat.
Abrasi lanjutan dapat ditemukan pada sisi di seberang tempat
penapisan, yang disebabkan oleh hapusan bilah yang pipih. Pada
instrumen pembacok yang diarahkan pada kepala, sudut besaran bilah
10
11
luka
rata,
tidak
ada
jaringan
jembatan jaringan
Disekitar garis batas luka ditemukan memar
Biasa tidak ditemukan memar
Lokasi luka lebih mudah terjadi pada daerah Bentuk luka bergantung dari cara
yang dekat tulang (misalnya daerah kepala, benda tajam tersebut mengenai
muka dan ekstremitras) dan bentuk luka sasaran
12
13
14
15
ukurannya kecil dan berbentuk celah saja, maka pada pemeriksaan luar dari
korban haruslah dilakukan dengan seteliti dan secermat mungkin.
Lokasi luka
Jumlah luka
Pakaian
Luka tangkis
Luka percobaan
Cedera sekunder
Pembunuhan
Sembarang
Banyak
Terkena
Ada
Tidak Ada
Mungkin Ada
Bunuh Diri
Terpilih
Banyak
Tidak Terkena
Tidak Ada
Ada
Tidak Ada
Kecelakaan
Terpapar
Tunggal/Banyak
Terkena
Tidak Ada
Tidak Ada
Mungkin Ada
(ceroboh),
atau
negligence
(kurang
hati-hati).
Untuk
16
2. Luka Sedang
Luka yang dapat menimbulkan penyakit atau halangan dalam
menjalankan pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata pencahariannya
untuk sementara waktu (sementara waktu harus dinyatakan beberapa
hari atau bulan).
3. Luka Berat
a. Penyakit atau luka yang tak dapat diharapkan sembuh dengan
sempurna
b. Luka yang datang mendatangkan bahaya maut
c. Rintangan tetap menjalan pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata
d.
e.
f.
g.
pencahariannya.
Kehilangan salah satu dari panca indera
Cacat besar atau kudung
Mengakibatkan kelumpuhan
Mengakibatkan gangguan daya pikir empat minggu lamanya atau
lebih
h. Mengakibatkan keguguran atau matinya janin dalam kandungan
H. Aspek Medikolegal
Di dalam melakukan pemeriksaan terhadap orang yang menderita luka
akibat kekerasan, pada hakekatnya dokter diwajibkan untuk dapat
memberikan kejelasan dari permasalahan sebagai berikut:3
a. Jenis luka apakah yang terjadi?
b. Jenis kekerasan atau senjata apakah yang menyebabkan luka?
c. Bagaimanakah kualifikasi luka?
Pengertian kualifikasi luka semata-mata pengertian llmu Kedokteran
Forensik, yang hanya baru dipahami seielah mempelajan pasal-pasal dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, yang bersangkutan dengan Bab XX
(Tentang
17
yang tersebut
dalam
pasal
353
dan
356, maka
atau
halangan
untuk
dengan
bulan atau denda paling banyak tiga ratus rupiah. Pidana dapat
ditambah sepertiga bagi orang
yang
Pasal 90
Luka berat berarti:
1. Jatuh
sakit
18
2. Tidak
3.
4.
5.
6.
7.
8.
pekerjaan pencaharian
Kehilangan salah satu panca indera
Mendapat cacat berat (vermin king)
Menderita sakit lumpuh
Terganggunya daya pikir selama empat minggu
Gugurya atau matinya kandungan seorang perempuan.
Oleh karena istilah "penganiayaan" merupakan istilah hukum, yaitu.
dengan sengaja melukai atau menimbulkan perasaan nyeri pada
seseorang, maka di dalam Visum et Repertum yang dibuat dokter
tidak
boleh
mencantumkan
istilah
dengan sengaja atau tidak itu merupakan urusan hakim. Demikian pula
dengan menimbulkan perasaan nyeri sukar sekali untuk dapat
dipastikan secara obyektif, maka kewajiban dokter di dalam
membuat Visum et Repertum hanyalah menentukan secara obyektif
adanya luka,
dan
bila
ada
luka,
dokter harus
menentukan
derajatnya.
19
BAB III
KESIMPULAN
Penulisan referat ini menjawab tujuan yang diinginkan dalam penulisan ini.
Referat ini dapat memberikan informasi yang baik tentang trauma benda tajam
yang dinilai dari segi forensik dan medikolegalnya. Dapat disimpulkan bahwa
trauma benda tajam merupakan suatu kekerasan berupa luka atau cedera yang
disebabkan oleh trauma mekanik benda tajam.
Dalam pemeriksaan luar maupun dalam harus dapat dilakukan secara teliti,
karena dari pemeriksaan yang baik, dapat disimpulkan jenis senjata yang
digunakan, jenis dan sifat luka, motif trauma tersebut, derajat luka, serta waktu
kejadiannya. Hal tersebut dapat digunakan baik untuk penilaian medik, juga untuk
penilaian dan kepentingan peradilan.
Oleh karena itu, sebagai tenaga medis, seorang dokter umum perlu untuk
mengetahui
dasar-dasar
traumatologi
yang
baik,
serta
mampu
20
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
Abraham S, Arif Rahman, Bambang PN, Gatot S, Hadi Bin Salim, et al. Ilmu
Kedokteran Forensik.Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Dan Medikolegal
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.Cetakan Kedua.2012.
6.
21
7.
22
23
24
25
26
27
28