Anda di halaman 1dari 3

PROBLEMATIKA NILAI, MORAL, DAN HUKUM DALAM MASYARAKAT

1. Nilai merupakan aturan untuk mengidentifikasi mana yang buruk dan mana yang
baik. Dalam berita medan analisa, Rabu 19 November 2014 halaman 6 tersangka
kasus asusila dan KDRT ditangkap polisi tersangka Su (28 tahun) telah melanggar
nilai-nilai kemanusiaan yang telah melakukan perbuatan asusila da KDRT..
2. Dalam kamus umum bahasa indonesia dikatakan bahwa moral adalah penentuan baik
buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Moral biasanya digunakan

untuk

menemukan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan perangai dinyatakan


benar, salah, baik, buruk, layak atau tidak layak, patut maupun tidak patut.
Dalam hal ini tersangka Su (28 tahun) telah melanggar moral, karena tersangka
melakukan/memaksa korban melakukan perbuatan asusila.yang mana korban belum
kenal dekat dengan tersangka .bukan hal itu saja , tersangka juga tersangka Su (28
tahun) melakukan kekerasan terhadap istrinya S (31 tahun)
3. Secara umum hukum adalah aturan-aturan (perintah atau larangan )yang mengurus
tata tertib suatu masyarakat dan oleh karena itu harus ditaati . tersangka Su (28 tahun)
telah melanggar hukum yang mana tersangka melakukan asusila dan melakukan
KDRT. Tersangka Su (28 tahun) dijerat pasal 81, 82 UU RI No. 23 dan KDRT dijerat
pasal 44 uu No. 23 dengan ancaman hukuman di atas 5 tahun.

Dari berita ini sangat banyak melanggar nilai moral dan hukum khususnya moral.
Karena moral itu moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Dan
saat ini masih banyak manusia yang melanggar moral tersebut.seharus nya sebagai manusia
sosial kita harus saling manghargai dan melindungi.
Dengan menilai dapat menentukan moral seseorang, apakah baik buruknya sepanjang
nilai itu dalam arti positif berarti perubahan bermoral , begitu juga sebaliknya jika nilai itu
dalam arti negatif berarti perbuatan yang amoral. Dimana dalam kasus di atas muncullah
masalah ini. Perbuatan yang bersifat amoral inilah yang dijadikan problema dalam kehidupan
bermasyarakat .
Tujuan hukum mengatur pergaulan hidup secara damai, ditinjau dari aspek lahiriah
yaitu untuk mencapai ketertiban atau kedamaian, dan jika di tinjau dari aspek batiniah yaitu
untuk mencapai ketenangan atau ketentraman. Statu contoh adalah masalah perkawinan.
Semua orang tahu bahwa tujuan dari perkawinan adalah untuk menciptakan keluarga yang
bahagia, akan kenyataan-kenyataan yang ada banyak problem yang terjadi dalam keluarga,
misalnya: seperti kasus di atas kekerasan dalam rumah tangga, seorang suami yang tega
melakukan kekerasaan pada istrinya. Dengan nilai dari perkawinan tidak terwujud
sebagaimana yang kita dambakan.
Perkawinan itu apabila dilakukan menurut prosedur atau menurut aturan-aturan yang
ada dalam suatu masyarakat, maka orang yang melaksanakan perkawinan demikian dikatakan
yang bermoral. Juga sebaliknya jika perkawinan yang dilakukan tidak melalui prosedur atau
tidak dilakukan sesuai dengan aturan yang ada dalam suatu masyarakat tertentu maka
perkawinan itu dikenal dengan cara tidak bermoral. Maka yang perlu kita ketahui dalam hal
ini di samping hukum dasar yang tertulis ada hukum yang tidak tertulis, yaitu misalnya
hukum adat perkawinan yang setiap daerah mempunyai adat masing-masing. Manusia
sebagai makhluk yang hidup bermasyarakat untuk terwujudnya apa yang dikatakan ketertiban
atau keamanan, dan ketenangan atau ketentraman maka harus patuh lepada hukum yanng
berlaku dan menjalani nilai-nilai yang ada di masyarakat dengan baik dan sempurna.
Fungsi hukum dalam perkembangan masyarakat sebagai berikut:
a. Sebagai pengatur tata tertib hubungan masyarkat. Sebagai pengatur tata tertib, hukum
memberi petunjuk kepada kehidupan bermasyarakat, mana yang baik dan mana yang tidak,
mana yang harus diperbuat dan mana yang tidak boleh diperbuat. Dengan demikian, segala
sesuatunya dapat berjalan tertib dan teratur. Disamping itu, karena hukum mempunyai sifat
memaksa, yang melanggar peraturan akan dikenai sanksi hukuman.

b. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadaan sosial lahir dan batin. Hal itu dikarenakan
hukum mempunyai:
1) Ciri memerintah dan melarang.
2) Mempunyai sifat memaksa.
3) Mempunyai daya yang mengikat fisik dan psikologis.
Dengan demikian, hukum dapat memberi keadilan yaitu menentukan siapa yang salah dan
siapa yang benar serta memaksa agar peraturan itu ditaati sehingga terwujud keadilan sosial
lahir dan batin.

Anda mungkin juga menyukai