Anda di halaman 1dari 10

Makalah Kampiun

PENGENALAN

H.265 HIGH EFFICIENCY


VIDEO CODING (HEVC)

David Martin/720574
IP BB & Metro Network Development - CSD
Divisi Network of Broadband

I.

Latar Belakang
Seiring dengan meningkatnya teknologi infrastruktur telekomunikasi dan tersedianya akses ke
jaringan broadband yang semakin terjangkau, penggunaan data multimedia khususnya video digital
semakin meningkat di seluruh dunia. Penerapan video digital sangat beragam, meliputi siaran TV
digital, video streaming, video DVD, hingga teleconferece dan pendidikan jarak jauh.
Untuk mengefisienkan proses transmisi maupun penyimpanan video digital, diperlukan suatu
mekanisme video encoding dan decoding. Saat ini dikenal beberapa standar kompresi video. Dalam
tulisan ini, akan dibahas suatu metode kompresi video digital terkini, yang dikenal sebagai HEVC
(High Efficiency Video Coding).

II.

Permasalahan
Data video digital merupakan data yang berukuran sangat besar jika dibandingkan dengan data teks
maupun audio. Sebagai contoh, sebuah video digital tanpa kompresi dengan resolusi 640x480,
kedalaman warna 24 bit dan frame rate 30 fps dengan durasi 1 jam (3600 detik) akan mempunyai
nilai-nilai berikut:

pixel per frame = 640 * 480 = 307,200

bit per frame = 307.200 * 24 = 7.372.800 = 7,37Mbit

bit rate (BR) = 7.37 * 30 = 221,2Mbits/detik

video size (VS) = 221,2Mbits/sec * 3600 detik = 796.320Mbit = 99.540Mbyte = 99,54Gbyte

Dapat dibayangkan berapa besar media penyimpanan maupun media transmisi yang diperlukan
untuk video tanpa kompresi. Dengan demikian untuk aplikasi praktis, mutlak diperlukan mekanisme
kompresi video digital.
III.

Pembahasan
HEVC merupakan sebuah standar internasional untuk kompresi video yang dikembangkan oleh
working group ISO/IEC MPEG (Moving Picture Experts Group) and ITU-T VCEG (Video Coding Experts
Group), dipublikasikan bersama sebagai ISO/IEC 23008-2 dan Rekomendasi ITU-T H.265. Kompresi
video merupakan merupakan proses mengubah video digital ke dalam format yang memerlukan
kapasitas yang lebih kecil ketika disimpan maupun ditransmisikan, sehingga merupakan teknologi
esensial untuk aplikasi-aplikasi semacam televisi digital, DVD-video, video conference dan internet
video streaming. Standardisasi kompresi video memungkinkan produk dari pabrikan berbeda untuk

David Martin/720574

Pengenalan High Efficiency Video Coding (HEVC) | 2

berinteroperasi. Sebuah encoder mengkonversi video ke dalam format terkompresi dan sebuah
decoder mengkonversi video yang terkompresi kembali ke dalam bentuk tanpa konversi.
HEVC ditujukan untuk memberikan peningkatan dalam hal kompresi video setingkat di atas standar
sebelumnya. Standar H.264/AVC sebagai pendahulu HEVC, diterbitkan pada 2003. Sejak saat itu
penggunaan video digital semakin tersedia di mana saja. Istilah High definition telah menjadi acuan
dari berbagai perangkat dan aplikasi.
HEVC dikembangkan untuk menjawab trend kebutuhan berikut:

Penggunaan video digital yang meluas, dengan resolusi yang meningkat yang pada akhirnya
menambah beban pada kapasitas network.

Meningkatkan resolusi video di atas kualitas HD, yang pada gilirannya akan semakin menambh
beban network dan penyimpanan.

Melanjutkan peningkatan pada kapasitas pemrosesan. Pada tahun 2013, perangkat ponsel atau
tablet biasanya telah mempunyai kemampuan pemrosesan di atas komputer desktop keluaran
tahun 2003.

Atas dasar pemikiran mengenai isu-isu di atas, sebuah standar kompresi video baru yang
menggunakan kapasitas komputasional yang lebih tinggi yang memungkinkan penanganan yang
lebih efisien dari video beresolusi tinggi merupakan tawaran solusi yang menarik. Dengan HEVC,
diharapkan untuk dapat mentransmisikan atau menyimpan video dengan lebih efisien dibandingkan
dengan teknologi terdahulu, seperti H.264. Ini berarti:

Pada ukuran dan kualitas gambar yang sama, urutan video HEVC akan memakan penyimpanan
atau kapasitas transmisi yang lebih kecil dibandingkan dengan urutan video H.264 yang setara.

Pada penyimpanan atau bandwidth transmisi yang sama, kualitas dan/atau resolusi dari urutan
video HEVC akan lebih tinggi dibandingkan urutan video H.264

David Martin/720574

Pengenalan High Efficiency Video Coding (HEVC) | 3

Gambar 1. Perbandingan H.264 vs HEVC

3.1 Cara Kerja HEVC


Langkah-langkah yang dilakukan video encoder (gambar 2):

Mempartisi gambar ke dalam unit-unit yang lebih kecil

Proses prediksi dan melakukan operasi pengurangan prediksi terhadap terhadap unit

Transformasi dan kuantisasi dari hasil pengurangan unit terhadap prediksi

Entropy encoding

Gambar 2. Diagram blok encoder dan decoder HEVC

David Martin/720574

Pengenalan High Efficiency Video Coding (HEVC) | 4

Video Decoding melakukan langkah sebaliknya:

Entropy decoding dan ekstraksi elemen

Proses rescaling dan inverse-transformation

Proses prediksi dan menambahkan hasil prediksi ke output inverse transform

Proses rekonstruksi urutan video

Standar HEVC mendefinisikan syntax atau format dari video sequence yang terkompresi dan
metode decoding-nya. Desain aktual dari sebuah encoder tidak distandardisasi.

3.1.1

Partitioning
HEVC mendukung partisi urutan video yang sangat fleksibel. Setiap frame dari urutan
dibagi menjadi daerah berbentuk persegi atau bujur sangkar (disebut Unit/ Blok).
Masing-masing Unit diprediksi dari data yang sudah dikodekan sebelumnya. Setelah
prediksi, informasi residual ditransformasikan dan dilakukan entropy encoding.
Setiap frame video atau gambar yang dikodekan dipartisi dalam Tile dan/atau Slice, yang
kemudian dipartisi lebih lanjut kedalam Coding Tree Unit (CTU). CTU adalah unit dasar
dari coding, berukuran hingga 64 x 64 pixel, pada standar sebelumnya dikenal sebagai
Macroblok.
Sebuah Coding Tree Unit dapat dibagi-bagi menjadi area berbentuk bujursangkar yang
dikenal sebagai Coding Unit (CU) dengan menggunakan struktur quadtree. Setiap CU
diprediksi menggunakan Inter atau Intra prediction dan ditransformasikan menggunakan
satu atau lebih Transform Unit.

Gambar 3. Gambar, slice, Coding Tree Unit (CTU), Coding Units (CU)

David Martin/720574

Pengenalan High Efficiency Video Coding (HEVC) | 5

Gambar 4 menunjukkan sebuah frame video yang dipartisi ke beberapa slice, dengan 1
buah slice yang di-highlight dengan warna biru. Slice tersebut mengandung 6 buah CTU
64x64.

Gambar 4. Slices dan Coding Tree Unit dalam sebuah frame video

Gambar 5 menunjukkan close-up dari CTU yang di-highlight di Gambar 4. CTU 64x64
dibagi menjadi empat area 32x32, dengan CU di kiri atas di-highlight. Pada kuadran
lainnya, area 32x32 dibagi lagi menjadi CU 16x16 atau 8x8.

Gambar 5. Coding Tree Unit dibagi menjadi beberapa Coding Unit


David Martin/720574

Pengenalan High Efficiency Video Coding (HEVC) | 6

3.1.2

Prediction
Frame-frame video dikodekan menggunakan Intra atau Inter prediction. Gambar 6
menunjukkan frame video atau gambar yang dikodekan. Gambar pertama (0) dikodekan
hanya menggunakan Intra prediction, menggunakan spatial prediction dari area lain di
gambar yang sama. Gambar-gambar di urutan selanjutnya diprediksi menggunakan satu,
dua atau lebih gambar referensi, menggunakan Inter dan/atau Intra prediction untuk
tiap Prediction Unit (PU). Sumber prediksi untuk tiap gambar ditunjukkan oleh panah.

Gambar 6: Barisan gambar-gambar yang dikodekan.

Setiap Coding Unit (CU) dipartisi ke dalam satu atau lebih Prediction Unit (PU), di mana
setiap PU diprediksi menggunakan Intra atau Inter prediction.
Intra prediction: Setiap PU diprediksi dari data bertetangga di gambar yang sama,
menggunakan prediksi DC (nilai rata-rata untuk PU), prediksi planar (memuat
permukaan datar pada PU) atau prediksi direksional (mengekstrapolasi dari data yang
bertetangga)
Inter prediction: Setiap PU diprediksi dari data di satu atau dua gambar referensi
(sebelum atau sesudah gambar saat ini pada urutan tampilan), menggunakan motion
compensated prediction. Untuk komponen luma, motion vector dapat mencapai
quarter-sample resolution.
Gambar 7 menunjukkan 2 contoh PU. CTU pada tengah gambar diprediksi menggunakan
1 buah PU 64x64. Semua sampel dalam PU ini diprediksi menggunakan motion
David Martin/720574

Pengenalan High Efficiency Video Coding (HEVC) | 7

compensated inter prediction dari 1 atau 2 frame referensi. Pada sebelah kanan
ditunjukkan sebuah PU 8x16, yang merupakan bagian dari struktur prediksi untuk CU
32x32.

Gambar 7. Dua contoh inter Prediction Unit.

3.1.3

Transform dan Kuantisasi

Data residual (hasil pengurangan) setelah prediksi, ditransformasikan menggunakan


transformasi blok berdasarkan pada Discrete Cosine Transform (DCT) atau Discrete Sine
Transform (DST). Satu atau lebih transformasi blok berukuran 32x32, 16x16, 8x8 dan 4x4
diterapkan pada data residual di tiap CU. Gambar 7 menunjukkan CU dalam CTU dan
transformasi yang diterapkan pada tiap CU. Ukuran tiap transformasi diindikasikan dari ukuran
lingkaran.
CU 8x8 yang di-highlight diproses dnegan menggunakan transformasi blok 8x8 dan dikuantisasi.
Setelah kuantisasi, setiap koefisien transform yang tidak bernilai nol di-scan secara zigzag.
Dalam hal ini, hanya 4 koefisien yang tidak bernilai nol yang tersisa setelah proses prediksi,
transform dan kuantisasi. CU lainnya dalam CTU ini diproses menggunakan transformasi 32x32,
16x16, 8x8 atau 4x4, seperti diindikasikan dengan ukuran tiap lingkaran. Pada kasus CU di

David Martin/720574

Pengenalan High Efficiency Video Coding (HEVC) | 8

sebelah kanan-bawah, tidak ada data residual yang tersisa setelah proses prediksi, transform
dan kuantisai, sehingga tidak ada koefisien transformasi yang dikodekan.

3.1.4

Entropy Coding
Aliran bit HEVC yang dikodekan terdiri atas koefisien transform terkuantisasi, informasi
prediksi seperti jenis prediksi dan motion vector, informasi partisi dan data header
lainnya. Semua elemen ini di-encode menggunakan metode Context Adaptive Binary
Arithmetic Coding (CABAC)

3.2 Perbandingan HEVC dan H.264


Gambar 8 menunjukkan gambar close-up dari dua buah frame video yang telah di-decode.
Urutan gambar yang sama dikodekan menggunakan H.264 (kiri) dan HEVC (kanan) pada bitrate
yang sama, 420 kbps. Kualitas klip HEVC jelas terlihat lebih baik. Misalnya, pada H.264 gambar
kehilangan banyak detail rambut dan mengalami beberapa distorsi di bagian wajah.
Keunggulan HEVC dan standar-standar sebelumnya bergantung pada karakteristik klip video,
pada desain video encoder dan pada pendapat pemirsa. Berapa studi menyimpulkan bahwa
HEVC dapat mencapai kualitas yang mirip sama dengan H.264, dengan hanya menggunakan
kira-kira separuh dari bit-rate H.264.

David Martin/720574

Pengenalan High Efficiency Video Coding (HEVC) | 9

IV.

KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
1. Sesuai dengan namanya, HEVC merupakan metode video encoding yang sangat efisien, di
mana dengan kebutuhan bandwidth yang sama dapat diperoleh kualitas gambar yang lebih
bagus dari pada metode sebelumnya.
2. Dengan kemampuan komputasi dari perangkat komputer maupun gadget yang ada pada
saat ini, HEVC diharapkan dapat diterapkan di berbagai perangkat.

4.2 Saran
Dengan keunggulan kompresi maupun kualitas gambar, HEVC dapat menjadi solusi untuk
keterbatasan bandwidth maupun peningkatkan kualitas video UseeTV sebagai produk Tripleplay yang disediakan oleh PT. Telkom.

Referensi
1. Richardson, Iain E. 2013. HEVC: An introduction to High Efficiency Video Coding.
2.

http://www.dvrconnection.com/dcistore/PDFs/technical/Digital%20video%20technology.pdf

3. Richardson, Iain E, 2010. The H.264 Advanced Video Compression Standard.

David Martin/720574

Pengenalan High Efficiency Video Coding (HEVC) | 10

Anda mungkin juga menyukai