jagung
dan
beras
(Rowe, 1993
dalam
Fitriyani,
(Jatala
&
2009). Kentang
Bridge,
1990
dalam Fitriyani, 2009). Di Indonesia, kentang juga merupakan komoditas holtikultura yang
penting dan telah menjadi
bahan
pangan
diversifikasi pangan.Salah satu faktor resiko dalam usaha tani kentang sejak di lapangan sampai
di penyimpanan adalahadanya serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). OPT yang
meresahkan
petani
kentang pada saat ini adalah Nematoda Sista Kuning (NSK). Tingkat
kerusakan yang disebabkan oleh serangan NSK dapat mencapai 50-75 %, dan mengakibatkan
penurunan produksi kentang. Sebagai contoh, potensi produksi pada lahan seluas 1,5 ha yang
biasanya mencapai 24 ton menjadi 12 ton bahkan tinggal 8 ton (Deptan, 2005 dalam Utamai dkk.,
2012). Nematoda Sista Kuning dilaporkan pertama kali ditemukan di Indonesia di dusun Sumber
Brantas, Desa Tulung Rejo, Kecamatan Bumi Aji, Kota Batu Malang, Jawa Timur (Mulyadi et
al., 2003).
G. rostochiensis dan G. pallida mempunyai klasifikasi sebagai berikut Achrom (2011):
Kingdom : Animalia
Filum : Nematoda
Ordo : Tylenchida
Famili : Heteroderidae
Genus : Globodera
Dua spesies pada genus Globodera yang merupakan nematoda sista pada kentang adalah Achrom
(2011):
1. Globodera rostochiensis (Wollenweber, 1923) Behrens
Sinonim: Heterodera rostochiensis (Wollenweber 1923)
2. Globodera pallida (Stone, 1973) Behrens
Sinonim: Heterodera pallida Stone (Stone, 1973) Heterodera rostochiensis Wollenweber in
partim
Nematoda sista kentang melengkapi siklus hidupnya dalam 30-35 hari (Lisnawita 2007).
Reproduksi seksual NSK, jantan menarik perhatian betina dengan feromon seks. Nematoda dapat
kawin beberapa kali. Setelah kawin, nematoda betina dapat menghasilkan sekitar 500 telur,
kemudian mati dan kutikula betina yang mati membentuk sista. Telur dorman pada sisa tubuh
betina yang mati sampai ada stimulus yang tepat untuk menetas (misalnya stimulus kimia dari
akar tanaman inang). Telur NSK dapat tetap dalam kondisi dorman dan viable hingga 30 tahun.
Pada kondisi dorman, nematoda akan lebih tahan terhadap nematisida (Achrom, 2011).
Saat suhu tanah cukup hangat (sekitar 100C), dan terdapat sinyal yang tepat dari tanaman
inang telur akan menetas menjadi juvenile (stadia kedua), keluar dari sista dan berpindah ke
dalam akar tanaman inang. Telur menetas di akar tanaman inang (60 80%) dan hanya sekitar
5% menetas di air. Beberapa telur tidak menetas sampai tahun berikutnya. Juvenile akan
menembus akar dan mulai memakan akar tanaman. Kortek akar sel tanaman inang merangsang
pembentukan sel khusus (sinsitia) yang memindahkan nutrisi ke nematoda. Setelah mulai
memakan, juvenile tumbuh dan mengalami tiga kali atau lebih ganti kulit untuk menjadi dewasa.
Betina tumbuh dan membulat, menembus akar dan mengeluarkan bagian tubuh posteriornya ke
lingkungan eksternal. Juvenile jantan tetap aktif, memakan tanaman inang sampai dewasa hingga
mereka akan berhenti makan menjadi vermiform dan mencari betina. Jantan dewasa tidak
makan. Jenis kelamin ditentukan oleh persediaan makanan, kebanyakan juvenile berkembang
menjadi jantan pada kondisi merugikan dan serangan berat (Achrom, 2011).
Tanaman inang NSK meliputi tanaman dan gulma dari genus Solanum. Tiga tanaman inang
yang merupakan tanaman komersial yaitu kentang, tomat dan terong. Akan tetapi kentang adalah
tanaman inang yang paling penting.Berdasar informasi dari International Potato Center EPPO,
daerah sebar NSK meliputi : G. rostochiensis : Austria, Australia, Algeria, Belgium, Bolivia,
Canada, Costa Rica, Chile, Czechoslovakia, Denmark, Estonia, Finland, Germany, Greece,
Holland, Hungary, India, Iceland, Israel, Italy, Japan, Mexico, Morocco, New Zealand, Pakistan,
Panama, Peru, Philippines, Poland, Portugal, Sri Lanka, Spain, ex-Soviet Union, South Africa,
Sweden, United Kingdom, USA, Vancouver Island, Venezuela and Yugoslavia. Sedangkan G.
pallida : Austria, Belgium, Croatia, Czechia, Faroe Islands, France, Germany, Greece, Hungary,
Iceland, Ireland, Italy, Luxembourg, Malta, Netherlands, Norway, Poland, Portugal, Romania,
Spain, Sweden, Switzerland, United Kingdom, Denmark (tahun 2006 dilaporkan dieradikasi),
Cyprus, India, Pakistan, Turkey, Algeria, Tunisia, USA, Canada, Panama, Argentina, Bolivia,
Chile, Colombia, Ecuador, Falkland Islands, Peru, Venezuela (Achrom, 2011). Nematoda ini
sudah menyebar ke beberapa propinsi di Indonesia, diantaranya adalah Sumetera Utara, Jawa
Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat (Mulyadi dkk., 2003). Di daerah Malang serangan G.
rostochiensis dapat menurunkan produksi kentang antara 32 71% (Daryanto, 2003).
Larva II mengadakan penetrasi secara langsung pada akar primer muda atau bagian ujung
meristem dari akar sekunder. Larva akan tumbuh dan menjadi stadium dewasa setelah
mengalami tiga kali pergantian kutikula. G. rostochiensis betina muncul pada permukaan akar,
bagian kepala dan lehernya masih tetap berada di dalam jaringan akar pada posisi makan dengan
menusukkan stiletnya. G. rostochiensis betina keluar dari akar dengan tubuh yang
menggelembung, sedangkan yang jantan berbentuk vermiform (cacing) (Ferris, 1999 dalam
Sunarto, 2007). nematoda peluka akar Pratylenchus brachyurus pada nilam. Larva II aktif pada
temperatur tanah 10 oC, temperatur optimal untuk menginfeksi sekitar 16 oC. Untuk
pertumbuhan dan perkembangan G. rostochiensis diperlukan kisaran temperatur optimum antara
15-21 oC, kisaran pH optimum sekitar 5-7, dan kisaran kelembaban optimum sekitar 80-90 %
(Mulyadi, 2003). Pengendalian dengan tanaman (Asparagus officinalis).
Pengendalian hama nematoda sista kuning yang paling banyak dilakukan saat ini adalah
menggunakan
nematisida
nematisida kimiawi dapat menimbulkan dampak negatif berupa keracunan pada manusia dan
hewan peliharaan, pencemaran air tanah, serta terbunuhnya organisme bukan sasaran, termasuk
musuh alami nematoda seperti jamur dan bakteri (Mustika dan Nuryani, 2006). Salah satu
alternatif baru pengendalian nematoda yang ramah lingkungan adalah pemanfaatan bakteri
endofit.. Li et al. (2002) dalam Utami dkk. (2012) melaporkan bahwa produksi senyawa toksik
dalam kultur filtrate dari bakteri endofit Bulkholderia ambifaria berasal dari akar tanaman
jagung dapat menghambat penetasan telur dan mobilitas dari larva stadia kedua
M. Incognita.
Harni et al. (2006), juga melaporkan bahwa isolat bakteri endofit dari genera Bacillus sp.
mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menekan populasi.
Nematoda Sista Kuning (NSK) merupakan nematoda yang membentuk sista.
Pengendalian langsung pada sista cukup sulit karena sista merupakan kondisi dorman NSK
(Mulyadi, 2003). Salah satu pengendalian G. rostochiensis adalah memanipulasi lingkungan
dengan memberikan bahan organik ke dalam tanah. Penambahan bahan organik ke dalam tanah
dapat berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah dan juga menghasilkan senyawa yang toksik
terhadap fitonematoda (Lisnawati, 2002). Bahan organik yang berasal dari gulma telah diketahui
mempunyai efek fungisida maupun nematisida diantaranya adalah teki (C. rotundus L.), alangalang (I. Cylindrica Beauv.) dan babadotan (A. conyzoides L.). Ke tiga species tersebut efektif
dalam menekan populasi nematoda Meloidogyne sp. pada tanaman tomat (Hersanti dkk., 1999).
Mulyadi, B. Rahayu, B. Triman, & S. Indarti. 2003. Identifikasi Nematoda Sista Kuning
(Globodera rostochiensis) Pada Kentang Di Batu, Jawa Timur. Jurnal Perlindungan
Tanaman Indonesia. 9(1): 46-53.
Fitriyani, Dewi., Mulyadi., Cristanti, Sumardiono, 2009. Mekanisme Ketahanan kentang
terhadap Nematoda Sista Kuning. Jurnal HPT Tropika. ISSN 1411-7325. Vol.9 No.1:4653.
Harni, R., Munif, A., Mustika, I. 2006. Potensi Metode Aplikasi Bakteri Endofit terhadap
Perkembangan Nematoda Peluka Akar (Pratylenchus brachhyurus) pada Tanaman Nilam.
Jurnal Littri 12(4), ISSN 0853 8212.
Mustika, Ika dan Nuryani, Yang. 2006. Strategi Pengendalian Nematoda Parasit pada Tanaman
Nilam. Jurnal Litbang Pertanian, 25(1).
Utami, U., L. Hariani, dan R. Setyaningrum. 2012 Pengujian Potensi Bakteri Endofit Terhadap
Pertumbuhan Populasi Nematoda Sista Kuning (Globodera rostochiensis) Pada Tanaman
Kentang (Solanum tuberosum L.).Sainstis, Vol. 1 No. 2.
Dropkin, V.H., 1996. Pengantar Nematologi Tumbuhan. Terjemahan oleh Supratoyo. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Achrom, Kresnamurti T.K., dan N. D. Handayani. 2011. Analisis Dampak Ekonomi Nematoda
Sista Kentang (Globodera rostochiensis (Woll) Behrens dan Globodera pallida (Stone)
Behrens). Balai Uji Terap Teknik Dan Metode Karantina Pertanian, Badan Karantina
Pertanian, Kementerian Pertanian, Bekasi.
Mulyadi,
2003.
Pengendalian
Nematoda
Sista
Kuning
(Globodera
rotundus
Linn.,
Imperata
cylindrical
Beauv.,
Ageratum