Anda di halaman 1dari 11

0

More

Next Blog

Create Blog Sign In

BELAJAR UKUR TANAH GSL.1


Selasa, 23 November 2010

PENGERTIAN SUDUT .

GSL adalah team yang terdiri dari para Surveyor, Drafman, dan Engeneering.
Kami menerima borongan Dan juga mengajak para Profesional untuk bergabung

PENGERTIAN SUDUT
Sebenarnya tidak banyak yang dapat dijelaskan mengenai "sudut", karena semua pasti tahu dan
mengenalnya, kecuali disini saya hanya mengingatkan sedikit tentang itu.
Pertama kita ingat telah membahas mengenai segitiga dan sifat2nya, dan sebagai pengembangan sekarang
anda dapat men coba untuk memperkirakan sifat2 segiempat ...........
Terlepas dari semua itu yang jelas bahwa disini sudah pasti terdapat sejumlah sudut dan garis2 sisi.
Pengertian sebuah sudut secara sederhana adalah bidang diantara pertemuan dua garis . . (kata saya).
Coba perhatikan sudut2 yang terbentuk dari pertemuan dua garis pada gambar dibawah ini .
Contohnya pada segitiga sudutnya pasti terletak diantara pertemuan dua garis.

converted by Web2PDFConvert.com

Sekarang coba perhatikan ,.


Bahwa sebenarnya besaran sudut dimulai dari
00'0" , dan bergerak membesar searah jarum jam
(perhatikan arah tanda panah).
Sudut bergerak semakin membesar dan akhirnya
akan mencapai 3600'0" atau satu putaran yaitu
kembali lagi ke 00'0" . .
(jadi 00'0" sama dengan 3600'0").
Atau satu putaran = 3600'0"
Lihat dan pelajari gambar disamping.

Tidak sampai disitu saja kita terkadang dalam perhitungan kita menemukan sudut yang berputar dua
putaran atau bahkan lebih dari 72000'00" (dua putaran), oleh karena itu kita harus mengetahui arti
perputaran sudut dan besarannya.
Latihan 3
Coba kita Konvesikan sudut berikut ini 77225'44" = . . . . . . ' . . . "
Sudut seperti diatas dinamakan DMS (Degree Minute Second) / (Derajat Menit Detik).
Sebenarnya dari pertemuan dua garis terdapat dua buah sudut yaitu sudut dalam ataupun sudut luar
(tergantung dari mana kita memandangnya). . .
Perhatikan gambar dibawah ini.
Walaupun pertemuan dua garis itu akan membentuk garis lurus, maka tetap didalamnya terdapat sudut.
Dan pertanyaannya berapa besar sudutnya . . ?
(lihat gambar dibawah, jika satu putaran sudut adalah 360).
Maka sudut N = . . . . . . ' . . . "

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Perputaran Sudut.

converted by Web2PDFConvert.com

Sudut diartikan sebagai pergerakan Titik yang


dimulai dari 00'0" dan terus bergerak hingga
mencapai suatu besaran dari sudut.
Untuk ilmu Pengukuran Tanah perhatikan gambar
disampig ini . . . :
Awal pergerakan sudut adalah dari titik 00'0".
Awal pergerakan sudut selalu dari Titik Atas
atau Zenith atau Utara (gambar 1 disamping)..
Arah pergerakan selalu membesar kearah
kanan sesuai jarum jam.

Sedangkan gambar disamping ini adalah arah


pergerakan sudut dalam Ilmu Mathematika.
Perhatikan . . .
dimana awal pergerakan titik nol sudut.
Kemana arah pergerakan sudut membesar.
Maksud ditampilkannya ini yaitu agar kita tidak
bingung apabila nanti menemukan bentuk2 yang
demikian.
Kedua ilmu ini saling berkaitan terutama dalam
perhitungan konversi koordinat.
Tetapi dalam prakteknya kita usahakan mengikuti kriteria Ilmu Pengukuran Tanah.
Mengenal sudut (DMS) Degrees, Minutes, Seconds . atau derajat-menit-detik sama dengan mengenal jammenit-detik.
Bahkan perhitungannya pun sama saja 1 = 60' dan 1' = 60" (1Jam = 60Mnt dan 1Menit = 60Detik).
Untuk yang awam belajar perhitungan tambah kurang sudut klik disini.
Dalam praktek perhitungan pengukuan tidak selamanya titik bergerak dari 00'0" tetapi bisa dari mana saja
atau berapa saja...

converted by Web2PDFConvert.com

Perhatikan gambar disamping.


Latihan 4.
Sebuah titik bergerak dari titik 550'0" , bergerak
sejauh / membentuk sudut 570'0" maka titik
tersebut akan berada / terletak diposisi
sudut .............'......" ? ? dari nol derajat.
Pada gambar satu seperti telah dijelaskan
pertemuan dua garis akan membentuk sudut luar
dan sudut dalam. yang mana keduanya dapat
digunakan dalam perhitungan.
Perhatikan gambar pergerakan sudut dalam dan
sudut luar ada perbedaan.
Latihan 5.
Coba hitung soal no. 4 diatas dengan
menggunakan sudut luar (yaitu titik bergerak dari
550'0" kearah sudut luar sejauh = 3030'0").
Latihan 6.
Sebuah titik bergerak dari 350'0" bergerak kearah
sudut 1120'0" maka titik tersebut telah membentuk
sudut.
.........'...." ? ?
Latihan 7.
Jika sebuah titik bergerak dari 3545'12" bergerak
sejauh / kearah sudut 11237'55" maka titik
tersebut telah membentuk sudut.
.........'...." ? ?

o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0

Perputaran Sudut pada Alat Theodolite.


SUDUT HORIZONTAL.
Disamping ini menunjukan gambar alat ukur Theodolite dengan arah
perputaran Horizontal.
yaitu perputaran mendatar sejajar waterpass.
Perputaran ini akan membentuk sudut Horizontal.
Gambar dibawah menunjukan suatu pengukuran yang mana dimulai
dengan membidikan alat ke titik A kemudian membidik titik B dan
dilanjutkan membidik titik C.
Sehingga terbentuk sudut horizontal seperti pada gambar...
Untuk mempermudah perhitungan sudut horizontal maka :

converted by Web2PDFConvert.com

1. Sebaiknya pada saat membidik titik awal (disini titik A) sudut horizontalnya kita nol kan.
2. Dan biasakan memutar alat / sudut horizontal selalu ke kanan atau searah jarum jam.

SUDUT VERTIKAL.

Disamping ini menunjukan gambar alat ukur Theodolite dengan arah


perputaran Vertikal.
yaitu perputaran tegak waterpass keatas kebawah.
Perputaran ini akan membentuk sudut Vertikal.
Gambar dibawah menunjukan suatu pengukuran yang membidikan / memutar
loops alat ke Atas dan ke Bawah sehingga membentuk sudut Vertikal.

Yang perlu diketahui pada sudut vertikal adalah bahwa :


1. Nol derajat sudut vertikal adalah selalu dimulai dari atas atau Zenith alat.
2. Perhatikan pada gambar menunjukan 3 buah sudut vertikal yang besarannya dimulai dari zenith alat.
3. Bidikan mendatar waterpass (WP) pada sudut vertikal adalah = 9000'00" Ada alat type lama yang
nolnya adalah mendatar akan tetapi untuk saat ini sudah tidak dipakai lagi.

converted by Web2PDFConvert.com

Dalam praktek pengukuran ada beberapa hal yang tidak boleh dilewatkan yaitu : . . . . .
SYARAT / KETENTUAN PENGUKURAN HORIZONTAL.
1. Alat selalu harus membidik ke belakang (Back sight) sebagai titik awal sebelum melakukan / membidik
yang lainnya.
Usahakan sudut horizontal bidikan backsight = 0000'00"
2. Pertama kali / awal pengukuran alat harus berdiri di titik yang diketahui.
Dan selanjutnya membidik ke titik yang diketahui pula.
Atau bisa juga dengan adanya satu Azhimut yang diketahui. (Kita pelajari kemudian).
3. Dan terakhir kali pengukuran alat harus berdiri di titik yang diketahui dan membidik ke titik yang
diketahui pula.
Apalagi saat menyambung hasil dua buah pengukuran
Atau ada satu Azhimut harus diketahui. (Kita pelajari kemudian).
Pada gambar dibawah ditunjukan bahwa alat membidik ke back sight dengan sudut = 00'0" .
Kemudian alat diputar membidik ke arah titik lain atau ke depan (Front sight) dengan sudut = 16852'15.9"
Artinya sudut horizontal = 16852'15.9" (Kuning).

converted by Web2PDFConvert.com

Apabila bidikan kebelakang tidak sama dengan


terbentuk alat tersebut.

00'0" maka efeknya kita harus menghitung sudut yang

lihat Latihan 7 diatas......


Katakanlah bidikan kebelakang adalah = 3545'12"
Dan kemudian alat diputar membidik ke depan = 11237'55"
Maka sudut yang dibentuk alat harus dihitung yaitu... = 11237'55 - 3545'12" = . . . . . . . . . . . ?
Ini menjelaskan bahwa bidikan ke belakang di usahakan = 00'0" . agar sudut yang terbentuk (seperti
contoh diatas) = 16852'15.9" tidak perlu dihitung lagi.
Perputaran alat mendatar yang demikian adalah perputaran Horizontal sehingga sudutnya pun disebut
sudut Horizontal.
Perputaran horizonta adalah perputaran medatar sejajar permukaan air (waterpass).

STANDART PENGUKURAN POLIGON DENGAN SUDUT HORIZONTAL.


Poly = banyak Gon = Sudut ............ jadi Banyak Sudut yang bersambungan (Tidak putus).

Pelaksanaan pengukuran poligon :


Alat berdiri di titik P0 membidik backsigh ke BS = nol derajat , dan membidik ke depan P1. = . . . . . ?
Alat pindah ke titik P1 membidik backsigh ke P0 = nol derajat , dan membidik ke depan P2. = . . . . . ?
Alat pindah ke titik P2 membidik backsigh ke P1 = nol derajat , dan membidik ke depan P3. = . . . . . ?
Demikian seterusnya . . . . . . .

Sampai disini pahami dahulu karena selanjutnya akan lebih rumit.


Gambar diatas menunjukan Alat berdiri di titik-titik poligone dan setiap kali berdiri selalu membidik backsight
kemudian memutar loops alat untuk membidik fronsight / depan .
Dalam gambar ada dua sudut (Merah dan gelap) yang keduanya dengan besaran yang berbeda , tetapi
keduanya benar (tergantung dari mana kita memandang).
Pertanyaannya ...
Jika anda harus memilih kira2 sudut yang mana yang akan anda pakai dalam perhitungan. . . .?
(Sekali lagi keduanya benar dan dapat digunakan tetapi sesuai penjelasan yang sudah dipaparkan diatas
maka silahkan pilh yang mana yang lebih di anjurkan Master GSL).

SUDUT VERTIKAL.
Perhatikan Gambar dibawah ini yang menunjukan perputaran alat secara Vertikal , tetapi perlu saya
ingatkan bahwa perputaran vertikal alat ada beberapa macam diantaranya seperti ditunjukan pada gambar.
Yang penting check nol derajat vertikal alat dan kemana arah perputaran vertikal alat.
Perhatikan Gambar dibawah :
Secara keseluruhan alat modern telah memenuhi kesepakatan internasional yaitu seperti ditunjukan pada
converted by Web2PDFConvert.com

gambar satu dimana nol derajatnya adalah Zenith / diatas, dengan perputaran searah jarum jam.
Gambar dua banyak dipakai oleh alat alat tempo doeloe (sekedar tahu).

Dan disini kalau diperhatikan pada gambar satu.


Sudut vertikal 90 derajat adalah datar sama dengan waterpass / sejajar permukaan air.
Sudut vertikal lebih kecil 90 derajat berarti loop alat pasti membidik keatas.
Sudut vertikal lebih besar 90 derajat berarti loop alat pasti membidik kebawah.
Bidikan loop alat lebih besar 180 derajat disebut bidikan luar biasa.
Bidikan luar biasa atau bidikan terbalik , tetap saja jika alat dibidikan akan menghasilkan data
sudut vertikal dan sudut horizontal yang biasanya disebut dengan data SUDUT LUAR BIASA.
Kadang ada yang berpendapat ngapain juga tahu / belajar tentang sudut luar biasa , wong kalo ngukur kan
yang wajar2 saja pake loop normal biasa aja..... ya toh.
Ini pendapat yang salah, karena sudut luar biasa ini bagi surveyor sangat penting bahkan standart
pengukuran dan kalibrasi mengharuskan / wajib untuk melaksanakannya.
Saya pun sependapat , se demikian pentingnya bacaan Luar Biasa . (walaupun jarang dipakai)
Hal ini nanti akan kita bahas setelah anda total memahami pengukuran (untuk saat ini terlalu rumit
dijelaskan).

STANDART PENGUKURAN ELEVASI DENGAN SUDUT VERTIKAL.


Standart pengukuran sudut vertikal sangat berhubungan dengan Tinggi / Ketinggian atau Elevasi.
Elevasi adalah ketinggian tanah dari permukaan air laut rata-rata.
Gambar dibawah adalah Bacaan target menggunakan Theodolite dimana pada loops akan tampak / disebut
dengan Bacaan Benang.
Sebenarnya bacaan benang yang umum ada tiga macam , yaitu
benang atas , benang tengah , dan benang bawah .
Yang berhubungan langsung dengan perhitungan sudut vertikal adalah
Benang Tengah.
(terutama pada alat modern seperti Total Station / TS).
Benang Atas dan benang bawah hanya untuk menghitung jarak
miring.
(banyak digunakan pada alat Theodolite type lama tetapi masih
digunakan).
Kita pelajari kemudian.................................................
Dasar dari perhitungan sudut vertikal sebenarnya dari bidikan mendatar atau waterpass. hal ini akan
langsung menunjukan beda tinggi.

converted by Web2PDFConvert.com

Perhatikan gambar dibawah ini dimana alat membidik datar waterpass atau sudut vertikal =..........'...."
Ingat Keharusan / wajib bahwa setiap kali alat berdiri sempurna maka harus diukur tingginya . . . . . .

Latihan 8.
Pada gambar tampak :
Alat berdiri di titik P0 membidik target P1, P2, P3, dan P4.
Tinggi alat setelah diukur = 1.40 m = 140 cm = 1400 mm.
Sudut Vertikal = 9000'00" atau = datar = waterpass (WP)
Bacaan benang tengah masing2 target tampak seperti pada gambar , maka beda tinggi tanah target adalah
:
P1 = 140 - 120 = +20 cm. (Naik/Titik P1 lebih tinggi 20 cm).
P2 = 140 - 160 = -20 cm. (Turun/Titik P2 lebih rendah 20 cm).
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . dst , dll . P3, P4.
Beda Tinggi = Tinggi Alat (TA) - Benang tengah (BT) ........... bila kondisi WP / loops datar
Prinsip dasar perhitungan sudut vertikal adalah dibawah ini :
Sudut Vertikal datar / waterpass (WP).
Bacaan benang tengah saat vertikal datar (WP).
Beda tinggi titik = Tinggi alat - Bacaan benang tengah.
Detail perhitungan sudut vertikal akan dipelajari kemudian setelah anda memahami dasarnya..

Latihan 9.
Sebagai contoh sederhana kita perhatikan gambar diatas dimana sudut vertikal datar = 90 derajat.
Jika kita tahu tinggi alat setelah diukur adalah = 1.43 m atau 1430mm
converted by Web2PDFConvert.com

Dan bacaan benang tengah = 1015 mm (Bacaan benang tengah selalu empat angka dalam millimeter)
Maka kita dapat menghitung beda tinggi antara P1 dan P2 yaitu = . . . .m
Jika Elevasi P1 = 456.329m Maka ketinggian / Elevasi P2 = . . . . . . m
Perhatikan persoalan dibawah ini yang sebenarnya sama saja dengan diatas.
Tetapi seperti sudah dijelaskan dasar pengukuran adalah segitiga , dan disini terbukti kita ketemu lagi
dengan segitiga siku-siku.
Dimana data yang perlukan adalah seperti dijelaskan diatas prinsip dasar perhitungan sudut vertikal :
Sudut Vertikal datar / waterpass (WP)..............
Bacaan benang tengah saat vertikal datar (WP)............... = Delta H + Bacaan benang
Beda tinggi titik = Tinggi alat - Bacaan benang tengah.
Dalam hal ini Delta H bisa dihitung dari Segitiga Phytagoras.
Sampai disini dimengerti dahulu karena nanti akan dibahas lebih mendetail.

Sampai disini yang penting kita telah mengetahui . . :


Perputaran alat secara horizontal (datar)
Perputaran alat secara Vertikal (ke atas/bawah tegak zenith).
Sudut Horizontal
Sudut Vertikal.
Dan yang belum bisa diterangkan disini adalah sudut AZIMUTH. (dipelajari kemudian).

INDONESIA DAMAI
GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.

KLIK DISINI

converted by Web2PDFConvert.com

Diposkan oleh La2Vi2 di 02.26

Rekomendasikan ini di Google

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar
Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Select profile...

Publikasikan

Pratinjau

Posting Lebih Baru

Beranda

Posting Lama

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Mengenai Saya
La2Vi2
MASTER GSL TEAM
Lihat profil lengkapku

Kendra Daniswara. Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.

converted by Web2PDFConvert.com

Anda mungkin juga menyukai