Anda di halaman 1dari 13

A.

JUDUL : KAJIAN TEKNIK TERHADAP PERUBAHAN MORFOLOGI


TANAH PADA KEGIATAN PENAMBANGAN BATUGAMPING DI PD.
SARI GUNUNG PONOROGO - JAWA TIMUR

B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL


Pengelolaan dan pendayagunaan bahan galian guna memenuhi kebutuhan
pembangunan yang demikian tingginya seiring dengan makin meningkat taraf hidup
dan kesejahteraan masyarakat adalah suatu gejala yang wajar. Namun demikian,
pelaksanaan pemanfaatan bahan galian perlu diatur dan dikelola secara baik agar
diperoleh manfaat yang optimal, dan dampak negatif yang ditimbulkan dapat ditekan
sekecil mungkin. Kedua hal tersebut dapat dipenuhi jika terhadap cadangan bahan
galian yang ada beserta fenomena-fenomena yang berkaitan dilakukan pengkajian
secara mendalam, kemudian ditekankan alternatif penanganan yang perlu dilakukan.
Adapun alasan penulis mengambil judul Kajian Teknik Terhadap Perubahan
Morfologi Tanah Pada Penambangan batugamping di PD. SARI GUNUNG ini adalah
:
1. Akibat penambangan batugamping pada PD. SARI GUNUNG ini telah
mengakibatkan berkurangnya lahan bervegetasi, sehingga muncul lahan - lahan
yang tandus dan gersang karena kehilangan tanah pucuk ( top soil ).
2. Terbentuknya cekungan-cekungan pada permukaan tanah bekas penggalian
batugamping.
3. Terbentuknya jenjang-jenjang yang terjal akibat proses peledakan yang dilakukan
untuk membongkar batugamping.

4. Sebagian besar lahan bekas penambangan tanpa ada upaya pemanfaatan kembali
menjadi lahan usaha lain yang lebih produktif.
5. Terbatasnya peralatan yang dimiliki oleh Dinas Pertambangan Daerah, khususnya
alat monitoring baku mutu lingkungan.

C. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN


Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dampak lingkungan yang
ditimbulkan dari kegiatan penambangan batu gamping serta upaya penanggulangan
lahan bekas penambangan/reklamasi pada PD. SARI GUNUNG, Ponorogo.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menekan sekecil mungkin dampak
negatif yang ditimbulkan terhadap lingkungan (baik secara fisik, kimia, biologis, sosial
ekonomi dan budaya) dari proses penambangan batugamping ini, khususnya yang
berkaitan erat dengan topografi dan tata guna tanah serta menemukan cara yang
paling tepat dan ekonomis untuk kegiatan reklamasi di lahan bekas penambangan
batugamping tersebut.

D. PERUMUSAN MASALAH
Sistem penambangan batugamping yang dilakukan oleh PD. SARI GUNUNG,
Ponorogo ini dilakukan dengan sistem tambang terbuka ( open mining ) dan dilakukan
dengan peralatan mekanis. Adapun kegiatan penambangan secara garis besar
meliputi :

1. Pembersihan lahan ( clearing )


2. Pengupasan lapisan tanah penutup ( stripping )

3. Penggalian ( loosening ) dan peledakan


4. Pemuatan dan pengangkutan ( hauling )
5. Pemasaran ( marketing )
6. Reklamasi
Akibat poses-proses kegiatan penambangan tersebut di atas, menimbulkan
dampak terhadap morfologi tanah dan keadaan lingkungan disekitarnya, berupa :
a. Stabilitas Lereng
- Erosi pada lahan bekas penambangan menjadi intensif dan menimbulkan
sedimentasi pada daerah bawahan.
- Tanah longsor dapat terjadi di daerah sekitar lokasi penambangan yang
mengancam keberadaan bangunan di sekitarnya seperti pemukiman, Menara
Listrik Tegangan Tinggi dan bangunan umum lainnya.
b. Air Permukaan dan Air Bawah Tanah
Aliran air permukaan berubah arah dan di beberapa tempat terjadi genangan air.
Kegiatan penambangan dapat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas air
permukaan dan air bawah tanah.
c. Pencemaran udara
Debu terbentuk akibat kegiatan penggalian dan pengangkutan, terutama pada saat
tidak hujan atau musim kemarau.

d. Pengotoran Jalan Raya

Akibat pengiriman bahan galian ke konsumen dalam rangka pemasaran


menggunakan beberapa jenis alat angkut (misal truk, pick up, dump truk)
memungkinkan untuk terjadinya pengotoran sepanjang jalan raya yang dilewati.
e. Lahan Bekas Penambangan
Penambangan batugamping pada PD. SARI GUNUNG ini dilakukan dengan sistem
tambang terbuka ( open mining ). Akibat penambangan tersebut terbentuk lahan
bekas penambangan yang kondisinya sangat berbeda dengan keadaan sebelumnya,
dimana di lahan bekas penambangan tersebut telah terjadi kerusakan topografi
( landfrom ), hilangnya tanah pucuk ( top soil ), tanah longsor, adanya genangan
air, tanah menjadi gersang dan berbatu, penurunan permukaan air tanah, serta
terbentuknya cekungan-cekungan yang berukuran besar di lahan bekas
penambangan sehingga sukar untuk dimanfaatkan kembali.

E. PENYELESAIAN MASALAH
Analisa penyelesaian masalah :
Permasalahan yang ada di lapangan selanjutnya dipelajari dan dikaji
berdasarkan data yang ada dan ditunjang dengan berbagai teori yang mendukung
permasalahan tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam upaya pengelolaan dampak terhadap
tanah adalah : perubahan bentang alam, kerusakan sifat-sifat fisik tanah, perubahan
pada estetika lingkungan dan peningkatan laju erosi.
1. Pengelolaan dampak perubahan bentang alam dan kerusakan sifat-sifat tanah.
Penambangan batugamping mengakibatkan perubahan bentang alam dan
kerusakan sifat-sifat fisik tanah, yaitu hilangnya lapisan tanah pucuk yang

mengakibatkan tanah kehilangan kesuburan dan kemampuan untuk menampung air


limpasan serta terbentuknya cekungan-cekungan yang berukuran besar di lahan bekas
penambangan akibat penggalian yang dilakukan.
Usaha yang mungkin dilakukan untuk memperbaiki kerusakan tanah akibat
penambangan yaitu; menimbun lahan bekas penambangan dengan tanah yang subur
kemudian dilakukan penanaman kembali agar lahan bekas penambangan memiliki daya
dukung terhadap lingkungan dan mampu menahan air limpasan, serta mengusahakan
perbaikan terhadap jenjang hasil peledakan agar tidak terlalu tinggi dan terjal, untuk
mengurangi laju erosi yang disebabkan oleh air diwaktu musim penghujan.
2. Pengelolaan dampak perubahan estetika lingkungan.
Penambangan batugamping dengan menggunakan peledakan ini akan
menimbulkan jenjang-jenjang bekas peledakan yang sangat terjal dan cukup tinggi.
Profil permukaan tanah yang berjenjang-jenjang dan pengaruh kemiringan
serta ketinggian jenjang sangat tidak enak dipandang mata (visual impact), yang
mengakibatkan komposisi pandangan menjadi tidak serasi.
Hal ini dapat diatasi dengan mengurangi tinggi jenjang, sehingga sudut
pandang menjadi cukup luas dan lebih serasi secara visual.
Pada jenjang-jenjang yang telah dikurangi ketinggiannya dapat dilakukan
penanaman kembali, agar kelihatan hijau dan dapat mengembalikan fungsi tanah
seperti sebelum dilakaukan penambangan.
3. Pengelolaan dampak peningkatan laju erosi
Dampak lanjutan dari perubahan bentang alam, kerusakan sifat-sifat fisik tanah
dan perubahan estetika lingkungan, yaitu peningkatan laju erosi dan kehilangan tanah
pucuk yang menyebabkan tanah menjadi kehilangan kesuburan.

Hal ini terjadi karena terbentuknya lereng-lereng baru tanpa vegetasi yang
memungkinkan terjadinya peningkatan laju erosi oleh air, karena pada permukaan
tanah tidak ada lagi tumbuh-tumbuhan yang dapat menahan dan menyerap air limpsan
ketika terjadi hujan. Oleh karena itu perlu dilakukan sutau penataan lereng yang
ditimbulkan akibat penambangan batugamping ini untuk mengatasi dan menekan laju
dari erosi.
Pengendalian erosi adalah usaha-usaha pengawetan tanah untuk mengurangi
banyaknya tanah yang hilang atau mengurangi aliran air dipermukaan (run off),
sebelum aliran tersebut dapat mengikis tanah dan menghanyutkannya.
Berdasarkan penelitian erosi yang ditimbulkan akibat adanya kegiatan
penambangan termasuk dalam laju erosi yang kuat, sehingga cukup besar kerusakan
yang ditimbulkan terhadap lingkungan sekitarnya.
Upaya pengelolaan yang dilakukan untuk mengurangi laju erosi tersebut
dengan cara penambangan sistem jenjang. Dan fungsi dari sistem pembuatan jenjang
pada lokasi penambangan untuk menahan laju aliran air permukaan. Sehingga dengan
adanya jenjang-jenjang tersebut laju erosi dapat ditekan dan diperkirakan dapat
mengurangi bahaya yang ditimbulkan oleh peningkatan laju erosi.
Adapun untuk menghitung besarnya laju erosi yang terjadi pada daerah lokasi
penambangan batugamping dapat diketahui dengan menggunakan Index Erositivitas.

Sedangkan nilai index erositivitas itu sendiri dapat dicari dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
5)

E I30 = 6,119 R

1,21

x D

-0,47

x M

-0,53

dimana : R

= curah hujan bulanan dalam cm


= 132,58 mm = 13,258 cm

= jumlah hari hujan bulanan = 8 hari/bulan

= curah hujan maximal selama 24 jam dalam cm

F. METODOLOGI PENELTIAN
Didalam melaksanakan Kajian Teknik Terhadap Penurunan Permukaan Tanah
Pada Kegiatan Penambangan Batugamping di

PD. SARI GUNNG ini, penulis

menggabungkan antara teori dengan data-data yang ada di lapangan. Sehingga dari
keduanya didapat pendekatan penyelesaian masalah.
Adapun urut-urutan pekerjaan penelitian adalah meliputi antara lain :
1. Studi literatur
Studi literatur ini dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang menunjang,
yang diperoleh dari :
- instansi yang terkait dalam permasalahan
- perpustakaan
- brosur-brosur
- peta, grafik dan tabel
2. Penelitian di lapangan
Dalam melaksanakan penelitian di lapangan ini akan dilakukan beberapa tahap, yaitu
:
- Observasi lapangan, dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap
proses yang terjadi dan mencari informasi pendukung yang berkaitan dengan
permasalahan yang akan dibahas.

- Menetukan lokasi pengamatan dan mengambil data-data yang diperlukan untuk


penyelesaian masalah.
- Mencocokan dengan perumusan masalah, yang bertujuan agar penelitian yang
dilakukan tidak meluas serta data yang diambil dapat digunakan secara efektif.
3. Pengambilan data
Pengambilan data dilakukan dengan cara :
- melakukan pengukuran-pengukuran
- meneliti proses produksi yang sedang berlangsung
- mencatat kejadian yang terjadi, melakukan pemotretan

dan wawancara

seperlunya.
4. Akuisi data
Akuisi data ini bertujuan untuk :
- mengumpulkan dan mengelompokkan data untuk memudahkan analisa nantinya.
- mengolah nilai karakteristik data-data yang mewakili obyek pengamatan.
- mengetahui keakuratan data, sehingga kerja menjadi efesien.
5. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan melakukan beberapa perhitungan dan
penggambaran. Selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel-tabel, grafik-grafik atau
rangkaian perhitungan dalam penyelesaian suatu proses tertentu.
6. Analisa hasil pengelompokan data
Analisa hasil pengolahan data dilakukan dengan tujuan memperoleh kesimpulan
sementara. Selanjutnya kesimpulan sementara ini akan diolah lebih lanjut dalam
bagian pembahasan.
7. Kesimpulan

Kesimpulan diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolahan data yang
telah dilakukan dengan permasalahan yang diteliti. Kesimpulan ini merupakan suatu
hasil akhir dari semua aspek dari semua yang telah dibahas.

10

G. RENCANA DAFTAR PUSTAKA

1.

Currie, John M. Unit Operation in Mineral Technologi, Britsih Columbia


Institute of Technologi, Burnaby, British Columbia, May 1973.

2.

Down.C.G, and Stocks. J., Enviromental Impact of Mining, Applied


Science Publishers Ltd, London, 1978.

3.

Koesnaryo.S., Bahan Peledak dan Metode Peledakan, Universitas


Pembangunan Nasional Veteran, Yogyakarta, 1988.

4. Gunarwan.S., Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Gajah Mada


University Press, Yogyakarta, 1988.
5. Saifuddin.S., Konservasi Tanah dan Air, Pustaka Buana, Bandung, 1985.
6. Soedarsono. S., Hidrologi Pengairan, Pradnya paramita, 1977.

11

H. JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

No.

Kegiatan

Minggu
1

1.

Studi literatur

2.

Pengenalan
lapangan

3.

Pengambilan data
lapangan :
- hilangnya tanah pucuk
- laju erosi
- stabilitas lereng
- kerusakan air tanah
- kegiatan reklamasi

4.
5.
6.

Pengolahan data
lapangan
Analisa data
lapangan
Kesimpulan

Durasi
5

xxx

hari
6

xxx

xxx

6
xxx

6
xxxx

xxxx

xxxxxxxx

16

xxxxxxx
xxxx
xxx

14
8
6

12

I. RENCANA DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFATAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR PETA
BAB

I. PENDAHULUAN
II. TINJAUAN UMUM
A. Lokasi dan Kesampaian Daerah
B. Iklim
C. Topografi dan stratigrafi
D. Geologi
E.
Sifat-sifat batugamping
F.
Hidrogeologi dan tata guna lahan
III. KEGIATAN PENAMBANGAN BATUGAMPING
A.

Sasaran Produksi

B
Sistem Penambangan
C. Pembersihan Lahan
D. Pengupasan Lapisan Tanah Penutup
E.
Pembongkaran dan Penggalian
F.
Pemuatan dan Pengangkutan
IV. DAMPAK PENAMBANGAN TERHADAP MORFOLOGI TANAH
A. Hilangnya Tanah Pucuk ( Top Soil )
B. Peningkatan Laju Erosi
C. Stabilitas Lereng
D. Penurunan Permukaan Air Tanah
E.
Terbentuknya Lahan Bekas Penambangan
V. PEMBAHASAN
A.

Pengembalian KesuburanTanah

B.

Pengendalian Laju Erosi

13

C. Pencegahan Tanah Longsor


D. Penanggulangan Pencemaran Air
E.
Rencana Reklamasi Di Lahan Bekas Penambangan
VI . KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai