BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Glukosa
merupakan
golongan
karbohidrat
yang
merupakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
makanan
terdapat
sebagai
monosakarida,
disakarida
dan
menjadi
monosakarida,
misalnya
laktosa
oleh
lactase.
cadangan glukosa.
Serat-serat nabati : katu/dedek, bran, zemelen. Secara kimiawi
merupakan kompleks galaktosa, dan monosakarida lain (selulosa,
hemiselulosa), dan lignin dan pectin. Zat ini terdapat khusus di
dalam dinding sel dari padi-padian, sayuran, buncis (beans) dan
buah-buahan (terutama pectin). Hemi (selulosa) dan pectin (=
rantai asam galaturon) tahan terhadap enzim pencernaan, maka
tidak dapat dicernakan. Namun sebagian dirombak oleh kuman
colon dengan menghasilkan gas dan asam lemak terbang. Lignin
sama sekali tidak diuraikan. Serat yang berasal dari padi, misalnya
katul, mengandung banyak hemiselulosa dan dianggap terbaik
karena kadar asam fytatnya tinggi.
B. Glukosa Darah
Glukosa diserap oleh hati dan sebahian disimpan sebagai glikogan
atau
asam-asam
lemak
sehingga
kadar
glokosa
darah
dapat
glukogenik
yang
Substrat
utaman
glukoneogenesis
adalah
asam
amino
Glukoinase.
Glukokinase, yang mempunyai Km yang lebih tinggi (afinitas lebih
rendah) untuk glukosa daripada nilai Km heksokinase, meningkat
aktivitasnya melebihi kisaran kadar glukosa yang fisiologik, dan enzim
ini agaknya mempunyai hubungan khusus dengan ambilan glukosa ke
hati pad konsentrasi lebih tinggi yang ditemukan pada vena porta hati
ke membrane plasma.
Glukogon
Glukagon merupakan hormone yang dihasilka oleh sel-sel A pada
pulau-palau Langerhans pancreas. Sekkresi hormon ini dirangsang
oleh keadaan hipoglikemia. Pada saat mencapai hati (lewat vena
porta)
hormone
glucagon
menimbulkan
glikogenolisis
dengan
digunakan
oleh
jaringan-jaringan
perifer
bergantung
pada
insulin,
diantaranya
faktor
kegemukan
(obesitas).
Pada
timbul selama
glimepiride
(Amaryl),
glyburide
(DiaBeta,
Micronase),
dengan
baik
selama
hingga
10
tahun
sebelum
namun
hipoglikemia
yang
diakibatkan
sulfonylureas
bisa
Tak perlu khuatir jika tingkat gula darah menjadi turun drastis
setelah
minum
metformin,
karena
obat
ini
tidak
merangsang
sulfonylurea,
insulin,
atau
metformin.
Beberapa
studi
darah
meliputi
metode
reduksi,
yaitu
heksokinase.
metode
glukosa
oksidase
(GOD)
dan
metode
BAB III
METODE KERJA
I.1
Alat Percobaan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah human
II.2
Bahan Percobaan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air pro
II.3
Cara Kerja
A.
B.
- Sampel 2
: 1000l reagen + 50l serum 2
- Sampel 3
: 1000l reagen + 50l serum 3
4. Diinkubasi masing-masing larutan di atas selama 5 menit pada
C.
370C.
5. Dijalankan sesuai prosedur dihuman analyzer.
6. Dibaca hasil pengukuran.
Pemisahan serum dari sampel darah dengan cara disentrifuge 15
menit pada 300rpm.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
GS (mg/dL)
82,6
GP (mg/dL0
149,4
TTGO (mg/dL)
108,1
Keterangan :
GS
: Glukosa Sewaktu
GP
: Glukosa Puasa
TTG
Nilai Normal
Glukosa Sewaktu
Glukosa Puasa
Tes Toleransi Glukosa
80 120 mg/dL
70 99 mg/dL
< 140 mg/dL
BAB V
PEMBAHASAN
berdasarkan
jumlah
molekulnya
yaitu
monosakarida,
galaktosa.
Semua
jenis
karbohidrat
diserap
dalam
bentuk
glukosa
sewaktu
mengalami
hemolisis
sehingga
dilakukan
dengan
heksokinase
oleh
glucose-6-phosphate
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan diperoleh bahwa nilai glukosa sewaktu
sebesar 82,6 mg/dL masih memenuhi syarat normal glukosa sewaktu
sedangkan nilai glukosa puasa sebesar 149,4 mg/dL tidak memenuhi
syarat normal nilai glukosa puasa dikarenakan oleh satu dan lain hal dan
untuk nilai TTGO sebesar 108,1 mg/dl masih memenuhi syarat normalnya.
VI.2 Saran
Alat dan bahan dapat dilengkapi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. Obat-Obat Penting.Jakarta : PT.
Elex Media Komputindo. 2002.
2. Kasim, Syahruddin. Penuntun Praktikum Kimia Klinik Makassar :
Fakultas Farmasi UNHAS. 2010.
3. Murray, Robert, dkk. Biokimia Harper Jakarta : EGC. 2003
4. Sudoyo, Aru W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta :
Fakultas Kedokteran UI. 2007.