PENDAHULUAN
Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) mungkin adalah penyebab paling
umum vertigo di Amerika Serikat. Diperkirakan bahwa setidaknya 20% dari pasien
yang datang ke dokter dengan vertigo memiliki BPPV. Namun, karena BPPV sering
salah didiagnosis, angka ini mungkin tidak sepenuhnya akurat dan dibawah perkiraan.
Sejak BPPV bisa terjadi bersamaan dengan penyakit telinga bagian dalam lainnya
(contohnya: mungkin seorang pasien mengalami meniere dan BPPV secara
bersamaan), analisis statistik mungkin bisa miring ke arah yang lebih rendah.1
Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) adalah gangguan paling umum
dari sistem vestibular telinga bagian dalam, yang merupakan bagian penting dalam
menjaga keseimbangan. BPPV bersifat jinak, yang berarti tidak mengancam jiwa atau
umumnya bersifat progresif. BPPV menghasilkan suatu sensasi berputar disebut
vertigo yang bersifat paroksismal dan berdasarkan posisi, yang berarti terjadi dengan
tiba-tiba dan dengan perubahan posisi kepala.
PEMBAHASAN
Anamnesis
Perlu di perhatikan bagi seorang dokter maupun bagi seorang pasien, bahwa metode
anamnesis merupakan salah satu metode terpenting dalam menegakan diagnosa suatu
penyakit, sebab hampir sekitar 90% penegakan diagnosis berasal dari anamnesis, oleh
karena itu partisipasi dari pasien juga sangat di harapkan, sebab metode ini
membutuhkan wawancara dengan dokter pemeriksanya.
Ada beberapa pertanyaan yang penting untuk ditanyakan kepada pasien. diantaranya
adalah:
1
Menanyakan identitas dan data umum seperti nama, usia, pekerjaan, agama, suku
Menanyakan keadaan sosial dan ekonomi, gaya hidup dan kondisi lingkungan
Bagaimana rasa pusing yang dirasakan? Apakah rasanya berdenyut, berputar atau
seperti ditusuk-tusuk?
Apakah pasien pernah mengalami muntah atau mual dikarenakan rasa pusingnya?
Apakah pasien pernah mengalami demam, sakit pada telinga atau trauma maupun
penbedahan sebelumnnya?
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik umum,
Keadaan umum
Pemeriksaan kesadaran
Tekanan darah
Denyut jantung
Suhu tubuh
Pemeriksaan neurologis
Temuan pemeriksaan fisik pada pasien yang terkena BPPV umumnya biasabiasa saja. Semua pemeriksaan neurologi kecuali Dix-Hallpike manuver mungkin
normal. Namun, adanya temuan pemeriksaan neurologi tidak menghindarkan
diagnosis BPPV.
Dix-Hallpike manuver merupakan tes pemeriksaan fisik standar untuk BPPV.
Berikut merupakan langkah-langkahnya.
Kepala diputar menengok ke kanan 450 (kalau KSS posterior yang terlibat). Ini
akan menghasilkan kemungkinan bagi otolith untuk bergerak, kalau ia
memang sedang berada di KSS posterior.
Komponen cepat nistagmus harusnya up-bet (ke arah dahi) dan ipsilateral.
Kembalikan ke posisi duduk, nistagmus bisa terlihat dalam arah yang yang
berlawanan dan penderita mengeluhkan kamar berputar ke arah berlawanan.
Pada orang normal nistagmus dapat timbul pada saat gerakan provokasi ke
belakang, namun saat gerakan selesai dilakukan tidak tampak lagi nistagmus. Pada
pasien BPPV setelah provokasi ditemukan nistagmus yang timbulnya lambat, 40
detik, kemudian nistagmus menghilang kurang dari satu menit bila sebabnya
kanalitiasis, pada kupulolitiasis nistagmus dapat terjadi lebih dari satu menit,
biasanya serangan vertigo berat dan timbul bersamaan dengan nistagmus.2
Pemeriksaan Penunjang
Karena Dix-Hallpike manuver adalah patognomonik, maka pemeriksaan laboratorium
tidak dibutuhkan untuk mendiagnosis BPPV. Namun, karena ada hubungan yang
tinggi dengan penyakit telinga bagian dalam, pemeriksaan laboratorium mungkin
diperlukan untuk melihat patologi lainnya ini. Pemeriksaan radiologi tidak dibutuhkan
untuk mendiagnosis BPPV.
Elektronistagmografi (ENG)
Jenis vertigo ini merupakan sindrom vestibular yang paling sering dijumpai dalam
praktek klinis. Pasien dengan kelainan ini tidak mengalami vertigo bila duduk atau
berdiri diam tetapi serangan timbul bila terjadi perubahan posisi ( misalnya sedang
tidur terlentang kemudian miring kesisi yang terganggu ) atau gerakan kepala atau
badan. Biasanya vertigo hanya berlangsung 5-10 detik. Kadang-kadang disertai rasa
mual dan seringkali pasien merasa cemas. Umumnya gerakan kedepan dan
kebelakang yang memicu vertigo. Kadang-kadang pasien memberitahukan posisi apa
yang mencetuskan serangan. Perubahan posisi kepala memperhebat vertigo pada
neuritis vestibularis dan beberapa vertigo perifer atau sentral. Tetapi pada BPPV
gejala hanya timbul setelah gerakan kepala tertentu.
Etiologi
Beberapa faktor predisposisi pasien menjadi BPPV. Di sini termasuk inaktivitas, akut
alkoholism, bedah besar, dan penyakit sistem saraf pusat. Pemeriksaan neurologi
lengkap penting karena banyak pasien yang memiliki gangguan telinga secara
bersamaan. Sebagai berikut:
Patologi idiopati 39%
Trauma - 21%
Penyakit telinga- 29%
Otitis media -9%
Vestibular neuritis- 7%
Penyakit meniere -7%
Otosclerosis- 4%
Sudden sensorineural hearing loss - 2%
CNS disease - 11%
Vertebral basilar insufficiency - 9%
Acoustic neuroma - 2%
Cervical vertigo - 2%
Sebuah studi retrospektif oleh Faralli dkk menunjukan bahwa pada orang-orang
dengan migrain dan BPPV, terjadinya BPPV cenderung terjadi lebih awal pada
kehidupan daripada pasien dengan vertigo yang tidak disertai migrain. Para peneliti
menemukan bahwa rata-rata onset BPPV dengan disertai migrain terjadi pada usia 39
tahun, dan 53 tahun untuk pasien tanpa disertai migrain. Selain itu, ditemukan
terjadinya rekurensi yang tinggi pada BPPV disertai migrain sekitar 19,4 %,
dibandingkan 7,3 % pada pasien tanpa migrain. Selain itu, frekuensi pergerakan bola
mata atipikal dan meniere seperti vertigo lebih besar pada pasien dengan migrain dan
BPPV yang rekuren tinggi. Faralli dan rekan menyatakan, bagaimanapun, apakah ada
hubungan secara langsung antara migrain dan BPPV.4
Epidemiologi
Di Amerika Serikat pada sebuah penelitian pravalensi berdasarkan usia dan jenis
kelamin dari BPPV adalah 64 per 100.000. berdasarkan jenis kelamin, maka wanita
lebih dominan dibandingkan pria yaitu sekitar 64 %. BPPV memiliki predileksi usia
lanjut (rata-rata usia, 51-57 tahun). Dan jarang terjadi pada individu yang lebih muda
dari 35 tahun tanpa adanya trauma kepala.
Patofisiologi
Patomekanisme terjadinya BPPV dibagi atas 2 teori.
Teori cupulolithiasis
Pada tahun 1962 Horald Schuknecht mengemukakan teori ini untuk menerangkan
BPPV. Dia menemukan partikel-partikel basofilik yang berisi kalsiurn karbonat dari
fragmen otokonia (otolith) yang terlepas dari macula utriculus yang sudah
berdegenerasi, menernpel pada permukaan kupula. Dia menerangkan bahwa kanalis
semisirkularis posterior menjadi sensitif akan gravitasi akibat partikel yang melekat
pada kupula. Hal ini analog dengan keadaan benda berat diletakkan di puncak tiang,
bobot ekstra ini menyebabkan tiang sulit untuk tetap stabil, malah cenderung miring.
Pada saat miring partikel tadi mencegah tiang ke posisi netral. Ini digambarkan oleh
nistagmus dan rasa pusing ketika kepala penderita dijatuhkan ke belakang posisi
tergantung (seperti pada tes Dix-Hallpike). KSS posterior berubah posisi dari inferior
ke superior, kupula bergerak secara utrikulofugal, dengan demikian timbul nistagmus
dan keluhan pusing (vertigo). Perpindahan partikel otolith tersebut membutuhkan
waktu, hal ini yang menyebabkan adanya masa laten sebelum timbulnya pusing dan
nistagmus.
Teori canalithiasis
Tahun1980 Epley mengemukakan teori canalithiasis, partikel otolith bergerak bebas
di dalam KSS. Ketika kepala dalam posisi tegak, endapan partikel ini berada pada
posisi yang sesuai dengan gaya gravitasi yang paling bawah. Ketika kepala
7
Canalith reposisi: karena rasio manfaat dengan resiko begitu tinggi dengan canalith
reposisi, tampaknya hal ini jelas menjadi pilihan pertama diantara modalitas
pengobatan.
Partikel reposisi diwakili oleh dua manuver utama yang dikembangkan secara
bersamaan, namun secara mandiri, di Amerika Serikat dan Perancis. Metode
ini adalah manuver Epley dan manuver Semont, dan banyak variasi kecil dari
masing-masing metode yang ada. Keduanya melibatkan gerakan kepala untuk
mengatur ulang pemindahan partikel. Manuver Semont mencakup gerakan
dari sisi ke sisi kepala dan tubuh secara cepat dan kuat. The Epley manuver ini
lebih lembut dan dijelaskan di bawah ini. Prosedur canalith reposisi (CRP)
adalah pengobatan kantor sederhana dan non-invasif yang dirancang untuk
menyembuhkan BPPV 1-2 sesi. Terapi ini, di tangan yang berpengalaman,
memiliki tingkat keberhasilan lebih dari 95% pasien dengan BPPV.
The Epley Prosedur adalah sebagai berikut (pasien dengan sisi kanan BPPV
dalam contoh ini):
Posisi awal (duduk, kepala berpaling 45 ke sisi ipsilateral): Pasien mulai
prosedur dalam posisi duduk dengan kepala berpaling ke arah sisi yang
terkena. Sebuah osilator tulang mastoid diterapkan dan diadakan di posisi
belakang telinga yang terkena dengan ikat kepala untuk membantu
mengganggu partikel sehingga mereka bergerak lebih mudah.
Posisi 1 (terlentang, kepala berpaling 45 ke sisi ipsilateral): Pasien berbaring
perlahan-lahan ke posisi terlentang dari sisi yang terkena. Tingkat dititrasi ke
titik tanpa nistagmus dan tidak ada gejala. Hal ini biasanya memakan waktu
sekitar 30 detik.
Posisi 2 (terlentang, 15 Trendelenburg, kepala berpaling 45 ke sisi
ipsilateral): Pasien berbaring lebih lanjut untuk posisi Dix-Hallpike dari sisi
yang terkena. Hal ini biasanya membutuhkan waktu 10 detik. Lain 20 detik
yang dihabiskan di posisi Dix-Hallpike dengan telinga yang terkena bawah.
Posisi 3 (terlentang, 15 Trendelenburg, kepala berpaling 45 ke sisi
kontralateral): Selanjutnya, kepala pasien diaktifkan perlahan dari posisi 3 ke
sisi yang berlawanan.
9
jarang beberapa minggu sampai beberapa bulan. Hal ini biasanya diobati dengan
rehabilitasi vestibular pasca operasi.
Prognosis
Karena BPPV merupakan kelainan vestibular perifer, dapat sembuh spontan maka
prognosisnya baik.
KESIMPULAN
BPPV merupakan vertigo yang muncul akibat perubahan posisi kepala secara cepat
dan tiba-tiba . penyakit ini disebabkan oleh penumpukan debris dari mineral terutama
pada kupula kanalis semisirkuler posterior, sehingga organ ini sensitif terhadap
gravitasi dan perubahan posisi kepala. Etiologi yang pasti sukar ditetapkan diduga
faktor idiopatik penyebab terbanyak.
DAFTAR PUSTAKA
11
12