Anda di halaman 1dari 20

Tendinitis

Adalah suatu peradangan, iritasi dan


pembengkakan pada tendo, yang
diakibatkan oleh luka, pemakaian
atau penggunaan yang berlebihan
dengan gerakan yang sama secara
berulang-ulang dan penuaan tendo
yang mengakibatkan tendo
kehilangan elastisitasnya.

Gejala tendinitis pada umumnya adalah


rasa sakit atau nyeri dan lemah pada
ujung tendo, terutama saat sendi
digerakkan.
Tendinitis seringkali menyerang sendi
bahu, siku, lutut ( tendon Achilles ) dan
sendi pergelangan tangan.
Pengobatan dilakukan dengan memberi
obat-obatan anti peradangan dan obat
pereda nyeri. Selain itu, sendi yang
terkena penyakit ini pun harus
diistirahatkan dan setelah sembuh
sebaiknya tidak menggunakan sendi
tersebut secara berlebihan dan
berulang-ulang.

Muscle Cramps
adalah suatu keadaan dimana otototot dalam keadaan anaerob, akibat
dari kontraksi otot-otot tersebut
yang dilakukan secara berlebihan,
sehingga suplai oksigen ( O2 ) pada
otot tidak dapat berjalan lancar.
Dalam keadaan ini terbentuk asam
laktat yang kemudian akan
tertimbun dalam otot sehingga
menimbulkan kram otot dan
membuat syaraf terjepit.

Tiga buah otot yang dijadikan


sebagai lokasi injeksi
intramuskular :
.

- m. gluteus medius
- m. gluteus minimus
- m. vastus lateralis

Lokasi Injeksi Intramuskular

Jenis gerakan yang terganggu


akibat cidera pada otot
Hamstring :
Fleksi Femoris, karena otototot Hamstring merupakan otot
penggerak fleksi femur.

Compartmen Syndromes
Diakibatkan oleh meningkatnya tekanan
di dalam ruang anterior yang disebabkan
peningkatan produksi cairan jaringan ini.
Jaringan meningkat apabila terjadi
pengerahan tenaga yang berlebihan.
Perasaan nyeri dalam kompartemen
tungkai bawah yang menjadi ciri khas
sindroma ini, dapat berlangsung sangat
hebat. Dorsoflexi kaki pada sendi
pergelangan menambah hebat nyerinya.

Tekanan bertambah sehingga


menghambat peredaran darah balik
dari venosa, yang kemudian peredaran
darahnya akan berkurang dan
menghambat suplai darah bagian
anterior dan denyut arteri dorsalis
pedis menghilang karena m. tibialis
anterior, m. extensor digitorum longus
dan m. extensor hallucis longus
lumpuh ( sel otot mati, disebut
nekrosis otot ) karena tidak terdapat
O2 atau anoksi.

Seorang atlet ingin memperkuat otot


quadriseps femoris maka gerakan yang
akan dianjurkan kepada si atlet tersebut
adalah gerakan melatih otot extensi

crurris dan flexi femur.

Faktor-faktor yang mempengaruhi


stabilitas sendi lutut
Permukaan artikulasi ( articulatio genus )
terdiri dari 3 persendian :
a. Persendian lateral dan medial,
antara condylus femur dan condylus
tibia.
b. Persendian intermedial, antara
patella dan femur.
Articulatio genus secara mekanis bersifat
lemah karena bentuk permukaannya
yang bersendi. Untuk kekuatan
articulatio genus tergantung pada
ligamentum yg mengikat femur dan tibia.

Simpai
melekat pada tepi permukaan artikulasi
dan mengelilingi sisi dan aspek posterior
dari sendi. Bagian depan sendi tidak ada
simpai memungkinkan membran
synovialis membentuk kantung ke atas
dibawah tendo m. quadriceps yaitu bursa
supra patellaris. Pada setiap sisi patella,
simpai ini diperkuat oleh ekspansi dari
tendo m. vastus lateralis dan medialis. Di
belakang sendi simpai diperkuat oleh
sebuah ekspansi m. semi membranous
yang disebut ligamentum popliteum
obliqum.

Ligamen
disusun oleh :
1. ligamen ekstracapsular
a) ligamen patella
b) ligamen collaterale tibiale
c) ligamen collaterale fibulare
2. ligamen intracapsular
a) mascofemoral posterior
b) cruciatum anterior
c) cruciatum posterior

Membran synovialis
melapisi permukaan simpai,
melekat pada tepian pemukaan
artikular dan pada tepian perifer
cartilago semilunaris.

Test Trendenlenburg
Stabilitas coxae bergantung pada sendi
peluru, dari permukaan sendi dan
ligamen-ligamen yang sangat kuat.
Stabilitas coxae bila sedang berdiri di
atas satu kaki dengan kaki tungkai
sebelah terangkat dari tanah
bergantung dari 3 faktor apabila :
1. m. gluteus medius dan minimus
harus dapat berfungsi normal.

2. Caput femoris harus bercokol


secara normal di dalam acetabulum.
3. Collum femoris harus utuh dan
bersudut normal terhadap batang
femur.
Jika salah satu faktor di atas tidak
benar maka pelvis akan anjlok ke
bawah pada sisi yang tidak ditunjang.
Hal ini menyebabkan hasil tes
trendenlenburg positif.

Fraktur femoris 1/3 proksimal


Fragmen proksimal dalam keadaan
fleksio oleh m. illiopsoas, abduksio
oleh m. gluteus medius dan minimus,
dan memutar ke lateral oleh m.
gluteus maximus, m. piriformis, m.
obturatorius internus, m. gemelli,
dan m. quadratus femoris. Fragmen
bawah di adduksio oleh m. adductor,
tertarik ke atas oleh otot hamstring
dan m. quadriceps, memutar ke
lateraloleh otot adductor dan berat
kaki

Fraktur 1/3 proksimal femoris

Fraktur femoris 1/3 distal


Pergeseran fragmen distal seperti
halnya pada fraktur 1/3 tengah,
namun fragmen distal lebih kecil dan
lebih terputar oleh m. gastrocnemius
dan dapat menekan a. poplitea dan
mengganggu aliran darah yang
menuju tungkai bawah dan kaki.

Anda mungkin juga menyukai