Anda di halaman 1dari 16

PSIKIATRI DALAM PERSPEKTIF ISLAM (NNI BLOK IV)

Oleh : Dr. H. Burlian Abdullah


A. PSYCHOLOGY DAN PSYCHIATRY (PSIKOLOGI DAN PSIKIATRI)
Psikologi adalah ilmu kedokteran yang mempelajari tentang jiwa manusia atau
perilaku manusia. Jiwa adalah sesuatu yang abstrak, yang berbeda dengan fisik /
jasmani yang dapat diamati secara inderawi baik langsung maupun tidak langsung.
Karenanya proses kejiwaan hanya dapat dikenal dari perilaku sehari - hari yang
merupakan gejala-gejala kejiwaan, manifestasi berbagai faktor seperti pikiran, nafsu /
instinct dan perasaan (emosi). Proses yang terjadi dalam kejiwaan tidak terlepas dari
pengaruh internal seperti metabolisme di dalam jaringan otak, faktor keturunan,
pendidikan, lingkungan (human ecology), pengalaman hidup (innerlife story) dan
sebagainya.
Banyak teori dan hipotesa yang dikemukakan oleh para ahli. Akan tetapi pada
prinsipnya psikologi lebih menekan kepada kajian tentang KEPRIBADIAN /
PERSONALITY / CHARACTER / WATAK yang tercermin dari POLA PIKIR,
PERASAAN DAN TINGKAH LAKU atau PERIAKAL (KOGNITIF), PERIRASA
(KONATIF / ATTITUDE) DAN PERILAKU (PSIKOMOTORIK/PRACTICE).
Berdasarkan proses pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia maka
dibedakan beberapa fase / periode :
1. Periode dalam kandungan (Prenatale periode)
2. Periode hayati (Vitale periode) (0-6 th)
3. Periode kemantapan (Stability periode) (6-12 th)
4. Periode akil baliq (Puberty periode) (12-20 th)
5. Periode kebatinan (Psychologic periode) (20 th lebih)
Pada masing-masing periode mempunyai karakteristik dan dominasi nafsu sebagai
energi pendorong perilaku manusia. Pada periode pertumbuhan / perkembangan
kejiwaan ini maka faktor keturunan dan lingkungan keluarga sangat penting dan
menentukan, terutama keteladanan dalam mananamkan tata nilai baik dan buruk, benar
dan salah (proses pembangunan kebudayaan atau habit/kebiasaan) :

Psikiatri adalah ilmu penyakit jiwa yang mempelajari tentang jiwa yang sakit
(psikopatologi) atau kelainan dan gangguan jiwa (mental disorder). Bertolak dari
pemahaman tentang psikologi maka psikiatri pada dasarnya mempelajari perilaku
abnormal manusia atau kelainan atau hambatan dalam KEPRIBADIAN. Kelainan atau
hambatan ini dapat bersifat ringan dan berat yang berdampak kepada jenis kelainan /
penyakit yang di derita.
Dalam Psikiatri modern salah satu faktor terpenting adalah hubungan antar manusia
seperti hubungan intra keluarga, orang tua, saudara, teman pergaulan (sekolah, tempat
kerja) dan tetangga. Dalam pergaulan ini, manusia mencoba untuk saling mengenal dan
memahami serta menimba pengalaman dan menentukan sikapnya. Inilah yang
dinamakan PSIKIATRI DINAMIS. Banyak teori dan hipotesa yang dikemukakan
tentang sebab-sebab terjadinya gangguan jiwa oleh para ahlinya seperti KRAEPELIN
(1856-1929), ADOLF MEYER (1866-1950), SIGMUND FREUD (1856-1939),
CG.JUNG (1875) DAN ALFRED ADLER (1870-1957).
Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan para ahli diatas, maka dapat disimpulkan :
1. Behaviour atau perilaku adalah suatu kesimpulan dari reaksi seseorang terhadap
segala rangsang yang datang baik dari luar maupun dari jiwanya sendiri dalam
hidupnya sehari-hari.
2. Mental disorder adalah bukan penyakit, tetapi merupakan behaviour suatu individu
yang tidak sanggup menyesuaikan dirinya terhadap :
- Tekanan dan ancaman
- Kebutuhan emosional
- Kebutuhan nafsu
- Tuntutan realita
Menurut Adolf Meyer, individu adalah makhluk hidup yang senantiasa berada
dalam aksi dan faktor-faktor yang menentukan reaksinya terhadap realita hidup ini
adalah :
- Pembawaan
- Pendidikan
- Lingkungan Sosial
- Pengaruh Budaya
2

- Pengalaman pribadi
Berdasarkan ringan atau beratnya gangguan / kelainan jiwa, maka dikenal beberapa
golongan penyakit jiwa :
I. NEUROSIS DAN PSIKONEUROSIS (PSYCHONEUROTIC DISORDER)
II. PSIKOPATI (PERSONALITY DISORDER)
III. OLIGOFRENI (MENTAL DEFICIENCY)
IV. PSIKOSIS (PSYCHOTIC DISORDER)
Secara klinis penentuan diagnosis dari gangguan tersebut diatas diperoleh melalui
anamnese (riwayat penyakit) dan gejala-gejala penyakit (Simptom). Gangguan tersebut
antara lain :
- Persepsi / penangkapan
- Cara berfikir, berperasaan (affectivity), tindakan (motoris)
- Kesadaran
- Orientasi
- Appersepsi
- Perhatian
- Peringatan
- Kecerdasan
- Dll
Dari hasil anamnese dan hasil pemeriksaan yang disebabkan gangguan diatas, secara
klinis dapat dijumpai :
I. Simptomatologi :
1.Waham
2.Autisme
3.Depersonalisasi
4.Incohaerensi
5.Neologisme
6.Confubulasi
7.Hallucinasi
8. Illusi
9. Flight of ideas
10. Remming

11. Blocking
12. Logorrhoe
13. Perseverasi
14. Verbigerasi
15. Echologi
16. Euphori
17. Apathie
18. Ambivalensi
19. Parathymi
20. Anxiety

21. Amnesi
22.Phobi
23.Obsessi
24.De ja vu
25.Twilight State
26.Negativisme
27.Echopraxie
28.Befchle automasi
29.Stereotype
30.Stupor

31.Katalepsi
32.Poriomani
33.Pyromani
34.Cleptomani
35.Demensi
36.Regressi

II. Syndrom
1. Syndrom Schzophreni
2. Syndrom Mani
3. Syndrom Depresi
4. Syndrom Katatoon
5. Syndrom Paranoid
6. Syndrom Hypochondri

7. Syndrom Encephalopathi
8. Syndrom Frontaal
9. Syndrom Hyperaesthetis- Emosional
10.Syndrom Amentia
11.Syndrom Delier

B.PSIKIATRI DALAM ISLAM


Al-Quran sebagai sumber ajaran Islam secara jelas menyatakan manusia terdiri dari 2
(dua) unsur utama : jasmani (badan) dan rohani (jiwa).
(Q.S.32/7-9 ; 39/42, 7/172), dan keterbatasan ilmu / kemampuan manusia untuk
memahami hakikat jiwa (ruh) (Q.S.17/85).
Kajian Psikiatri seperti yang telah diuraikan diatas, suatu kajian penyakit jiwa
kedokteran oleh beberapa ahli disebut PSIKIATRI DUNIAWI , yang lepas dari nilai-nilai
spritual, etika dan moral agama. Penyakit jiwa dalam Psikiatri duniawi ini dalam Islam
sekurang-kurangnya ada 2 hal penting :
Pertama : Individu yang bersangkutan terlepas dari beban / kewajiban hukum yang
melekat pada dirinya. Rasulullah SAW bersabda :
Diangkat pena (tidak dicatat) karena tiga hal yaitu orang yang terganggu akalnya
sampai ia sadar, orang tidur sampai ia terjaga dan anak-anak sampai ia dewasa.
(H.R.Ahmad, Abi Daud dan Hakim).
Bahkan dilarang mendekati/melakuakan sholat ketika dalam keadaan mabuk
(Qs. 4/43)
Kedua :Dampak atau akibat dari gangguan individu ini terhadap masyarakat mudah
diatasi/ditanggulangi atau tidak berdampak luas dengan melakukan tindakan
preventif, kuratif dan rehabilitative.
Di dalam Al Quran (Qs Al Qalam, 68/2-7) Allah menyatakan :
Berkat nimat tuhanmu, kamu (Muhammad) kamu sekali-kali bukan gila, dan
sesungguhnya bagi kamu benar-benar mendapat pahala yang besar dan tidak putusputusnya,dan sesungguhnya kamu mempunyai akhlak yang agung, maka kelak
kamu akan melihat dan mereka (orang kafir) pun akan melihat, siapa diantara kamu
yang gila; sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah yang paling mengetahui siapa yang sesat

dijalan-Nya, dan Dialah yang paling mengetahui orang-orang yang mendapat


petunjuk.
Didalam rangkaian ayat-ayat diatas, Allah telah membantah tuduhan-tuduhan palsu
kaum musyrikin (kafir) Mekah yang menuduh Nabi Muhammad berpenyakit jiwa.
Berulang kali beliau di tuduh dalam berbagai ungkapan penghinaan seperti : manusia
gila (majnun), terganggu pikiran (maftun), kena sihir (mashur), tukang sihir (saahir),
dan tukang tenung (kaahin). Allah telah menantang dan menyangkal tuduhan-tuduhan
palsu kaum musyrikin dengan menegaskan bahwa Nabi Muhammad bukan orang yang
berpenyakit jiwa, tetapi manusia berakhlak / berprilaku agung, dan mendapat
pahala/ganjaran terbaik yang tidak putus-putusnya disisi-Nya. Beliau bukan hanya
faal jiwanya berfungsi secara serasi, tetapi faal jiwanya dibimbing dan dikendalikan
oleh hidayah (guidence) Allah serta sumber keteladanan.
(Q.S. 33/21,42/52-53).
Akhlak dalam Islam adalah perilaku manusia secara menyeluruh (total behaviour) yang
meliputi aspek aqidah (keimanan), ibadah (hablun minallah) dan muamalah /
humanekologi (hablunminannas).
Akhlak yang agung yang dimiliki Rasullulah SAW dan pahala yang tiada putusputusnya beliau terima karena beliau berada diatas kebenaran mutlak dan hakiki yang
nyata, pada petunjuk jalan yang lurus.
(Q.S.6/161,27/79).
Sebaliknya, Allah menyatakan bahwa yang berpenyakit jiwa adalah kaum musyrikin
(kafir), karena mereka adalah orang-orang yang sesat, tidak berada diatas kekuasaan
mutlak yang hakiki, pada petujuk jalan yang lurus.
(Q.S.4/116,88).
Dari ungkapan ayat-ayat 2-7 surat Al Qalam diatas dapat dipahami bahwa penyakit jiwa
menurut Al Quran jauh lebih mendasar dan luas dari pada pengertiaan menurut disiplin
ilmu

jiwa

(Psikiatri)

yang

semata-mata

berorientasi

pada

perubahan

atau

penyimpangan perilaku karena terganggu fungsi atau faal jiwa, seperti yang dapat kita
saksikan dalam kehidupan sehari-hari dirumah sakit jiwa pada penderita penyakit jiwa
umumnya yang disebut sebagai orang gila (terganggu ingatanya).

Seperti telah disebutkan diatas orang yang terganggu jiwanya seperti ini, seluruh
tindakanya dilakukan diluar kesadaran atau kendali akal, sedang gangguan sosial atau
dampak yang mungkin ditimbulkan tidaklah berdampak luas dan lebih mudah diatasi.
Karena itu seluruh tindakan atau kiprah perilakunya tidak berakibat hukum.
Menurut Al - Quran penyakit jiwa yang hakiki (mungkin dapat dinamakan Psikiatri
Ukhrawi) dan sangat berbahaya adalah pengingkaran atau penolakan terhadap
kebenaran mutlak dan hakiki yang nyata (haqqul-mubin) atau perilaku yang tidak
berada diatas kebenaran, pada petunjuk (jalan) Allah yang lurus. Mereka inilah yang
dinamakan kelompok Fiqulubihim Maradhun (di dalam jiwa mereka ada penyakit),
yang secara sadar mengingkari dan melagar norma dan tata nilai kebenaran ajaran
agama Allah, serta berdampak luas dalam kehidupan social kemasyarakatan (Patologi
sosial).
(Q.S.2/8-20,9/125,30/41).
Kepribadian mereka dapat digolongkan KEPRIBADIAN TERBELAH (Disintegrated
Personality), tidak sesuai dengan kedudukan manusia selaku mahluk yang mulia untuk
melaksanakan peran khalifah di bumi Allah.
(Q.S.2/30,17/70,3/167,48/11).
Terhadap manusia yang tidak mau menyadari dan tidak mau mendayagunakan
kelebihan-kelebihan yang diberikan Allah Sang Pencipta, terutama panca indra dan akal
pikiranya untuk memahami ayat-ayat / ajaran dan tanda-tanda kekuasaan Allah, maka
Allah akan menurunkan derajat mereka ketingkat yang lebih rendah dari mahluk hewani
sebagai manusia yang lalai dan merugi.
(Q.S.7/179,25/43-44,16/107-109)
Kerancuan cara berfikir (ini merupakan salah satu gejala penyakit jiwa dalam psikiatri
duniawi) kaum musyrikin dan yang mengingkari ayat-ayat Allah, terlihat dalam sikap
dan pandangan hidup mereka yang tidak rasional yaitu meminta segera didatangkan
keburukan (siksa) dari pada kebaikan (rahmat) ketika rasul Allah datang membawa
kebaikan untuk keselamatan hidup di alam dunia (fana) dan akhirat (abadi) kelak.
(Q.S.13/6,22/47,29/53-54)
Inilah ilustrasi perilaku jahiliyah yang senantiasa ada disetiap zaman, sepanjang
manusia tidak berpijak kepada kebenaran mutlak yang hakiki, petunjuk (jalan) Allah
6

yang selalu mereka dustakan dan ingkari karena mengikuti hawa nafsu tanpa
pemahaman yang benar. (Q.S.44/5-6,21/107,28/50,45/23).
Nabi Muhammad diperintahkan Allah untuk berpaling, meningalkan dan menjauhi
perilaku jahiliyah ini dengan mewujudkan perilaku mulia dan agung sesuai dengan
kedudukan manusia selaku khalifah, penerima amanat Allah.
(Q.S.6/35,7/199).
Mewujudkan perilaku manusia yang mulia dan agung inilah misi utam Rasullulah:
Sesunguhnya aku di utus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia
(manusia)
(H.R Ahmad dari Abu Hurairah r.a)
Akhlak yang mulia seperti telah diungkapkan diatas merupakan lintasan
kehidupan, perilaku manusia secara utuh yang berpusat pada titik sentral yaitu
taqwa kepada Allah, yang menjadi satu-satunya criteria manusia mulia dihadapan
Allah-sang pencipta.
(Q.S.3/112,49/13,20/132).
C.HIZBULLAH DAN HIZBUSYSYAITHAN
Berdasarka penerimaan dan kepatuhan atau penolakan dan pengingkaran terhadap
ajaran agama Allah, maka menurut Al Quran dibedakan 2 (dua) kelompok prilaku
manusia yaitu Hizbullah dan Hizbusysyaithan, yang masing-masing kelompok memiliki
ciri atau karakteristiknya.
(Q.S.58/19,58/22).
Hizbullah adalah kelompok manusia yang menerima dan patuh kepada ajaran agama
Allah, yang dapat dikelompokan dalam :
1.
1.
2.
3.

Mukmin
Muqinun
Muslim
Orang yang berbuat baik
a. Amilin, Failin, Kasibin, Qadiimin
a. Shalih
b. Muhsin
c. Orang berbuat Al Khairat
d. Orang berbuat Al Marut
e. Orang berbuat Ath Thayyib
f. Orang berbakti(Barrun/Abrar)

4. Orang yang benar dan membenarkan


a. Shadiqin/Shiddiqin
a. Rasyidin
5. Muhtadin
6. Orang yang taat
a. Muthiun
a. Qanitun (Qanitin)
b. Mukhbitun (Mukhbitin)
7. Abidin
8. Dzakirin
9. Muqarrabin
10. Mardhiyyun
11. Marhumun
12. Mutafadhdhilin
13. Mustaqim
14. Mujahidin
15. Muhajirin
16. Syahidin/Syuhada
17. Syakirin
18. Shabirin
19. Mutawakkilun
20. Khasyiun
21. Orang yang takut kepada Allah
a. Khaifur
b. Khasyun
22. Orang yang Adil
a. Adilun
b. Muqsithi
23. Orang yang adil
a. Mukhlis
b. Zakiyyun
c. Mutathahhirun
24. Afin
25. Mustaghfirin
26. Ta-ibun
27. Mukaffirun
28. Orang yang berwawasan fikir / akal
a. Aqilun
a. Mufakkirun
b. Nazhirun
c. Mutadabbirun
d. Mutadzakirun
e. Alimun / Ulama
f. Ulul Albab, Ulul Abshar, Ulul Ilmi, Ulin Nuha, Utul Ilma
g. Faqihun / Fahimun
29. Orang tidak takut dan tidak sedih
30. Muthmainnun
31. Muttaqin

32. Orang yang beruntung


a. Muflihun
a. Fa-izun
b. Ghalibun.

Dengan rincian diatas dapat diperoleh gambaran perilaku manusia yang utuh dan
ideal sebagai manusia taqwa yang sebenar-benar taqwa melalui proses iman yang
paling dasar.
(Q.S.3/102).
Dalam kontek penerimaan Islam secara utuh diluar golongan setan.
(Q.S.2/208)
Hizbusysyaithon adalah kelompok manusia pengikut setan yang mengingkari dan
menentang ajaran Allah, yang dapat dikelompokan dalam :
1. Kafirin
1. Musyrikin
2. Thawaghit
3. Orang dusta dan mendustakan
a. Kadzibun
a. Affakun
b. Mukadzdzibun
4. Muftarin
5. Zhalimun
6. Orang yang sesat
a. Dhallin
a. Ghawin
b. Thaghin
7. Maghdhubun
8. Malunun
9. Munkirun
10. Munafiqun
11. Fasiqun
12. Orang durhaka
a. Mujrimin
a. Ashin
b. Fajirun/Fujjar
13. Orang berdosa/bersalah
a. Mudznibun
a. Atsimun
b. Mukhti-un
14. Orang yang sombong/membanggakan diri
a. Mutakabbirun
a. Mukhtalun
b. Fakhurun
c. Alin

d. Azizun
15. Orang yang melampaui batas
a. Mutadin
a. Musrifin
b. Thaghin
16. Mufsidin
17. Kha-inin
18. Mujbirun/Jabbarin
19. Orang yang keji/buruk
a. Fahisyun
a. Khabitsun
b. Musi-un
c. Berbuat yang najis (rijsun)
20. Orang yang berputus asa
a. Ya-isun
a. Qanithun
21. Mutrafin
22. Orang yang ragu-ragu
a. Mumtarin
b. Murtabin
c. Ra-ibun
d. Syakkun
23. Sahirun
24. Orang yang bodoh/kurang akal
a. Jahilun
b. Safihun/Sufahak
c. Ghafilin
25. Orang yang rugi
a. Khasirin
b. Kha-ibin
Dengan memperhatikan rincian dua kelompok dasar perilaku manusia diatas, maka perilaku
Qurani (menurut Al Quran) adalah perilaku yang memiliki sifat dasar atau karakter Hizbullah
dengan menumbuh kembangkan sifat-sifat yang baik (positivisme) menurut tuntunan Al Quran,
serta menekan sifat-sifat yang buruk (negativisme) yang menjadi benih dan pintu gerbang sifat
dasar atau karakter Hizbusysyaithan yang wajib dihindari, seperti yang diingatkan Rasullulah
bahwa setan mengalir didalam tubuh anak Adam (manusia) bersama peredaran darahnya.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa jiwa yang sehat menuru Islam adalah
perilaku yang dibangun menurut tuntunan Al Quran dan sunah yang dinamakan Akhlak mulia
(akhlaqul karimah). Sebaliknya semua prilaku yang tidak sesuai atau menyimpang dari tuntunan
Al Quran dan sunnah secara hakikiyah dinamakan jiwa yang sakit (Psikopathologi).

D.KESIMPULAN
10

1. Psikiatri atau Psikopathologi atau kelainan / gangguan / penyakit jiwa dalam Islam
adalah perilaku manusia atau kepribadian manusia yang tidak sesuai dengan ajaran
Islam (Al Quran dan Sunnah) yang berdampak luas terhadap kerusakan tatanan
kehidupan bermasyarakat.
2. Psikiatri dalam Islam termasuk dalam kajian yang menyeluruh tentang
kelompok Hizbusysyaithan serta upaya pencegahannya.
3. Membangun generasi yang berkwalitas yang berdasarkan taqwa kepada
Allah adalah suatu keniscayaan melalui pendidikan dan keteladanan
dalam keluarga dan lingkungan (Human Ecology) (Qs.25/74;3/112) seperti
dinyatakan oleh Rasullulah:
Setiap anak yang lahir dalam keadaan fitrah (bersih) tergantung
pada orang tuanya apakah (kelak) anak ini akan menjadi Yahudi
atau Nasrani atau Majusi

E.KEPUSTAKAAN :
1.Abdul Mujib, Yusuf Muzakir,

Nuansa-Nuansa Psikologi Islam Raja Grafindo


Persada, Jakarta 2001

2.Bart Smet

Psikologi Kesehatan Gramedia Widia Sasana


Indonesia, Jakarta 1994

3.Burlian Abdullah

Ragam Prilaku Manusia Menurut Al-Quran


Gunung Agung, Jakarta 1997
11

Makalah Perilaku Manusia, Emosi Pengendalian


diri Secara Islami dan Pemanfaatan Zat - Zat
Hormonal Untuk Penampilan.
4. R Paryana Suryadipura

Alam Pikiran Sumur Bandung, 1961

5.Maxwell Maltz

Kekuatan Ajaib Psikologi Citra Diri terjemahan Anton Adiwiyoto Mitra Utama, Jakarta 1996

6.Singgih Dirgagumarso

Pengantar Psikologi Mutiara Sumber Widya,


Jakarta 1996.

7.Suroto

STRES, Cara mengendalikan Gajah Mada


University Press, 1997

8.Tahitoe

Mata Kuliah Psikiatri Fakultas Kedokteran


UGM Universitas Gajah Mada, 1966

9.Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

PERTANYAAN PSIKIATRI DALAM PERSPEKTIP ISLAM (NNI)


OLEH : Dr. H. BURLIAN ABDULLAH
1

Psikiatri dalam Ilmu Kedokteran adalah sinonim dari :


a. Psikopathologi
b. Mental Disorder
c. Psikoneurose
d. Psikosis
12

2. Psikiatri dalam ilmu kedokteran, oleh sementara ahli dinamakan psikiatri duniawi oleh

3.

4.

5.

6.

karena:
a. Karena para ahlinya non Muslim
b. Karena berdasar arkeologinya bersumber pada fosil (jasmani)
c. Karena tindakan pengobatan secara Farmakologis
d. Karena bebas dari nilai-nilai agama
Mental disorder pada dasarnya dapat dibedakan :
a. Empat penyakit jiwa
b. Tiga penyakit jiwa
c. Dua penyakit jiwa
d. Satu penyakit jiwa
Dari kelompok penyakit jiwa secara klinis yang paling berat adalah :
a. Neurose
b. Psikopathi
c. Psikoneurose
d. Psikose
Dari kelompok penyakit jiwa secara klinis yang paling ringan adalah :
a. Psikose
b. Psikoneurose
c. Psikopathi
d. Neurose
Diantara sebab-sebab terjadinya mental disorder adalah rusaknya jaringan otak,

Peryataan ini menurut Saudara adalah :


a. Benar
b. Tidak benar
c. Salah
d. Ragu-ragu
7. Mental Disorder meliputi gangguan-gangguan :
a. Pikiran
b. Perasaan/Emosi
c. Penginderaan
d. Perpaduan pikiran, perasaan, penginderaan, dan motorik
8. Suatu ganguan jiwa pada individu dapat berpengaruh atau timbulnya keluhan jasmani,
Keadaan ini dinamakan ?
a. Psikoneurose
b. Psikopathi
c. Depressi
d. Psikosomatik
9. Dalam Psikiatri modern, yang menjadi pertimbangan utama adalah?
a. Faktor genetik
b. Faktor budaya
c. Faktor sosial ekonomi
d. Faktor human ekologi

13

10. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan individu dibedakan beberapa


fase/periode sesuai dengan umurnya yang berpengaruh terhadap perkembengan jiwa,
pernyataan ini menurut saudara adalah?
a. Benar
b. Salah
c. Ragu-ragu
d. Sangat benar
11. Dalam Islam perilaku yang sehat dan mulia dinamakan ?
a. Etika
b. Moral
c. Budi pekerti
d. Akhlaqul karimah
12. Dalam Islam akhlaqul karimah, yang merupakan perilaku muslim secara utuh berpusat
pada?
a. Iman
b. Ibadah
c. Amal Saleh
d. Takwa
13. Dalam Islam, mental disorder adalah perilaku yang tidak sesuai dengan tuntunan AlQuran, hal ini dinyatakan Allah dalam ?
a. Qs. 68/2-7
b. Qs. 1/1-7
c. Qs. 32/7-9
d. Qs. 39/42
14. Firman Allah di dalam Al Quran yang berbunyi Fi qulu bihim maradhun merupakan
indikasi tentang individu yang ?
a. Sehat jiwanya
b. Sakit jiwanya
c. Sehat jasmaninya
d. Sakit Jasmaninya
15. Ditinjau dari aspek perilaku manusia, maka menurut Al-Quran manusia dibagi /
dikelompokkan menjadi ?
a. Dua kelompok
b. Tiga Kelompok
c. Empat kelompok
d. Lima kelompok
16. Firman Allah dalam Qs.58/19 dan 58/22, menjelaskan tentang kelompok manusia
yaitu?
a. Hizbullah
b. Hizbusysyaithan
c. Hizbullah dan Hizbusysyaithan
d. Ahsaanul hakimin

14

17. Seseorang yang di sebut dalam Al Quran sebagai Muhtadin, maka yang bersangkutan
di sebut ?
a. Hizbullah
b. Hizbusysyaithan
c. Ahsanul Hakimin
d. Kaffatul Muslim
18. Dampak sosial yang buruk bagi kehidupan bermasyarakat adalah ?
a. Hizbusysyaithan
b. Hizbullah
c. Psikiatri Kedokteran
d. Psikiatri duniawi
19. Dalam Al Quran Q.S.3/167 yang menyatakan tentang kelompok Hizbusysyaithan :
Yaquuluna bi afwahihim maa laisa fiquluubihim, adalah manusia :
a. Kafirun
b. Musyrikun
c. Faasiqun
d. Munafiqun
20. Membangun generasi yang berkualitas menurut Al-Quran tersebut di dalam :
a. Q.S.25/74
b. Q.S.25/74 dan Q.S.25/74
c. Q.S.3/112
d. Q.S.58/10
Palembang, 19 Januari 2011
Dosen,
Dr.H. Burlian Abdullah

Lembar jawaban :
1. a
2. d
3. a
4.d
5.
6.a
7.d
15

8.d
9.d
10.
11.d
12.d
13.
14.b
15.a
16.
17.a
18.a
19.d
20.a
Palembang, 19 Januari 2011
Dosen,
Dr.H. Burlian Abdullah

16

Anda mungkin juga menyukai