Pembangkit
Listrik
Tenaga
Air
dan
Uap
(PLTA
&
PLTU)
Fakultas
Fakultas Teknik
Program
Studi
Teknik Industri
Tatap
Muka
11
Kode MK
Disusun Oleh
A51163EL
Dino Caesaron, MT
Abstract
Kompetensi
Mahasiswa
mampu
memberikan
penjelasan tentang sistem pembangkit
1
3
Manajemen Energi
Dino Caesaron
Bagian Isi
PLTA
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) merupakan salah satu pembangkit listrik yang
menggunakan energy terbarukan berupa air. Salah satu keunggulan dari pembangkit ini
adalah responsnya yang cepat sehingga sangat sesuai untuk kondisi beban puncak maupun
saat terjadi gangguan di jaringan. Selain kapasitas daya keluarannya yang paling besar
diantara energy terbarukan lainnya, pembangkit listrik ini juga telah ada sejak dulu.
Tenaga air telah berkontribusi banyak bagi pembangunan kesejahteraan manusia sejak
beberapa puluh abad yang lalu. Beberapa catatan sejarah mengatakan bahwa penggunaan
kincir air untuk pertanian, pompa dan fungsi lainnya telah ada sejak 300 SM di Yunani,
meskipun peralatan-peralatan tersebut kemungkinan telah digunakan jauh sebelum masa
itu. Pada masa-masa antara jaman tersebut hingga revolusi industry, aliran air dan angin
merupakan sumber energy mekanik yang dapat digunakan selain energy yang dibangkitkan
dari tenaga hewan. Perkembangan energy dari air yang mengalir kemudian berkembang
secara berkelanjutan sebagaimana dicontohkan pada desain tenaga air yang digunakan
untuk istana pada tahun 1600-an. Sistem tersebut memiliki kapasitas yang sepadan dengan
56 kW energy listrik.
Sistem tenaga air mengubah energy dari air yang mengalir menjadi energy mekanik dan
kemudian biasanya menjadi energy listrik. Air mengalir melalui kanal (penstock) melewati
kincir air atau turbin dimana air akan menabrak sudut-sudut yang menyebabkan kincir air
ataupun turbin berputar. Ketika digunakan untuk membangkitkan listrik, perputaran turbin
menyebabkan putaran poros rotor pada generator. Energy yang dibangkitkan dapat
digunakan secara langsung, disimpan dalam baterai ataupun digunakan untuk memperbaiki
kualitas listrik pada jaringan.
Jumlah daya listrik yang dapat dibangkitkan pada suatu pembangkit listrik tenaga air
tergantung pada ketinggian (h) dimana air jatuh dan laju aliran airnya. Ketinggian (h)
menentukan besarnya energy potensial (EP) pada pusat pembangkit (EP = m x g x h). Laju
aliran air adalah volume dari air (m3) yang melalui penampang kanal air per detiknya (q
m3/s) sehingga menghasilkan daya teoritis kasar (P k W), dituliskan sebagai berikut.
P = 9,81qh
Daya yang tersedia ini kemudian akan diubah menggunakan turbin air menjadi daya
mekanik. Karena turbin dan peralatan elektro-mekanis lainnya memiliki efisiensi yang lebih
rendah dari 100% (biasanya 90% hingga 95%), daya listrik yang dibangkitkan akan lebih
1
3
Manajemen Energi
Dino Caesaron
kecil dari energi kasar yang tersedia. Gambar 1 menunjukkan pusat pembangkit listrik
tenaga air pada umumnya.
Manajemen Energi
Dino Caesaron
sejumlah negara di Afrika dan Amerika Selatan, pembangkit listrik tenaga air merupakan
sumber listrik yang menghasilkan lebih 90% kebutuhan energi listriknya. Gambar 2
memperlihatkan pembangkitan energi listrik dari air dunia yang meningkat secara dinamis
tiap tahunnya. Di samping pembangkit listrik tenaga air yang berkapasitas besar yang telah
ada, masih terdapat ruang untuk pengembangan lebih jauh dimana diperkirakan hanya
sekitar 10% dari total potensi air di dunia yang telah digunakan.
Gambar 2. Pembangkitan energi listrik tenaga air dunia dalam TWh [5].
Hampir semua proyek pembangkit listrik tenaga air memiliki skala yang besar, yang
biasanya didefinisikan kapasitasnya lebih besar dari 30 MW. Tabel 1 menampilkan
perbandingan antara beberapa ukuran pembangkit listrik tenaga air.
Tabel 1. Kapasitas beberapa pembangkit energi listrik tenaga air
Air yang tersimpan dapat digunakan ketika dibutuhkan, baik secara terus-menerus (jika
ukuran reservoirnya cukup besar) atau hanya saat beban listrik sangat dibutuhkan (beban
puncak). Keuntungan dari pengaturan penyimpanan air ini tergabung dengan kapabilitas
alami dari pembangkit listrik tenaga air yang memiliki respon yang cepat dalam ukuran menit
terhadap perubahan beban. Oleh karena itu, pembangkit jenis ini sangat berharga karena
memiliki pembangkitan listrik yang fleksibel untuk mengikuti perubahan beban yang terduga
maupun yang tak terduga.
Pembangkit listrik tenaga air berskala besar telah berkembang dengan baik dan digunakan
secara luas. Di perkirakan bahwa 20% hingga 25% dari potensi air skala besar di dunia
telah dikembangkan. Pembangkit listrik tenaga air skala besar merupakan sumber energi
terbarukan yang paling diinginkan berdasarkan ketersediaan dan fleksibilitas dari sumber
1
3
Manajemen Energi
Dino Caesaron
energinya. Pada tahun 2008 telah dibangun proyek Three Gorges Dam yaitu PLTA dengan
skala 22.5 GW dengan membendung sungai Yangtse di Cina dan merupakan PLTA terbesar
di dunia saat ini. Pembangunan PLTA berskala besar membutuhkan biaya awal yang besar
sementara biaya operasinya sangat kecil. Hal ini berbeda dengan pembangkit listrik
berbahan bakar fosil seperti batu bara dan diesel.
Di Indonesia terdapat banyak sekali potensi air yang masih belum dimanfaatkan. Seperti
sungai-sungai besar maupun kecil yang terdapat di berbagai daerah. Hal ini merupakan
peluang yang bagus untuk pengembangan energi listrik di daerah khususnya daerah yang
belum terjangkau energi listrik. Pengembangan dapat dilakukan dalam bentuk mikrohidro
ataupun pikohidro yang biayanya relatif kecil.
PLTU
Adalah pembangkit yang mengandalkan energy kinetic dari uap untuk menghasilkan energy
listrik. Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang dihubungkan ke
turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetic dari uap panas/kering. Pembangkit listrik tenaga
uap menggunakan berbagai macam bahan bakar terutama bata bara dan minyak bakar
serta MFO (Marine Fuel Oil) untuk start up awal.
1
3
Manajemen Energi
Dino Caesaron
4. Transformer 3 phase
19. Pemanas
21. Preheater
8. Condenser
23. Economizer
25. Precipitator
12. Deaerator
27. Cerobong
Manajemen Energi
Dino Caesaron
Hidrogen Plant (Unit Hidrogen) Pada PLTU digunakan hydrogen (H2) sebagai pendingin
Generator. Chlorination Plant (Unit Chlorin) Berfungsi untuk menghasilkan senyawa natrium
hipoclorit (NaOCl) yang digunakan untuk memabukkan/melemahkan/mematikan sementara
mikro organisme laut pada area water intake.Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
terjadinya pengerakkan (scaling) pada pipa-pipa kondensor maupun unit desal akibat
perkembangbiakan mikro organisme laut tersebut. Auxiliary Boiler (Boiler Bantu) Pada
umumnya
merupakan
boiler
berbahan
bakar
minyak
(fuel
oil),
yang
berfungsi
untukmenghasilkan uap (steam) yang digunakan pada saat boiler utama start up maupun
sebagai uapbantu (auxiliary steam).
Coal Handling (Unit Pelayanan Batubara) Merupakan unityang melayani pengolahan
batubara yaitu dari proses bongkar muat kapal (ship unloading) di dermaga, penyaluran ke
coalyard sampai penyaluran ke coal bunker. Ash Handling (Unit Pelayanan Abu) Merupakan
unit yang melayani pengolahan abu baik itu abu jatuh (bottom ash) maupun abu terbang (fly
ash) dari Electrostatic Precipitator hopper dan SDCC (Submerged Drag Chain Conveyor)
pada unit utama sampai ke tempat penampungan abu (ash valley/ash yard)
Tiap-tiap komponen utama dan peralatan penunjang dilengkapi dengan sistem-sistem dan
alat bantu yang mendukung kerja komponen tersebut. Gangguan atau malfunction dari
salah satu bagian komponen utama akan dapat menyebabkan terganggunya seluruh sistem
PLTU.
Keunggulan PLTU
Keunggulan PLTU dibandingkan dengan jenis pembangkit listrik lainnya :
1. Dapat dioperasikan menggunakan berbagai jenis bahan bakar (padat, cair, dan gas)
2. Dapat dibangun dengan kapasitas yang bervariasi
3. Dapat dioperasikan dengan berbagai mode pembebanan
4. Kontinyuitas operasinya tinggi
5. Usia pakai (life time) relative lama
Kerugian PLTU
1. Sangat tergantung pada tersedianya pasokan bahan bakar
2. Tidak dapat dioperasikan (start) tanpa pasokan listrik dari luar
3. Memerlukan tersedianya air pendingin yang sangat banyak dan kontinyu
4. Investasi awalnya mahal
5. Menghasilkan polusi udara yaitu gas sisa hasil pembakaran bahan bakar (gas CO2,
NOx, SOx, dan debu batu bara)
1
3
Manajemen Energi
Dino Caesaron
Siklus PLTU
Air
laut
yang
jumlahnya
melimpah
ruah dipompa
Water
Pump) (1) yang sebagian besar dipakai untuk media pendingin di Condenser (6) dan
sebagian lagi dijadikan air tawar di Desalination Evaporator (2). Setelah air menjadi tawar,
kemudian dipompa oleh Distillate Pump (3) untuk kemudian dimasukkan ke dalam Make Up
WaterTank (4) yang
kemudian
dipompa
lagi
masuk
ke
sistem
pemurnian
air (Demineralizer) dan selanjutnya dimasukkan ke dalam Demin Water Tank (5). Dari sini air
dipompa lagi untuk dimasukkan ke dalam Condenser bersatu dengan air kondensat sebagai
air benam ban. Air kondensat yang kondisinya sudah dalam keadaan murni dipompa lagi
dengan menggunakan pompa kondensat, kemudian dimasukkan ke dalam 2 buah
pemanas Low
Pressure
kemudian
diteruskan
mengeluarkan atau membebaskan unsur O2 yang terkandung dalam air tadi. Selanjutnya air
tersebut dipompa lagi dengan bantuan Boiler Feed Pump (9) dipanaskan lagi ke dalam 2
buahHigh Pressure Heater (10) untuk diteruskan ke dalam boiler yang terlebih dahulu
dipanaskan lagi dengan Economizer(11) baru kemudian masuk ke dalam Steam Drum
(12). Proses pemanasan di ruang bakar menghasilkan uap jenuh dalam steam drum,
dipanaskan lagi oleh Superheater(14) untuk kemudian dialirkan dan memutar Turbin
Uap (15). Uap bekas yang keluar turbin diembunkan dalamcondenser dengan bantuan
pendinginan air laut kemudian air kondensat ditampung di hot well.
Bahan bakar berupa residu/MFO dialirkan dari kapal/tongkang (16) ke dalam Pumping
House (17) untuk dimasukkan ke dalam Fuel Oil Tank (18). Dari sini dipompa lagi
dengan fuel oil pump selanjutnya masuk ke dalam Fuel Oil Heater(19) untuk dikabutkan di
dalam Burner (20) sebagai alat proses pembakaran bahan bakar dalam Boiler.
Udara di luar dihisap oleh FDF (Forced Draught Fan) (21) yang kemudian dialirkan ke dalam
pemanas udara (Air Heater) (22) dengan memakai gas bekas sisa pembakaran bahan bakar
di dalam Boiler (13) sebelum dibuang ke udara luar melalui Cerobong/Stack (23).
Perputaran Generator (24) akan menghasilkan energi listrik yang oleh penguat/exciter
tegangan mencapai 11,5 kV, kemudian oleh Trafo Utama/Main Transformater (25) tegangan
dinaikkan menjadi 150 kV. Energi listrik itu lalu dibagi melalui Switch Yard (26) untuk
kemudian dikirim ke Gardu Induk melalui Transmisi Tegangan Tinggi (27). Kemudian, tenaga
listrik itu dialirkan lagi pada para konsumen.
1
3
Manajemen Energi
Dino Caesaron
Daftar Pustaka
[1] Fanchi. John R., Energy Technology and Directions for the Future. Elsevier Academic
Press, 2004.
[2] Freris. Leon, Infield. David, Renewable Energy in Power Systems. John Wiley & Sons,
Ltd, 2008.
[3] Boyle. Godfrey, Renewable Energy, Power for a Sustainable Future. Oxford University
Press, 1996.
[4] Masters. Gilbert M., Renewable and Efficient Electric Power Systems. John Wiley &
Sons, Ltd, 2004.
[5] http://www.eia.doe.gov/iea/
1
3
10
Manajemen Energi
Dino Caesaron