Dari contoh persilangan monohibrida yang lalu, dapat diketahui bahwa gamet yang terbentuk
pada F1 ada 2 macam dan fenotipe yang terbentuk juga dua macam. Sementara pada
perbandingan dihibrida dapat diketahui bahwa gamet yang terbentuk pada F1 ada 4 macam,
dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. Untuk persilangan trihibrida dan seterusnya dapat ditentukan
dengan metode segitiga Pascal, lihat tabel di bawah:
Jumlah
Sifat Beda
Kemungkinan
Macam Fenotipe
Macam
Gamet F1
11
3:1
121
9:3:3:1
1331
27:9:9:9:3:3:3:1
14641
16
81:27:27:27:27:9:9:9:9:9:9:3:3:3:3:1
2n
3n: seterusnya
A.
Persilangan
Resiprok
Dalam persilangan, Hukum Mendel tidak mempersoalkan macam/jenis kelamin. Artinya, Hukum
Mendel I dan II berlaku sama pada jenis kelamin jantan maupun betina. Ini berarti bahwa jantan
dan betina memiliki kesempatan yang sama dalam pewarisan sifat. Misalnya, persilangan antara
bunga yang berwarna merah dengan yang berwarna putih akan menghasilkan keturunan yang
sama, apabila serbuk sari diambil dari bunga merah atau putih. Persilangan yang demikian
dikenal
dengan
Persilangan
Resiprok.
B.
Backcross
dan
Testcross
Backcross adalaha mengawinkan F1 dengan salah satu induknya(P), baik induk homozigot
dominan maupin resesif. Tujuannya adalah untuk mengetahui genotipe induknya. Biasanya
genotipe induk belum diketahui dan baru dapat diketahui setelah diadakan backcross.
contoh Backcross
Karena
hasilnya
kuning
semua,
berarti
induknya
bergenotipe
KK.
Testcross adalah mengawinkan suatu individu hasil persilangan dengan salah satu induknya yang
homozigot resesif. Uji silang ini bertujuan untuk mengetahui apakah individu yang diuji tersebut
homozigot atau heterozigot. Apabila hasil uji silang menunjukkan perbandingan fenotipe
keturunannya memisah, maka kesimpulannya individu yang diuji heterozigot bukan homozigot
(galur murni). Tetapi apabila hasil uji silang 100% berfenotipe sama, maka individu tersebut
homozigot.
Biji bulat disilangkan dengan induknya yang keriput resesif menghasilkan keturunan 50% bulat
dan 50% keriput. Berarti individu tersebut heterozigot (Bb).
Biji bulat disilangkan dengan induk resesif keriput. Keturunannya ternyata 100% bulat. Berarti
individu tersebut homozigot dominan (BB)
Testcross
HH
><
(putih)
hh
F1:
Hh
(hitam)
F2:
Gamet:
Hh
><
hh
H dan h
9. Incomplete dominance
h
Hh = hitam 50%
Hh = putih 50%
Persilangan dari fenotip yang membawa sifat heterozigot pada kedua induk akan menghasilkan
perbandingan 1:2:1 pada keturunany. Sebagai contoh yang tertera pada gambar Figure 1, ketika
kedua induk yang memiliki sifat tinggi heterozigot (Tt) disilangkan, maka pada keturunanya
akan dihasilkan 1/4 anak yang bersifat dominan homozigot (tinggi, TT), 2/4 bersifat heterozigot
(Tt) dan 1/4 bersifat resesif homozigot (short, tt.)