Anda di halaman 1dari 6

TUJUAN imunisasi adalah melindungi seseorang atau sekelompok masyarakat

terhadap penyakit tertentu, bahkan menghilangkan penyakit tertentu di dunia,


seperti imunisasi cacar. Jika seseorang terlindungi dari suatu penyakit, kemungkinan
terkena penyakit tersebut akan berkurang, sehingga pada akhirnya tercapailah
tujuan akhir imunisasi, yaitu pemberantasan penyakit di dunia. Agar terlindungi dari
penyakit tersebut, seseorang harus mempunyai kekebalan tubuh dengan cara
membentuk zat anti penyakit (antibodi) dengan kadar tertentu yang disebut kadar
protektif (kadar zat anti penyakit yang dapat melindungi).
Untuk mencapai kadar perlindungan tersebut, imunisasi harus diberikan sesuai
jadwal yang telah ditentukan. Jadwal imunisasi terbagi atas jadwal imunisasi dasar
dan jadwal imunisasi ulangan. Ada yang cukup satu kali imunisasi, ada yang
memerlukan beberapa kali imunisasi dan bahkan pada umur tertentu diperlukan
ulangan imunisasi. Jadwal imunisasi tersebut dibuat berdasarkan rekomendasi WHO
dan organisasi profesi yang berkecimpung dalam imunisasi setelah melalui uji klinis.
Oleh karena itu, jika ada imunisasi yang belum diberikan sesuai jadwal yang
seharusnya, atau imunisasi tertunda, imunisasi harus secepatnya diberikan atau
dikejar.

Masalah yang paling umum dijumpai dalam praktek sehari-hari adalah imunisasi
yang tidak sesuai dengan jadwal, terlambat, tidak lengkap atau belum imunisasi.
Pemberian imunisasi yang tidak sesuai jadwal atau belum lengkap tersebut bukan
merupakan hambatan untuk melanjutkan imunisasi. Imunisasi yang telah diberikan
sudah menghasilkan respon imunologis walaupun masih di bawah ambang kadar
proteksi atau belum mencapai perlindungan untuk kurun waktu yang panjang (life
long immunity)sehingga dokter tetap perlu melanjutkan dan melengkapi imunisasi
(catch up immunization) agar tercapai kadar perlindungan yang optimal.
Saat ini, angka kematian anak di Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan Negara
maju dan Negara di Asean lainnya. Sebanyak 28 persen kematian disebabkan oleh

diare (54 persen diare pada balita disebabkan oleh infeksi rotavirus) dan 20 persen
lainnya disebabkan oleh radang paru/pneumonia. Pneumonia dapat disebbkan oleh
berbagai kuman patogen di antaranya kuman HiB dan Pneumokokus.

Imunisasi dibedakan sesuai dengan kelompok umur. (Tabel 1)


Pada bayi baru lahir hingga berusia 1 tahun, imunisasi dasar wajib dipenuhi untuk
memberikan kekebalan terhadap penyakit yang berbahaya pada awal masa anak.
Saat anak berusia 1-4 tahun, imunisasi ulangan bertujuan untuk memperpanjang
masa kekebalan imunisasi dasar tersebut. Masa ini juga berfungsi untuk
melengkapu imunisasi yang belum lengkap (catch up immunization). Imunisasi
diulang pada usia sekolah (5-12 tahun) dan usia remaja 13-18 tahun sambil
melengkapi imunisasi.

Tabel 1 Jenis Vaksin Sesuai Kelompok Umur


Kelompok Umur

Jenis Imunisasi

Lahir 1 tahun

BCG, polio, hepatitis B, DPT,


campak, HiB, pneumokokus,
rotavirus

1 4 tahun

DPT, polio, MMR, tifoid,


hepatitis A, varisela,
influenza, HiB, pneumokokus

5 12 tahun

DPT, polio, campak, MMR,


tifoid, Hepatitis A, varisela,
influenza, pneumokokus

12 18 tahun

TT, hepatitis B, (MM)R, tifoid,


hepatitis A, varisela,
influenza, pneumokokus,
HPV

Lansia

Influenza, pneumokokus

IMUNISASI yang wajib diberikan adalah imunisasi yang telah menjadi suatu
komitmen global. Artinya, imunisasi tersebut harus diberikan oleh semua negara di
dunia seperti program pemberantasan penyakit polio, tetanus, pertusis, campak,
Hib, hepatitis B, rotavirus. Imunisasi BCG hanya dianjurkan bagi negara endemis.

Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B idealnya diberikan sedini mungkin (<12 jam) setelah lahir, lalu
dianjurkan pada jarak 4 minggu dari imunisasi pertama. Jarak imunisasi ke-3
dengan ke-2 minimal 2 bulan dan terbaik setelah 5 bulan. Apabila anak belum
pernah mendapat imunisasi hepatitis B pada masa bayi, ia bisa mendapat serial
imunisasi kapan saja saat berkunjung. Hal ini dapat dilakukan tanpa harus
memeriksa kadar anti hepatitis B.

BCG
Imunisasi lain adalah imunisasi BCG. Indonesia saat ini merupakan negara ke-3
tertinggi di dunia untuk penyakit TBC, setelah India dan Tiongkok. Imunisasi BCG
terbaik diberikan pada usia 2-3 bulan karena pada bayi usia <2 bulan sistem imun
anak belum matang. Pemberian imunisasi penyokong (booster) tidak dianjurkan.

DPT
Imunisasi DPT juga termasuk komitmen global dalam rangka eliminasi tetanus.
Imunisasi DPT diberikan 3 kali sebagai imunisasi dasar, dilanjutkan dengan
imunisasi ulangan 1 kali (interval 1 tahun setelah DPT3). Pada usia 5 tahun,
diberikan ulangan lagi (sebelum masuk sekolah) dan pada usia 12 tahun berupa
imunisasi Td. Pada wanita, imunisasi TT perlu diberikan 1 kali sebelum menikah dan
1 kali pada ibu hamil, yang bertujuan untuk mencegah tetanus neonatorum
(tetanus pada bayi baru lahir).
Apabila imunisasi DPT terlambat diberikan, berapa pun interval keterlambatannya,
jangan mengulang dari awal, tetapi lanjutkan imunisasi sesuai jadwal. Bila anak
belum pernah diimunisasi dasar pada usia <12 bulan, lakukan imunisasi sesuai
imunisasi dasar baik jumlah maupun intervalnya. Bila pemberian DPT ke-4 sebelum
ulang tahun ke-4, pemberian ke-5 paling cepat diberikan 6 bulan sesudahnya. Bila
pemberian ke-4 setelah umur 4 tahun, pemberian ke-5 tidak diperlukan lagi.

Polio
Vaksin polio oral (OPV) diberikan saat lahir, usia 2, 4, 6, 18 bulan (atau usia 2, 3, 4
bulan sesuai program pemerintah), sedangkan untuk vaksin polio suntik (IPV)
diberikan pada usia 2, 4, 6-18 bulan dan 6-8 tahun. Apabila imunisasi polio
terlambat diberikan, jangan mengulang pemberiannya dari awal, tetapi lanjutkan
dan lengkapi sesuai jadwal, tidak peduli berapa pun interval keterlambatan dari
pemberian sebelumnya.

Campak

Imunisasi campak diberikan pada usia 9 bulan dan dosis ulangan (second
opportunity pada crash program campak) pada usia 6-59 bulan serta saat SD kelas
1-6. Terkadang, terdapat program PIN (Pekan Imunisasi Nasional) campak yang
bertujuan sebagai penguatan (strengthening). Program ini bertujuan untuk
mencakup sekitar 5 persen individu yang diperkirakan tidak memberikan respon
imunitas yang baik saat diimunisasi dahulu. Bagi anak yang terlambat/belum
mendapat imunisasi campak: bila saat itu anak berusia 9-12 bulan, berikan kapan
pun saat bertemu. Bila anak berusia >1 tahun, berikan MMR.

MMR
Vaksin MMR diberikan pada usia 15-18 bulan dengan minimal interval 6 bulan
antara imunisasi campak dengan MMR. MMR diberikan minimal 1 bulan sebelum
atau sesudah penyuntikan imunisasi lain. Apabila seorang anak telah mendapat
imunisasi MMR pada usia 12-18 bulan dan diulang pada usia 6 tahun, imunisasi
campak (monovalen) tambahan pada usia 6 tahun tidak perlu lagi diberikan. Bila
imunisasi ulangan (booster) belum diberikan setelah berusia 6 tahun, berikan vaksin
campak/MMR kapan saja saat bertemu. Pada prinsipnya, berikan imunisai campak 2
kali atau MMR 2 kali.
HiB
IMUNISASI HiB dapat berupa vaksin PRP-T (konjugasi) diberikan pada usia 2, 4, dan
6 bulan, dan diulang pada usia 18 bulan. Vaksin HiB juga dapat diberikan dalam
bentuk vaksin kombinasi. Apabila anak datang pada usia 1-5 tahun, HiB hanya
diberikan 1 kali . Anak di atas usia 5 tahun tidak perlu diberikan karena penyakit ini
hanya menyerang anak dibawah usia 5 tahun. Saat ini, imunisasi HiB telah telah
masuk program pemerintah, yaitu vaksin Pentabio produksi Bio Farma, vaksin HiB
diberikan bersama DPT, Hepatitis B.

Pneumokokus
Imunisasi yang penting lainnya yaitu imunisasi Pneumokokus untuk mencegah
infeksi kuman pneumokokus salah satu penyebab penting dari radang telinga,
pneumonia, meningitis dan beredarnya bakteri dalam darah. Sayangnya, imunisasi
ini belum masuk program pemerintah.
Imunisasi pneumokokus diberikan tergantung usia pasien (Table 2).
Tabel 2. Jadwal dan Dosis Pemberian Imunisasi Pneumokokus

Usia

Dosis dan
Interval

Ulangan

2 6 bulan

3 dosis, interval 6

1 dosis, 12

8 minggu

15 bulan

7 11 bulan

2 dosis, interval 6
8 minggu

1 dosis, 12 15
bulan

12 23
bulan

2 dosis, interval 6
8 minggu

> 24 bulan

1 dosis

Rotavirus
Angka kejadian kematian diare masih tinggi di Indonesia dan untuk mencegah diare
karena rotavirus, digunakan vaksin rotavirus. Vaksin rotavirus yang beredar di
Indonesia saat ini ada 2 macam. Pertama Rotateq diberikan sebanyak 3 dosis:
pemberian pertama pada usia 6-14 minggu dan pemberian ke-2 setelah 4-8 minggu
kemudian, dan dosisi ke-3 maksimal pada usia 8 bulan. Kedua, Rotarix diberikan 2
dosis: dosis pertama diberikan pada usia 10 minggu dan dosis kedua pada usia 14
minggu (maksimal pada usia 6 bulan). Apabila bayi belum diimunisasi pada usia
lebih dari 6-8 bulan, maka tidak perlu diberikan karena belum ada studi
keamanannya.

Influenza
Vaksin influenza diberikan dengan dosis tergantung usia anak. Pada usia 6-35 bulan
cukup 0,25 mL. Anak usia >3 tahun, diberikan 0,5 mL. Pada anak berusia <8 tahun,
untuk pemberian pertama kali diperlukan 2 dosis dengan interval minimal 4-6
minggu, sedangkan bila anak berusia >8 tahun, maka dosis pertama cukup 1 dosisi
saja.

Varisela
Vaksin varisela (cacar air) diberikan pada usia >1 tahun, sebanyak 1 kali. Untuk
anak berusia >13 tahun atau pada dewasa, diberikan 2 kali dengan interval 4-8
minggu. Apabila terlambat, berikan kapan pun saat pasien datang, karena imunisasi
ini bisa diberikan sampai dewasa.

Hepatitis A & Tifoid


Imunisasi hepatitis A dan tifoid diberikan pada usia lebih dari 2 tahun. Imunisasi
hepatitis A diberikan sebanyak 2 dosis dengan interval 6-12 bulan. Imunisasi tifoid
diberikan pada usia lebih dari 2 tahun, dengan ulangan setiap 3 tahun. Vaksin tifoid
merupakan vaksin polisakarida sehingga di atas usia 2 tahun.

Anda mungkin juga menyukai