Mycobacterium Tuberculosis, Khas Ditandai Dengan Terjadinya: Pendahuluan
Mycobacterium Tuberculosis, Khas Ditandai Dengan Terjadinya: Pendahuluan
DIAGNOSIS
Untuk menegakkan diagnosis TB paru, perlu diketahui tentang : gambaran klinik, pemeriksaan jasmani, gambatan foto
toraks, pemeriksaan basil tahan asam, pemeriksaan uji tuberkulin dan pemeriksaan laboratorium penunjang.
Gambaran klinik
Path TB paru gambaran klinik dapat dibagi atas : gejala
sistemik (umum) dan gejala respiratorik (paru).
1) Gejala sistemik (umum), berupa :
a) Demam
Salah satu keluhan pertama penderita TB paru adalah demam
seperti gejala influenza. Biasanya demam dirasakan pada malam
hari disertai dengan keringat malam, kadang-kadang suhu badan
dapat mencapai 40 41 C. Serangan seperti influenza ini bersifat hilang timbul, dimana ada masa pulih diikuti dengan se rangan berikutnya setelah 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan (dikatakan sebagai multiplikasi 3 bulan). Rasmin mengatakannya sebagai serangan influenza yang melompat-lompat dengan masa tidak
sakit semakin pendek dan masa serangan semakin panjang.
b) Gejala yang tidak spesifik
TB paru adalah peradangan yang bersifat kronik, dapat ditemukan rasa tidak enak badan (malaise), nafsu makan berkurang yang menyebabkan penurunan berat badan, sakit kepala
dan badan pegal-pegal. Pada wanita kadang-kadang dapat dijumpai gangguan siklus haid.
2) Gejala respiratorik (paru)
a)Batuk
Pada awal teljadinya penyakit, kuman akan berkembang
biak di jaringan paru; batuk baru akan terjadi bila bronkus
telah terlibat. Batuk merupakan akibat dari terangsangnya bronkus, bersifat iritatif. Kemudian akibat terjadinya peradangan,
batuk berubah menjadi produktifkarena diperlukan untuk
membuang produk-produk ekskresi dari peradangan. Sputum dapat
bersifat mukoid atau purulen.
b)Batuk darah
Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah; berat atau ringannya batuk darah tergantung dari besarnya pembuluh darah yang
pecah.
Gejala batuk darah ini tidak selalu terjadi pada setiap TB
paru, kadang-kadang merupakan suatu tanda perluasan proses
TB paru. Batuk darah tidak selalu ada sangkut pautnya dengan
terdapatnya kavitas pada paru.
c)Sesak napas
Sesak napas akan terjadi akibat luasnya kerusakan jaringan
paru, didapatkan pada penyakit paru yang sudah lanjut. Sedangkan pada penyakit yang baru tidak akan dijumpai gejala ini.
d)Nyeri dada
Biasanya terjadi bila sistem saraf terkena, dapat bersifat lokal
atau pleuritik.
Pemeriksaan jasmani
Secara umum pemeriksaan jasmani paru menggambarkan keadaan struktural jaringan paru, pemeriksaan ini tidak memberikan keterangan apa penyebab penyakit paru tersebut. Namun
demikian mungkin ada beberapa hal yang dapat dipakai sebagai
pegangan pada TB paru yaitu lokasi dan kelainan struktural
yang terjadi. Pada penyakit yang lanjut mungkin dapat dijumpai
berbagai kombinasi kelainan seperti konsolidasi, fibrosis, kolaps
atau efusi.
Gambaran foto toraks
Pemeriksaan foto toraks standar untuk menilai kelainan pada
paru ialah foto toraks PA dan lateral, sedangkan foto top lordotik,
oblik, tomogram dan floroskopi dikerjakan atas indikasi.
Crofton mengemukakan beberapa karakteristik radiologik
pada TB paru:
Bayangan lesi terutama pada lapangan atas paru
Bayangan berawan atau berbercak
Terdapat kavitas tunggal atau banyak
Terdapat kalsifikasi
Lesi bilateral terutama bila terdapt pada lapangan alas paru
Bayangan abnormal menetap pada foto toraks ulang setelah
beberapa minggu.
Letak lesi pada orang dewasa biasanya pada segmen apikal
dan posterior lobus atas, segmen posterior lobus bawah, meskipun dapat juga mengenai semua segmen.
Rasmin menyatakan bahwa gambaran radiologik TB paru
tidak memperlihatkan hanya satu bentuk sarang saja, akan tetapi
dapat terlihat berbagai bentuk sarang secara bersamaan sekali
gus yang merupakan bentuk khas TB paru. Adapun bentuk
sarang yang dijumpai pada kelainan radiologik adalah : sarang
dini/sarang minimal, kavitas non sklerotik, kavitas sklerotik, keadaan penyebaran penyakit yang sudah lanjut.
Kelainan radiologik foto toraks hendaklah dinilai secara teliti,