Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN

Tuberkulosis (TB) adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh


Mycobacterium tuberculosis, khas ditandai dengan terjadinya
pembentukan granuloma dan nekrosis. Infeksi ini paling sering
mengenai paru, akan tetapi dapat juga meluas mengenai organorgan tertentu.
Cara penularan TB paru dapat terjadi secara langsung melalui
percikan dahak yang mengandung kuman TB, terisap oleh orang
sehat melalui jalan napas dan kemudian berkembang biak di
paru. Dapat juga terjadi secara tidak langsung bila dahak yang
dibatukkan penderita ke lantai atau tanah kemudian mengering
dan menyatu dengan debu, lalu beterbangan di udara; bila
terisap orang sehat akan dapat menjadi sakit. Berdasarkan caracara penularan ini, TB paru juga dimasukkan dalam golongan
airbone disease.
TB paru masih merupakan masalah kesehatan utama di
negara sedang berkembang, termasuk Indonesia, di mana sebagian besar penduduknya hidup di pedesaan dengan derajat
kesehatan yang masih rendah. Untuk Indonesia keadaan ini tercermin pada prevalensi TB paru dengan BTA (+) yang masih
cukup tinggi yaitu 0,3 persen, berarti di antara 1000 orang penduduk Indonesia dapat dijumpai 3 orang penderita TB paru
yang masih potensial menular. Di Indonesia TB paru merupakan
penyebab kematian nomor empat setelah penyakit infeksi saluran napas bawah, diare dan penyakit jantung koroner.
Pada masa sebelum ditemukannya kemoterapi dan antibiotika TB paru merupakan salah satu penyakit yang ditakuti,
karena pada masa itu dianggap sebagai penyakit yang tidak dapat
disembuhkan dan dapat menyebabkan kecacatan seumur hidup.
Saat ini dengan ditemukannya obat-obatan yang ampuh terhadap kuman TB dan kemajuan di bidang ilmu kedokteran,
TB paru dapat disembuhkan.
Berbagai upaya perlu dilakukan untuk menurunkan prevalensi TB paru ini, salah satu adalah usaha menemukan penderita yaitu dengan meningkatkan kemampuan menegakkan
diagnosis, agar dapat diberikan obat anti tuberkulosis (OAT)
yang tepat.
PERKEMBANGAN ALAMIAH TB PARU
1) Tuberkulosis primer
Infeksi primer terjadi sebagian besar pada anak-anak
umur di atas 5 tahun. Sumber penularan berasal dari penderita

yang mengeluarkan kuman, biasanya dengan kontak erat terus


menerus.
Empat minggu setelah kuman TB masuk melalui saluran
napas, akan terjadi fokus primer di paw, diikuti dengan pembesaran kelenjar getah bening hilus/regional. Fokus primer yang
disertai dengan pembesaran kelenjar getah bening regional
dikenal dengan kompleks primer.
Pada sebagian kecil anak akan menunjukkan gejala-gejala,
akan tetapi kebanyakan tanpa gejala, uji tuberkulin menjadi
positip. Kadang-kadang dapat terjadi pembesaran kelenjar getah
bening yang hebat, sehingga menyebabkan paru kolaps disertai
dengan penekanan pada bronkus dan hilus; fenomena ini disebut
epituberkulosis; keadaan ini akan menimbulkan reaksi hipersensitif dari parenkim paru sehingga dapat terjadi kavitas atau
efusi pleura.
Penyebaran infeksi TB dapat melalui
1Percabangan bronkus, menyebar ke paru yang lain, taring, dan
juga dapat ke saluran cerna.
Sistem limfe, menyebabkan limfadenopati regional atau secara tak langsung melalui duktus limfatikus masuk ke dalam
darah, menimbulkan penyebaran miller.
Aliran darah, pembuluh balik pulmoner dapat membawa
bahan-bahan yang infektif, menyebar jauh terutama ke tulang,
ginjal, kelenjar adrenal, otak dan selaput otak.
2) Infeksi post primer
Infeksi post primer diartikan terjadinya TB paru setelah
beberapa saat mendapatkan infeksi primer dan telah timbul
reaksi hipersensitivitas. Dalam hal ini termasuk kasus-kasus reinfeksi atau reaktivasi dari infeksi yang terjadi beberapa tahun
kemudian.
Reaktivasi cenderung terjadi pada usia produktif, biasanya
berkisar di antara 15 40 tahun. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya reaktivasi ini adalah gangguan pada sistem
imunologik tubuh.
Tuberkulosis post primer biasanya paling sering terletak
pada segmen apikal lobus atas maupun lobus bawah.

DIAGNOSIS
Untuk menegakkan diagnosis TB paru, perlu diketahui tentang : gambaran klinik, pemeriksaan jasmani, gambatan foto
toraks, pemeriksaan basil tahan asam, pemeriksaan uji tuberkulin dan pemeriksaan laboratorium penunjang.
Gambaran klinik
Path TB paru gambaran klinik dapat dibagi atas : gejala
sistemik (umum) dan gejala respiratorik (paru).
1) Gejala sistemik (umum), berupa :
a) Demam
Salah satu keluhan pertama penderita TB paru adalah demam
seperti gejala influenza. Biasanya demam dirasakan pada malam
hari disertai dengan keringat malam, kadang-kadang suhu badan
dapat mencapai 40 41 C. Serangan seperti influenza ini bersifat hilang timbul, dimana ada masa pulih diikuti dengan se rangan berikutnya setelah 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan (dikatakan sebagai multiplikasi 3 bulan). Rasmin mengatakannya sebagai serangan influenza yang melompat-lompat dengan masa tidak
sakit semakin pendek dan masa serangan semakin panjang.
b) Gejala yang tidak spesifik
TB paru adalah peradangan yang bersifat kronik, dapat ditemukan rasa tidak enak badan (malaise), nafsu makan berkurang yang menyebabkan penurunan berat badan, sakit kepala
dan badan pegal-pegal. Pada wanita kadang-kadang dapat dijumpai gangguan siklus haid.
2) Gejala respiratorik (paru)
a)Batuk
Pada awal teljadinya penyakit, kuman akan berkembang
biak di jaringan paru; batuk baru akan terjadi bila bronkus
telah terlibat. Batuk merupakan akibat dari terangsangnya bronkus, bersifat iritatif. Kemudian akibat terjadinya peradangan,
batuk berubah menjadi produktifkarena diperlukan untuk
membuang produk-produk ekskresi dari peradangan. Sputum dapat
bersifat mukoid atau purulen.
b)Batuk darah
Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah; berat atau ringannya batuk darah tergantung dari besarnya pembuluh darah yang
pecah.
Gejala batuk darah ini tidak selalu terjadi pada setiap TB
paru, kadang-kadang merupakan suatu tanda perluasan proses
TB paru. Batuk darah tidak selalu ada sangkut pautnya dengan
terdapatnya kavitas pada paru.

c)Sesak napas
Sesak napas akan terjadi akibat luasnya kerusakan jaringan
paru, didapatkan pada penyakit paru yang sudah lanjut. Sedangkan pada penyakit yang baru tidak akan dijumpai gejala ini.
d)Nyeri dada
Biasanya terjadi bila sistem saraf terkena, dapat bersifat lokal
atau pleuritik.
Pemeriksaan jasmani
Secara umum pemeriksaan jasmani paru menggambarkan keadaan struktural jaringan paru, pemeriksaan ini tidak memberikan keterangan apa penyebab penyakit paru tersebut. Namun
demikian mungkin ada beberapa hal yang dapat dipakai sebagai
pegangan pada TB paru yaitu lokasi dan kelainan struktural
yang terjadi. Pada penyakit yang lanjut mungkin dapat dijumpai
berbagai kombinasi kelainan seperti konsolidasi, fibrosis, kolaps
atau efusi.
Gambaran foto toraks
Pemeriksaan foto toraks standar untuk menilai kelainan pada
paru ialah foto toraks PA dan lateral, sedangkan foto top lordotik,
oblik, tomogram dan floroskopi dikerjakan atas indikasi.
Crofton mengemukakan beberapa karakteristik radiologik
pada TB paru:
Bayangan lesi terutama pada lapangan atas paru
Bayangan berawan atau berbercak
Terdapat kavitas tunggal atau banyak
Terdapat kalsifikasi
Lesi bilateral terutama bila terdapt pada lapangan alas paru
Bayangan abnormal menetap pada foto toraks ulang setelah
beberapa minggu.
Letak lesi pada orang dewasa biasanya pada segmen apikal
dan posterior lobus atas, segmen posterior lobus bawah, meskipun dapat juga mengenai semua segmen.
Rasmin menyatakan bahwa gambaran radiologik TB paru
tidak memperlihatkan hanya satu bentuk sarang saja, akan tetapi
dapat terlihat berbagai bentuk sarang secara bersamaan sekali
gus yang merupakan bentuk khas TB paru. Adapun bentuk
sarang yang dijumpai pada kelainan radiologik adalah : sarang
dini/sarang minimal, kavitas non sklerotik, kavitas sklerotik, keadaan penyebaran penyakit yang sudah lanjut.
Kelainan radiologik foto toraks hendaklah dinilai secara teliti,

karena TB paru dapat memberikan semua bentuk abnormal pada


pemeriksaan radiologik dan dikenal dengan istilah "great imitator"
Pemeriksaan basil tahan asam
Penemuan basil tahan asam (BTA) dalam sputum, mempunyai arti yang sangat penting dalam menegakkan diagnosis TB
paru, namun kadang-kadang tidak mudah untuk menemukan
BTA tersebut. BTA barn dapat ditemukan dalam sputum, bila
bronkus sudah terlibat, sehingga sekret yang dikeluarkan melalui
bronkus akan mengandung BTA.

Anda mungkin juga menyukai