Undang-Undang Dan Ketentuan Hukum Forensik
Undang-Undang Dan Ketentuan Hukum Forensik
KETENTUAN HUKUM
YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PELAYANAN
ILMU KEDOKTERAN
FORENSIK
PEMBUKTIAN PERADILAN
trial
by ordeal
judicia ignis (bara api), judicia aquae (air),
judicia ovae
(makanan racun), judicia dei (Tuhan).
Mesir
Spanyol
Testimony of Gaius Manicuis Valerianus
(aspek
medicolegal).
Cina
Buku buku kedokteran forensik : Ming
Yuang Shih Lu
dan Hsi Yuan Lu ( Hakim Agung Sung Tzu).
Inggris
Instruction to Coroner (buku kedokteran
forensik).
Italia, bologna
Autopsi pertama.
ERA BARU :
DOKTER JAVA(1864)
JAKARTA
STOVIA(1930)
USU, MEDAN
NIAS(1932)
UGM, JOGYAKARTA
IAPI(1970)
UNAIR, SURABAYA
PDFI(1993)
UNHAS, MAKASAR
UI,
(LISAN
dan TERTULIS)
KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM
1. PERKARA
PERDATA
2. PERKARA
PIDANA
1.
Sistem CORONER
2.
3.
Sistem CONTINENTAL
Perkara pidana
Perkara yang menyangkut
kepentingan dan
ketentraman masyarakat dimana
pihak yang
berperkara adalah antara jaksa
Perkara perdata
penuntut
umum mewakili negara dengan
tertuduh.
Perkara antar pribadi atau badan
hukum yaitu antara penggugat
dengan tergugat.inisiatif
berperkara
. Sistem Coroner
Inggris dan beberapa negara bekas jajahan Inggris.
Perlu tidaknya pemeriksaan bedah mayat ditentukan oleh
seorang coroner (crown yaitu petugas yang mewakili
kerajaan dalam membantu mengutip pajak wilayah
kekuasaan).
. Sistem Continental
Di Eropa dan dianut juga oleh negara Indonesia (bekas
jajahan belanda). Perlu atau tidaknya dilakukan pemeriksaan
KUHAP
sebagai hukum acara pidana yang berisi
ketentuan tata tertib prose S
penyelesaian penanganan kasus Tindak
pidana, sekaligus telah memberi
legalisasi hak asasi kepada
tersangka atau terdakwa untuK membela
kepentingannya di depan PENGADILAN
KUHP
sebagai ketentuan hukum yang
memuat tentang hal-hal yang
dinyatakan sebagai suatu tuntutan
tindak pelanggaran hukum pidana
seseorang serta memuat hukuman
(sangsi atau denda pidana) atas
perbuatannya
pembuktian, yaitu :
sistem
184 ,
peradilan,
adalah :
1 Keterangan saksi
2 Keterangan ahli.
3 Surat.
4 Petunjuk.
5 Dari
Keterangan
terdakwa.
5 alat bukti
yang sah di atas, keterkaitan dokter
dalam
memberikan bantuan terhadap peradilan adalah bahwa
bantuan 187
dokter
terdapatsurat),
dalam 186
2 alat
bukti ,yaitu :
KUHAP
(tentang
(keterangan
Surat
Ahlidan
= dalam
keterangan ahli.
Pelanggaran Menjalankan
Kewajiban DOKTER ditindak
Pidana sesuai :
KUHP
KUHP
KUHP
KUHP
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
216 ayat 1
222
224
522
Ayat 2
Syarat kepangkatan pejabat sebagaimana
Kapolri No :
Ins/E/20?IX/75.
Visum et repertum untuk penderita
memiliki
gangguan kejiwaan diatur Undangundang No.3/
tahun 1966 Pasal 5, 6, dan 8 serta
Peraturan
Menkes RI 1970 Bab III Pasal 11-23
,dalam kasus
Pidana yang dijelaskan pada KUHP Pasal
144.
1.
Visum et repertum
Psikiatri
PERBEDAAN
orang
Surat (visum
6. Tentang Rahasia
Kelonggaran membuka
Jabatan Dan
Rahasia Jabatan
2. PENYIMPANGAN SEKSUAL
8. Abortus Provokatus
Abortus Provokatus (Medico
Legal) :
Pengguguran kandungan di bawah umur
28
minggu (dimana janin belum viable)
tanpa
indikasi medis (ilegal)
Abortus ilegal menggunakan cara :
1. Kekerasan umum (General
violence)
2. Dengan kekerasan lokal (Local
viokence)
KETENTUAN HUKUM :
KUHP Pasal 299
Melakukan sesuatu sehingga kandungan
seseorang gugur
KUHP Pasal 346
Menggugurkan kandungan atau
menyuruh orang
melakukan
KUHP Pasal 347
Menggugurkan kandungan tanpa izin
perempuan
tersebut
KUHP Pasal 348
Menggugurkan kandungan seseorang,
meskipun
termis, Luka
kimiawi, Luka panas
dan api.
Medicolegal :
Perbuatan sendiri
(bunuh
diri), Perbuatan
orang lain
KUHP
KUHP
KUHP
ketetapan Hukum :
KUHP Pasal
344
KUHP Pasal
340
KUHP Pasal
345
KUHP Pasal
388
PIDANA
Euthanasia
KUHP Pasal
359
Sumpah Hippokrates
Aspek Medikolegal :
Bagi seorang dokter atau ahli kedokteran
kehakiman, haruslah memahami dengan baik
ketentuan hukum tersebut, agar dapat
dipastikan apa penyebab utama kematiannya.
Apakah karena faktor sengsara dalam
keadaan sakit yang dibiarkan atau tidak
ditolong, atau karena hal lain
jika memasukkan
suatu
zat berbahaya ke
tempat
keperluan umum.
jika karena
kealpaannya
memasukkan zat
berbahaya ke
tempat keperluan
umum
jika menjual,
Jenis-jenis transplantasi :
Autograft
dalam
Allograft
yang
Isograft
samA spesiesnya.
pemindahan dari satu
tubuh ke tubuh lain
yang
identik, kembar
KESIMPULAN
1. Dokter perlu memahami ketentuan hukum, sehingga dapat membantu dalam
proses penegakan hukum dan keadilan.
2. Sistem peradilan di Indonesia menggunakan sistem continental. Penyidik
yang menentukan diperlukan atau tidaknya pemeriksaan korban oleh dokter.
3. Visum et repertum adalah yang dilihat dan dilaporkan oleh seorang dokter dari
tubuh korban dengan sejujurnya berdasarkan keilmuannya demi keadilan.
4. Seorang dokter atau ahli forensik perlu memahami beberapa undang-undang
dan ketentuan hukum yang berhubungan dengan pelayanan di bidang
kedokteran kehakiman, sehingga berdasarkan keilmuan yang dimiliki
seorang dokter tersebut, dapat mengamalkan kepada masyarakat yang
mencari kebenaran dan keadilan.
5. Dokter hendaknya juga memiliki kesamaan persepsi, dalam memandang
masalah kedokteran dari sisi hukum atau hukum dari sisi kedokteran guna
menghindari terjadinya tuntutan, ancaman yang dilakukan oleh pihak-pihak
tertentu kepada para ahli kedokteran kehakiman dalam melaksanakan
tugasnya.
6. Ada banyak undang-undang, ketentuan hukum yang sangat berkaitan baik
langsung maupun tidak langsung, di dalam profesi seorang dokter. Yang
diperlukan bagi seorang dokter adalah pemahaman dari undang-undang dan
ketentuan hukum tersebut, demi kepentingan umum (peradilan) dan profesi.
TERIMA KASIH