Disusun Oleh:
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari
tentang
bagaimana
merancang,
membangun,
merenovasi
tidak
hanya
1.2
TUJUAN PENULISAN
a.
b.
Mengetahui
penggolongan
tiang
pancang
serta
kelebihan
dan
kekurangannya
c.
d.
e.
f.
1.3
RUMUSAN MASALAH
a.
b.
Apa saja yang digolongkan pada pondasi tiang pancang serta kelebihan dan
kekurangannya?
c.
d.
e.
f.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
yang terdapat
dibawah konstruksi,
bekerja padanya (Sardjono HS, 1988). Atau apabila tanah yang mempunyai daya
dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan seluruh beban yang
bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam dari permukaan tanah kedalaman
> 8 m (Bowles, 1991).
Tiang Pancang umumnya digunakan :
1.
2.
Untuk menentang gaya desakan keatas, gaya guling, seperti untuk telapak
ruangan bawah tanah dibawah bidang batas air jenuh atau untuk menopang
kaki-kaki menara terhadap guling.
3.
4.
padatanah
tepi
atau
didasari
oleh
sebuah
lapisan
yang
kemampatannya tinggi.
5.
6.
7.
2.2
cara tiang meneruskan beban dan cara pemasangannya, berikut ini akan dijelaskan
satu persatu.Tiang pancang dapat dibagi kedalam beberapa kategori (Bowles,
1991), antara lain:
A.
telah dipotong dengan hati-hati, biasanya diberi bahan pengawet dan didorong
dengan ujungnya yang kecil sebagai bagian yang runcing. Kadang-kadang
ujungnya yang besar didorong untuk aksud maksud khusus, seperti dalam tanah
yang sangat lembek dimana tanah tersebut akan bergerak kembali melawan poros.
Kadang kala ujungnya runcing dilengkapi dengan sebuah sepatu pemancangan
yang terbuat dari logam bila tiang pancang harus menembus tanah keras atau
tanah kerikil. Pemakaian tiang pancang kayu ini adalah cara tertua dalam
penggunaan tiang pancang sebagai pondasi. Tiang kayu akan tahan lama dan tidak
mudah busuk apabila tiang kayu tersebut dalam keadaan selalu terendam penuh di
bawah muka air tanah. Tiang pancang dari kayu akan lebih cepat rusak atau busuk
apabila dalam keadaan kering dan basah yang selalu berganti-ganti.
Tiang pancang dari kayu relative lebih ringan sehingga mudah dalam
pengangkutan.
Mudah untuk pemotongannya apabila tiang kayu ini sudah tidak dapat
masuk lagi ke dalam tanah.
Tiang pancang kayu ini lebih baik untuk friction pile dari pada untuk
end bearing pile sebab tegangan tekanannya relative kecil.
Karena tiang pancang ini harus selalu terletak di bawah muka air
tanah yang terendah agar dapat tahan lama, maka kalau air tanah yang
terendah itu letaknya sangat dalam, hal ini akan menambah biaya
untuk penggalian.
Tiang pancang yang di buat dari kayu mempunyai umur yang relative
kecil di bandingkan dengan tiang pancang yang di buat dari baja atau
beton, terutama pada daerah yang muka air tanahnya sering naik dan
turun.
B.
Gambar 2.2 Tiang pancang beton precast concrete pile ( Bowles, 1991)
Tiang pancang ini dapat di hitung baik sebagai end bearing pile
maupun friction pile.
Karena tiang pancang beton ini tidak berpengaruh oleh tinggi muka air
tanah seperti tiang pancang kayu, maka disini tidak memerlukan
galian tanah yang banyak untuk poernya.
Tiang pancang beton dapat tahan lama sekali, serta tahan terhadap
pengaruh air maupun bahan-bahan yang corrosive asal beton
dekkingnya cukup tebal untuk melindungi tulangannya.
Tiang pancang ini di pancangkan setelah cukup keras, hal ini berarti
memerlukan waktu yang lama untuk menunggu sampai tiang beton ini
dapat dipergunakan.
Bila panjang tiang pancang kurang, karena panjang dari tiang pancang
ini tergantung dari pada alat pancang ( pile driving ) yang tersedia
maka untuk melakukan panyambungan adalah sukar dan memerlukan
alat penyambung khusus.
C.
dari baja maka kekuatan dari tiang ini sendiri sangat besar sehingga dalam
pengangkutan dan pemancangantidak menimbulkan bahaya patah seperti halnya
pada tiang beton precast. Jadi pemakaiantiang pancang baja ini akan sangat
bermanfaat apabila kita memerlukan tiang pancang yangpanjang dengan tahanan
ujung yang besar.
Tingkat karat pada tiang pancang baja sangat berbeda-beda terhadap texture tanah,
panjang tiang yang berada dalam tanah dan keadaan kelembaban tanah.
a. Pada tanah yang memiliki texture tanah yang kasar/kesap, maka karat yang
terjadi karena adanya sirkulasi air dalam tanah tersebut hampir mendekati
keadaan karat yang terjadi pada udara terbuka.
b. Pada tanah liat ( clay ) yang mana kurang mengandung oxygen maka akan
menghasilkan tingkat karat yang mendekati keadaan karat yang terjadi karena
terendam air.
c. Pada lapisan pasir yang dalam letaknya dan terletak dibawah lapisan tanah yang
padat akan sedikit sekali mengandung oxygen maka lapisan pasir tersebut juga
akan akan menghasilkan karat yang kecil sekali pada tiang pancang baja.
Karat /korosi yang terjadi karena udara ( atmosphere corrosion ) pada bagian tiang
yang terletak di atas tanah dapat dicegah dengan pengecatan seperti pada
konstruksi baja biasa.
D.
bahan yang berbeda yang bekerja bersama-sama sehingga merupakan satu tiang.
Kadang-kadang pondasi tiang dibentuk dengan menghubungkan bagian atas dan
bagian bawah tiang dengan bahan yang berbeda, misalnya dengan bahan beton di
atas muka air tanah dan bahan kayu tanpa perlakuan apapun disebelah bawahnya.
TES LABORATORIUM
Pada pembangunan pondasi tiang pancang, perlu dilakukan penelitian
terhadap tanah yang akan diberikan beban. Daya dukung pondasi tiang pancang
berkaitan dengan kondisi tanah itu sendiri, sehingga perlu dilakukan penelitian
atau pengujian terhadap tanah. Adapun jenis tes yang dilakukan di laboratorium
untuk pemasangan pondasi tiang pancang adalah sebagai berikut :
1.
Sejumlah contoh tanah yang lolos dan tertahan saringan No. 10 akan ditentukan
jumlah dan distribusi butirnya, kemudian disaring kembali pada rangkaian
susunan dari besar ke kecil. Pengujian contoh untuk analisis ukuran butir harus
dijaga sesuai dengan SNI 03-1975-1990, untuk penyiapan contoh tanah kering
terganggu dan contoh tanah agregat untuk pengujaian. Atau AASHTO T 146
dalam penyiapan contoh tanah basah terganggu untuk pengujian. Bagian yang
dapat mewakili pemilihan contoh kering udara untuk pengujian harus ditimbang.
Berat contoh tanah harus cukup terhadap jumlah minimal yang harus disiapkan
untuk analisis ukuran butiran adalah sebagai berikut :
2.
Atterberg Test
Atterberg test atau batas-batas atterberg terbagi menjadi beberapa test, yaitu :
a.
plastis (yaitu batas atas atau daerah plastis) atau menyatakan kadar air minimum
dimana tanah masih dapat mengalir dibawah beratnya. Cara menentukannya
adalah dengan menggunakan alat Cassagrande. Tanah yang telah dicampur
dengan air ditaruh di dalam mangkuk Cassagrande dan di dalamnya dibuat alur
dengan menggunakan alat spatel (grooving tool). Bentuk alur sebelum dan
sesudah percobaan tampak berbeda. Engkol dibuka sehingga mangkuk dinaikkan
dan dijatuhkan pada dasar dan banyaknya pukulan dihitung sampai kedua tepi alur
tersebut berhimpit. Biasanya percobaan ini dilakukan terhadap beberapa contoh
tanah dengan kadar air berbeda dan banyaknya pukulan dihitung untuk masingmasing kadar air. Dengan demikian dapat dibuat grafik kadar air terhadap
banyaknya pukulan. Dari grafik ini dapat dibaca kadar air pada pukulan tertentu.
b.
atau kadar air minimum dimana tanah dapat digulung-gulung sampai diameter 3,1
mm (1/8 inchi). Kadar air ini ditentukan dengan menggiling tanah pada plat kaca
hingga diameter dari batang yang dibentuk mencapai 1/8 inchi. Bilamana tanah
mulai pecah pada saat diameternya 1/8 inchi, maka kadar air tanah itu adalah
batas plastis.
c.
lahan hilang dalam tanah. Dengan hilangnya air secara terus menerus, tanah akan
mencapai suatu tingkat keseimbangan di mana penambahan kehilangan air tidak
akan menyebabkan perubahan volume. Batas susut menunjukkan kadar air atau
batas dimana tanah dalam keadaan jenuh yang sudah kering tidak akan menyusut
lagi, meskipun dikeringkan terus atau batas dimana sesudah kehilangan kadar air
selanjutnya tidak menyebabkan penyusutan volume tanah. Percobaan ini
bertujuan untuk mengetahui batas susut tanah.
3.
tanah-tanah lempung, lanau, dan batuan lunak. Umumnya, pengujian ini tidak
dilakukan pada tanah pasir dan kerikil, karena sulitnya memperoleh contoh tanah
tak terganggu. Walaupun pengambilan contoh tanah pasir sudah diusahakan
sangat hati-hati, namun pada pelepasan contoh tanah dari dalam tabung, tanah
akan berubah atau terganggu dari kondisi aslinya.
Hal terbaik yang dapat dilakukan hanyalah dengan mengukur berat
volumenya, yaitu dengan cara menimbang contoh pasir dalam tabung lalu diukur
berat volumenya. Kemudian, pengujian geser dilakukan pada contoh tanah yang
dibuat mempunyai berat volume yang sama. Pada tanah pasir, lebih baik
jika sudut gesekalam (j) secara empiris diukur dari uji lepangan, seperti uji SPT
atau uji penetrasikerucut statis (sondir). Kuat geser tanah lempung yang
digunakan untuk hitungankapasitas dukung tanah dapat diperoleh dari pengujian
triaksial takterdrainasi (undrained).
Pada uji ini umumnya digunakan sebuah sample tanah kira-kira berdiameter
1,5inc (38,1 mm) dan panjang 3 inc (76,2 mm). Sample tanah (benda uji)
tersebutditutup dengan membrane karet yang tipis dan diletakkan didalam sebuah
bejanaselinder dari bahan plastic yang kemudian bejana tersebut diisi dengan air
ataularutan gliserin. Didalam bejana, benda uji tersebut akan mendapat
tekananhidrostatis.Untuk menyebabkan terjadinya kerutuntuhan geser pada benda
uji, tegangan aksial (vertikal) diberikan melalui suatu piston vertical (tegangan ini
biasanya juga disebut tegangan deviator).
Untuk pembebanan vertical dapat dilakukan dengan dua cara antara lain:
1.
Dengan
memberikan
beban
mati
yang
berangsur-angsur
ditambah
(penambahan setiap saat sama) sampai benda uji runtuh (deformasi arah
aksialakibat pembebanan ini diukur dengan sebuah arloji ukur/dial gage)
2.
deformasi yang tetap dengan bantuan gigi-gigi mesin atau pembebanan hidrolis.
Cara ini disebut juga sebagai uji regangan terkendali.
Beban aksial yang diberikan diukur dengan bantuan sebuah proving ring
(lingkaran pengukur beban) yang berhuhubungan dengan piston vertical. Alat ini
juga dilengkapi dengan pipa-pipa untuk mengalirkan air ke dan dari dalam sample
tanah dimana pipa-pipa tersebut juga berguna sebagai sarana pengukur tegangan
airpori(pada kondisi uji).
Dalamujigesertriaxial, adatigatipestandar yang biasanyadilakukanyaitu:
a.
dilakukan dengan cara benda uji diletakan dari segala arah dengan tegangan
penyekap dengan cara memberikan tekanan pada cairan dalam silinder. Setelah
penyekap dilaukan, tegangan airporidalam benda uji naik. Kenaikan airporidapat
dinyatakan dalam bentuk para meter tak berdimensi.
Untuk tanah-tanah yang jenuh air, parameter teganganporisama dengan nol.
apabila pada hubungan dengan pipa aliran (drainage) tetap terbuka, akan terjadi
disipasi akibat kelebihan tegangan airpori, dan kemudian terjadi konsolidasi. lama
kelamaan uc mengecil menjadi nol. Pada tanah yang jenuh air perubahan volume
dari benda uji yang terjadi selama proses konsolidasi dapat ditentukan dari
besarnya volume airporiyang mengalir keluar. Beban tengangan deviator, pada
benda uji ditambahkandengan lambat sekali (kecepatan penambahan beban sangat
kecil). Selama pengujian ini pipa aliran dibiarkan terbuka dengan demikian
penambahan beban tegangan deviator yang sangat perlahan-lahan tersebut
memungkinkan terjadinya dispasi penuh dari tegangan airporisehingga dapat
diciptakan selama pengujian.
Sebuah contoh yang umi\um dari variasi tegangan deviator terhadap
pertambahan regangan pada tanah pasir renggang dan pada tanah lempung yang
terkonsolidasi normal menunjukan hal yang serupa untuk tanah pasir padat dan
tanah lempung terkonsolidasi lebih.
Pengujian yang sama pada sample tanahdapat dilakukan beberapa kali dengan
tekanan penyekap yang berbeda-beda.bila harga tegangan-tegangan utama besar
dan kecil pada setiap uji tersebut dapat diketahui, maka kita dapat menggambar
lingkaran-lingkaran mohrnya sekaligus didapat pula garis keruntuhannya (failure
envelope).
Pengetahuan tentang kekuatan geser diperlukan untuk menyelesaikan
(cohesion intercept atau apparent cohesion) dan sudut tahanan geser (angle
of shearing resitance).
Berdasarkan konsep dasar Terzaghi, tegangan geser pada suatu tanah hanya
dapat ditahan oleh tegangan partikel-partikel padatnya. Kekuatan geser tanah
dapat juga dinyatakan sebagai fungsi dari tegangan normal efektif
Dengan
demikian
keruntuhan
akan
terjadi
pada
titik
yang
dinyatakan dalam tegangan utama pada keadaan runtuh dititik yang ditinjau.
Garis yang dihasilkan oleh persamaan pada keadaan runtuh merupakan garis
singgungterhadap lingkaran Mohr yang menunjukkan keadaan tegangan
dengan nilai positif untuk tegangan tekan.
Kondisi terkonsolidasi lebih pada benda uji akan terjadi bila suatu sapel tanah
lempung yang pada mulanya dikonsolidasi dengan tekanan penyekap yang sama
besardan kemudian dibolehkan mengembang dengan menurunkan tegangan
penyekap menjadisama besar. Garis keruntuhan yang dihasilkan dari uji triaksial
kondisi air air teralirkan pada sample tanah lempung terkonsolidasi lebih akan
membentuk cabang dan mempunyai sudut yang lebih kecil dan memotong sumbu
vertical pada suatu harga sebesar harga kohesi dari tanah tersebut.
Pelaksanaan uji geser triaksial dengan metode air teralilirkan terkonsolidasi
padsa tanah lempung biasanya memerlukan beberapa hari untuk setiap benda uji.
Hal ini disebabkan karena kecepatan penambahan tegangan deviator lambat sekali
agar dapat menghasilkan kondisi air teralirkan sepenuhnya dari dalam benda uji.
Inilah sebabnya mengapa uji triaksial cara CD tidak umum dilakukan.
b.
ini sample tanah yang jenuh air mula-mula dikonsolidasi dengan tekanan
penyekap yang sama dari segala penjuru dalam bejana yang berisikan fluida. Hal
ini akan menyebabkan terjadinya pengaliran air dari sample tanah keluar. Sesudah
tegangan airporiakibat pemberian tekanan penyekap telah seluruhnya terdipasi,
tegangan deviator pada sample tanah kemudian ditambah sampai menyebabkan
keruntuhan pada sample tanah tersebut.
Selama fase ini berlangsung, hubungan draenase (pengaliran air) dari dan ke
dalam sample tanah harus dibuat tertutup (drainase ini terbuka pada fase
konsolidasi). Karena tidak mungkin terjadi pengaliran air, maka pada saat
pembebanan ini akan terjadi kenaikan teganganpori. Selama uji berlangsung
diadakan pengukuran terus menerus.
Pada tanah pasir lepas (renggang) dan tanah lempung terkonsolidasi normal,
tegangan airporiakan membesar dengan bertambahnya regangan tadi sedangkan
untuk tanah pasir padat dan lempung terkonsolidasi libih, tegangan airporiakan
membesar dengan bertambahnya regangan sampai suatu batas tertentu. Kemudian
setyelah itu tegangan airporimenjadi negatif (relative terhadap tekanan atmosfer).
Hal ini dikarenakan tanahnya yang mengembang.
Pada uji ini berbeda dengan uji air mengalir-terkonsolidsasi, harga tegangan
total dan tegangan efektif pada uji air termampatkan-terkonsolidasi tidak sama.
Pada uji ini harga tegangan airporipada saat terjadi keruntuhan langsung daspat
diukur.
Pada uji ini juga dapat dilakukan padas sample tanah yang berbeda, dengan
tegangan penyekap dibuat berbeda-beda untuk menentukan parameter kekuatan
geser tanah tersebut.
c.
Karenapada pengujian air tidak diijinkan mengalir keluar, beban normal tidak
ditransferke butiran tanahnya. Keadaan tanpa drainasi ini menyebabkan adanya
tekanankelebihan
tekanan poridengan
tidak
ada
tahanan
geser
hasil
4.
parameter geser tanah dengan alat geser langsung pada kondisi consolidated
drained. Parameter geser tanah terdiri atas susut geser intern (i) dan kohesi (c).
Kondisi consolidated berarti pelaksanaan penggeseran air ke pori tanah diberi
kesempatan untuk mengalir keluar.
Bidang keruntuhan geser yang terjadi dalam pengujian geser langsung adalah
bidang yang dipaksakan, bukan merupakan bidang terlembah seperti yang terjadi
pada pengujian kuat tekan bebas ataupun triaksial, dengan demikian selama
proses pembebanan horizontal, tegangan yang timbul dalam bidang geser sangat
kompleks, hal ini sekaligus merupakan salah satu kelemahan utama dalam
percobaan geser langsung. Nilai kekuatan geser tanah antara lain digunakan dalam
merencanakan kestabilan lereng, serta daya dukung pondasi tanah. Nilai kekuatan
geser ini dirumuskan oleh Coloumb dan Mohrn dalam persamaan berikut:
S c n tan f
Dimana,
S = kekuatan geser maksimum (kg/cm2)
c = kohesi (kg/cm2)
n = tegangan normal (kg/cm2)
f = sudut geser dalam (o)
Benda uji yang digunakan berupa contoh tanah disturb sebesar cincin cetak.
Alat uji yang digunakan terdiri atas kotak geser, perlengkapan penggeser tanah,
perlengkapan pembebanan, cincin beban dengan dialnya, dial pembacaan
penurunan benda uji, serta dial pengukur regangan penggeseran. Selama
pengujian pembacaan beban horisontal dilakukan pada interval regangan tetap
tertentu (Strain Controlled).
5.
KuatTekanBebas
Kuat tekan bebas adalah besarnya gaya aksial per satuan luas pada saat benda
uji mengalami keruntuhan atau pada saat regangan mencapai 20%. Pengujian kuat
tekan bebas termasuk hal khusul dari pengujian Triaksial Unconsolidated
Undrained. Pemeriksaan kuat tekan bebas yang dilakukan berfungsi untuk
menentukan nilai kuat tekan bebas (qu) dari suatu tanah. Untuk menentukan
kekuatan tanah pada tes ini, dilakukan dengan cara memasukkan benda uji sedikit
demi sedikit ke dalam tabung yang diberi vaselin sambil ditekan-tekan dengan jari
lalu dikeluarkan dan diletakkan dibawah mesin tekan, dan untuk selanjutnya
dilakukan pembacaan pada jarum dial dan jarum proving ring sampai benda uji
mengalami keruntuhan.
Hasilpemeriksaan di laboratorium berupa nilai kekuatan tekan bebas,
perbandingan tinggi dan diameter, nilai rata-rata persen regangan untuk mencapai
keruntuhan, deskripsi visual jenis tanah, simbol dan sebagainya
6.
Tes Konsolidasi
Apabila suatu lapisan tanah menerima tambahan beban diatasnya, maka air
pori akan mengalir dari lapisan tesebut dan terjadi pengurangan isi (volume),
inilah yang disebut dengan konsolidasi. Pada umumnya konsolidasi sini
berlangsung pada arah vertikal saja, karena lapisan yang terkena tambahan beban
itu tidak dapat bergerak secara horizontal. Hal ini dikarenakan tanah
terkonsolidasi tersebut ditahan oleh tanah disekelilingnya.Oleh sebab itu
perhitungan konsolidasi hampir selalu berdasarkan pada teori One Dimensional
Consolidation.
Pemampatan terjadi apabila suatu lapisan tanah menerima penambahan beban
di atas permukaannya. Pemampatan tersebut disebabkan adanya deformasi
partikel tanah, relokasi partikel, keluarnya air atau udara dari pori-pori yang
berhubungan dengan keadaan tanah tersebut.
Pada tanah pasir, karena permeabilitasnya besar, maka air dapat mengalir
dengan cepat. Keluarnya air tersebut dapat menyebabkan adanya pengurangan
volume, sedangkan pada tanah lempung yang masif/compressible penurunan akan
berlangsung dalam waktu yang lama. Koefisien rembesan lempung jauh lebih
kecil daripada koefisien rembesan pasir sehingga adanya penambahan tekanan air
pori karena pembebanan akan bekurang lambat laun dalam waktu yang relatif
lama.
Pengujian dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat pemampatan dan penurunan
tanah pada saat dibebani.Tes konsolidasi dilakukan dengan cara memberikan
beban pada sampel tanah yang diuji dalam beberapa hari, dimana setiap harinya
diberikan penambahan beban sehingga, semakin hari beban yang diterima oleh
tanah akan semakin besar. Pada saat itu jugalah dilakukan pembacaan dial pada
alat uji di setiap menit dan jam-jam yang telah ditentukan. Sehingga dapat dilihat
penurunan dan pemampatan tanah yang terjadi jika diberikan beban.
Keterangan Gambar 2. :
1. Beban keseimbangan
2. Plat beban
3. Tiang penyangga
4. Dudukan dial
5. Sel konsolidasi
6. Bola baja
7. Plat penekan
8. Batu pori
9. Benda uji
10. Ring contoh
11. Sel konsolidasi
12. Beban
2.4
berperan dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak
diterapkan dalam metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode
yang tepat, praktis, cepat dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian
pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga target waktu, biaya dan mutu
sebagaimana ditetapkan dapat tercapai.
Langkah - langkah dari pekerjaan untuk dimensi kubus/ ukuran dan tiang
pancang:
1.
2.
3.
Pekerjaan Persiapan
1.
Membubuhi tanda, tiap tiang pancang harus dibubuhi tanda serta tanggal
saat tiang tersebut dicor. Titik-titik angkat yang tercantum pada gambar
harus dibubuhi tanda dengan jelas pada tiang pancang. Untuk
mempermudah perekaan, maka tiang pancang diberi tanda setiap 1 meter.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang telah ditentukan.
B. Proses Pengangkatan
1.
2.
C.
Proses Pemancangan
1. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh
pada patok titik pancang yang telah ditentukan.
2. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap
lubang.
3. Tiang didirikan disamping driving lead dan kepala tiang dipasang pada
helmet yang telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan
kepala tiang.
4. Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang
yang telah ditentukan.
5. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang backstay
sambil diperiksa dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang
betul-betul vertikal. Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah
tiang diklem dengan center gate pada dasar driving lead agar posisi
tiang tidak bergeser selama pemancangan, terutama untuk tiang
batang pertama.
6. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer
secara kontiniu ke atas helmet yang terpasang diatas kepala tiang.
D.
Quality Control
1. Kondisi fisik tiang
a. Seluruh permukaan tiang tidak rusak atau retak
b. Umur beton telah memenuhi syarat
c.Kepala tiang tidak boleh mengalami keretakan selama pemancangan
2. Toleransi
Vertikalisasi
tiang
diperiksa
secara
periodik
selama
proses
3. Penetrasi
Tiang sebelum dipancang harus diberi tanda pada setiap setengah
meter di sepanjang tiang untuk mendeteksi penetrasi per setengah
meter. Dicatat jumlah pukulan untuk penetrasi setiap setengah meter.
4. Final set
Pamancangan baru dapat dihentikan apabila telah dicapai final set
sesuai perhitungan.
2.5
1.
soils), tanah berbutir kasar (-soils), maupun pada umumnya (c- soils).
Meskipun sebetulnya Tomlinson lebih menghendaki untuk tanah c-soils, untuk
mobilisasi komponen kalu terpaksa dihitung, maksimum hanya diizinkan 50%.
Untuk tanah c-soils
Atau
Dimana:
= faktor adhesi yang merupakan fungsi dari kohesi atau hasil undrained
shearingstrength (tabel 5.8)
Dimana:
Ko
= preconsolidated pressure
qo
= sudut geser efektif tanah dan material tiang, kalau tidak disebutkan, dapat
diambil = (lebih baik dalam ) atau lihat tabel 5.5
As
Cara dari Tomlinson dimodifikasi oleh Broms terutama pada bagian sumbangan
-soilsnya.
Harga Ks dan untuk berbagai material tiang pancang bisa dilihat pada tabel 5.6
berikut:
Selain itu, nilai Ks dapat pula ditentukan dari hasil sondir. Hubungan
antara qe, , dan Ks melalui nilai relative density tanah dapat dilihat pada tabel
5.7.
Tabel 5.7 Karga Ks Fungsi dari Pembacaan CPT (qc) dan Sudut Geser Dalam ()
2.
Cara
Cara ini hanya berlaku untuk c-soils. Besarnya kapasitas daya dukung Qf
Dimana:
c, As dan q notasi yang sama dengan sebelumnya
= koefisien tanpa dimensi dari Vijayvergiya dan Focht bisa dilihat pada gambar
5.2
3.
Cara-cara Lainnya
Khususnya untuk tanha berpasir dapat digunakan persamaan Vesic
Dimana:
Xv = 8 (untuk large displacement piles)
Dr = relative density
Khusus dari hasil tes lapangan (sondir dan boring) dapat digunakan persamaan
sebagai berikut:
Data SPT
Meyerhof (1956; 1976)
Dimana:
Xm = Koefisien Meyerhof
Diambil
Xm = 2,0 untuk large displacement piles
Xm = 1,0 untuk small displacement piles
N = nilai SPT rata-rata setelah dikoreksi
Data CPT
Meyerhof
Khusus tanah kepasiran, dan didasarkan atas test tarik (pull-out tests).
Ireland menganjurkan (lihat gambar 5.4)
Dimana:
z = kedalaman titik pusat gravitasi dari bagian tiang yang terbenam
q = qo = beban yang bekerja di permukaan
K = koefisien tegangan tanah lateral dapat diambil K = 1,75
P = perimeter/ keliling tiang
Gambar 5.4 Skematik Diagram Mencari Kapasitas Daya Dukung Friksi dari
Ireland
Dimana:
= sudut gesekan efektif antara pile dengan tanah, bisa diambil = 2/3
K = koefisien tekanan tanah
K = (1,7 2,2) Ko atau
K = (1,5 2,0) Ko
= sudut peruncing tiang
Gambar 5.5 Skematik Diagram Mencari Kapasitas Daya Dukung Friksi dari
Nordland
2.6
1.
My
= 820 kN.m
Mx
= -700 kN.m
beton
= 24 kN/m3
= 12 buah
(x2)
= 6 (2,0252) + 6 (0,6752)
= 27,3375 m2
(y2)
= 8 (1,352)
= 14,58 m2
Qi
2.
n
(x 2 ) (y 2 )
6500,976 820.xi
- 700.yi
12
27,3375 14,58
Abutment setinggi 9,75 m dari dasar pondasi memiliki susunan pile cap
seperti di bawah ini. Kapasitas dukung tiang tunggal end bearing persegi
50x50 berdasarkan hasil sondir dan SPT menghasilkan Qijin = 1100 kN.
Kapasitas dukung tiang tunggal arah horisontal (Hijin) = 100 kN.
Beban jembatan rangka baja bentang 60 m, berat sendiri abutmen dan oprit
bekerja pada titik berat tiang pancang (O) :
Beban aksial (P) = 12000 kN.
Beban momen memutar sumbu x (Mx) = 2500 kN.m
Beban lateral (H) = 3000 kN.
Ditanyakan :
a. Berapa beban yang didukung olehmasing-masing tiang ?
b. Chek apakah pondasi abutment tersebut aman ?
Jawab :
a. Beban yang didukung olehmasing-masing tiang adalah :
(y2) = 10. (22) = 40 m2
Qi
P M x .y i
n (y 2 )
12000 2500. yi
15
40