Anda di halaman 1dari 17

A.

MAKROSKOPIS
Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan
berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang
disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang mergalirkan darah dari
jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung. Jantung manusia merupakan
jantung berongga yang memiliki dua atrium dan dua ventrikel.
Jantung merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke berbagai bagian tubuh.
Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran sebesar kepalan tangan, terletak di
rongga dada sebalah kiri. Jantung dibungkus oleh suatu selaput yang disebut pericardium.
Jantung bertanggung jawab untuk mempertahankan aliran darah dengan bantuan sejumlah
klep yang melengkapinya. Untuk mejamin kelangsungan sirkulasi, jantung berkontraksi
secara periodik. Otot jantung berkontraksi terus menerus tanpa mengalami kelelahan.
Kontraksi jantung manusia merupakan kontraksi miogenik, yaitu kontraksi yang diawali
kekuatan rangsang dari otot jantung itu sendiri dan bukan dari syaraf.

Terdapat beberapa bagian jantung (secara anatomis), diantaranya yaitu :


a. Bentuk Serta Ukuran Jantung
Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organorgan muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan
kiri. Ukuran jantung panjangnya kira-kira 12 cm, lebar 8-9 cm serta tebal kira-kira 6 cm.
Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan
tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung
memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter.

Posisi jantung terletak diantara kedua paru dan berada ditengah tengah dada, bertumpu pada
diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus xiphoideus.
Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa III dextra, 1 cm dari
tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa
VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal
pars cartilaginis costa II sinistra di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang
intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea medioclavicularis. Selaput yang membungkus
jantung disebut pericardium dimana terdiri antara lapisan fibrosa dan serosa, dalam cavum
pericardii berisi 50 cc yang berfungsi sebagai pelumas agar tidak ada gesekan antara
pericardium dan epicardium. Epicardium adalah lapisan paling luar dari jantung, lapisan
berikutnya adalah lapisan miokardium dimana lapisan ini adalah lapisan yang paling tebal.

Lapisan terakhir adalah lapisan endokardium.

b. RuangDalam Jantung
Ada empat ruangan dalam jantung dimana dua dari ruang itu disebut atrium dan sisanya
adalah ventrikel. Pada orang awam, atrium dikenal dengan serambi dan ventrikel dikenal
dengan bilik.
Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena rendahnya tekanan
yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel mempunyai dinding otot yang tebal
terutama ventrikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal dari ventrikel kanan.

Kedua atrium dipisahkan oleh sekat antar atrium (septum interatriorum), sementara kedua
ventrikel dipisahkan oleh sekat antar ventrikel (septum inter-ventrikulorum). Atrium dan
ventrikel pada masing-masing sisi jantung berhubungan satu sama lain melalui suatu
penghubung yang disebut orifisium atrioventrikuler. Orifisium ini dapat terbuka atau
tertutup oleh suatu katup atrioventrikuler (katup AV). Katup AV sebelah kiri disebut katup
bikuspid (katup mitral) sedangkan katup AV sebelah kanan disebut katup trikuspid.

c. Katup-Katup Jantung

Diantara atrium kanan dan ventrikel kanan ada katup yang memisahkan keduanya yaitu
katup trikuspid, sedangkan pada atrium kiri dan ventrikel kiri juga mempunyai katup yang
disebut dengan katup mitral/ bikuspid. Kedua katup ini berfungsi sebagai pembatas yang
dapat terbuka dan tertutup pada saat darah masuk dari atrium ke ventrikel.

1) Katup Trikuspid
Katup trikuspid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila katup ini
terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan. Katup
trikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium kanan dengan
cara menutup pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup trikuspid
terdiri dari 3 daun katup.

2) Katup pulmonal
Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel kanan
melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri pulmonalis
kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada
pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3 daun katup
yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila ventrikel kanan
relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari ventrikel kanan menuju arteri
pulmonalis.

3) Katup bikuspid
Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri menuju
ventrikel kiri.. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat kontraksi
ventrikel. Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup.

4) Katup Aorta
Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup ini akan
membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan mengalir

keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi,
sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri. Komponen Sistem
Induksi Jantung
1). Sinoatrial
2). Atrioventrikular
3). RA, LA, RV, LV
d. Peace Meker ( Pusat Picu Jantung )
Fungsi utama jantung adalah memompa darh ke seluruh tubuh dimana pada saat memompa
jantung otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak. Untuk fungsi tersebut, otot jantung
mempunyai kemampuan untuk menimbulkan rangsangan listrik.
Aktifitas kontraksi jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh selalu didahului oleh
aktifitas listrik. Aktifitas listrik inidimulai pada nodus sinoatrial (nodus SA) yang terletak
pada celah antara vena cava suiperior dan atrium kanan. Pada nodus SA mengawali
gelombang depolarisasi secara spontan sehingga menyebabkan timbulnya potensial aksi yang
disebarkan melalui sel-sel otot atrium, nodus atrioventrikuler (nodus AV), berkas His, serabut
Purkinje dan akhirnya ke seluruh otot ventrikel.

B. MIKROSKOPIS
Jantung adalah organ berotot yang berkonstriksi secara ritmik, yang memompa darah melalui
sistem sirkulasi. Jantung juga berfungsi menghasilkan hormon yang disebut faktor natriuretik

atrium. Dindingnya terdiri atas tiga tunika, yaitu endocardium, miocardium, dan pericardium.
Bagian tengah jantung yang fibrosa, selain berfungsi sebagai insersi otot jantung, juga berfungsi
sebagai dasar katup.
Endocardium bersifat homolog dengan intima pembuluh darah. Terdiri atas selapis sel endotel
gepeng, yang berada di selapis tipis subendotel jaringan ikat longgar yang mengandung serat
elastin dan kolagen. Yang menghubungkan miocardium pada lapisan subendotel adalah selapis
jaringan ikat (lapisan subendocardium) yang mengandung vena, saraf dan cabang dari sistem
penghantar impuls jantung (serat purkinje).
Miocardium adalah tunika yang paling tebal dan terdiri dari sel-sel otot jantung, tersusun dalam
lapisan yang mengelilingi bilik-bilik jantung dalam pilinan yang rumit. Lapisan ini berinsersi ke
dalam skeleton fibrosa jantung. Bagian luar jantung dilapisi oleh selapis epitel gepeng yang
ditopang oleh selapis jaringan ikat longgar yang membentuk epicardium. Lapisan ini mengandung
vena, saraf dan ganglia saraf. Epicardium dapat disetarakan dengan pericardium, yaitu membran
serosa tempat jantung berada. Di antara lapisan visceral dan parietal terdapat sejumlah cairan yang
memudahkan pergerakan jantung.
Skeleton fibrosa jantung terdiri atas jaringan ikat padat. Unsur utamanya adalah septum
membranaseum, trigonum fibrosum dan annulus fibrosus. Struktur ini tersusun atas jaringan
ikat padat, dengan serat kolagen tebal. Bagian-bagian tertentu mengandung nodul tulang rawan
fibrosa. Katup jantung terdiri atas jaringan ikat fibrosa padat yang kedua sisinya dilapisi oleh
lapisan endotel. Dasar katup melekat pada annulus fibrosus di skeleton fibrosa.
Jantung memiliki sistem khusus untuk membangkitkan stimulus ritmik yang tersebar di seluruh
miocardium. Sistem ini terdiri atas dua nodus yang terletak di atrium, yaitu nodus sinoatrial dan
nodus atrioventrikular, serta berkas atrioventrikular. Berkas atrioventrikular berasal dari nodus
atrioventrikular dan bercabang ke dua ventrikel. Nodus SA merupakan massa sel otot jantung yang
termodifikasi dan berbentuk fusiform. Sel-sel nodus AV serupa dengan nodus SA, namun juluran
sitoplasmanya bercabang ke berbagai arah dan membentuk jalinan.
Berkas AV dibentuk oleh sel-sel yang serupa dengan nodus AV. Akan tetapi, ke arah distal sel ini
menjadi lebih besar dari otot jantung biasa (sel purkinje). Sel ini memiliki satu atau dua inti dan
sitoplasmanya mengandung mitokondria dan glikogen. Miofibrilnya jarang dijumpai dan terutama
terdapat di bagian tepi sitoplasma. Setelah menyusuri lapisan subendokardium, miofobril
menyusuri ventrikel dan membentuk lapisan intramiocardium.
1. SIRKULASI DARAH

Sistem sirkulasi memiliki 3 komponen:

Jantung yang berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah

agar timbul gradien dan darah dapat mengalir ke seluruh tubuh.


Pembuluh darah yang berfungsi sebagai saluran untuk mendistribusikan darah dari
jantung ke semua bagian tubuh dan mengembalikannya kembali ke jantung.

Darah yang berfungsi sebagai medium transportasi dimana darah akan membawa
oksigen dan nutrisi.

Darah berjalan melalui sistem sirkulasi ke dan dari jantung melalui 2 lengkung
vaskuler (pembuluh darah) yang terpisah. Sirkulasi paru terdiri atas lengkung tertutup
pembuluh darah yang mengangkut darah antara jantung dan paru. Sirkulasi sistemik
terdiri atas pembuluh darah yang mengangkut darah antara jantung dan sistem organ.
Walaupun secara anatomis jantung adalah satu organ, sisi kanan dan kiri jantung
berfungsi sebagai dua pompa yang terpisah. Jantung terbagi atas separuh kanan dan
kiri serta memiliki empat ruang, bilik bagian atas dan bawah di kedua belahannya.
Bilik bagian atas disebut dengan atrium yang menerima darah yang kembali ke
jantung dan memindahkannya ke bilik bawah, yaitu ventrikel yang berfungsi
memompa darah dari jantung.
Pembuluh yang mengembalikan darah dari jaringan ke atrium disebut dengan vena,
dan pembuluh yang mengangkut darah menjauhi ventrikel dan menuju ke jaringan
disebut dengan arteri. Kedua belahan jantung dipisahkan oleh septum atau sekat, yaitu
suatu partisi otot kontinu yang mencegah percampuran darah dari kedua sisi jantung.
Pemisahan ini sangat penting karena separuh jantung kanan menerima dan memompa
darah beroksigen rendah sedangkan sisi jantung sebelah kiri memompa darah
beroksigen tinggi.

PEMERIKSAAN
Anamnesis

Pemeriksaan anamnesis adalah pemeriksaan yang dilakukan dokter dengan cara tanya
jawab dengan pasienmengenai riwayat hidup pasien serta riwayat hidup dari keluarga
pasien seperti orang tua dan kakek, nenek untuk dapat melakukan diagnosa lebih
lanjut terhadap pasien yang diperiksa.

Pemeriksaan Fisik Jantung :


1. Inspeksi jantung
Tanda-tanda yang diamati :
1. Bentuk prekordium
Pada umumnya kedua belah dada adalah simetris. Prekordium yang cekung dapat
terjadi akibat perikarditis menahun, fibrosis atau atelektasis paru, scoliosis atau
kifoskoliosis. Prekordium yang gembung dapat terjadi akibat dari pembesaran
jantung, efusi epikardium, efusi pleura, tumor paru, tumor mediastinum.
2. Denyut pada apeks jantung
Dalam keadaaan normal, dengan sikap duduk, tidur terlentang atau berdiri iktus
terlihat didalam ruangan interkostal V sisi kiri agak medial dari linea
midclavicularis sinistra. Pada anak-anak iktus tampak pada ruang interkostal IV
Sifat iktus :
a. Pada keadaan normal, iktus hanya merupakan tonjolan kecil, yang sifatnya
lokal. Pada pembesaran yang sangat pada bilik kiri, iktus akan meluas.
Iktus hanya terjadi selama systole.Oleh karena itu, untuk memeriksa iktus,
kita adakan juga palpasi pada a. carotis comunis untuk merasakan adanya
gelombang yang asalnya dari systole.
3. Denyut nadi pada dada
Apabila di dada bagian atas terdapat denyutan maka harus curiga adanya kelainan
pada aorta.Aneurisma aorta ascenden dapat menimbulkan denyutan di ruang
interkostal II kanan, sedangkan denyutan dada di daerah ruang interkostal II kiri
menunjukkan adanya dilatasi a. pulmonalis dan aneurisma aorta descenden.
4.

Denyut vena
Vena yang tampak pada dada dan punggung tidak menunjukkan denyutan. Vena
yang menunjukkan denyutan hanyalah vena jugularis interna dan eksterna.

2. Palpasi Jantung
Urutan palpasi dalam rangka pemeriksaan jantung adalah sebagai berikut :

Pemeriksaan iktus cordis


Hal yang dinilai adalah teraba tidaknya iktus, dan apabila teraba dinilai kuat
angkat atau tidak. Kadang-kadang kita tidak dapat melihat, tetapi dapat
meraba iktus. Pada keadaan normal iktus cordis dapat teraba pada ruang
interkostal kiri V, agak ke medial (2 cm) dari linea midklavikularis kiri.

Pemeriksaan getaran / thrill


Adanya getaran seringkali menunjukkan adanya kelainan katub bawaan atau
penyakit jantung congenital. Disini harus diperhatikan :
Lokalisasi dari getaran.
Terjadinya getaran : saat systole atau diastole.
Getaran yang lemah akan lebih mudah dipalpasi apabila orang tersebut
melakukan pekerjaan fisik karena frekuensi jantung dan darah akan

mengalir lebih cepat.


Dengan terabanya getaran maka pada auskultasi nantinya akan
terdengar bising jantung.

Pemeriksaan gerakan trachea


Pada pemeriksaan jantung, trachea harus juga diperhatikan karena anatomi
trachea berhubungan dengan arkus aorta. Pada aneurisma aorta denyutan aorta
menjalar ke trachea dan denyutan ini dapat teraba.

3. Perkusi Jantung
Kita melakukan perkusi untuk menetapkan batas-batas jantung:
1. Batas kiri jantung
Kita melakukan perkusi dari arah lateral ke medial. Perubahan antara bunyi
sonor dari paru-paru ke redup relatif kita tetapkan sebagai batas jantung kiri.
Normal
Atas : SIC II kiri di linea parastrenalis kiri (pinggang jantung)
Bawah: SIC V kiri agak ke medial linea midklavikularis kiri ( t4 iktus)
2. Batas kanan jantung
Perkusi juga dilakukan dari arah lateral ke medial. Disini agak sulit
menentukan batas jantung karena letaknya agak jauh dari dinding depan
thorak.
Normal :
Batas bawah kanan jantung adalah di sekitar ruang interkostal III-IV kanan,di
linea parasternalis kanan. Sedangkan batas atasnya di ruang interkostal II
kanan linea parasternalis kanan.
4. Auskultasi Jantung

Auskultasi jantung menggunakan alat stetoskop duplek, yang memiliki dua corong
yang dapat dipakai bergantian. Corong pertama berbentuk kerucut (bell)yang
sangat baik untuk mendengarkan suara dengan frekuensi tinggi (apeks). Corong
yang kedua berbentuk lingkaran (diafragma) yang sangat baik untuk
mendengarkan bunyi dengan nada rendah. Pada auskultasi diperhatikan 2 hal,
yaitu:
Bunyi jantung : Bunyi jantung I dan II
BJ I : Terjadi karena getaran menutupnya katup atrioventrikularis, yang
terjadi pada saat kontraksi isometris dari bilik pada permulaan systole.
BJ II : Terjadi akibat proyeksi getaran menutupnya
katup aorta dan a.
pulmonalis pada dinding toraks. Ini terjadi kira-kira pada permulaan
diastole.
BJ II normal selalu lebih lemah daripada BJ I.
Bising jantung / cardiac murmur
Bunyi Jantung I :
Daerah auskultasi untuk BJ I :
Pada iktus : katup mitralis terdengar baik disini.
Pada ruang interkostal IV V kanan, pada tepi sternum : katup trikuspidalis

terdengar disini.
Pada ruang interkostal III kiri, pada tepi sternum : merupakan tempat yang

baik pula untuk mendengar katub mitral.


Intensitas BJ I akan bertambah pada apek pada:
stenosis mitral.
interval PR (pada EKG) yang begitu pendek.
pada kontraksi ventrikel yang kuat dan aliran darah yang cepat misalnya pada
kerja fisik, emosi, anemia, demam dll.
Intensitas BJ I melemah pada apeks pada :
shock hebat.
interval PR yang memanjang.
decompensasi hebat.
Bunyi Jantung II :
Intensitas BJ II aorta akan bertambah pada :
hipertensi
arterisklerosis aorta yang sangat.
Intensitas BJ II pulmonal bertambah pada :
kenaikan desakan a. pulmonalis, misalnya pada : kelemahan bilik kiri, stenosis
mitralis, cor pulmonal kronik, kelainan cor congenital.
BJ I dan II akan melemah pada :

orang yang gemuk


emfisema paru-paru
perikarditis eksudatif
penyakit-penyakit yang menyebabkan kelemahan otot jantung

Bising Jantung
Apakah bising terdapat antara BJ I dan BJ II (=bising systole), ataukah
bising terdapat antara BJ II dan BJ I (=bising diastole). Cara termudah untuk
menentukan bising systole atau diastole ialah dengan membandingkan
terdengarnya bising dengan saat terabanya iktus atau pulsasi a. carotis, maka

bising itu adalah bising systole.


Tentukan lokasi bising yang terkeras.
Tentukan arah dan sampai mana bising itu dijalarkan. Bising itu
dijalarkan ke semua arah tetapi tulang merupakan penjalar bising yang baik,

dan bising yang keras akan dijalarkan lebih dulu.


Perhatikan derajat intensitas bising tersebut, Ada 6 derajat bising :
(1)Bising yang paling lemah yang dapat didengar.Bising ini hanya dapat

didengar

dalam waktu agak lama untuk menyakinkan apakah besar-benar merupakan suara
bising.
(2) Bising lemah , yang dapat kita dengar dengan segera.
(3) dan (4) adalah bising yang sedemikian rupa sehingga mempunyai intensitas
diantara (2) dan (5).
(5) Bising yang sangat keras, tapi tak dapat didengar bila stetoskop tidak diletakkan
pada dinding dada.
(6) Bising yang dapat didengar walaupun tak menggunakan stetoskop.

Perhatikan kualitas dari bising, apakah kasar, halus, bising gesek, bising yang
meniup, bising yang melagu.

Lokasi Jantung

Pemeriksaan Penunjang
RADIOLOGI
1. Roentgen
Dapat melihat situs (kedudukan jantung), ukuran pembesaran jantung dan pembuluh
darah jantung (aorta dan arteri pulmonalis).
Posisi :
- Posterolateral (PA)
- Lateral
-Oblik kanan depan
-Oblik kiri depan
2. CT-Scan
Dengan CT-Scan dapat menilai sistem pembuluh coroner.
3. MRI
Dengan menggunkan MRI, jantung dan pembuluh darah dapat dilihat dari berbagai
susut yang berbeda dan dapat dilihat gambaran bergerak dari jantung beserta
denyutannya.
4. Angiografi
Angiografi digunakan untuk melihat pembukuh darah yang ada di sekitar jantung.
Pemeriksaan ini sekarang sudah tidak digunakan lagi dan dianggap berbahaya karena
menggunakna kateter yang dimasukkanke dalam pembukuh darah jantung.
EKG
EKG atau elektroradiogram adalah suatu rekaman mengenai sebagian aktivitas lostrik
di cairan-cairan tubuh yang diinduksi oleh jantung yang mencapai permukaan tuuh
bukan rekaman langsung aktivitas listrik jantung yang sebenarnya.

EKG sendiri merupakan galvanometer yang sangat peka terhadap perubahan potensial
listrik. Jantung merupakan organ sumber oembangkit listrik. Prinsip utama EKG
adalah 2 elektroda perekam ditempatkan di kulit lalu dihubungkan dengan string.
String akan bergetar bila ada arus listrik, sumber cahaya dan laat optik. Bayangan
getaran string direkam di kertas film.
Pencatatan dengan melakukan kertas film ini disebut indirect recorder. Sedangkan
pencatatan yang sekarang lazim digunakan adalah pencatatan dengan thermo stylus
(jarum yang dipanaskan) yang disebut dengan direct recorder.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan sel darah tepi dilakukan dengan menggunakan darah segar yang didapat setelah
melakukan punksi vena maupun punksi kapiler. Setelah melakukan punksi, tambahkan
antikoagulan K3EDTA yang tidak mengubah morfologi sel, lalu dibuat sediaan hapus dan
pewarnaan. Pada pemeriksaan sel darah tepi, sel yang diperiksa meliputi sel eritrosit, leukosit,
dan trombosit.
FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER
Lingkaran sirkulasi dapat dibagi atas dua bagian besar yaitu sirkulasi sistemik dan
sirkulasi pulmonalis
Sirkulasi Sistemik
1.

Mengalirkan darah ke berbagi organ

2.

Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda

3.

Memerlukan tekanan permulaan yang besar

4.

Banyak mengalami tahanan

5.

Kolom hidrostatik panjang

Sirkulasi Pulmonal
1.

Hanya mengalirkan darah ke paru

2.

Hanya berfungsi untuk paru

3.

Mempunyai tekanan permulaan yang rendah

4.

hanya sedikit mengalai tahanan

5.

Kolom hidrostatik pendek

Sirkulasi Koroner

Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa oksigen untuk
miokardium melalui cabang cabang intar miokardial yang kecil. Aliran darah koroner
meningkat pada:
1.

Aktifitas

2.

Denyut jantung

3.

Rangsang sistem syaraf simpatis

SISTEM KONDUKSI ATAU HANTARAN


Di dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang mengahntarkan aliran listrik.
Jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat khusus:
1.

Otomatisasi : menimbulkan impuls/rangsang secara spontan

2.

Irama : pembentukan rangsang yang teratur

3.

Daya konduksi : kemampuan untuk menghantarkan

4.

Daya rangsang : kemampuan bereaksi terhadap rangsang

Perjalanan impuls/rangsang dimulai dari:


1.

Nodus SA (sino atrial)


-

traktus iternodal

Brachman bundle

2.

Nodus AV (atrio ventrikel)

3.

Bundle of HIS ( bercabang menjadi dua: kanan dan kiri):


- Rihgt bundle branch
- Left bundel brac

4. Sistem PURKINJE
SIKLUS JANTUNG
1.

Fase kontraksi isovolumetrik

2.

Fase ejeksi cepat

3.

Fase diastasis

4.

Fase pengisian cepat

5.

Fase relaksasi isovolumetrik

FAKTOR FAKTOR PENENTU KERJA JANTUNG

Faktor jantung dipengaruhi oleh 4 faktor utama yang saling berkaitan dalam menentukan
isi sekuncup (stroke volume) dsan curah jantung (cardiac output)
Beban Awal (Preload)
1.

Derajat dimana otot jantung diregangkan sebelum ventrikel kiri berkontraksi


(ventrikel end diastolic volume).

2.

Berhubungan dengan panjang otot jantung, regangan dan volume.

3.

Semakin regang serabut otot jantung pada batas tertentu semakin kuat kontraksi.

Faktor penentu beban awal:


1.

Insufisiensi mitral beban awal

2.

Stenosis mitral beban awal

3.

volume sirkulasi

4.

Obat-obatan : vasokontriktor , vasodilator

Beban Akhir (Afterload)


1.

Tahanan yang harus dihadapi saat darah keluar dari ventrikel kiri.

2.

Beban untuk membuka katup aorta dan mendorong darah selama fase sistolik.

3.

Systemic vascular resistance (SVR).

Faktor penentu beban akhir:


1. Stenosis aorta meningkatkan beban akhir
2. Vasokontriksi perifer meningkatkan beban akhir.
3. Hipertensi meningkatkan beban akhir
4. Obat-obatan.
Kontraktilitas
Hukum Frank Straling:
Makin besar isi jantung sewaktu diastole semakin besar jumjalh darah yang
dipompaakan ke aorta.
Dalam batas-batas fisiologis jantung memompkan keseluruh tubuh darah yang
kembali ke jantung tanpa menyebabklan penumpukan di vena.
Jantung dapat memompakan jumlah darah yang sedikit ataupun jumlah darah
yang besar bergantung pada jumlah darah yang mengalir kembali ke vena.

PROBLEM BASED LEARNING 2


BLOK 8
KARDIOVASKULAR-1

Nama: Stefany
NIM: 10.2008.111

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


FAKULTAS KEDOKTERAN

Anda mungkin juga menyukai