Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1 8
gym
mampu
pemahaman bahasa,
memudahkan
perkembangan
komunikasi,
brain gym
hanya untuk anak yang berkebutuhan khusus tetapi brain gym juga dapat
dilakukan pada bayi, muda, orang tua, maupun lansia. Inti dari senam
otak ini adalah bergerak merupakan kunci untuk belajar dan penting
untuk perkembangan otak,(Muhammad,2011).
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengambil studi kasus
tentang Pemberian Terapi Brain Gym Sebagai Salah Satu Intervensi
Keperawatan Dalam Upaya Membantu Perkembangan Komunikasi Pada
Anak Autis.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengkajian pada anak M dengan autis di Yayasan
Pembinaan Anak Cacat?
2. Apa sajakah diagnosa keperawatan yang muncul pada anak M
dengan autis di Yayasan Pembinaan Anak Cacat ?
3. Bagaimana intervensi keperawatan pada anak M dengan autis di
Yayasan Pembinaan Anak Cacat?
4. Bagaimana tindakan keperawatan pada anak M dengan autis di
Yayasan Pembinaan Anak Cacat?
5. Bagaimana evaluasi keperawatan pada anak M dengan autis di
Yayasan Pembinaan Anak Cacat?
6. Bagaimana perkembangan komunikasi setelah pemberian terapi
brain gym pada anak M di Yayasan Pembinaan Anak Cacat?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menyusun asuhan keperawatan dan pemberian terapi brain gym
sebagai salah satu intervensi keperawatan dalam upaya membantu
perkembangan komunikasi pada anak autis.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian pada anak M
terapi
brain
gym
untuk
membantu
perkembangan
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Autisme
2.1.1 Definisi
Autisme adalah suatu bentuk ketidak mampuan dan gangguan
perilaku
yang
membuat
penyandangnya
lebih
suka
menyendiri
terjadinya
belum
diketahui
secara
pasti, hanya
(karena
infeksi
Tuberkulosa,
dimana
terjadi
10
11
12
13
a.
Tidak
mampu
menjalin
interaksi
sosial
yang
cukup
c.
Kurang
mampu
mengadakan
hubungan
sosial
dan
bicara
terlambat
atau
sama
sekali
tidak
14
d. Sering
kali
sangat
terpukau
pada
bagian-bagian
benda
(Prasetyono,2008).
2.1.5 Patofisiologi
Sel saraf otak (neuron) terdiri atas badan sel dan serabut untuk
mengalirkan implus listrik (akson) serta serabut untuk menerima implus
listrik (dendrit). Sel saraf terdapat di lapisan luar otak yang berwarna
kelabu (korteks). Akson dibungkus selaput bernama mielin, terletak
dibagian otak berwarna putih. Sel saraf berhubungan satu sama lain
lewat sinaps. Sel saraf terbentuk saat usia kandungan tiga sampai tujuh
bulan. Pada trimester ketiga, pembentukan sel saraf berhenti dan dimulai
pembentukan akson, dendrit, dan sinaps yang berlanjut sampai anak
berusia sekitar dua tahun. Setelah anak lahir, terjadi proses pengaturan
pertumbuhan otak berupa bertambah dan berkurangnya struktur akson,
dendrit, dan sinaps. Proses ini dipengaruhi secara genetik melalui
sejumlah zat kimia yang dikenal sebagai brain growth factors dan proses
belajar anak. Makin banyak sinaps terbentuk anak makin cerdas.
Pembentukan akson, dendrit, dan sinaps sangat tergantung pada
stimulasi dari lingkungan. Bagian otak yang digunakan dalam belajar
menunjukkan pertambahan akson, dendrit, dan sinaps. Sedangkan
bagian otak yang tak digunakan menunjukkan kematian sel. Kelainan
genetis, keracunan logam berat, dan nutrisi yang tidak adekuat dapat
menyebabkan terjadinya gangguan pada proses proses tersebut,
sehingga akan menyebabkan abnormalitas pertumbuhan sel saraf. Pada
15
sel
saraf,
migrasi,
diferensiasi,
pertumbuhan,
dan
purkinye sudah
16
2. Pemeriksaan histopatologi:
Pembentukan sel sel di daerah hipocampus terlihat tidak normal
dan amygdala di kedua sisi otak.
3. Pemeriksaan EEG:
Kelainan tidak khas, meskipun kadang kadang tampak discharge
temporal.
4. Pemeriksaan laboratorium:
Diduga ada kaitaanya dengan banyaknya pembuangan zat phenil
keton melalui air seni (phenil ketonuria).
2.1.7 Pencegahan
Autisme memang merupakan gangguan neurobiologis yang
menetap. Walaupun gangguan neurobiologis tidak bisa diobati,
tapi
gejala
gejalanya
bisa
dihilangkan
atau
dikurangi.
17
suplemen
dan
vitamin
megadosis
(jika
18
2.2.1 Definisi
Brain gym (senam otak ) adalah serangkain latihan gerak
sederhana yang menyenagkan dan salah satu kegunaannya adalah
untuk
meningkatkan
kemampuan
belajar
anak
anak
dengan
19
20
oksigen
ke
otak
dan
melarutkan
garam
sehingga
2. Clear
Untuk menjernihkan otak (clear), diperlukan pemijatan pada
daerah saklar otak (brain button). Daerah yang dipijat adalah
titik dua jari di bawah tulang selangka (clavikula) dengan satu
tangan dan tangan dan tangan lainnya menggosok daerah
pusar.
3. Active
21
4. Positive
Gerakan positif, yaitu melakukan gerakan kait rileks (book
ups). Tangan disilangkan dengan jempol di bagian bawah, lalu
diputar sambil kaki disilangkan.
22
23
4.
24
6. Gerakan Abjad 8
25
tengah
dengan
menghembuskan napas.
menundukkan
kepala
sambil
26
situasi
yang
membuatnya
tegang,
sampai
27
buang
napas
lalu
dorong
tangan
kedepan,
28
29
30
31
secara
optimal
secara
keseluruhan
dengan
mmembayangkan huruf X.
19. Gerakan Mengisi Energi
Usahakan bahu tetap terbuka dan rileks. Ingat, untuk
bernapas ke dasar tulang belakang, rasakan napas (bukan otot
) sebagai sumber kekuatan.
20. Gerakan Luncuran Gravitasi
Duduk dengan nyaman, menyilakan kaki di pergelangan
dan merentangkan tangan depan, lalu meluncur ke daerah
kaki. Setelah itu membungkuk ke depan untuk membiarkan
gravitasi bekerja, selanjutnya julurkan tangan ke depan, kepala
menunduk, dan biarkan lengan meluncur ke berbagai arah
yang bisa dicapai. Keluarkan napas saat juluran tangan ke
bawah dan ke depan, kemudian tarik napas waktu lengan dan
tubuh bagian atas diangkat, dan parabel dengan lantai.
32
komunikasi
menyebutkan
bahwa
fungsi
dasar
yang
33
komunikasi
manusia
dapat
beradaptasi
dengan
lingkungannya.
Manusia tidak saja dituntut untuk mampu memberi tanggapan
terhadap kejaadian yang memengaruhi perilaku individu, tetapi
juga harus mampu menyesuaikan diri agar manusia dapat hidup
dalam suasana yang harmonis.
3. Adanya
komunikasi
membuat
manusia
dapat
melakukan
yang
Harrold
D.
Lasswell
yang
dikutip
Cangara
(2004),
34
adalah
untuk
memebangun/menciptakan
komunikasi
berusaha
menciptakan
pemahaman.
35
pada
banyak
aspek
kehidupan.
Beberapa
fungsi
36
komunikasi
yang
dilakukan
secara
persuaive
dan
37
7. Hiburan
Dunia entertement telah banyak muncul dari produk komunikasi,
misalnya lawak, menyanyi, drama, sastra, seni dan lain lain.
8. Integrasi
Adanya kesempatan untuk memperoleh berbagai informasi dan
pesan yang diperlukan dapat mempengaruhi seseorang dalam
bersikap, berprilaku dan berpola fikir serta sebagai sarana untuk
menghargai dan memahami pandangan orang lain dapat diperoleh
dari komunikasi yang dilakukan (Mundakir, 2006).
2.3.4 Proses Komukasi
Komunikasi terjadi bila ada sumber informasi yang merupakan
bahan atau materi yang akan disampaikan oleh komunikator. Sebelum
informasi
disampaikan
komunikator
perlu
melakukan
penyandian
(encoding) untuk mengubah ide dalam otak ke dalam suatu sandi yang
cocok dengan transmiiter. Contoh dari bentuk penyandian ini adalah kata
kata dalam komunikasi nonverbal,anggukan kepala, sentuhan, kontak
mata dan sebagainya. Setelah pesan disandikan kemudian komunikator
menyampaikan pesan kepada penerima pesan (komunikasn) melalui
saluran atau media. Ketepatan komunikan dalam menerima pesan
sangat dipengaruhi oleh kemampuan komunikan dalam melakukan
penafsiran atau decoding disamping juga dipengaruhi oleh faktor
pengganggu (noice). Ketepatan komunikan dalam menafsiran pesan
(decoding) dipengaruhi oleh banyak hal misalnya : pengetahuan,
38
memeperoleh
keefektifan
komunikasi,
seseorang
harus
terjadi
secara
berkesinambungan
dan
terjadi
39
9. Posisi
seseorang
didalam
sistem
sosiokultural
dapat
40
yang
memungkinkan
bahkan
harus
ada
proses
41
hal
antara
lain
sikap,ekspresi
verbal
maupun
meningkatkan
kepercayaan
diri
bagi
komikator,
sumber
yang
bagus
penguasaan
bahasa
seorang
dan
berkualitas.
komunikator
dapat
Dengan
melakukan
42
Saluran
yang
dimaksud
adalah
alat
indra
pesan
yang
disampaikan
dapat
bersifat
informatif,persuasif,dan koerasif.
1.) Informatif adalah bentuk pesan yang memberikan keterangan
keterangan (fakta fakta ) atau pengetahuan pengetahuan bagi
komunikan kemudian komunikan mengambil kesimpulan sendiri.
2.) Persuasif adalah bentuk penyampaian pesan dengan maksud
memepengaruhi
audien/komunikan
untuk
menerima
atau
43
44
45
yang
dimaksud
adalah
alt
indra
(penglihatan,
46
47
Selanjutnya,
tindakan
keperawatan
dan
evaluasi
kalkulasi,
kapasitas
membaca
dan
menulis,
48
barbiturat,
obat
nyeri,
alkohol,
obat
rekreasional.
g. Karakteristik bicara, meliputi koherensi topik; logika dan
relevansi respons; volume; nada dan modulasi suara;
adanya defek bicara, seperti gagap, bicara sangat cepat
atau sangat lambat, interupsi mendadak, bicara tidak jelas,
atau bicara berlebihan atau sangat sedikit bicara; disartia;
memutar balikkan kata;ekolalia ;afasia ;disfasia.
h. Status psikologis, meliputi perubahan nafsu makan, tingkat
energi, motivasi, higiene pribadi, citra diri, harga diri, pola
tidur, dorongan seksual, atau kompetensi; perubahan hidup,
penyalahguaan alkohol atau obat; riwayat psikiatrik,meliputi
awitan, jenis, dan keparahan gejala, dampak terhadap
kemampuan berfungsi, jenis penanganan, dan respon
terhadap penanganan.
i. Hasil uji laboratorium dan uji diagnostic, meliputi kadar
elektrolit serum, skrining teksikologi obat, kadar hemoglobin
49
50
51
No.
1.
Diagnosa Keperawatan
Definisi
Batasan karakteristik
Penurunan kemampuan
- Afasia.
berhubungan dengan
terdekat.
pikiran.
M.Taylor,2010)
- Sirkumstansialitas.
saraf pusat.
- Kesulitan fonasi.
- Disorientasi.
- Ekolalia.
- Gangguan persepsi.
- Flight of idea.
mengidentifikasi objek.
mengatur pembicaraan,
kata.
52
- Tumor otak.
- Perbedaan budaya.
- Kehilangan asosiasi.
- Penurunan sirkulasi
- Mutisme.
keotak.
- Neologisme.
- Perseverasi.
dengan usia.
- Bicara berat.
- Perkembangan.
- Kondisi emosi.
jelas.
- Kendala lingkungan.
- Verbigerasi.
- Kurang informasi.
- Hambatan psikologis.
- Kelemahan system
musculoskeletal,(Judith M.
2.
Wilkinson, 2011).
- Status psikotik.
53
sehingga menyebabkan
tubuh.
- Ketidak mampuan
emosi, (Cynthia M.
- Mengorek luka.
mengungkapkan
Taylor,2010)
- Membakar diri.
menyebabkan cedera
- Gangguan atau
Penganiayaan psikis di
mengurangi keregangan.
berbahaya.
masa kanak-kanak.
- Menggigit.
- Perilaku kekerasan
- Menggaruk.
- Memotong.
- Memasukkan benda
mutilasi diri.
ditubuh.
- Memukul.
sebaya.
- Perilaku labil.
tidak stabil.
54
- Ketidakmampuan
melakukan koping terhadap
3.
Ketidakefektifan pemeliharaan
Ketidakmampuan
- Gangguan persepsitual
peningkatan stres.
- Kurang motivasi
kesehatan berhubungan
mempertahankan status
kesiapan.
dan kognitif.(Cynthia M.
Taylor,2010).
- Ketidakmampuan
berkonsentrasi atau
adekuat.
mengikuti instruksi.
- Penyuluhan kesehatan
terhadap perubahan
- Kerusakan kemampuan
eksternal.
(Lynda Juall.2007).
55
pemeliharaan kesehatan.
- Ketidakmampuan yang
teramati atau dilaporkan
dalam bertanggung jawab
memenuhi kebutuhan
kesehatan dasar dalam
beberapa atau semua area
4.
Ketidakmampuan
pola fungsional.
- Bukti klinis gangguan
melakukan aktivitas
- Kendala lingkungan.
- Ketidakmampuan
mendapatkan perlengkapan
Taylor, 2010).
dan higiene.
mandi.
- Ketidakmampuan untuk
- Ketidakmampuan
merasakan hubungan
spasial.
- Penurunan motivasi
56
5.
bagian tubuh.
- Gannguan
- Ketidakmampuan
muskuloskelektal.
- Kerusakan neuromuscular.
sumber air.
- Nyeri.
- Ketidakmampuan
kognitif.
- Ketidakmampuan
M.Wilkinson,2011).
Hambatan kemampuan
mengeringkan tubuh
Hambatan kemampuan
- Penurunan motivasi.
untuk:
- Ketidaknyamanan.
M.Wilkinson,2011).
- Mengancingkan pakaian.
- Hambatan lingkungan.
berhias diri.
- Mengambil pakaian.
- Keletihan.
- Gangguan
muskuloskelektal.
57
penting.
- Gangguan neuromuscular.
Ketidakmampuan untuk:
- Nyeri.
- Memilih pakaian.
- Mempertahankan
persepsi.
- Ansietas berat.
yang memuaskan.
- Mengambil pakaian.
- Mengenakan pakaian pada
tubuh bagian bawah.
- Mengenakan pakain pada
bagian tubuh atas.
- Mengenakan sepatu.
- Mengenakan kaos kaki.
- Melepaskai pakaian.
- Menggunakan alat Bantu.
58
- Menggunakan ritsleting.
59
No.
1.
Diagnosa keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
1. Dengan memberikan
berhubungan dengan
mampu mengungkapkan
kebutuhannya dengan
kebutuhannya; contohnya,
neurologis
kegelisahan dapat
mengindikasikan kebutuhan
menginterprestasikan
60
dan konkret.
berkemih.
kebutuhan pasien.
2. Minimalkan stimulus
2. Untuk mengurangi
ansietas.
membantu perkembangan
batasan batasannya
sehingga mendorongnya
61
62
63
2.
1. Untuk menunjang
berhubungan dengan
Taylor,2003)
aman.
pada pasien.
2. Untuk memastikan
lingkungan terapeutik.
lingkungan pasien.
menghubungkan perilaku
64
perasaan yang
mendahuluiya. Diskusi
membicarakan perasaan-
kesempatan untuk
mengeksplorasi cara-cara
lain untuk mengatasi
pikiran dan perasaan
negatif.
65
3.
Ketidakefektifan
1. Tentukan kemampuan
1. Pengkajian yang
pemeliharaan kesehatan
pasien untuk
komprehensif memberikan
mempertahankan kesehatan,
mengevaluasi perubahan
kognitif.(Cynthia M.
fungsional di kemudian
Taylor,2003)
hari.
berhubungan dengan
gangguan persepsitual dan
ketergantungan. Laporkan
setiap, tingkat motivasi, dan
tingkat ketergantungan.
Laporkan setiap perubahan.
2. Untuk memfokuskan
pada intervensi.
untuk mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan
dalam mempertahankan
kesehatan (contoh,adanya
66
3. Untuk menurunkan
risiko cedera pasien.
4. Untuk membantu
mereka meningkatkan
pemahaman dan
menatalaksanakan
kesehatannya dengan
baik.
67
4.
1. Observasi,
terpenuhi.
dokumentasikan, dan
perawat dapat
laporkan kemampuan
menyesuaikan tindakan
untuk memenuhi
kebutuhan pasien.
2. Untuk membantu
2. Biarkan pasien
mengungkapkan frustasi,
kemarahan, atau perasaan
mencapai tingkat
fungsional yang tertinggi
sesuai kemampuannya.
3. Memudahkan pasien
untuk mengerti.
4. Demonstrasi ulang
68
5.
dapat mengidentifikasi
meningkatkan
pendemonstrasian ulang.
keluarga.
1. Observasi,
terpenuhi.
dokomentasikan, dan
laporkan kemampuan
menentukan tindakan
berhubungan dengan
gangguan persepsi dan
kognitif.
pasien.
2. Untuk menumbuhkan
2. Ingatkan pasien tentang
69
70
71
2.4.6 Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati)
dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan
Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk :
1. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan
2. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan
3. Meneruskan rencana tindakan keperawatan.
73
AUTISME
1.Reakti
f
2.Persepsi
3.Timbul kemudian
Penatalaksanaan
Diagnosa keperawatan:
1. Hambatan komunikasi
Farmakologi
Membantu
perkembangan
komunikasi
Non
Farmakologi
Membuka bagian-bagian
otak di korteks otak besar
yang sebelumnya
tertutup atau terhambat
sehingga dapat
meningkatkan
komunikasi pada otak
Menggerakkan
anggota tubuh
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
: menimbulkan
: berhubungan