Anda di halaman 1dari 13

PENGUJIAN PARAMETER AIR DAN UDARA

DI DEPOT PENGISIAN PESAWAT UDARA


(DPPU)
SYAMSUDDIN NOOR PT. PERTAMINA
M. Ibrahim Iqbal Wisnu SSP
(H1E111006)
(PERSERO)
Fath Muhammad
(H1E111037)
Sarwwatatwadhika A.D.M. (H1E111203)
Nurul Huda S.
(H1E112005)
Ignatius Caesar Baritoni P. (H1E112209)

M. Ravie Azemy Hernarsi (H1E112031)


Rahmat Pratama Putra
(H1E112041)
Elsa Rahmadayani
(H1E112018)
Aulia Rahma
(H1E113007)
Lidya Elisabet
(H1E113018)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

UCAPAN TERIMAKASIH KAMI UCAPKAN KEPADA :


Rektor Universitas Lambung Mangkurat
Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si, M.Sc.
Dekan Fakultas Teknik Universitas Lambung
Mangkurat
Dr-Ing Yulian Firmana Arifin, S.T., M.T.
Kepala Prodi Teknik Lingkungan Universitas Lambung
Mangkurat
Dr. Rony Riduan., S.T., M.T
Dosen Mata Kuliah Ekotoksikologi
Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah, Amd. Hyp., S.T.,
Mkes.
Anggota Kelompok :
M. Ravie Azemy Hernarsi
M. Ibrahim Iqbal Wisnu SSP
Rahmat Pratama Putra
Fath Muhammad
Ignatius Caesar Baritoni
Sarwwatatwadhika A.D.M.
Parapat
Nurul Huda S.
Aulia Rahma
Elsa Rahmadayani
Lidya Elisabet

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pertumbuha
n Penduduk

Globalisasi

Transportasi
dan
Kebutuhan
Bahan Bakar

Industri
Migas
[1]

RUMUSAN
MASALAH

Apa pengertian Ekotoksikologi?


Bagaimana permasalahan
ekotoksikologi di perusahaan minyak?
Bagaimana upaya penanganan
permasalahan ekotoksikologi di
perusahaan minyak?

TUJUAN
PENELITIA
N

Mengetahui pengertian Ekotoksikologi


Mengetahui permasalahan
ekotoksikologi di perusahaan minyak
Mengetahui upaya penanganan
permasalahan ekotoksikologi di
perusahaan minyak

METODE PENULISAN
Analisa
Kualitatif

Menganalisa
beberapa variabel
yang diteliti dengan
berpedoman pada
beberapa
persyaratan/teori
yang dikemukakan
dalam tinjauan
pustaka, variabel
kajian, data
pendukung baik
primer maupun
sekunder [2]

Analisa
Laboratorium

Analisa
Deskriptif

Hubungan antara
kandungan minyak
dan bahan organik
sedimen dengan
kelimpahan
makrozoobenthos
ditentukan
berdasarkan analisis
regresi linier
sederhana menurut
Sudjana (1986)
dalam [3]

Jenis penelitian
observasional
analitic
environmental
dengan mengambil
sampel dan
dilakukan analisis di
laboratorium dan
hasilnya dianalisis
secara deskriptif
kuantitatif [4]

HASIL PENELITIAN
Kualitas Udara di Area DPPU
No.

Parameter

Satuan

1. Nitrogen

g/Nm3

Dioksida
2. Sulfur Dioksida

g/Nm

3. Debu/TSP

g/Nm

Hasil

Batas

Pengujian
0,1671

Mutu
200

2,5036
76,0

Spesifikasi Mode
SNI-19-7119,2-

900

2005
SNI-19-7119,7-

230

2005
SNI-19-7119,32005

4. Karbon
Monoksida (CO)
5. Kebisingan
6. Temperatur
7. Kelembaban
8. Kecepatan
Angin
9. Arah Angin
10. Cuaca

g/Nm3

62,67

20000

NDIR (I2O5)

dB(A)

53,3

70

Sound Level

C
%RH
m/det

37,1
43,3
0,5

Meter
Termometer
Higrometri
Anemometer

Utara
Cerah

Kompas
Manual

Sumber: Labkes, 2015

HASIL PENELITIAN
Kualitas Udara di Area Pemukiman
No

Parameter

.
1. Nitrogen

Satuan
g/Nm

Dioksida
2. Sulfur Dioksida

g/Nm

3. Debu/TSP

g/Nm

Hasil

Batas

Spesifikasi

Pengujian
0,3158

Mutu
200

Mode
SNI-19-7119,2-

900

2005
SNI-19-7119,7-

230

2005
SNI-19-7119,3-

1,4295
77,8

2005
4. Karbon
Monoksida (CO)
5. Kebisingan
6. Temperatur
7. Kelembaban
8. Kecepatan
Angin
9. Arah Angin
10. Cuaca

g/Nm3

238,1

20000

NDIR (I2O5)

dB(A)

55,4

55

Sound Level

35,2

Meter
Termometer

%RH
m/det

45,1
0,4

Higrometri
Anemometer

Utara

Kompas

Cerah

Manual

Sumber: Labkes, 2015

HASIL PENELITIAN

Kualitas Air Sumur Tanah Dangkal di


Hasil Analisa
Area DPPU
Batas
842-2

No.

Parameter

Maksimum

Satuan

STANDAR
BAKU MUTU

Fisika

1.

Zat Padat Terlarut

mg/L

62,7

1500

2.

(TDS)
Zat Padat Tersuspensi

mg/L

<0,0059

3.

(TSS)
Kekeruhan

NTU

1,4

25

*5,66

6,5-9,0

Kimia

4.

pH

5.

Nitrat (NO3-N)

mg/L

0,1026

10

6.

Besi (Fe)

mg/L

0,0491

1,0

7.

Kesadahan (CaCO3)

mg/L

36,63

500

8.

Minyak dan Lemak

mg/L

<0,005

25

Sumber: Labkes, 2015

HASIL PENELITIAN

Kualitas Air Sumur di Daerah


Pemukiman Terdekat Hasil Analisa
No.

Parameter

Fisika

Satuan

Batas

842-1

Maksimum

1.

Zat Padat Terlarut

mg/L

20,5

1500

2.

(TDS)
Zat Padat

mg/L

<0,0059

NTU

8,42

25

*5,22

6,5-9,0

Tersuspensi (TSS)
3.

Kekeruhan

Kimia

4.

pH

5.

Nitrat (NO3-N)

mg/L

0,9305

10

6.

Besi (Fe)

mg/L

0,0409

1,0

7.

Kesadahan (CaCO3)

mg/L

19,80

500

8.

Minyak dan Lemak

mg/L

<0,005

Sumber: Labkes, 2015

GRAFIK
Minyak dan
Lemak

Grafik 1 Pemantauan UdaraDengan Parameter


NO2

Grafik 2 Pemantauan Air Sumur Dengan


Parameter Minyak dan Lemak

Grafik 3 Pemantauan Air Sumur Dengan

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisa nilai TDS yang diperoleh di area DPPU


dimana berada dibawah ambang batas maksimum baku mutu air
bersih menurut PERMENKES RI NO 416/MENKES/PER/IX/90 yang
mempunyai batas maximum 1500 mg/L. Jika nilai TDS melebihi
ambang batas baku mutu maka dapat membunuh ikan secara
langsung, meningkatkan penyakit dan menurunkan tingkat
pertumbuhan ikan serta perubahan tingkah laku dan penurunan
reproduksi ikan, selain itu, kuantitas makanan alami ikan akan
semakin berkurang [5].
Nilai TSS hasil analisa sebesar >0,0059 mg/L di area DPPU dan
pemukiman penduduk sehingga dapat dikatakan nilai TSS masih
aman berada dibawah ambang batas berdasarkan Peraturan
Pemerintah No.82 Tahun 2001. Apabila nilai TSS lebih tinggi
daripada nilai ambang batas maka padatan tersuspensi bisa
bersifat toksik bila dioksidasi berlebih oleh organisme sehingga
dapat menurunkan konsentrasi oksigen terlarut sampai dapat
menyebabkan kematian pada ikan [5].
Menurut hasil analisa parameter kekeruhan dapat dikatakan layak
atau wajar untuk diminum berdasarkan batas maksimum
PERMENKES RI NO 416/MENKES/PER/IX/90. Apabila nilai kekeruhan

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisa sumur gali dalam areal DPPU memiliki


nilai pH 5,66 (area DPPU) dan pH 5,22 (pemukiman penduduk)
dimana berada diantara batas maksimum baku mutu air 6,5-9,0
(menurut PERMENKES RI NO 416/MENKES/PER/IX/90). Tinggi
rendahnya pH air dapat mempengaruhi rasa air dimana pH kurang
dari 6,5 air akan bersifat asam dan apabila pH melebihi 9 akan
bersifat basa [6].
Berdasarkan hasil analisa, nilai Nitrat (NO3-N) sebesar 0,1026 mg/L
(area DPPU) dan 0,9305 mg/L (pemukiman penduduk) yang
berada di bawah ambang batas sebesar 10 mg/L (menurut
PERMENKES RI NO 416/MENKES/PER/IX/90). Apabila nilai Nitrat
melebihi ambang batas maka berakibat kontaminasi tanaman dan
bahaya kesehatan manusia. Selain itu kadar nitrat yang tinggi di
dalam tanah berakibat terlepasnya nitrat sehingga menyebabkan
kontaminasi air tanah.
Hasil analisa di area DPPU dan pemukiman penduduk
menunjukkan minyak dan lemak berada <0,005 mg/L yang dapat
dikatakan cukup rendah karena hasil pembuangan sisa-sisa
makanan/limbah domestik tidak terlalu banyak dibuang ke
perairan [7].

DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]

Prayitno, Rangga Tirta . 2013. Industri Migas. https://www.scribd.com

[3]

Nurrachmi, Irvina. 2007. Studi Kandungan Minyak dan Struktur Komunitas


Makrozoobenthos di Perairan Sekitar Buangan Limbah Cair Kilang Minyak
Pertamina UP II Dumai. Universitas Riau: Riau

[4]
[5]
[6]
[7]

Rachman, R. M. 2007. Kajian Manajemen Lingkungan Bandar Udara Ahmad


Yani Semarang. Universitas Diponegoro: Semarang

Sulistyono, dkk. 2012. Kajian Dampak Tumpahan Minyak dari Kegiatan


Operasi Kilang Minyak Terhadap Kualitas Air dan Tanah (Studi Kasus Kilang
Minyak Pusdiklat Migas Cepu). Universitas Sebelas Maret: Surakarta
Alabaster, JS dan R.Llyod.1982. Water Quality Criteria for Freshwater Fish.
Second Edition. Food and Agriculture Organizationof United Nations.
Butterworths. London.
Daniy. 2014. Air Bersih. http://daniati16.blogspot.com/2014/02/air-bersih.html
Juju. 2012. Sifat-Sifat Air Limbah.
http://jujubandung.wordpress.com/2012/06/04/sifat-sifat-air-limbah-2/

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai