PENELITIAN
LATAR BELAKANG
Saat seseorang memasuki masa remaja terjadi
berbagai perubahan baik fisik maupun mental. Pada
remaja putri khususnya ditandai dengan dimulainya
siklus menstruasi. Pada masa ini mereka seharusnya
mendapat informasi yang akurat tentang menstruasi.
Informasi tersebut misalnya proses terjadinya
menstruasi, gangguan menstruasi yang mungkin terjadi,
mitos atau kebiasaan yang ada di masyarakat yang
berkaitan dengan menstruasi dan sebagainya. Informasi
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
korelasi dengan pendekatan cross sectional. Variabel
independen penelitian ini adalah tingkat pengetahuan
remaja tentang menstruasi yaitu definisi, proses
terjadinya menstruasi, mitos tentang menstruasi,
definisi, penyebab dan cara penanggulangan
dismenore dengan skala ordinal. Hasil ukurnya
dengan kategori baik, bila skor > 56 % dan kategori
kurang, bila skor < 56 %. Variabel dependen adalah
derajat dismenore yaitu respon remaja terhadap
dismenore dengan skala ordinal. Hasil ukurnya
dengan derajat 1 : nyeri ringan, jarang memerlukan
analgesik dan jarang menganggu aktivitas sehari-hari,
derajat 2 : nyeri sedang, memerlukan analgesik,
aktivitas sehari-hari terganggu tetapi jarang absen dari
sekolah, derajat 3 : nyeri berat, nyeri tidak banyak
berkurang dengan analgesik, tidak dapat melakukan
aktivitas sehari-hari, timbul keluhan vegetatif seperti
nyeri kepala, kelelahan, mual, muntah, dan diare.
Penel iti an ini di laksanakan di sebuah Sekol ah
M enengah Atas di Padang, Sumatera Barat dengan
pengambilan data dilakukan padabulan Maret 2005. Jumlah
populasi 710 orang siswi dengan rumus Lovin didapat
sampel 256 orang siswi. Pengumpulan data dengan
menggunakan kuesioner dan setelah data didapatkan maka
datadiolah dengan analisaunivariat dan bivariat dengan uji
statistik Chi-Square dengan derajat kemaknaan 95 %.
HASIL
Pengambilan data penelitian ini dilaksanakan selama
lima hari di bulan Maret 2005 dengan 256 responden.
Namun setelah data dikumpulkan 11 orang responden
tidak memenuhi kriteria sampel karena tidak mengalami
dismenore sehingga responden menjadi 245 orang.
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan
tentang Menstruasi
Pada Siswi Sekolah Menengah Atas di Padang Tahun 2005
Tingkat Pengetahuan
Baik
205
83.7
Kurang
40
16.3
Jumlah
245
100.0
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Derajat
Dismenore
Pada Siswi Sekolah Menengah Atas di Padang Tahun 2005
Derajat Dismenore
Ringan
182
74.3
Sedang
47
19.2
Berat
16
6.5
Jumah
245
100.0
Tabel 3
Hubungan Pengetahuan Tentang Menstruasi dengan Derajat
Dismenore Pada Siswi Sekolah Menengah Atas di Padang
Tahun 2005
Tingkat
Pengetahuan
Baik
Kurang
Total
Derajat Dismenore
Ringan
Sedang
7.5
Jumlah
Berat
f
25 62.5 12 30.0 40
100
X2 = 115.780
df = 2
p = 0.00
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel
1 bahwa terdapat 83.7% responden sudah mempunyai
pengetahuan yang baik. Pengetahuan responden yang
sudah baik dapat disebabkan karena responden sudah
mendapatkan informasi, salah satunya melalui pelajaran
biologi yang telah mereka dapatkan sejak di Sekolah Dasar
ataupun di Sekolah Menengah Pertama. Bila dikaitkan
fisiologis yang sedang mereka alami. Persiapan mental yang ditunjang dengan pengetahuan yang baik akan
menciptakan kondisi psikis yang mempengaruhi
respon remaja terhadap dismenore tersebut.
Hasil penelitian ini menyarankan kepada para
guru untuk memberi perhatian khusus bagi siswi yang
mengalami dismenore sedang dan berat dengan
melakukan kontak secara rutin antara orangtua siswi
yang menderita dismenore dan guru dalam mengatasi
dampak dismenore tersebut. Selain itu, perlu
kerjasama antara Unit Kesehatan Sekolah dengan
institusi kesehatan ataupun lembaga yang peduli
dengan kesehatan reproduksi remaja dalam
memberikan pendidikan kesehatan bagi remaja.(INR)
KESIMPULAN
Pengetahuan tentang menstruasi, dismenore dan
cara penanggulangannya akan memberikan kesiapan
mental remaja untuk beradaptasi dengan kondisi
KEPUSTAKAAN
Baziad,A, dkk. (1990). Dismenorea aspek patofisiologi
dan penatalaksanaannya. Jakarta : FKUI.
Brunner, L.S., and Suddarth, D.S. (2000).
Keperawatan medikal bedah, Jakarta: EGC.
(Terjemahan)
Hanifa, W.S. (1994). Ilmu kandungan. Edisi 2.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prihardjo.
Malvia, V. (1994). Medical book obstetic and
gynaecology diagnosis and treatment. (8th ed).
New York : Appleton & Lange.
Notoatmodjo, S. (1993). Metodologi penelitian
kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2003) Pendidikan kesehatan dan
ilmu perilaku kesehatan. Jogjakarta : Andi Offset.
Schwarz, B.E. (1989). Dysmenorrhea in gynaecology.
Washington : Addisson.
Tangchai, K. (2004). Dysmenorrh ea in Thai
adolecents : Prevalence, impact and knowledge
of treatment. Volume 12, hal 23-25. Thailand : J
Med Assoc.
Wynn,R. (1979). Obstetric and gynaecology the clinical care. (2nd ed). Philadelpia : Lea and Febiger.