Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DENGAN RESIKO TINGGI DAN KELAINAN

KOGENITAL (ANENSEFALUS)
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 7
EFA RIDAYANTI

NURUL YASINTHA

ANISSA ISTI RANI

RAHMITA

JAYANTI RIDA LESTARI

VANI OLIN ARYSHA

IMELDA YURISTI

MAULANI FITRI

DESI RATNA SARI

NOVITA MAWARNI HARAHAP

YOHANA KORESI SIANTURI

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS


SUMATERA UTARA
2015

BAB I A
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anensefalus ialah otak yang tidak berkembang sempurna disebabkan karena
kegagalan dari tabung saraf untuk menutup pada bagian ujung atasnya yang dapat
mengakibatkan keguguran, janin mati dalam kandungan atau bayi yang mati setelah
dilahirkan.
Untuk pencegahannya diberikan asam folat 400 mikrogram sehari pada wanita
usia subur atau selambat-lambatnya pada wanita yang sedang hamil pada awal
trimester pertama (3 bulan pertama) dimana merupakan saat-saat terpenting
pembentukan tabung saraf. Pemberian dapat berupa suplemen atau asam folat yang
dapat ditemukan dalam makanan dan minuman seperti susu, sereal dan lain-lain.
Penurunan kasus ini akan lebih besar lagi bila lebih banyak wanita usia subur
yang mengkonsumsi asam folat sedini mungkin sebelum pembuahan terjadi. Karena
pembentukan tabung saraf dimulai pada awal trimester pertama maka banyak di
antara ibu-ibu yang tidak menyadari bila mereka telah hamil dan harus segera
mendapat asupan asam folat.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.

Apakah pengertian Anencephalus ?


Apakah Penyebab Anencephalus ?
Bagaimana tanda dan gejala Anencephalus ?
Bagaimana cara pencegahan bayi Anencephalus ?
Bagaimana penatalaksanaan bayi dengan Anencephalus ?

C. Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.

Untuk Mengetahui peengertian Anencephalus


Untuk mengetahui penyebab Anencephalus
Untuk mengetahui tanda dan gejala Anencephalus
Untuk mengetahui cara pencegahan Anencephalus
Untuk mengetahui penatalaksanaan Anencephalus

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Anencephalus
Beberapa pengertian anencephalus menurut beberapa sumber :
1. Annencephalus adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak
dan otak tidak terbentuk. Ancephalus adalah suatu kelainan tabung saraf (suatu
kelainan yang terjadi pada awal perkembangan janin yang menyebabkan
2.

kerusakan pada jaringan pembentuk otak dan korda spinalis).


Anensefalus terjadi jika tabung saraf sebelah atas gagal menutup, tetapi
penyebabnya yang pasti tidak diketahui. penelitian menunjukkan kemungkinan
anensefalus berhubungan dengan racun di lingkungan juga kadar asam folat yang

3.

rendah dalam darah.


Anencephalus adalah kerusakan jaringan saraf pada janin sehingga pembentukan
tulang pelindung otak terganggu. Anencephaly biasanya terjadi 23 dan 26 hari

4.

usia kehamilan.
Anencephalus adalah kerusakan jaringan saraf pada janin sehingga pembentukan

5.

tulang pelindung otak terganggu.


Anencephaly adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan
otak bayi tidak terbentuk. Sisa jaringan otak - biasanya bagian dari batang otak terlindung oleh selaput yang tipis saja.

B.

Etiologi
Kebanyakan bayi yang lahir dengan kelainan bawaan memiliki orang tua yang
jelas-jelas tidak memiliki gangguan kesehatan maupun factor resiko. Sebanyak 60%
kasus kelainan bawaan penyebabnya tidak diketahui, sisanya disebabkan oleh factor
lingkungan atau genetic atau kombinasi dari keduanya. Kelainan struktur atau kelainan
metabolisme terjadi akibat : hilangnya bagian tubuh tertentu, kelainan pembentukan
bagian tubuh tertentu, serta kelainan bawaan pada kimia tubuh. Kelainan metabolisme
biasanya berupa hilangnya enzim atau tidak sempurnanya pembentukan enzim.
Penyebab lain dari kelainan bawaan adalah pemakaian alcohol oleh ibu hamil.
Pemakaian alcohol oleh ibu hamil bisa menyebabkan sindroma alcohol pada janin dan
obat-obat tertentu yang diminum oleh ibu hamil juga bisa menyebabkan kelainan
bawaan. Penyakit Rh, terjadi jika ibu dan bayi memiliki factor Rh yang berbeda juga
dapat meningkatkan kejadian kelainan bawaan pada bayi baru lahir.
Anensefalus terjadi jika tabung saraf sebelah atas gagal menutup, tetapi
penyebabnya yang pasti tidak diketahui. Penelitian menunjukkan kemungkinan

anensefalus berhubungan dengan racun di lingkungan, juga kadar asam folat yang
rendah dalam darah. Anensefalus ditemukan pada 3,6-4,6 dari 10.000 bayi baru lahir.
Resiko terjadinya anensefalus bisa dikurangi dengan cara meningkatkan asupan asam
folat minimal 3 bulan sebelum hamil dan selama kehamilan bulan pertama.
Beberapa factor yang dapat menyebabkan meningkatnya resiko kelainan bawaan:
1.

Faktor teratogenik
Teratogen adalah setiap factor atau bahan yang bisa menyebabkan atau
meningkatkan resiko suatu kelainan bawaan. Radiasi, obat tertentu dan racun
merupakan teratogen. Infeksi pada ibu hamil juga bisa merupakan teratogen.
Beberapa infeksi selama kehamilan yang dapat menyebabkan sejumlah
kelainan bawaan sindroma rubella congenital, infeksi toksoplasmosis pada ibu
hamil, infeksi virus herpes genitalis pada ibu hamil, serta sindroma varicella

2.

congenital
Faktor gizi
Salah satu zat yang penting untuk pertumbuhan janin adalah asam folat.
Kekurangan asam folat bisa meningkatkan resiko terjadinya spina bifida atau
kelainan tabung saraf lainnya. Karena spina bifida bisa terjadi sebelum wanita
menyadari bahwa dia hamil, maka setiap wanita subur sebaiknya

3.

mengkonsumsi asam folat minimal sebanyak 400 mikrogram/hari.


Faktor fisik pada rahim
Di dalam rahim, bayi terendam oleh cairan ketuban yang juga merupakan
pelindung terhadap cedera. Jumlah cairan ketuban yang abnormal, yang bisa
menyebabkan atau menunjukkan kelainan bawaan. Cairan ketuban yang
terlalu sedikit bisa memperngaruhi pertumbuhan paru-paru dan anggota gerak
tubuh atau bisa menunjukkan adanya kelainan ginjal yang memperlambat
proses pembentukan air kemih. Penimbunan cairan ketuban terjadi jika janin
mengalami gangguan menelan, yang bisa disebabkan oleh kelainan otak yang
berat misalnya anensefalus atau atresia esophagus.

4.

Faktor genetic dan kromosom


Beberapa kelainan bawaan merupakan penyakit keturunan yang diwariskan
melalui gen yang abnormal dari salah satu atau kedua orang tua. Gen adalah
pembawa sifat individu yang terdapat di dalam kromosom setiap sel di dalam
tubuh manusia. Jika satu gen hilang atau cacat, bisa terjadi kelainan bawaan.
Kelainan pada jumlah ataupun susunan kromosom juga bisa menyebabkan

kelainan bawaan. Suatu kesalahan yang terjadi selama pembentukan sel telur
atau sperma bisa menyebabkan bayi terlahir dengan kromosom yang terlalu
banyak atau sedikit, atau bayi terlahir dengan kromosom yang telah
mengalami kerusakan. Semakin tua seorang wanita ketika hamil terutama
diatas 35 tahun maka semakin besar kemungkinan terjadinya kelainan
kromosom pada janin yang dikandungnya. Kelainan bawaan yang lainnya
disebabkan oleh mutasi genetic (perubahan pada gen yang bersifat spontan dan
tidak dapat dijelaskan).
C. Patofisiologi
Anencephaly tergolong rumpun cacat bumbung saraf atau neural tube defect
(NTD). Cacat bumbung saraf ini merupakan cacat bawaan pada pembentukan yang
terjadi antara 20 sampai 28 hari setelah pembuahaan sel telur (Sadler 1998). Sel-sel plat
saraf (neural plate) membentuk sistim saraf pada janin. Pada pertumbuhan yang
normal, sel-sel tersebut saling melipat satu sama lainnya untuk membentuk yang
dinamakan bumbung atau tabung saraf (neural tube), yang selanjutnya membentuk
menjadi tulang punggung dan urat sarafnya. Setelah beberapa transformasi (perubahan
bentuk), kutup utama (superior pole) akhirnya terbentuk menjadi otak. Pada kasus
NTD, bumbung saraf ini gagal menutup secara sempurna.
Anencephaly terjadi bila ujung tabung saraf ini gagal menutup. Janin dengan
penyakit ini terlahir tanpa kulit kepala atau cerebellum. Juga tanpa meninges, kedua
belah hemisphere otak dan tempurung kepala (vault of cranium), akan tetapi bagian dari
batang otak biasanya tetap ada. Sisa jaringan otak terlindung oleh selaput yang tipis
saja. Kemungkinan bayinya buta dan tidak ada pergerakan reflek atau hanya beberapa
saja yang berfungsi. Kira-kira bayi anencephaly meninggal pada saat dia dilahirkan,
sedangkan yang selamat pada saat dilahirkan dapat bertahan hidup selama beberapa jam
atau beberapa hari (Jaquier 2006).
D. Faktor Resiko
1. Faktor ibu usia resiko tinggi
2. Riwayat anencephalus pada kehamilan sebelumnya
3. Hamil dengan kadar asam folat rendah
4. Fenilketonuria pada ibu yang tidak terkontrol
5. Kekurangan gizi (malnutrisi)
6. Mengonsumsi alkohol selama masa kehamilan.
E.

Tanda dan Gejala


1. Ibu

2.
a.
b.
c.
d.

Polihidramnion (cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak)


Bayi
Tidak memiliki tulang tengkorak
tidak memiliki otak (hemisfer serebri dan serebelum)
kelainan pada gambaran wajah
kelainan jantung

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Kadar asam lemak dalam serum ibu hamil
2. Amniosentesis (untuk mengetahui adanya peningkatan kadar alfa-fetoprotein)
3. Kadar alfa-fetoprotein meningkat (menunjukkan adanya kelainan tabung saraf)
4. Kadar estriol pada air kemih ibu
5. USG
6. Pemeriksaan anak dengan Ancephalus terkait x akibat stenosis akueduktus.
Riwayat

prematuritas

masa

lalu

dengan

perdarahan

intrakranial,

meningitis/ensefalitis adalah penting untuk pemastian. Bintik cafe-au-lait multipel


dan tanda klinis neutrofil bromatosis lain mengarah pada stenosis akueduktus
sebagai penyebab Ancephalus. Pemeriksaan meliputi infeksi yang cermat, palpasi
dan auskulatasi kepala dan spina. Terapi, terapi untuk Ancephalus tergantung
pada penyebabnya.

G. Diagnosa
Pada palpasi tidak dapat ditentukan dimana letaknya kepala, kedua ujung badan
lunak, tekanan pada tengkorak waktu toucher menyebabkan gerakan yang tak beraturan
dan bunyi jantung menjadi lambat.
1.

Diagnosis antenatal
Diagnosa antenatal umumnya bila ibu hamil dengan faktor resiko kelainan
kongenital.

2.

Diagnosa postnatal
Diagnosis postnatal bila kelainan kongenital sudah positif ditemukan.
Seorang spesialis dengan alat USG yang resolusinya tinggi, dapat mendeteksi

anencephaly pada umur kehamilan 10 minggu. Dalam keadaan kurang menguntungkan,


anencephaly baru dapat diketahui atau diduga pada umur kehamilan 16 minggu.
Tingkat AFP dapat diukur melalui maternal serum screening (tes darah ibu). Kalau
tingkat AFPnya tinggi, maka ada kemungkinan janin menderita kelainan NTD.

Pemeriksaan lebih lanjut perlu dilakukan (USG atau amniocentesis) untuk memastikan
adanya masalah.
Scan mesti dilakukan diantara kehamilan 15 sampai 20 minggu, paling tepat pada
minggu ke-16. Anencephaly adalah kelainan yang dapat dilihat dengan alat USG
dengan sangat mudah. Jika seorang dokter yang ahli melakukan scan pada umur
kehamilan 16 minggu dan ternyata hasil diagnosenya anencephaly, maka kemungkinan
salah diagnose sangat kecil.
Sementara tes darah ibu yang hasil tingkat AFPnya tinggi hanya menunjukkan
bahwa ada risiko lebih tinggi bahwa bayinya memiliki Trisomy 21 atau 18, atau NTD.
Kebanyakan hasil tes darah ibu yang tingkat AFPnya tinggi, ternyata tetap melahirkan
bayi yang sehat. Ini menunjukkan bahwa tes darah saja tidak cukup bukti, sebaiknya
melakukan tes-tes lebih lanjut untuk memastikan apakah bayi Anda menderita salah
satu kelainan tersebut diatas.
Kehamilan dengan bayi anencephaly tidak ada pengaruh apa-apa. Akan tetapi,
pada sekitar 25% wanita yang mengandung anak anencephaly, mengalami
polyhydramnios atau kelebihan air ketuban. Hal ini terjadi, karena reflek untuk menelan
pada si bayi, kadang-kadang tidak berfungsi, sehingga dia tidak dapat menelan air
ketuban seperti halnya dilakukan bayi biasa. Kalau volume air ketuban sangat
kelebihan, akan mengakibatkan perasaan tidak nyaman bagi sang ibu. Ada
kemungkinan bayinya lahir premature atau air ketuban pecah. Untuk mengurangi
kelebihan air ketuban, seorang dokter dapat melakukan amniocentesis. Air ketuban di
sedot dengan syringe, sehingga sang ibu merasa lebih lega.
Tubuh sang bayi sama sekali tidak terpengaruh. Akan tetapi tempurung kepalanya
(vault of cranium) tidak ada mulai dari alis mata ke atas. Separuh dari bagian belakang
kepala biasanya tertutup kulit dan rambut. Jaringan saraf berwarna merah tua hanya
tertutup oleh selaput yang tipis muncul pada bagian atas kepala yang dalam keadaan
terbuka. Besarnya lobang ini berbeda-beda dari satu bayi ke bayi lainnya. Ada
kemungkinan bola mata bayi agak menonjol keluar, diakibatkan oleh karena kelainan
bentuk tengkorak bagian mata, sehingga ucap kali bayi anencephaly dapat julukan
mirip kodok.
H. Bayi Anencephal
Dokter akan mengatakan bahwa anencephaly tidak dapat melihat, mendengar,
merasakan rasa sakit, bahwa ia sekedar hidup saja. Akan tetapi, pernyataan ini sering
tidak sesuai dengan pengalaman keluarga yang pernah mengurus bayi anencephaly.

Bagian otak yang terpengaruh kecacatannya itu berbeda-beda dari satu bayi ke bayi
yang lainnya. Jaringan otak dapat berkembang pada tahap berbeda-beda. Ada bayi yang
bisa menelan, minum, menangis, mendengar, merasakan vibrasi (suara yang keras) dan
ada reaksinya kalau disentuh dan bahkan berreaksi pada sinar. Tetapi yang paling
penting, mereka memberi tanggapan terhadap kasih sayang. Seseorang tidak
memerlukan sebuah otak yang lengkap untuk dapat merasakan kasih sayang yang
diperlukan hanya sebuah hati.
Pada kehamilan yang pada umumnya, kelenjar di bawah otak (pituitary gland)
dan suprarenals atau kelenjar ginjal sang bayi yang membantu merangsang proses
persalinan. Pada bayi anencephaly kelenjar di bawah otak dan kelenjar ginjal ini tidak
ada, atau terhambat pertumbuhannya, sehingga gejala-gejala akan melahirkan sering
tidak muncul dengan sendirinya. Hal ini bisa mengakibatkan ibunya meminta
perangsang persalinan pada masa kehamilannya sudah genap. Berhubung bayi tidak
memiliki tempurung kepala, pada saat melahirkan penting agar air ketuban tidak pecah
selama memungkinkan, sehingga leher rahim bisa membuka dengan tekanan air
ketuban. Kalau air ketuban tidak pecah, proses melahirkan seorang bayi anencephaly
hampir sama dan sama lamanya dengan halnya kelahiran bayi normal. Hasil
pengalaman menunjukkan, bahwa kalau air ketuban sengaja dipecahkan, maka
kemungkinan bayinya lahir dalam keadaan hidup menurun drastis (Jaquier 2006).
I.

Pencegahan
1. Wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat kelainan cacat
2. Usahakan untuk tidak hamil jika usia ibu sudah mencapai 40 tahun.
3. Lakukan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care yang rutin dan usahakan
4.

untuk melakukan USG minimal tiap trimester.


Jalani pola hidup sehat. Hentikan kebiasaan merokok dan hindari asap rokok,
alkohol dan narkoba karena dapat menghambat pertumbuhan janin serta

5.
6.

memperbesar peluang terjadinya kelainan kongenital dan keguguran.


Penuhi kebutuhan akan asam folat.
Hindari asupan vitamin A berdosis tinggi. Vitamin A termasuk jenis vitamin yang
tak larut dalam air tapi larut dalam lemak. Jadi, bila kelebihan akan tertimbun
dalam tubuh. Dampaknya antara lain janin mengalami urogenital abnomali
(terdapat gangguan sistem kencing dalam kelamin), mikrosefali (ukuran kepala

7.

kecil), terdapat gangguan kelenjar adrenal.


Jangan minum sembarang obat baik yang belum ataupun sudah diketahui
memberi efek buruk terhadap janin.

8.

Pilih makanan dan masakan yang sehat. Salah satunya hindari daging yang
dimasak setengah matang (steak atau sate). Dikhawatirkan daging itu masih

9.

membawa kuman penyakit yang membahayakan janin dan ibunya.


Kalau ada infeksi obatilah segera : terutama infeksi TORCH (TOksoplasma,
Rubela, Citomegalo, dan Herpes). Paling baik lakukan tes TORCH pada saat
kehamilan masih direncanakan bukan setelah terjadinya pembuahan. Jika ibu
diketahui sedang terinfeksi pengobatan bisa langsung dilakukan.

J.

Penatalaksanaan pada kehamilan


Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah cacat bawaan. Inilah beberapa
di antaranya:
1.

Wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat kelainan cacat bawaan


hendaknya lebih waspada karena bisa diturunkan secara genetik. Lakukan

2.
3.

konseling genetik sebelum hamil.


Usahakan untuk tidak hamil jika usia ibu sudah mencapai 40 tahun.
Lakukan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care yang rutin, dan usahakan

4.

untuk melakukan USG minimal tiap trimester.


Jalani pola hidup sehat. Hentikan kebiasaan merokok dan hindari asap rokok,
selain juga alkohol dan narkoba karena dapat menghambat pertumbuhan janin
serta memperbesar peluang terjadinya kelainan kongenital dan keguguran.
Kelainan kongenital adalah penyebab keguguran yang paling besar, misalnya jika

5.

paru-paru janin tidak dapat berkembang sempurna.


Penuhi kebutuhan akan asam folat. Dalam pemeriksaan, dokter akan memberi

6.

suplemen asam folat ini.


Hindari asupan vitamin A berdosis tinggi. Vitamin A termasuk jenis vitamin
yang tak larut dalam air, tapi larut dalam lemak. Jadi, bila kelebihan akan
tertimbun dalam tubuh. Dampaknya antara lain janin mengalami urogenital
abnomali (terdapat gangguan sistem kencing dalam kelamin), mikrosefali (ukuran

7.

kepala kecil), terdapat gangguan kelenjar adrenal.


Jangan minum sembarang obat, baik yang belum ataupun sudah diketahui

8.

memberi efek buruk terhadap janin.


Pilih makanan dan masakan yang sehat. Salah satunya, hindari daging yang
dimasak setengah matang (steak atau sate). Dikhawatirkan, daging itu masih

9.

membawa kuman penyakit yang membahayakan janin dan ibunya.


Kalau ada infeksi, obatilah segera : terutama infeksi TORCH (TOksoplasma,
Rubela, Citomegalo, dan Herpes). Paling baik, lakukan tes TORCH pada saat

kehamilan masih direncanakan, bukan setelah terjadinya pembuahan. Jika ibu


diketahui sedang terinfeksi, pengobatan bisa langsung dilakukan.
10. Dianjurkan setiap wanita usia subur yang telah menikah untuk mengkonsumsi
multivitamin yang mengandung 400 mcg asam folat setiap harinya. Sedang
wanita yang pernah melahirkan anak dengan cacat tabung saraf sebelumnya,
dianjurkan untuk mengkonsumsi asam folat yang lebih tinggi yaitu 4 mg saat
sebelum hamil dan selama kehamilannya.
11. Tidak mengkonsumsi alkohol samasekali selama kehamilannya. Alkohol dapat
menimbulkan fetal alcohol syndrome (FAS), yaitu suatu kondisi dimana anak
mengalami gangguan perkembangan, paras wajah yang tidak normal dan
gangguan dari sistem saraf pusat.
12. Saat kehamilan, dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium yang disebut dengan
Alpha Feto-Protein (AFP) untuk melihat adanya kelainan janin, seperti spina
bifida dan anensefalus. Selain itu, tindakan lebih lanjut dapat digunakan dengan
mengambil sampel villi korealis dari janin dan cairan ketuban (amniosentesis),
bagi wanita hamil yang telah berusia di atas 35 tahun, atau pada wanita yang
berisiko tinggi melahirkan bayi cacat.
13. Yang tidak kalah pentingnya adalah melakukan asuhan antenatal secara teratur.
Konsultasikan dengan dokter mengenai penyakit yang Anda derita seperti
diabetes, epilepsi (ayan) dan lainnya, juga obat-obat yang pernah Anda konsumsi
selama kehamilan.
K. Pengaruh Anencephalus pada Persalinan
1. Sering menimbulkan kehamilan serotinus.
2. Biasanya disertai hidramnion.
3. Anak sering lahir dengan letak muka.
4. Badan anak kadang-kadang besar dan menimbulkan kesukaran waktu baru lahir.

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN
ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny R UMUR 23 TAHUN G1 P0 A0 AH0 UK 39+5 MINGGU
DALAM PERSALINAN KALA I FASE AKTIF
DI BPM RINI, Amd. Keb GENTING, TIRTOMULYO, KRETEK, BANTUL
No Register

: 052765

Masuk BPM Tanggal/Jam : 30-03-2013/ Jam 07.00 WIB


Dirawat di Ruang

: Persalinan

PENGKAJIAN DATA
A. Identitas
I.

Tanggal 03-06-2011, Jam 07.00 WIB

IBU

SUAMI

Nama

: Ny. R

Tn. A

Umur

: 23 tahun

26 tahun

Agama

: Islam

Islam

Suku /Bangsa

: Jawa/Indonesia

Jawa/Indonesia

Pendidikan

: SMA

SMA

Pekerjaan : IRT
Alamat

Pegawai swasta
: jln.Cemara indah RT 12/RW 06

No Telpon: 085738045860

081236778890

B. Data Subyektif
1. Alasan kunjungan
Ibu mengatakan mulas-mulas sejak jam 02.00 WIB tanggal 03-10-2011
2. Keluhan utama
- Ibu mengeluh mulas-mulas dan nyeri di bagian pinggul bawah
- Ibu mengatakan ingin meneran dan ingin BAB

3. Riwayat menstruasi
Menarche

: 13 tahun

Siklus

: 28 hari

Lama
Sifat darah

: 5-7 hari
: cair

4. Riwayat Perkawinan
Status pernikahan
Lama

Teratur
Keluhan

: syah
: 1tahun

: Teratur
: Tidak ada

Menikah ke
:1
Usia menikah pertama kali : 22 tahun

Persalinan
Hamil

No

Ke

Umur
Tahun

Tempat

keha

penol

Jenis

JK

ong

milan
1

Nifa

Anak

BB

Kea

daan

Hamil
ini
5. Riwayat obstetrik : GI P0 A0 Ah0

N
o

Jenis
kontrasepsi

Belum

Pasang
Ole Tempa

Tg
l

Keluha
n

Tgl

Oleh

Lepas
Tempa
t

Alasan

pernah
menggunak
an

alat

kontrasepsi
apapun
6. Riwayat kontrasepsi yang digunakan

7 Riwayat Kehamilan sekarang


a. HPHT : 25 Juni 2012
HPL
: 1 April 2013
b. ANC pertama kali umur kehamilan
c. Kunjungan ANC
Trimester I
-

Frekuensi
Keluhan
Terapi

Trimester II

: 5

minggu

: 1x,
Tempat : BPM
: Mual, Nyeri didaerah punggung
: Asam folat , kalsium

Oleh : Bidan

Frekuensi
Keluhan
Terapi

: 2x,
Tempat : BPM
Oleh : Bidan
: Odem pada kaki, Nyeri didaerah punggung
: kalsium, Fe, Vit.C

Trimester III
-

Frekuensi
Keluhan
Terapi

: 2x,
Tempat : BPM
: Sering kencing, susah tidur
: Fe, Vit.C

Oleh : Bidan

d. Imunisasi TT : 3 kali
TT 1 : April 2012
TT 2 : 30 Juli 2012
TT3 : 30 Agustus 2012
TT4 : 3 Maret 2013
TT5 : Belum dilakukan
e. Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan ada gerakan janin lebih dari 20 kali dalam 24 jam
8. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah / sedang diderita (menular, menurun, menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah / tidak sedang menderita penyakit menular seperti
(PMS,TBC,Hepatitis,HIV/AIDS),

penyakit

menurun

seperti

(DM,ASMA,Hipertensi), Penyakit menahun seperti ( Jantung).

b. Penyakit yang pernah / sedang diderita keluarga (menahun, menurun, menahun)


Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu maupun keluarga suami tidak sedang / tidak
pernah menderita penyakit menular seperti (PMS, TBS, HIV/AIDS, Hepatitis),
Penyakit menurun ( DM, ASMA, Hipertensi), penyakit menahun seperti (Jantung).
c. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu maupun keluarga suami tidak mempunyai
riwayat keturunan kembar.
d. Riwayat Operasi
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat operasi apapun.
e. Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak mempunyai alergi obat.
9. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Makan sebelum hamil Makan selama hamil
Frekuensi
: + 3x /hari
Porsi
: 1 piring penuh
Jenis
: nasi, sayur, lauk
Keluhan : tidak ada Keluhan

Frekuensi : + 5x /hari
Porsi
: 1/2 piring
Jenis
: nasi,sayur,lauk
: tidak ada

Pantangan

: tidak ada

Pantangan

: tidak ada

b. Minum sebelum hamil


Frekuensi
: + 7x/hari
Porsi : 1 gelas
Porsi
Jenis : Air putih, teh
Keluhan
: tidak ada
Pantangan
: tidak ada.

Minum selama hamil


Frekuensi :+ 9x/hari
: 1 gelas
Jenis
: Air putih, susu
Keluhan
: tidak ada
Pantangan : tidak ada

c. Pola eliminasi
BAB sebelum hamil
Frekuensi
Konsistensi
Warna : kecoklatan
Keluhan : tidak ada

Frekuensi : 1x/hari
Konsistensi : lembek
: kecoklatan
: tidak ada

BAB selama hamil


: 1-2x/hari
: lembek
Warna
Keluhan

BAK sebelum hamil BAK selama hamil


Frekuensi
: + 5x/hari
Konsistensi
: cair
Warna : kuning jernih
Keluhan : tidak ada Keluhan

Frekuensi : + 8x/hari
Konsistensi : cair
Warna
: kuning jernih
: tidak ada

d. Pola istirahat
Tidur siang sebelum hamil
Lama : tidak ada Lama
Keluhan : tidak ada Keluhan

Tidur siang selama hamil


: 1-2jam/hari
: tidak ada

Tidur malam sebelum hamil


Lama : + 7 jam/hari
Keluhan : tidak ada Keluhan

Tidur malam selama hamil


Lama
: +5-6jam/hari
: tidak ada

e. Personal hygine
Mandi : 2x/hari
Gosok gigi

Ganti pakaian : 2x/hari


: 2x/hari

Keramas

f. Pola seksualitas
Frekuensi

: 1x/minggu

Keluhan

: 3x/minggu
: tidak ada

g. Pola aktivitas
Ibu mengatakan aktivitas ibu sehari-sehari hari mengerjakan pekerjaan rumah tangga
seperti: mencuci, menyapu dan memasak.
10.

Kebiasaan yang mengganggu kesehatan ( merokok, minum jamu, minuman


beralkohol)
Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan yang menggangu kesehatan yaitu seperti
( merokok, minum jamu, minuman beralkohol).

11.

Psikososiospiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluarga, perencanaan


persalinan, pemberian ASI, perawatan bayi, kegiatan ibadah, Kegiatan social, dan

persiapan keuangan ibu dan keluarga)


Ibu mengatakan suami maupun keluarga sangat senang atas kehamilan ini.
Ibu mengatakan ingin merawat kandungannya dengan baik.
Ibu mengatakan taat dalam beribadah.
Ibu mengatakan pernah mengikuti kegiatan social dikampungnya.
Ibu mengatakan penopang perekonomian keluarga adalah suami dan ibu mertua.

12.Pengetahuan ibu ( tentang kehamilan, persalinan dan laktasi)


- Ibu mengatakan sudah mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan.
- Ibu mengatakan sudah mengetahui gizi ibu hamil
- Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang perubahan fisiologis ibu hami trimester 1.
13.Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)
- Ibu mengatakan daerah sekitar rumah bersih jauh dari polusi udara, limbah pabrik dan
-

jauh dari kandang hewan)


Ibu menagatakan mempunyai hewan peliharaan yaitu seperti: kucing dan burung.

C. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum
: Lemah
Kesadaran
: Composmetis
Status emosional
: Stabil
Tanda vital sign
Tekanan darah : 110/70
Nadi
: 82x/menit
Pernafasan
: 20x/menit
Suhu
: 36,5 oC
Berat badan
: 59 kg
Tinggi badan : 156 cm
Berat badan sebelum hamil
: 50 kg
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala
: Mesocepal, tidak ada nyeri tekan,tidak ada massa
Rambut

: panjang, lurus, hitam, tidak ada massa

Muka: oval, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada bekas luka, tidak oedem
Mata : simetris, tidak ada tanda tanda infeksi, konjung tiva merah muda, sclera tidak
ikterik dan penglihatan baik.
Telinga

:simetris,

bersih,

terdapat

gendang

dan

lubang

telinga,

pendengaran baik.
Hidung

:simetris, tidak ada polip, tidak secret, tidak ada pernafasan

cuping hidung.
Mulut
lidah bersih.

: simetris, tidak ada karies pada gigi, tidak ada gusi berdarah,

Leher: tidak ada pembengkakan kelenjar parotis, tyroid, limfe dan tidak ada
pembesaran kelenjar vena jugularis.
Dada : Simetris, tidak ada bunyi wezzing, tidak ada retraksi dinding dada.
Payudara

: simetris, putting susu menonjol, hiperpigmentasi pada areola

mamae, dan tidak ada nyeri tekan, colustrom keluar


Abdomen

: tidak ada bekas luka operasi, ada strie albican dan linea nigra

Palpasi Loepold
Leopold I : TFU = 2 jari dibawah px, bagian fundus teraba lunak, bulat dan tidak
Leopold II

melenting (bokong)
: Bagian kanan perut ibu teraba keras, memanjang, ada tahanan
(punggung),
bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil-kecil janin (ekstremitas)

Leopold III : Bagian terendah janin teraba lunak, bergelombang, dan berdenyut
(kepala)
Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk panggul bagian (divergen)
Palpasi supra pubic
: 3/5 bagian
Osborn test
: tidak dilakukan
TFU menurut Mc. Donal : 34 cm,
TBJ : (34-11) x 155 = 3565 gram
Auskultasi Djj : 134 x/ Menit, teratur, tempat punctum maksimum kanan bawah umbilical
His

ibu
: 4x/10menit /40 detik

Estremitas Atas :Simetris, tidak ada oedem, jumlah jari lengkap,gerakan aktif, tidak sianosis
Ekstermitas Bawah : Simetris,tidak ada oedem, tidak ada varises, reflek patella kaki kanan
dan kiri positif
Genetalia Luar : Tidak ada pembesaran kelenjar batolini, tidak ada varises, tidak ada odema
Genitalia Dalam: Bersih ,tidak ada pembesaran kelenjar bartoloni
Anus
: Tidak ada hemoroid
Pemeriksan Panggul ( Bila perlu): tidak diakukan
Pemeriksaan Dalam: ke I
Tanggal: 30- 03-2013, pkl: 07.00 Wib
Indikasi :Ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah dan pengen meneran
Tujuan : untuk mengetahui apakah ibu sudah memasuki proses persalinan
Hasil

:Vagina uretra tenang, dinding vagina licin, porsio tipis, pembukaan 7 cm, selaput
ketuban utuh, presentasi belakang kepala, kepala teraba lunak, bergelombang, dan
serasa berdenyut, STLD +, AK -

3. Pemeriksaan Penunjang

Tidak Ada
4.
-

Data Hasil Pemeriksaan


Hb : 11,5 gr%
Protein Urine
Glukosa Urine

: Negatif
: Negatif

II. INTERPRETASI DATA


A. Diangnosa kebidanan
Seorang ibu Ny R umur 23 tahun G1 P0 A0 Ah0 umur kehamilan 39 +5 minggu janin
tunggal, hidup intra uterin, preskep dalam persalinan kala I fase aktif dengan
anencephalus
Data dasar
Data subyektif :
- Ibu mengatakan umur 23 tahun
- Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan pertama dan belum pernah keguguran
- Ibu mengatakan hari terahir haid tanggal 25-juni-2012
Data Obyektif :
KU
: baik,
TTV
: TD: 110/70
N
:82/menit
Djj
: 134/menit
Palpasi Leopold :
Leopold I
: bokong
Leopold II
: puka

Kesadaran : Composmetis
R
: 23/menit
S
: 36,5oC

Leopold III

: preskep, teraba lunak, bergelombang, dan berdenyut (kepala)

Leopold IV

: divergen

Data Hasil Pemeriksaan


-

Hb
Protein Urine
Glukosa Urine

: 11,5 gr%
: Negatif
: Negatif

B.Masalah
Ibu merasa cemas menghadapi persalianan
Data Dasar :
DS: Ibu mengatakan merasa kwatir dengan keadaanya dan janinya
DO: Ibu terliat cemas dan gelisah

III. IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL


Hidramnion, Fetal Distress
IV. TINDAKAN SEGERA
a. Mandiri
- Berikan ibu dukungan dalam menghadapi persalinan
- Berikan oksigen kanul nasal 3 mL/menit
- Memasang infus
b. Kolaborasi
- Berkolaborasi dengan dokter SPOG
c. Merujuk
- Merujuk kefasilitas pelayanaan kesehatan yang memadai dan mempunyai perawatan
neonatus

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

1.

V. PERENCANAAN
Tanggal, 30-03-2013, Jam 07.30 WIB
Beritahu pada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
Beritahu pada ibu dan keluarga inform consent dan inform choice bahwa ibu akan di
rujuk
Observasi keadaan ibu setiap 15 menit
Pasang oksigen dan infus
Ajarkan ibu teknik relaksasi dan miring ke kiri
Berikan ibu makan dan minum
Berikan ibu dukungan
Dampingi ibu saat merujuk
Dokumentasikan tindakan yang dilakukan
VI. PELAKSANAAN
Tanggal, 30-03-2013, Jam 08.00 WIB
Memberitahu pada ibu dan keluarga hasil pemerikasaan yaitu TD = 110/70 mmHg, S =
36,50C, N = 82x/menit, R = 23 x/menit,

pembukaan 7cm, DJJ = 134 x/menit,

presentasi kepala tetapi terdapat kelainan pada kepala bayi, kepala bayi teraba lunak,
2.

berdenyut, dan bergelombang. Keadaan ibu dalam keadaan lemah.


Memberitahu pada ibu dan keluarga inform consent dan inform choice bahwa ibu akan
di rujuk ke fasilitas yang lebih memadai untuk dilakukan persalinan oleh dokter obgin.
Memberikan pilihan fasilitas kesehatan pada keluarga ingin memilih rumah sakit yang

3.

diinginkan.
Mengobservasi keadaan ibu setiap 15 menit seperti tekanan darah, nadi, pernafasan,

4.

DJJ, dan His untuk memastikan keadaan ibu baik saat akan dilakukan rujukan
Memasang oksigen pada ibu, jika ibu mengalami kesulitan bernafas untuk memenuhi
kebutuhan oksigen ibu dan janin, dan memasang infus dengan jarum berukuran besar
untuk intake cairan dan mengantisipasi jika terjadi kegawatdaruratan ibu dan janin.

5.

Mengajarkan ibu teknik relaksasi yaitu tarik nafas dalam dan keluarkan dari mulut
secara berlahan- lahan. bila terasa mules dan menganjurkan ibu untuk tidak mengedan
terlebih dahulu supaya vaginanya tidak bengkak.dan menganjurkan ibu untuk miring ke

6.

kiri
Berikan ibu makan dan minum untuk menambah kekuatan ibu, dan agar ibu tidak

7.

lemas
Memberikan dukungan dan semangat pada ibu agar ibu lebih sabar dan menerima

8.
9.

kelahiran bayinya, dan menganjurkan keluarga untuk mendampingi ibu


Mendampingi ibu saat merujuk ke fasilitas kesehatan.
Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan

VII. EVALUASI
Tanggal, 30-03-2013, Jam 08.30 WIB
1.
Ibu mengerti hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, ditandai dengan ibu mampu
2.

mengulang kembali penjelasan yang telah diberikan.


Ibu dan keluarga sudah mengerti keadaan ibu, ibu dan keluarga bersedia untuk dirujuk

3.

ke fasilitas kesehatan dan keluarga sudah menentukan rumah sakit yang diinginkan.
Observasi sudah dilakukan. TD = 100/70 mmHg, N = 84 x/menit, R = 24 x/menit, DJJ

4.
5.

= 136 x/menit, His = 4x/10/40


Ibu sudah dipasang oksigen nasal 3L/menit dan sudah dipasang infus.
Ibu sudah mengerti teknik relaksasi, ditandai dengan ibu dapat melakukan teknik

6.
7.
8.

relaksasi
Ibu sudah makan habis porsi dan minum 1 gelas
Ibu tampak lebih tenang setelah diberi dukungan
Mendampingi ibu sampai tempat rujukan, ibu dirujuk tanggal 30 Maret 2013, pukul
08.30 WIB dengan alasan merujuk Ibu hamil pertama dan kemungkinan janin
anencephalus karena pada VT presentasi kepala tetapi kepala teraba lunak,

9.

bergelombang, berdenyut dan kemungkinan hidramnion.


Dokumentasi sudah dilakukan

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anencepalus merupakan cacat bawaan yang merupakan sebab penting dari
kelahiran mati. Kelainan cacat bawaan dipengaruhi oleh umur, paritas, bangsa ibu, dan juga
oleh jenis kelamin janin. Pencegahan dini sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya
kematian bayi akibat Anencephalus seperti pemeriksaan antenatal yang rutin dan teratur,
pemberian dan pemakaian konsumsi vitamin dan suplemen selama hamil, factor nutrisi
dengan gizi seimbang, serta gaya hidup dan lingkungan sekitar tempat tinggal ibu sangat
mempengaruhi janin menderita Anencephalus
B.

Saran
Kepada mahasisiwi kebidanan agar lebih dapat memahami jenis kelainan yang

menyertai kehamilan dan persalinan khususnya anencephalus.


Bagi petugas kesehatan khususnya bidan dapat mengetahui tindak lanjut penanganan
anencephalus yang menyertai kehamilan dan persalinan, dan bidan dapat mengenali tanda
dan gejala terjadinya anencephalus dalam kehamilan dan persalinan.

DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.
1984. Obstetri Patologi. Bandung : Elstar Offset
Sastrawinata,Sulaiman. 2003. Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi, E/2. Jakarta :
EGC
http://www.planetkimia.com/2012/08/anencephaly-a-baby-without-brain/
tanggal 30 maret 2013

diunduh

pada

Anda mungkin juga menyukai