KOGENITAL (ANENSEFALUS)
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 7
EFA RIDAYANTI
NURUL YASINTHA
RAHMITA
IMELDA YURISTI
MAULANI FITRI
BAB I A
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anensefalus ialah otak yang tidak berkembang sempurna disebabkan karena
kegagalan dari tabung saraf untuk menutup pada bagian ujung atasnya yang dapat
mengakibatkan keguguran, janin mati dalam kandungan atau bayi yang mati setelah
dilahirkan.
Untuk pencegahannya diberikan asam folat 400 mikrogram sehari pada wanita
usia subur atau selambat-lambatnya pada wanita yang sedang hamil pada awal
trimester pertama (3 bulan pertama) dimana merupakan saat-saat terpenting
pembentukan tabung saraf. Pemberian dapat berupa suplemen atau asam folat yang
dapat ditemukan dalam makanan dan minuman seperti susu, sereal dan lain-lain.
Penurunan kasus ini akan lebih besar lagi bila lebih banyak wanita usia subur
yang mengkonsumsi asam folat sedini mungkin sebelum pembuahan terjadi. Karena
pembentukan tabung saraf dimulai pada awal trimester pertama maka banyak di
antara ibu-ibu yang tidak menyadari bila mereka telah hamil dan harus segera
mendapat asupan asam folat.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
C. Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Anencephalus
Beberapa pengertian anencephalus menurut beberapa sumber :
1. Annencephalus adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak
dan otak tidak terbentuk. Ancephalus adalah suatu kelainan tabung saraf (suatu
kelainan yang terjadi pada awal perkembangan janin yang menyebabkan
2.
3.
4.
usia kehamilan.
Anencephalus adalah kerusakan jaringan saraf pada janin sehingga pembentukan
5.
B.
Etiologi
Kebanyakan bayi yang lahir dengan kelainan bawaan memiliki orang tua yang
jelas-jelas tidak memiliki gangguan kesehatan maupun factor resiko. Sebanyak 60%
kasus kelainan bawaan penyebabnya tidak diketahui, sisanya disebabkan oleh factor
lingkungan atau genetic atau kombinasi dari keduanya. Kelainan struktur atau kelainan
metabolisme terjadi akibat : hilangnya bagian tubuh tertentu, kelainan pembentukan
bagian tubuh tertentu, serta kelainan bawaan pada kimia tubuh. Kelainan metabolisme
biasanya berupa hilangnya enzim atau tidak sempurnanya pembentukan enzim.
Penyebab lain dari kelainan bawaan adalah pemakaian alcohol oleh ibu hamil.
Pemakaian alcohol oleh ibu hamil bisa menyebabkan sindroma alcohol pada janin dan
obat-obat tertentu yang diminum oleh ibu hamil juga bisa menyebabkan kelainan
bawaan. Penyakit Rh, terjadi jika ibu dan bayi memiliki factor Rh yang berbeda juga
dapat meningkatkan kejadian kelainan bawaan pada bayi baru lahir.
Anensefalus terjadi jika tabung saraf sebelah atas gagal menutup, tetapi
penyebabnya yang pasti tidak diketahui. Penelitian menunjukkan kemungkinan
anensefalus berhubungan dengan racun di lingkungan, juga kadar asam folat yang
rendah dalam darah. Anensefalus ditemukan pada 3,6-4,6 dari 10.000 bayi baru lahir.
Resiko terjadinya anensefalus bisa dikurangi dengan cara meningkatkan asupan asam
folat minimal 3 bulan sebelum hamil dan selama kehamilan bulan pertama.
Beberapa factor yang dapat menyebabkan meningkatnya resiko kelainan bawaan:
1.
Faktor teratogenik
Teratogen adalah setiap factor atau bahan yang bisa menyebabkan atau
meningkatkan resiko suatu kelainan bawaan. Radiasi, obat tertentu dan racun
merupakan teratogen. Infeksi pada ibu hamil juga bisa merupakan teratogen.
Beberapa infeksi selama kehamilan yang dapat menyebabkan sejumlah
kelainan bawaan sindroma rubella congenital, infeksi toksoplasmosis pada ibu
hamil, infeksi virus herpes genitalis pada ibu hamil, serta sindroma varicella
2.
congenital
Faktor gizi
Salah satu zat yang penting untuk pertumbuhan janin adalah asam folat.
Kekurangan asam folat bisa meningkatkan resiko terjadinya spina bifida atau
kelainan tabung saraf lainnya. Karena spina bifida bisa terjadi sebelum wanita
menyadari bahwa dia hamil, maka setiap wanita subur sebaiknya
3.
4.
kelainan bawaan. Suatu kesalahan yang terjadi selama pembentukan sel telur
atau sperma bisa menyebabkan bayi terlahir dengan kromosom yang terlalu
banyak atau sedikit, atau bayi terlahir dengan kromosom yang telah
mengalami kerusakan. Semakin tua seorang wanita ketika hamil terutama
diatas 35 tahun maka semakin besar kemungkinan terjadinya kelainan
kromosom pada janin yang dikandungnya. Kelainan bawaan yang lainnya
disebabkan oleh mutasi genetic (perubahan pada gen yang bersifat spontan dan
tidak dapat dijelaskan).
C. Patofisiologi
Anencephaly tergolong rumpun cacat bumbung saraf atau neural tube defect
(NTD). Cacat bumbung saraf ini merupakan cacat bawaan pada pembentukan yang
terjadi antara 20 sampai 28 hari setelah pembuahaan sel telur (Sadler 1998). Sel-sel plat
saraf (neural plate) membentuk sistim saraf pada janin. Pada pertumbuhan yang
normal, sel-sel tersebut saling melipat satu sama lainnya untuk membentuk yang
dinamakan bumbung atau tabung saraf (neural tube), yang selanjutnya membentuk
menjadi tulang punggung dan urat sarafnya. Setelah beberapa transformasi (perubahan
bentuk), kutup utama (superior pole) akhirnya terbentuk menjadi otak. Pada kasus
NTD, bumbung saraf ini gagal menutup secara sempurna.
Anencephaly terjadi bila ujung tabung saraf ini gagal menutup. Janin dengan
penyakit ini terlahir tanpa kulit kepala atau cerebellum. Juga tanpa meninges, kedua
belah hemisphere otak dan tempurung kepala (vault of cranium), akan tetapi bagian dari
batang otak biasanya tetap ada. Sisa jaringan otak terlindung oleh selaput yang tipis
saja. Kemungkinan bayinya buta dan tidak ada pergerakan reflek atau hanya beberapa
saja yang berfungsi. Kira-kira bayi anencephaly meninggal pada saat dia dilahirkan,
sedangkan yang selamat pada saat dilahirkan dapat bertahan hidup selama beberapa jam
atau beberapa hari (Jaquier 2006).
D. Faktor Resiko
1. Faktor ibu usia resiko tinggi
2. Riwayat anencephalus pada kehamilan sebelumnya
3. Hamil dengan kadar asam folat rendah
4. Fenilketonuria pada ibu yang tidak terkontrol
5. Kekurangan gizi (malnutrisi)
6. Mengonsumsi alkohol selama masa kehamilan.
E.
2.
a.
b.
c.
d.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Kadar asam lemak dalam serum ibu hamil
2. Amniosentesis (untuk mengetahui adanya peningkatan kadar alfa-fetoprotein)
3. Kadar alfa-fetoprotein meningkat (menunjukkan adanya kelainan tabung saraf)
4. Kadar estriol pada air kemih ibu
5. USG
6. Pemeriksaan anak dengan Ancephalus terkait x akibat stenosis akueduktus.
Riwayat
prematuritas
masa
lalu
dengan
perdarahan
intrakranial,
G. Diagnosa
Pada palpasi tidak dapat ditentukan dimana letaknya kepala, kedua ujung badan
lunak, tekanan pada tengkorak waktu toucher menyebabkan gerakan yang tak beraturan
dan bunyi jantung menjadi lambat.
1.
Diagnosis antenatal
Diagnosa antenatal umumnya bila ibu hamil dengan faktor resiko kelainan
kongenital.
2.
Diagnosa postnatal
Diagnosis postnatal bila kelainan kongenital sudah positif ditemukan.
Seorang spesialis dengan alat USG yang resolusinya tinggi, dapat mendeteksi
Pemeriksaan lebih lanjut perlu dilakukan (USG atau amniocentesis) untuk memastikan
adanya masalah.
Scan mesti dilakukan diantara kehamilan 15 sampai 20 minggu, paling tepat pada
minggu ke-16. Anencephaly adalah kelainan yang dapat dilihat dengan alat USG
dengan sangat mudah. Jika seorang dokter yang ahli melakukan scan pada umur
kehamilan 16 minggu dan ternyata hasil diagnosenya anencephaly, maka kemungkinan
salah diagnose sangat kecil.
Sementara tes darah ibu yang hasil tingkat AFPnya tinggi hanya menunjukkan
bahwa ada risiko lebih tinggi bahwa bayinya memiliki Trisomy 21 atau 18, atau NTD.
Kebanyakan hasil tes darah ibu yang tingkat AFPnya tinggi, ternyata tetap melahirkan
bayi yang sehat. Ini menunjukkan bahwa tes darah saja tidak cukup bukti, sebaiknya
melakukan tes-tes lebih lanjut untuk memastikan apakah bayi Anda menderita salah
satu kelainan tersebut diatas.
Kehamilan dengan bayi anencephaly tidak ada pengaruh apa-apa. Akan tetapi,
pada sekitar 25% wanita yang mengandung anak anencephaly, mengalami
polyhydramnios atau kelebihan air ketuban. Hal ini terjadi, karena reflek untuk menelan
pada si bayi, kadang-kadang tidak berfungsi, sehingga dia tidak dapat menelan air
ketuban seperti halnya dilakukan bayi biasa. Kalau volume air ketuban sangat
kelebihan, akan mengakibatkan perasaan tidak nyaman bagi sang ibu. Ada
kemungkinan bayinya lahir premature atau air ketuban pecah. Untuk mengurangi
kelebihan air ketuban, seorang dokter dapat melakukan amniocentesis. Air ketuban di
sedot dengan syringe, sehingga sang ibu merasa lebih lega.
Tubuh sang bayi sama sekali tidak terpengaruh. Akan tetapi tempurung kepalanya
(vault of cranium) tidak ada mulai dari alis mata ke atas. Separuh dari bagian belakang
kepala biasanya tertutup kulit dan rambut. Jaringan saraf berwarna merah tua hanya
tertutup oleh selaput yang tipis muncul pada bagian atas kepala yang dalam keadaan
terbuka. Besarnya lobang ini berbeda-beda dari satu bayi ke bayi lainnya. Ada
kemungkinan bola mata bayi agak menonjol keluar, diakibatkan oleh karena kelainan
bentuk tengkorak bagian mata, sehingga ucap kali bayi anencephaly dapat julukan
mirip kodok.
H. Bayi Anencephal
Dokter akan mengatakan bahwa anencephaly tidak dapat melihat, mendengar,
merasakan rasa sakit, bahwa ia sekedar hidup saja. Akan tetapi, pernyataan ini sering
tidak sesuai dengan pengalaman keluarga yang pernah mengurus bayi anencephaly.
Bagian otak yang terpengaruh kecacatannya itu berbeda-beda dari satu bayi ke bayi
yang lainnya. Jaringan otak dapat berkembang pada tahap berbeda-beda. Ada bayi yang
bisa menelan, minum, menangis, mendengar, merasakan vibrasi (suara yang keras) dan
ada reaksinya kalau disentuh dan bahkan berreaksi pada sinar. Tetapi yang paling
penting, mereka memberi tanggapan terhadap kasih sayang. Seseorang tidak
memerlukan sebuah otak yang lengkap untuk dapat merasakan kasih sayang yang
diperlukan hanya sebuah hati.
Pada kehamilan yang pada umumnya, kelenjar di bawah otak (pituitary gland)
dan suprarenals atau kelenjar ginjal sang bayi yang membantu merangsang proses
persalinan. Pada bayi anencephaly kelenjar di bawah otak dan kelenjar ginjal ini tidak
ada, atau terhambat pertumbuhannya, sehingga gejala-gejala akan melahirkan sering
tidak muncul dengan sendirinya. Hal ini bisa mengakibatkan ibunya meminta
perangsang persalinan pada masa kehamilannya sudah genap. Berhubung bayi tidak
memiliki tempurung kepala, pada saat melahirkan penting agar air ketuban tidak pecah
selama memungkinkan, sehingga leher rahim bisa membuka dengan tekanan air
ketuban. Kalau air ketuban tidak pecah, proses melahirkan seorang bayi anencephaly
hampir sama dan sama lamanya dengan halnya kelahiran bayi normal. Hasil
pengalaman menunjukkan, bahwa kalau air ketuban sengaja dipecahkan, maka
kemungkinan bayinya lahir dalam keadaan hidup menurun drastis (Jaquier 2006).
I.
Pencegahan
1. Wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat kelainan cacat
2. Usahakan untuk tidak hamil jika usia ibu sudah mencapai 40 tahun.
3. Lakukan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care yang rutin dan usahakan
4.
5.
6.
7.
8.
Pilih makanan dan masakan yang sehat. Salah satunya hindari daging yang
dimasak setengah matang (steak atau sate). Dikhawatirkan daging itu masih
9.
J.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN
ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny R UMUR 23 TAHUN G1 P0 A0 AH0 UK 39+5 MINGGU
DALAM PERSALINAN KALA I FASE AKTIF
DI BPM RINI, Amd. Keb GENTING, TIRTOMULYO, KRETEK, BANTUL
No Register
: 052765
: Persalinan
PENGKAJIAN DATA
A. Identitas
I.
IBU
SUAMI
Nama
: Ny. R
Tn. A
Umur
: 23 tahun
26 tahun
Agama
: Islam
Islam
Suku /Bangsa
: Jawa/Indonesia
Jawa/Indonesia
Pendidikan
: SMA
SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat
Pegawai swasta
: jln.Cemara indah RT 12/RW 06
No Telpon: 085738045860
081236778890
B. Data Subyektif
1. Alasan kunjungan
Ibu mengatakan mulas-mulas sejak jam 02.00 WIB tanggal 03-10-2011
2. Keluhan utama
- Ibu mengeluh mulas-mulas dan nyeri di bagian pinggul bawah
- Ibu mengatakan ingin meneran dan ingin BAB
3. Riwayat menstruasi
Menarche
: 13 tahun
Siklus
: 28 hari
Lama
Sifat darah
: 5-7 hari
: cair
4. Riwayat Perkawinan
Status pernikahan
Lama
Teratur
Keluhan
: syah
: 1tahun
: Teratur
: Tidak ada
Menikah ke
:1
Usia menikah pertama kali : 22 tahun
Persalinan
Hamil
No
Ke
Umur
Tahun
Tempat
keha
penol
Jenis
JK
ong
milan
1
Nifa
Anak
BB
Kea
daan
Hamil
ini
5. Riwayat obstetrik : GI P0 A0 Ah0
N
o
Jenis
kontrasepsi
Belum
Pasang
Ole Tempa
Tg
l
Keluha
n
Tgl
Oleh
Lepas
Tempa
t
Alasan
pernah
menggunak
an
alat
kontrasepsi
apapun
6. Riwayat kontrasepsi yang digunakan
Frekuensi
Keluhan
Terapi
Trimester II
: 5
minggu
: 1x,
Tempat : BPM
: Mual, Nyeri didaerah punggung
: Asam folat , kalsium
Oleh : Bidan
Frekuensi
Keluhan
Terapi
: 2x,
Tempat : BPM
Oleh : Bidan
: Odem pada kaki, Nyeri didaerah punggung
: kalsium, Fe, Vit.C
Trimester III
-
Frekuensi
Keluhan
Terapi
: 2x,
Tempat : BPM
: Sering kencing, susah tidur
: Fe, Vit.C
Oleh : Bidan
d. Imunisasi TT : 3 kali
TT 1 : April 2012
TT 2 : 30 Juli 2012
TT3 : 30 Agustus 2012
TT4 : 3 Maret 2013
TT5 : Belum dilakukan
e. Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan ada gerakan janin lebih dari 20 kali dalam 24 jam
8. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah / sedang diderita (menular, menurun, menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah / tidak sedang menderita penyakit menular seperti
(PMS,TBC,Hepatitis,HIV/AIDS),
penyakit
menurun
seperti
Frekuensi : + 5x /hari
Porsi
: 1/2 piring
Jenis
: nasi,sayur,lauk
: tidak ada
Pantangan
: tidak ada
Pantangan
: tidak ada
c. Pola eliminasi
BAB sebelum hamil
Frekuensi
Konsistensi
Warna : kecoklatan
Keluhan : tidak ada
Frekuensi : 1x/hari
Konsistensi : lembek
: kecoklatan
: tidak ada
Frekuensi : + 8x/hari
Konsistensi : cair
Warna
: kuning jernih
: tidak ada
d. Pola istirahat
Tidur siang sebelum hamil
Lama : tidak ada Lama
Keluhan : tidak ada Keluhan
e. Personal hygine
Mandi : 2x/hari
Gosok gigi
Keramas
f. Pola seksualitas
Frekuensi
: 1x/minggu
Keluhan
: 3x/minggu
: tidak ada
g. Pola aktivitas
Ibu mengatakan aktivitas ibu sehari-sehari hari mengerjakan pekerjaan rumah tangga
seperti: mencuci, menyapu dan memasak.
10.
11.
C. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum
: Lemah
Kesadaran
: Composmetis
Status emosional
: Stabil
Tanda vital sign
Tekanan darah : 110/70
Nadi
: 82x/menit
Pernafasan
: 20x/menit
Suhu
: 36,5 oC
Berat badan
: 59 kg
Tinggi badan : 156 cm
Berat badan sebelum hamil
: 50 kg
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala
: Mesocepal, tidak ada nyeri tekan,tidak ada massa
Rambut
Muka: oval, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada bekas luka, tidak oedem
Mata : simetris, tidak ada tanda tanda infeksi, konjung tiva merah muda, sclera tidak
ikterik dan penglihatan baik.
Telinga
:simetris,
bersih,
terdapat
gendang
dan
lubang
telinga,
pendengaran baik.
Hidung
cuping hidung.
Mulut
lidah bersih.
: simetris, tidak ada karies pada gigi, tidak ada gusi berdarah,
Leher: tidak ada pembengkakan kelenjar parotis, tyroid, limfe dan tidak ada
pembesaran kelenjar vena jugularis.
Dada : Simetris, tidak ada bunyi wezzing, tidak ada retraksi dinding dada.
Payudara
: tidak ada bekas luka operasi, ada strie albican dan linea nigra
Palpasi Loepold
Leopold I : TFU = 2 jari dibawah px, bagian fundus teraba lunak, bulat dan tidak
Leopold II
melenting (bokong)
: Bagian kanan perut ibu teraba keras, memanjang, ada tahanan
(punggung),
bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil-kecil janin (ekstremitas)
Leopold III : Bagian terendah janin teraba lunak, bergelombang, dan berdenyut
(kepala)
Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk panggul bagian (divergen)
Palpasi supra pubic
: 3/5 bagian
Osborn test
: tidak dilakukan
TFU menurut Mc. Donal : 34 cm,
TBJ : (34-11) x 155 = 3565 gram
Auskultasi Djj : 134 x/ Menit, teratur, tempat punctum maksimum kanan bawah umbilical
His
ibu
: 4x/10menit /40 detik
Estremitas Atas :Simetris, tidak ada oedem, jumlah jari lengkap,gerakan aktif, tidak sianosis
Ekstermitas Bawah : Simetris,tidak ada oedem, tidak ada varises, reflek patella kaki kanan
dan kiri positif
Genetalia Luar : Tidak ada pembesaran kelenjar batolini, tidak ada varises, tidak ada odema
Genitalia Dalam: Bersih ,tidak ada pembesaran kelenjar bartoloni
Anus
: Tidak ada hemoroid
Pemeriksan Panggul ( Bila perlu): tidak diakukan
Pemeriksaan Dalam: ke I
Tanggal: 30- 03-2013, pkl: 07.00 Wib
Indikasi :Ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah dan pengen meneran
Tujuan : untuk mengetahui apakah ibu sudah memasuki proses persalinan
Hasil
:Vagina uretra tenang, dinding vagina licin, porsio tipis, pembukaan 7 cm, selaput
ketuban utuh, presentasi belakang kepala, kepala teraba lunak, bergelombang, dan
serasa berdenyut, STLD +, AK -
3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak Ada
4.
-
: Negatif
: Negatif
Kesadaran : Composmetis
R
: 23/menit
S
: 36,5oC
Leopold III
Leopold IV
: divergen
Hb
Protein Urine
Glukosa Urine
: 11,5 gr%
: Negatif
: Negatif
B.Masalah
Ibu merasa cemas menghadapi persalianan
Data Dasar :
DS: Ibu mengatakan merasa kwatir dengan keadaanya dan janinya
DO: Ibu terliat cemas dan gelisah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
V. PERENCANAAN
Tanggal, 30-03-2013, Jam 07.30 WIB
Beritahu pada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
Beritahu pada ibu dan keluarga inform consent dan inform choice bahwa ibu akan di
rujuk
Observasi keadaan ibu setiap 15 menit
Pasang oksigen dan infus
Ajarkan ibu teknik relaksasi dan miring ke kiri
Berikan ibu makan dan minum
Berikan ibu dukungan
Dampingi ibu saat merujuk
Dokumentasikan tindakan yang dilakukan
VI. PELAKSANAAN
Tanggal, 30-03-2013, Jam 08.00 WIB
Memberitahu pada ibu dan keluarga hasil pemerikasaan yaitu TD = 110/70 mmHg, S =
36,50C, N = 82x/menit, R = 23 x/menit,
presentasi kepala tetapi terdapat kelainan pada kepala bayi, kepala bayi teraba lunak,
2.
3.
diinginkan.
Mengobservasi keadaan ibu setiap 15 menit seperti tekanan darah, nadi, pernafasan,
4.
DJJ, dan His untuk memastikan keadaan ibu baik saat akan dilakukan rujukan
Memasang oksigen pada ibu, jika ibu mengalami kesulitan bernafas untuk memenuhi
kebutuhan oksigen ibu dan janin, dan memasang infus dengan jarum berukuran besar
untuk intake cairan dan mengantisipasi jika terjadi kegawatdaruratan ibu dan janin.
5.
Mengajarkan ibu teknik relaksasi yaitu tarik nafas dalam dan keluarkan dari mulut
secara berlahan- lahan. bila terasa mules dan menganjurkan ibu untuk tidak mengedan
terlebih dahulu supaya vaginanya tidak bengkak.dan menganjurkan ibu untuk miring ke
6.
kiri
Berikan ibu makan dan minum untuk menambah kekuatan ibu, dan agar ibu tidak
7.
lemas
Memberikan dukungan dan semangat pada ibu agar ibu lebih sabar dan menerima
8.
9.
VII. EVALUASI
Tanggal, 30-03-2013, Jam 08.30 WIB
1.
Ibu mengerti hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, ditandai dengan ibu mampu
2.
3.
ke fasilitas kesehatan dan keluarga sudah menentukan rumah sakit yang diinginkan.
Observasi sudah dilakukan. TD = 100/70 mmHg, N = 84 x/menit, R = 24 x/menit, DJJ
4.
5.
6.
7.
8.
relaksasi
Ibu sudah makan habis porsi dan minum 1 gelas
Ibu tampak lebih tenang setelah diberi dukungan
Mendampingi ibu sampai tempat rujukan, ibu dirujuk tanggal 30 Maret 2013, pukul
08.30 WIB dengan alasan merujuk Ibu hamil pertama dan kemungkinan janin
anencephalus karena pada VT presentasi kepala tetapi kepala teraba lunak,
9.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anencepalus merupakan cacat bawaan yang merupakan sebab penting dari
kelahiran mati. Kelainan cacat bawaan dipengaruhi oleh umur, paritas, bangsa ibu, dan juga
oleh jenis kelamin janin. Pencegahan dini sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya
kematian bayi akibat Anencephalus seperti pemeriksaan antenatal yang rutin dan teratur,
pemberian dan pemakaian konsumsi vitamin dan suplemen selama hamil, factor nutrisi
dengan gizi seimbang, serta gaya hidup dan lingkungan sekitar tempat tinggal ibu sangat
mempengaruhi janin menderita Anencephalus
B.
Saran
Kepada mahasisiwi kebidanan agar lebih dapat memahami jenis kelainan yang
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.
1984. Obstetri Patologi. Bandung : Elstar Offset
Sastrawinata,Sulaiman. 2003. Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi, E/2. Jakarta :
EGC
http://www.planetkimia.com/2012/08/anencephaly-a-baby-without-brain/
tanggal 30 maret 2013
diunduh
pada