Anda di halaman 1dari 17

CHOLANGIOCARSINOMA

Oleh: Ashima Sonita


Husnil Wardiyah
Meishinta Fitria
Susan Insani Putri
Preseptor: dr. Lila Indrati, Sp. Rad

Latar Belakang
Cholangi
carsinoma

Ukuran
tumor
biasanya
kecil

Klinis tidak
khas

Jarang
ditemukan

Di AS
500 kasus
baru/tahun

Sulit
dideteksi

Latar Belakang (cont..)


Radiologi komponen penting
penegakan diagnosis
Teknik yang sering dipakai
kolangiografi, USG abdomen, CT-scan
dan ERCP
Meningkatkan derajat keberhasilan
terapi dan menurunkan angka mortalitas

Batasan Masalah

Batasan masalah dalam referat ini


adalah anatomi duktus biliaris,
defenisi, etiologi, epidemiogi,
pathogenesis, manifestasi klinis,
diagnosis,pemeriksaan radiologi,
penatalaksanaan, dan komplikasi
kolangiokarsinoma.

Tujuan Penulisan
Penulisan referat ini bertujuan untuk
menambah wawasan anatomi
duktus biliaris, defenisi, etiologi,
epidemiogi, pathogenesis,
manifestasi klinis, diagnosis,
pemeriksaan radiologi,
penatalaksanaan, dan komplikasi
kolangiokarsinoma.

Metode Penulisan

Metode penulisan referat ini adalah


studi kepustakaan yang merujuk
dari berbagai literatur.

Anatomi

Anatomi (cont..)
Sistem bilier: kandung empedu dan saluran yang berasal dari

hepar.
Kandung empedu berbentuk bulat lonjong seperti buah alpukat
dengan ukuran 5 x 7 cm dan berisi 30-60 ml empedu.
Duktus sistikus panjangnya 30-37 mm dengan diameter 2-3
mm. Dinding lumennya mengandung katup berbentuk spiral
Heister.
Duktus hepatikus komunis akan bersatu dengan duktus sistikus
dan membentuk duktus koledokus yang panjangnnya 7,5 cm
dengan diameter 6 mm.
Duktus koledokus berjalan di belakang duodenum menembus
pankreas, bergabung dengan duktus pankreatikus mayor wisungi
dan bersatu pada bagian medial dinding duodenum desenden
membentuk papila vateri.

Defenisi

Kolangiokarsinoma
Tumor ganas dari epitelium duktus biliaris intrahepatik
atau ekstrahepatik

Tumor keras dan berwarna putih, dan sel-sel tumor


mirip dengan epitel saluran empedu.

>90% kasus adenokarsinoma dan sisanya tumor sel


squamosa.

2/3 berlokasi di regio perihilar, dan 1/4 lainnya di


duktus ektrahepatik dan sisanya di duktus intrahepatik.

Epidemiologi
Keganasan paling
umum pada empedu.

Urutan ke dua pada


keganasan
hapatobilier.

5-30% dari semua


kejadian malignansi
primer pada hepar.

2% dari keseluruhan
keganasan.

Harapan hidup 5
tahun 5%.

Kejadian meningkat
seiring usia, puncak
insiden dekade ke-7.

Epidemiologi (cont..)

Etiologi
Penyebab pasti belum diketahui.

Faktor resiko: iritasi dan inflamasi duktus biliaris PSC, choledochal cyst, familial
polyposis, hepatolithiasis, congenital hepatic fibrosis, clonorchiasis, dan riwayat terpapar
thorotrast.

Di Asia Tenggara: cacing hati (Opisthorchis viverini dan Clonorchis sinensis)

Faktor genetik: mutasi gen P53, KRAS, HER2, dan MET

Faktor gaya hidup: mengonsumsi alkohol, diabetes, dan obesitas

Patofisiologi
Inflamasi kronis

Mediator
pencegahan
penuaan sel
dengan
menginduksi
telomerase

Ekspresi
multipel sitokin
dan khemokin

IL-6

iNOS pada
peningkatan
asam nitrat
yang
menghambat
protein
perbaikan DNA
dan apoptosis

Manifestasi Klinis
Ikterik

Gatal

Tinja berwarna
terang/berminyak

Urin gelap

Nyeri perut

Kehilangan nafsu
makan/penurunan BB

Demam

Mual dan muntah

Pemeriksaan Fisik
Dilakukan untuk mencari tanda-tanda
cholangicarcinoma

Fokus terutama pada perut untuk memeriksa setiap


benjolan, nyeri tekan, atau penumpukan cairan

Kulit dan sklera mata ikterik

Pemeriksaan Laboratorium
Tes fungsi hati sering menunjukkan gambar obstruktif
dengan:
Peningakatan alkali fosfatase
Peningakatan bilirubin
Peningkatan gamma glutamil transpeptidase.
Aminotransferase sering relatif normal, tapi mungkin
nyata meningkat di obstruksi akut atau kolangitis.
Penurunan vitamin larut lemak (A, D, E, dan K) dan
meningkatkan waktu protrombin.
Dengan penyakit lanjut, penurunan albumin,hemoglobin,
dan laktat dehidrogenase (LDH).

Pemeriksaan Laboratorium (cont..)


CA 19-9

CEA

Nilai CA 19-9 meningkat sampai 85% pada pasien cholangiocarcinoma


Sensitivitas 75% dan spesifisitas 80% pada pasien dengan PSC.
Tidak membedakan cholangiocarcinoma, keganasan pankreas, atau keganasan
lambung dan kerusakan hati dari sebab apapun

Meningkat pada 30% pasien cholangiocarcinoma


Juga dapat meningkat pada penyakit inflamasi usus, obstruksi bilier,
tumor lainnya.

CA 125

Meningkat pada 40-50% pasien cholangiocarcinoma.


Dapat menandakan adanya keterlibatan peritoneal

Tumor
marker
serum
lainnya

CA-195, CA-242, DU-PAN-2, IL-6, dan tripsinogen-2.


Peran klinis saat ini belum jelas.

Anda mungkin juga menyukai