BERDASARKAN
UU NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Jumat,
30 Mei 2014
| 18:15 WIB
CIANJUR,
KOMPAS.com
Pemerintah telah
merampungkan rancangan peraturan pemerintah
(PP) yang merupakan turunan dari UndangUndang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa.
Setelah PP disahkan, maka alokasi dana desa
yang ada di dalamnya akan masuk ke dalam
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (RAPBN) 2015.
"Rencananya, dengan PP yang dibuat ini,
kemungkinan akan dimasukkan ke dalam APBN
2015. Soal detailnya, nanti setelah
ditandatangani Presiden, baru nanti kita bicara
lagi," ujar Menteri Keuangan Chatib Basri seusai
melakukan rapat terbatas dengan Presiden Susilo2
ATURAN PELAKSANAAN :
PERATURAN PEMERINTAH, PERATURAN
MENTERI, PERATURAN DAERAH,
PERATURAN DESA
DEFINISI DESA
Desa adalah desa dan desa adat atau yang
disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut
kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki
batas
wilayah
yang
berwenang
untuk
mengatur
dan
mengurus urusan pemerintahan,
Desa,
adalah
kepentingan
masyarakat
setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal-usul, dan/atau hak tradisional yang
5
TUJUAN PENGATURAN
1. MEMBERIKAN PENGAKUAN DAN PENGHORMATAN ATAS
DESAYANG ADA DENGAN KEBERAGAMANYA
2. MEMBERIKAN KEJELASAN STATUS DAN KEPASTIAN HUKUM
ATAS DESA
3. MELESTARIKAN DAN MEMAJUKAN ADAT, TRADISI DAN BUDAYA
MASYARAKAT
4. MENDORONG PRAKARSA, GERAKAN DAN PARTISIPASI MASY
5. MEMBENTUK PEMERINTAHAN DESA YANG PROFESIONAL,
EFISIEN DAN EFEKTIF, TERBUKA, BERTANGGUNGJAWAB
6. MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK GUNA PERWUJUDAN
KESEJAHTERAAN UMUM
7. MENINGKATKAN KETAHANAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT
8. MEMAJUKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA
9. MEMPERKUAT MASY. DESA SEBAGAI SUBYEK PEMBANGUNAN
6
UU Desa : Pasal 3
1. rekognisi;
2. subsidiaritas;
3. keberagaman;
4. kebersamaan;
5. kegotongroyongan;
6. kekeluargaan;
7. musyawarah;
8. demokrasi;
9. partisipasi;
10.kesetaraan; dan
11.pemberdayaan.
Asas Rekognisi
Asas pengakuan dan penghormatan yang
diamanatkan oleh konstitusi dalam ilmu sosial
disebut sebagai rekognisi. Rekognisi mencakup
pengakuan keragaman budaya untuk
membangun keadilan budaya (cultural justice)
serta pengakuan terhadap kemandirian desa.
Yang strategis adalah rekognisi terhadap:
Hak Asal-Usul, Inisiatif (prakarsa) dan produk
hukum desa, tradisi dan institusi lokal.
Asas Subsidiaritas
masyarakat atau lembaga yang lebih tinggi
kedudukannya harus memberi bantuan kepada
anggota-anggotanya atau lembaga yang lebih
terbatas sejauh mereka sendiri tidak dapat
menyelesaikan tugas mereka secara
memuaskan. Sedangkan apa yang dapat
dikerjakan secara memuaskan oleh satuansatuan masyarakat yang lebih terbatas jangan
diambil alih oleh satuan masyarakat yang lebih
tinggi.
Franz Magnis-Suseno, 1987, Etika Politik : Prinsip-Prinsip Moral Dasar
Kenegaraan Modern, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, hal. 307
KEDUDUKAN DESA
UU Desa : Pasal 5
Desa berkedudukan di
wilayah kabupaten/kota.
11
KEDUDUKAN DESA
KEWENANGAN DESA
PP 72/2005 Pasal 7
UU Desa/2014 Pasal 18
KEWENANGAN DESA
a. kewenangan berdasarkan hak
asal usul;
b. kewenangan lokal berskala
Desa;
Self Governing
Community
Local Self
Government
Musyawarah
Desa
(psl. 54)
Demokrasi perwakilan +
permusyawaran.
Proses demokrasi
partisipatoris melalui
Musdes
Kepala Desa
(psl. 25 53)
Perangkat
Desa
(Pelayanan)
Panitia (adhok)
BUMDes
Lembaga
Kemasyarak
atan/Adat
Dipilih
langsun
g
RPJM-Desa
Asset Desa
Hal-hal
Strategis
RPJM-Desa dan
RKP-Desa
APB-Desa
Peraturan Desa
Kinerja
Pemerintah
Kerja Sama
Badan
Permusyawaratan
Desa (BPD) (psl. 55
-65)
Warga/Masyarak
at
Klp. Special Interest
Perwakilan Bagian
Wilayah Desa
Dipilih
secara
Demokrati
s
15
MUSYAWARAH
MUSYAWARAHDESA
DESA
Musyawarah Desa merupakan forum
permusyawaratan yang diikuti oleh Badan
Permusyawaratan Desa, pemerintah Desa, dan unsur
masyarakat Desa untuk memusyawarahkan hal yang
bersifat strategis dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Desa.
Musyawarah Desa diselenggarakan oleh BPD DAN
dilaksanakan paling kurang sekali dalam 1 (satu)
Hal
yang bersifat strategis meliputi:
tahun.
penataan Desa;
perencanaan Desa;
kerja sama Desa;
rencana investasi yang masuk ke Desa;
pembentukan BUM Desa;
penambahan dan pelepasan Aset Desa; dan
kejadian luar biasa.
MUSYAWARAH
DESA
MUSYAWARAH
DESA
1)
Musyawarah
diselenggarakan
oleh
Badan
Permusyawaratan
PASAL
80 PP NO 43/2014 Desa
TENTANG
PERATURAN PELAKSANAAN
UU NO.6
TAHUN
2014 TENTANG DESA
PASAL 80 PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
2)
3)
1.
2.
19
PERATURAN
PERATURANDESA
DESA
UU Desa : Pasal 69
PERATURAN
PERATURANDESA
DESA
BASIS
LEGALITAS
BASIS
LEGITIMASI
PERUMUSAN
PRODUK HUKUM
DESA
BERBASISKAN
ATURAN-ATURAN
HUKUM POSITIF
YANG LEBIH
TINGGI
PERUMUSAN
PRODUK HUKUM
DESA
BERBASISKAN
ASPIRASI
MASYARAKAT
PERATURAN
DI
DESA
PERATURAN
DI
DESA
PASAL 83 PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
PASAL 83 PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
PERATURAN
DESA
PERATURAN
DESA
PASAL 84 PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
PASAL 84 PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
PERATURAN
KEPALA
DESA
PERATURAN
KEPALA
DESA
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 85
Pasal 86
1)Peraturan kepala Desa ditandatangani
oleh kepala Desa.
2)Peraturan kepala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diundangkan oleh
sekretaris Desa dalam lembaran Desa dan
berita Desa.
3)Peraturan kepala Desa waib
disebarluaskan oleh Pemerintah Desa
25
PEMBATALAN
PERDES
DAN
PERKADES
PEMBATALAN
PERDES
DAN
PERKADES
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 87
Peraturan Desa dan peraturan
kepala Desa yang
bertentangan dengan
kepentingan umum dan/atau
ketentuan peraturan
perundang-undangan yang
lebih tinggi dibatalkan oleh
bupati/walikota
26
PEMBATALAN
PERDES
DAN
PERKADES
PEMBATALAN
PERDES
DAN
PERKADES
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 88
1)Peraturan bersama kepala Desa
merupakan peraturan kepala Desa
dalam rangka kerjasama antar-Desa.
2)Peraturan bersama kepala Desa
ditandatangani oleh kepala Desa dari
2 (dua) Desa atau lebih yang
melakukan kerja sama antar-Desa.
3)Peraturan bersama kepala Desa
disebarluaskan kepada masyarakat
Desa masing-masing.
27
PENGELOLAAN
PENGELOLAANKEUANGAN
KEUANGANDESA
DESA
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 94
Pengelolaan Keuangan
Desa dilaksanakan dalam
masa 1 (satu) tahun
anggaran terhitung mulai
tanggal 1 Januari sampai
dengan 31 Desember.
28
PENGELOLAAN
KEUANGAN
DESA
PENGELOLAAN
KEUANGAN
DESA
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 93
1)Pengelolaan Keuangan Desa meliputi:
a. perencanaan;
b. pelaksanaan;
c. penatausahaan;
d. pelaporan; dan
e. pertanggungjawaban.
2)Kepala Desa adalah pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
3)Dalam melaksanakan kekuasaan pengelolaan
Keuangan Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), kepala Desa menguasakan sebagian
kekuasaannya kepada perangkat Desa.
29
30
APBN
APBN
Dana
Dana Transfe
Transfe ke
ke Daerah
Daerah
Dana
Perimbangan
KL
KL
Program K/L
Kabupaten/
Kota
1. DAD: 10% dari DAU + DBH
2. 10% dari bagian
bagian dari Pajak &
Retribusi
3. HIbah
Indeks
Indikat
or
Alokas
i&
Peman
faatan
Provinsi
Provinsi
Program/Hibah
KEUANGAN DESA
PAD
es
Sumber Lain
31
APBDESA
APBDESA
PASAL
PASAL 73
73 UU
UU DESA
DESA
APBDESA
APBDESA
PASAL
PASAL 73
73 UU
UU DESA
DESA
PRIORITAS
PRIORITAS BELANJA
BELANJA DESA
DESA
PASAL
PASAL 74
74 UU
UU DESA
DESA
BELANJA
DESA
BELANJA
DESA
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 100
Belanja Desa yang ditetapkan dalam APB Desa digunakan
dengan ketentuan:
a.paling sedikit 70% (tujuh puluh perseratus) dari jumlah
anggaran belanja Desa digunakan untuk mendanai
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa,
dan pemberdayaan masyarakat Desa; dan
b.paling banyak 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah
anggaran belanja Desa digunakan untuk:
1. penghasilan tetap dan tunjangan kepala Desa dan
perangkat Desa;
2. operasional Pemerintah Desa;
3. tunjangan dan operasional Badan Permusyawaratan
Desa; dan
35
4. insentif rukun tetangga dan rukun warga.
APB
DESA
APB
DESA
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 101
1)Rancangan peraturan Desa tentang APB Desa
disepakati bersama oleh kepala Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa paling lambat bulan Oktober
tahun berjalan.
2)Rancangan peraturan Desa tentang APB Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
oleh kepala Desa kepada bupati/walikota melalui
camat atau sebutan lain paling lambat 3 (tiga) Hari
sejak disepakati untuk dievaluasi.
3)Bupati/walikota dapat mendelegasikan evaluasi
rancangan peraturan Desa tentang APB Desa kepada
camat atau sebutan lain.
4)Peraturan Desa tentang APB Desa ditetapkan
paling lambat tanggal 31 Desember tahun anggaran36
INFORMASI
RENCANA
ANGGARAN
DESA
INFORMASI
RENCANA
ANGGARAN
DESA
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 102
1) Gubernur menginformasikan rencana bantuan
keuangan yang bersumber dari APBD Provinsi.
2) Bupati/walikota menginformasikan rencana ADD,
bagian bagi hasil pajak dan retribusi kabupaten/kota
untuk Desa, serta bantuan keuangan yang bersumber
dari APBD kabupaten/kota.
3) Gubernur dan bupati/walikota menyampaikan
informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) kepada kepala Desa dalam jangka waktu 10
(sepuluh) Hari setelah kebijakan umum anggaran dan
Prioritas serta plafon anggaran sementara disepakati
kepala daerah bersama dewan perwakilan rakyat
daerah.
4) Informasi dari gubernur dan bupati/walikota
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) 37
TUJUAN
TUJUAN PENGATURAN
PENGATURAN DESA
DESA
PASAL
PASAL44UU
UUDESA
DESA
(TERKAIT
(TERKAITPEMBANGUNAN
PEMBANGUNANDESA)
DESA)
WEWENANG
KEPALA
WEWENANG
KEPALADESA
DESA
Pasal
26
(TERKAIT
(TERKAITPEMBANGUNAN
PEMBANGUNANDESA)
DESA)
Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa,
pelaksanaan
Pembangunan Desa,
pembinaan kemasyarakatan
Desa, dan pemberdayaan
masyarakat Desa
42
IMPLIKASI UU DESA:
TRANSFORMASI PARADIGMA PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
DARI
COMMUNITY DRIVEN DEVELOPMENT
MENJADI
VILLAGE DRIVEN DEVELOPMENT
CDD
BERSIFAT APOLITIS
VDD
BERSIFAT POLITIS
43
DINAMIKA
DINAMIKAVILLAGE
VILLAGEDRIVEN
DRIVENDEVELOPMENT
DEVELOPMENT
DANA DESA/ALOKASI DANA
DESA
DESA
MUSDE
S
PEMDE
S
BPD
RAKYAT
44
BIROKRASI
BIROKRASI: :
KEPUTUSAN
KEPUTUSANTEKNOKRATIS
TEKNOKRATIS
BKAD
BKAD
JARING
ASMARA
REGULASI
/ PROYEK
HEARING
DESA
DESA
MUSRENBAN
G
KEPUTUSAN
KEPUTUSANPARTISIPATIF
PARTISIPATIF
KEPENTINGAN
KEPENTINGANKOLEKTIF
KOLEKTIF
UU
UUDesa
DesaPasal
Pasal78
78
PEMBANGUNAN
PEMBANGUNANDESA
DESA
UU
UUDesa
DesaPasal
Pasal79
79
PERENCANAAN
PERENCANAANPEMBANGUNAN
PEMBANGUNANDESA
DESA
Perencanaan Pembangunan Desa mengacu pada
perencanaan pembangunan kabupaten/kota.
Perencanaan Pembangunan Desa meliputi:
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
(RPJMDes) untuk jangka waktu 6 (enam) tahun;
Rencana Pembangunan Tahunan Desa (RKPDes)
jangka waktu 1 (satu) tahun.
RPJMDes dan RKPDes ditetapkan dengan Peraturan
Desa, dan menjadi satu-satunya dokumen
perencanaan di Desa.
Program Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah
yang berskala lokal Desa dikoordinasikan dan/atau
didelegasikan pelaksanaannya kepada Desa.
Perencanaan Pembangunan Desa merupakan salah
satu sumber masukan dalam perencanaan
UU
UUDesa
DesaPasal
Pasal80
80
PERENCANAAN
PERENCANAANPEMBANGUNAN
PEMBANGUNANDESA
DESA
Musyawarah perencanaan
Pembangunan Desa menetapkan
prioritas, program, kegiatan, dan
kebutuhan Pembangunan Desa
yang didanai oleh Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa,
swadaya masyarakat Desa,
UU
UUDesa
DesaPasal
Pasal80
80
PERENCANAAN
PERENCANAANPEMBANGUNAN
PEMBANGUNANDESA
DESA
Prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan
Pembangunan Desa dirumuskan berdasarkan
penilaian terhadap kebutuhan masyarakat Desa
meliputi :
peningkatan kualitas dan akses terhadap
pelayanan dasar;
pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur
dan lingkungan berdasarkan kemampuan teknis
dan sumber daya lokal yang tersedia;
pengembangan ekonomi pertanian berskala
produktif;
pengembangan dan pemanfaatan teknologi
tepat guna untuk kemajuan ekonomi; dan
peningkatan kualitas ketertiban dan
ketenteraman masyarakat Desa berdasarkan
kebutuhan masyarakat Desa.
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
DESA
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
DESA
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 114
1)Perencanaan pembangunan Desa disusun
berdasarkan hasil kesepakatan dalam
musyawarah Desa.
2)Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) paling lambat dilaksanakan pada bulan
Juni tahun anggaran berjalan.
Pasal 115
RPJM
DESA
DAN
RKP
DESA
RPJM
DESA
DAN
RKP
DESA
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 116
1)Dalam menyusun RPJM Desa dan RKP Desa, Pemerintah Desa
wajib menyelenggarakan musyawarah perencanaan
pembangunan Desa secara partisipatif.
2)Musyawarah perencanaan pembangunan Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diikuti oleh Badan Permusyawaratan Desa
dan unsur masyarakat Desa.
3)Rancangan RPJM Desa dan rancangan RKP Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibahas dalam musyawarah perencanaan
pembangunan Desa.
4)Rancangan RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
paling sedikit memuat penjabaran visi dan misi kepala Desa
terpilih dan arah kebijakan perencanaan pembangunan Desa.
5)Rancangan RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
memperhatikan arah kebijakan perencanaan pembangunan
kabupaten/kota.
6)Rancangan RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
merupakan penjabaran dari rancangan RPJM Desa untuk jangka 51
RPJM
DESA
RPJM
DESA
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 117
1)RPJM Desa mengacu pada RPJM
kabupaten/kota.
2)RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) memuat visi misi kepala Desa, rencana
penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat, dan
arah kebijakan pembangunan Desa.
3)RPJM Desa disusun dengan mempertimbangkan
kondisi objektif Desa dan prioritas pembangunan
kabupaten/kota.
4)RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) ditetapkan dalam jangka waktu paling lama 352
PENJELASAN
PENJELASANTTG
TTGRPJMDESA
RPJMDESA
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
RKP
DESA
RKP
DESA
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 118
1)RKP Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 117
merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1
(satu) tahun.
2)RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat
rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan
pemberdayaan masyarakat.
3)RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit
berisi uraian:
a. evaluasi pelaksanaan RKP Desa tahun sebelumnya;
b. prioritas program, kegiatan, dan anggaran Desa yang
dikelola oleh Desa;
c. prioritas program, kegiatan, dan anggaran Desa yang
dikelola melalui kerjasama antar-Desa dan pihak ketiga;
d. rencana program, kegiatan, dan anggaran Desa yang
dikelola oleh Desa sebagai kewenangan penugasan dari
54
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah
RKP
RKPDESA
DESA
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 118
4)RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
disusun oleh Pemerintah Desa sesuai dengan
informasi dari pemerintah daerah kabupaten/kota
berkaitan dengan pagu indikatif Desa dan
rencana kegiatan Pemerintah, pemerintah daerah
provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota.
5)RKP Desa mulai disusun oleh Pemerintah Desa
pada bulan Juli tahun berjalan.
6)RKP Desa ditetapkan dengan peraturan Desa
paling lambat akhir bulan September tahun
berjalan.
7)RKP Desa menjadi dasar penetapan APB Desa.
55
RKP
DESA
RKP
DESA
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 119
1)Pemerintah Desa dapat mengusulkan kebutuhan pembangunan
Desa kepada pemerintah daerah kabupaten/kota.
2)Dalam hal tertentu, Pemerintah Desa dapat mengusulkan
kebutuhan pembangunan Desa kepada Pemerintah dan
pemerintah daerah provinsi.
3)Usulan kebutuhan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) harus mendapatkan persetujuan bupati/walikota.
4)Dalam hal bupati/walikota memberikan persetujuan, usulan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan oleh
bupati/walikota kepada Pemerintah dan/atau pemerintah daerah
provinsi.
5)Usulan Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) dihasilkan dalam musyawarah perencanaan
pembangunan Desa.
6)Dalam hal Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan
Pemerintah Daerah kabupaten/kota menyetujui usulan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), usulan
56
PERUBAHAN
RPJM
DESA
DAN
RKP
DESA
PERUBAHAN
RPJM
DESA
DAN
RKP
DESA
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 120
1)RPJM Desa dan/atau RKP Desa dapat diubah
dalam hal:
a. terjadi peristiwa khusus, seperti bencana
alam, krisis politik, krisis ekonomi, dan/atau
kerusuhan sosial yang berkepanjangan;
atau
b. terdapat perubahan mendasar atas
kebijakan Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, dan/atau Pemerintah Daerah
kabupaten/kota.
2)Perubahan RPJM Desa dan/atau RKP Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibahas
dan disepakati dalam musyawarah perencanaan57
SATUMENGHADIRKAN
DESA SATU
UU DESA
:
PERENCANAAN
SATU DESA SATU SISTEM
ANGGARAN
PERTUMBUHAN EKONOMI DESA DAN
PELAYANAN SOSIAL DASAR
YANG BERTUMPU PADA SUMBERDAYA
LOKAL
(SDA, TTG, SDM & BUDAYA
NUSANTARA)
58
PRASYARA
T:
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DESA YANG OBYEKTIF DAN
PARTISIPATIF
59
MUSDES DALAM
PERENCANAAN DESA
RANCANGAN
RPJMDESA/RKPDESA
MUSRENBANG DESA
PERDES RPJMDESA/RKPDESA
RANCANGAN APBDESA
PRIORITAS BELANJA DESA
31 DES = PERDES APBDESA
60
UU
UUDesa
DesaPasal
Pasal81
81
PELAKSANAAN
PELAKSANAANPEMBANGUNAN
PEMBANGUNANDESA
DESA
UU
UUDesa
DesaPasal
Pasal82
82
Pemantauan
Pemantauandan
danPengawasan
PengawasanPembangunan
PembangunanDesa
Desa
PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN
DESA
PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN
DESA
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 121
1) Kepala Desa mengoordinasikan kegiatan
pembangunan Desa yang dilaksanakan oleh perangkat
Desa dan/atau unsur masyarakat Desa.
2) Pelaksana kegiatan pembangunan Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
mempertimbangkan keadilan gender.
3) Pelaksanaan pembangunan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) mengutamakan pemanfaatan
sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang ada
di Desa serta mendayagunakan swadaya dan gotong
royong masyarakat.
4) Pelaksana pembangunan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) menyampaikan laporan pelaksanaan
pembangunan kepada kepala Desa dalam forum
musyawarah Desa.
63
PELAKSANAAN
PELAKSANAANPEMBANGUNAN
PEMBANGUNANDESA
DESA
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 122
PELAKSANAAN
PELAKSANAANPEMBANGUNAN
PEMBANGUNANDESA
DESA
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Ayat (2)
Pengintegrasian program sektor ke dalam
pembangunan Desa dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya tumpang tindih
program dan anggaran sehingga terwujud
program yang saling mendukung.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan didelegasikan
pelaksanaannya adalah penyerahan
pelaksanaan kegiatan, anggaran
pembangunan, dan aset dari Pemerintah,
65
PEMBANGUNAN
KAWASAN
PERDESAAN
PEMBANGUNAN
KAWASAN
PERDESAAN
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 123
1) Pembangunan kawasan perdesaan merupakan perpaduan
pembangunan antar-Desa yang dilaksanakan dalam upaya
mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan,
pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat Desa
melalui pendekatan pembangunan partisipatif.
2) Pembangunan kawasan perdesaan terdiri atas:
a. penyusunan rencana tata ruang kawasan perdesaan
secara partisipatif;
b. pengembangan pusat pertumbuhan antar-Desa secara
terpadu;
c. penguatan kapasitas masyarakat;
d. kelembagaan dan kemitraan ekonomi; dan
e. pembangunan infrastruktur antarperdesaan.
3) Pembangunan kawasan perdesaan memperhatikan
kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan
lokal berskala Desa serta pengarusutamaan perdamaian
dan keadilan sosial melalui pencegahan dampak sosial dan66
PEMBANGUNAN
PEMBANGUNANKAWASAN
KAWASANPERDESAAN
PERDESAAN
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 124
1) Pembangunan kawasan perdesaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 123 dilaksanakan di lokasi yang telah ditetapkan oleh
bupati/walikota.
2) Penetapan lokasi pembangunan kawasan perdesaan dilaksanakan
dengan mekanisme:
a. Pemerintah Desa melakukan inventarisasi dan identifikasi
mengenai wilayah, potensi ekonomi, mobilitas penduduk,
serta sarana dan prasarana Desa sebagai usulan penetapan
Desa sebagai lokasi pembangunan kawasan perdesaan;
b. usulan penetapan Desa sebagai lokasi pembangunan
kawasan perdesaan disampaikan oleh kepala Desa kepada
bupati/walikota;
c. bupati/walikota melakukan kajian atas usulan untuk
disesuaikan dengan rencana dan program pembangunan
kabupaten/kota; dan
d. berdasarkan hasil kajian atas usulan, bupati/walikota
menetapkan lokasi pembangunan kawasan perdesaan dengan
keputusan bupati/walikota.
67
3) Bupati/walikota dapat mengusulkan program pembangunan
PEMBANGUNAN
KAWASAN
PERDESAAN
PEMBANGUNAN
KAWASAN
PERDESAAN
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 124
4) Program pembangunan kawasan perdesaan yang berasal dari
Pemerintah dan pemerintah daerah provinsi dibahas bersama
pemerintah daerah kabupaten/kota untuk ditetapkan sebagai
program pembangunan kawasan perdesaan.
5) Program pembangunan kawasan perdesaan yang berasal dari
Pemerintah ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan
nasional.
6) Program pembangunan kawasan perdesaan yang berasal dari
pemerintah daerah Provinsi ditetapkan oleh gubernur.
7) Program pembangunan kawasan perdesaan yang berasal dari
pemerintah daerah kabupaten/kota ditetapkan oleh
bupati/walikota.
8) Bupati/walikota melakukan sosialisasi program pembangunan
kawasan perdesaan kepada Pemerintah Desa, Badan
Permusyawaratan Desa, dan masyarakat.
9) Pembangunan kawasan perdesaan yang berskala lokal Desa
ditugaskan pelaksanaannya kepada Desa.
68
PEMBANGUNAN
KAWASAN
PERDESAAN
PEMBANGUNAN
KAWASAN
PERDESAAN
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 125
70
Dalam melaksanakan pembangunan antar-Desa, badan kerja sama antarDesa dapat membentuk kelompok/lembaga sesuai dengan kebutuhan
71
PEMBANGUNAN
DESA TERPADU
KETIDAKBERDAYAAN
MASYARAKAT
73
2.
3.
KEMISKINAN POLITIK
PEMERINTAH
Depemerintahanisa
si:
KEPENTINGAN
KEPENTINGAN
MODAL
MODAL
SWASTA
Ekspansi Multi
National
Corporate (NMC)
dan modal asing
Menguatnya pasar
bebas dan
globalisasi
Demokratisasi
menguat - peran
pemerintah
diminimalisasikan
MASYARAKAT
Hancurnya ruang
publik politik
Tiadanya
kepentingan
kolektif
Ketidakberdayaan
rakyat secara
politis
sektor
etc.
Pembangunan
sektor
lingkungan
Pembangunan
sektor
ekonomi
Di tingkat makro
Pembangunan bersifat proyek
-> tidak berkesinambungan.
Lokasi tidak merata -> faktor
politik sangat berperan.
Kelompo
k
Kelompo
k
Pemerintah
an Desa
Di Tingkat Mikro
Fragmentasi/tumpang tindih
kegiatan
Kelompo
k
Penguatan
Sistem
pemerintaha
n Desa
Kelompo
k
Fragmentasi kelembagaan
Fragmentasi perencanaan
Fragmentasi keuangan
Tumpang tindih kelompok
sasaran
Pembangunan
Pertanian
77
SUPRA
DESA
SUPRA
DESA
PTO
ADD
PEMDE
S
Dana BLM
Pendampinga
n
MASYARAKA
T
78
POTENSI MASALAH :
PENYUSUNAN PERATURAN
PELAKSANAAN
DESA SEBAGAI
PEMERINTAHAN
pemerintahan
semu yang
mengabaikan
adanya
partisipasi
masyarakat
LAWAN
DESA SEBAGAI
KOMUNITAS
pemutlakan
partisipasi
masyarakat yang
mengabaikan
adanya
pemerintah desa
79
AKAR MASALAH :
BIAS PROYEK SEKTORAL DALAM PEMIKIRAN
TENTANG DESA
TAFSIR ULANG
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
82
MANDAT
MANDATMEMBERDAYAKAN
MEMBERDAYAKANMASYARAKAT
MASYARAKAT
UU
UUDESA
DESAPASAL
PASAL112
112AYAT
AYAT33
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 126
1) Pemberdayaan masyarakat Desa bertujuan
memampukan Desa dalam melakukan aksi bersama
sebagai suatu kesatuan tata kelola Pemerintahan
Desa, kesatuan tata kelola lembaga kemasyarakatan
Desa dan lembaga adat, serta kesatuan tata ekonomi
dan lingkungan.
2) Pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah
kabupaten/kota, Pemerintah Desa, dan pihak ketiga.
3) Pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah
Desa, Badan Permusyawaratan Desa, forum
musyawarah Desa, lembaga kemasyarakatan Desa,
lembaga adat Desa, BUM Desa, badan kerjasama
84
PEMBERDAYAAN
PEMBERDAYAANMASYARAKAT
MASYARAKAT
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 127
1) Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa melakukan upaya
pemberdayaan masyarakat Desa.
2) Pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dengan:
a. mendorong partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan
pembangunan Desa yang dilaksanakan secara swakelola oleh
Desa;
b. mengembangkan program dan kegiatan pembangunan Desa
secara berkelanjutan dengan mendayagunakan sumberdaya
manusia dan sumberdaya alam yang ada di Desa;
c. menyusun perencanaan pembangunan Desa sesuai dengan
prioritas, potensi, dan nilai kearifan lokal;
d. menyusun perencanaan dan penganggaran yang berpihak
kepada kepentingan warga miskin, warga disabilitas,
perempuan, anak, dan kelompok marginal;
e. mengembangkan sistem transparansi dan akuntabilitas dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan pembangunan Desa;
85
PEMBERDAYAAN
PEMBERDAYAANMASYARAKAT
MASYARAKAT
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 127
2) Pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan:
f. mendayagunakan lembaga kemasyarakatan Desa
dan lembaga adat;
g. mendorong partisipasi masyarakat dalam
penyusunan kebijakan Desa yang dilakukan melalui
musyawarah Desa;
h. menyelenggarakan peningkatan kualitas dan
kapasitas sumber daya manusia masyarakat Desa;
i. melakukan pendampingan masyarakat Desa yang
berkelanjutan; dan
j. melakukan pengawasan dan pemantauan
penyelenggaran Pemerintahan Desa dan
pembangunan Desa yang dilakukan secara
partisipatif oleh masyarakat Desa.
86
DANA
DANA BLM
BLM ::
SWAKELOLA
SWAKELOLAOLEH
OLEHMASYARAKAT
MASYARAKAT
PETUNJUK
PETUNJUK TEKNIS
TEKNIS OPERASIONAL
OPERASIONAL ::
PERENCANAAN
PERENCANAANPARTISIPATIF
PARTISIPATIF
PENDAMPINGAN
PENDAMPINGAN MASYARAKAT
MASYARAKAT ::
CAPACITY
CAPACITYBUILDING
BUILDING
TAFSIR
TAFSIRULANG
ULANGPERAN
PERANPEMBERDAYAAN
PEMBERDAYAANMASYARAKAT
MASYARAKAT
Pemberdaya Masyarakat harus mampu mendampingi Desa untuk
menjalankan UU Desa yang meliputi:
Pendidikan Hukum
Fasilitasi penyusunan Peraturan
Desa
Penanganan sengketa hukum
mediasi sosial
Penanganan kasus Perdata
Penanganan kasus Pidana
Pendampingan hukum oleh para
91
STRATEGI PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
MELALUI PENGUATAN
PENDAMPINGAN MASYARAKAT
92
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
WARGA DESA
MENGORGANISASIKAN
DIRI UNTUK MENGELOLA
PEMBANGUNAN
KOMUNITASNYA SECARA
MANDIRI
PEMBERKUASAAN
MASYARAKAT DESA UNTUK
MAMPU
MENGORGANISASIKAN DIRI
DALAM RANGKA MENGELOLA
PEMBANGUNAN
KOMUNITASNYA SECARA
MANDIRI
(STRUKTUR KEKUASAAAN
EKONOMI)
(STRUKTUR KEKUASAAN
POLITIK)
PENDAMPINGAN
PENDAMPINGANMASYARAKAT
MASYARAKATDESA
DESA
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 128
1) Pemerintah dan pemerintah daerah
menyelenggarakan pemberdayaan masyarakat
Desa dengan pendampingan secara berjenjang
sesuai dengan kebutuhan.
2) Pendampingan masyarakat Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) secara teknis
dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat
daerah kabupaten/kota dan dapat dibantu
oleh tenaga pendamping profesional, kader
pemberdayaan masyarakat Desa, dan/atau
pihak ketiga.
3) Camat atau sebutan lain melakukan koordinasi
95
pendampingan masyarakat Desa di
PENDAMPINGAN
PENDAMPINGANMASYARAKAT
MASYARAKATDESA
DESA
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 129
1) Tenaga pendamping profesional sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 128 ayat (2) terdiri atas:
a. pendamping Desa yang bertugas mendampingi Desa dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, kerja sama Desa,
pengembangan BUM Desa, dan pembangunan yang berskala
lokal Desa;
b. pendamping teknis yang bertugas mendampingi Desa dalam
pelaksanaan program dan kegiatan sektoral; dan
c. tenaga ahli pemberdayaan masyarakat yang bertugas
meningkatkan kapasitas tenaga pendamping dalam rangka
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan, dan
pemberdayaan masyarakat.
2) Pendamping sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memiliki
sertifikasi kompetensi dan kualifikasi pendampingan di bidang
ekonomi, sosial, budaya, dan/atau teknik.
3) Kader pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 128 ayat (2) berasal dari unsur masyarakat yang 96
PENDAMPINGAN
PENDAMPINGANMASYARAKAT
MASYARAKATDESA
DESA
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 130
1) Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan
Pemerintah kabupaten/kota dapat
mengadakan sumber daya manusia
pendamping untuk Desa melalui
perjanjian kerja yang pelaksanaannya
dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2) Pemerintah Desa dapat mengadakan
kader pemberdayaan masyarakat Desa
melalui mekanisme musyawarah Desa
untuk ditetapkan dengan surat
97
PENDAMPINGAN
PENDAMPINGANMASYARAKAT
MASYARAKATDESA
DESA
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 131
1) Menteri dan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan
nasional menetapkan pedoman pelaksanaan
pembangunan Desa, pembangunan kawasan
perdesaan, pemberdayaan masyarakat Desa, dan
pendampingan Desa sesuai dengan kewenangan
masing-masing.
2) Menteri/pimpinan lembaga pemerintah
nonkementerian teknis terkait dapat menetapkan
pedoman pelaksanaan pembangunan Desa,
pembangunan kawasan perdesaan, pemberdayaan
masyarakat Desa, dan pendampingan Desa sesuai
dengan kewenangannya setelah berkoordinasi dengan
Menteri dan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan 98
PELAKU-PELAKU TATA
KELOLA DESA
99
PENDAMPINGAN
PENDAMPINGANDALAM
DALAMPEMBANGUNAN
PEMBANGUNANDESA
DESA
DANA DESA/ALOKASI DANA
DESA
DESA
PEMDE
S
MUSDE
S
KADE
R
BPD
MASYARA
KAT
PENDAMPING DESA
100
BIROKRASI :
BIROKRASI
:
KEPUTUSAN
TEKNOKRATIS
KEPUTUSAN TEKNOKRATIS
BKAD
BKAD
JARING
ASMARA
HEARING
REGULAS
I/
PROYEKMUSRENBANG
DESA
KEPUTUSANDESA
PARTISIPATIF
KEPUTUSAN PARTISIPATIF
KEPENTINGAN
KOLEKTIF
KEPENTINGAN KOLEKTIF
PENDAMPING DESA
101
PEMBELAJARAN
PEMBELAJARANSOSIAL
SOSIAL
CB Desa
melalui
Pelatihan
dan
Bimbingan :
praktek
secara
langsung
KADERISASI
KADERISASI
Pembentukan
&
pemeliharaan
kader (orang
kunci)
sebagai para
penggerak
tata kelola
desa
PENGORGANISASIAN
PENGORGANISASIAN
Dinamisasi
organisasi
lokal :
Desa/BKAD
TENAGA
TENAGA PENDAMPING
PENDAMPING DESA
DESA
BINWAS
BINWASDESA
DESAOLEH
OLEHCAMAT
CAMATATAU
ATAUSEBUTAN
SEBUTANLAIN
LAIN
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 154
1) Camat atau sebutan lain melakukan tugas pembinaan
dan pengawasan Desa.
2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan melalui:
a. fasilitasi penyusunan peraturan desa dan peraturan
kepala Desa;
b. fasilitasi administrasi tata Pemerintahan Desa;
c. fasilitasi pengelolaan keuangan Desa dan
pendayagunaan aset Desa;
d. fasilitasi penerapan dan penegakan peraturan
perundang-undangan;
e. fasilitasi pelaksanaan tugas kepala Desa dan
perangkat Desa;
f. fasilitasi pelaksanaan pemilihan kepala Desa;
103
g. fasilitasi pelaksanan tugas dan fungsi Badan
BINWAS
BINWASDESA
DESAOLEH
OLEHCAMAT
CAMATATAU
ATAUSEBUTAN
SEBUTANLAIN
LAIN
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 154
1) Camat atau sebutan lain melakukan tugas pembinaan dan
pengawasan Desa.
2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan melalui:
h. rekomendasi pengangkatan dan pemberhentian perangkat
Desa;
i. fasilitasi sinkronisasi perencanaan pembangunan Daerah
dengan pembangunan Desa;
j. fasilitasi penetapan lokasi pembangunan kawasan perdesaan;
k. fasilitasi penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban
umum;
l. fasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewajiban lembaga
kemasyarakatan;
m.fasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;
n. fasilitasi kerja sama antar-Desa dan kerja sama Desa dengan
pihak ketiga;
o. fasilitasi penataan, pemanfaatan, dan pendayagunaan ruang
104
Desa serta penetapan dan penegasan batas Desa;
PERATURAN
PERATURANPERALIHAN
PERALIHANDAN
DANKETENTUAN
KETENTUANPENUTUP
PENUTUP
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 156
Pada saat peraturan pemerintah ini berlaku, kerja
sama antar-Desa atau kerja sama Desa dengan
pihak ketiga yang sedang berjalan tetap
berlaku sampai dengan berakhirnya kerja sama
tersebut.
Pasal
157
Semua peraturan pelaksanaan tentang Desa
yang selama ini ada tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dengan Peraturan
Pemerintah
ini.
Pasal
158
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku,
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara
105
AKHIR KATA
1. Pembangunan
Desa
ditempatkan
dalam
konteks desa-desa Indonesia
2. Pengembangan kapasitas desa dalam rangka
mengajarkan pembangunan desa harus
mampu menghadirkan proses belajar sosial
(belajar melalui praktek-praktek langsung).
3. UU Desa beserta peraturan pelaksanaannya
merupakan dasar hukum kebijakan publik yang
menjamin kepastian hukum bagi Desa dalam
mengelola pembangunan desa.
4. Pendampingan masyarakat Desa ke depan
harus kontekstual sesuai struktur/skemata UU
Desa.
106
TERIMA KASIH