Anda di halaman 1dari 107

PENGATURAN PEMBANGUNAN DESA

BERDASARKAN
UU NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

Tasikmalaya, 14 Juni 2014


1

Dana Desa Akan Masuk dalam RAPBN


2015

Jumat,
30 Mei 2014
| 18:15 WIB
CIANJUR,
KOMPAS.com
Pemerintah telah
merampungkan rancangan peraturan pemerintah
(PP) yang merupakan turunan dari UndangUndang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa.
Setelah PP disahkan, maka alokasi dana desa
yang ada di dalamnya akan masuk ke dalam
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (RAPBN) 2015.
"Rencananya, dengan PP yang dibuat ini,
kemungkinan akan dimasukkan ke dalam APBN
2015. Soal detailnya, nanti setelah
ditandatangani Presiden, baru nanti kita bicara
lagi," ujar Menteri Keuangan Chatib Basri seusai
melakukan rapat terbatas dengan Presiden Susilo2

KEDAULATAN HUKUM SEBAGAI


PERWUJUDAN KEDAULATAN
NEGARA
Pengaturan Desa berdasarkan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa
UU Desa menjamin adanya
Kepastian Hukum bagi Desa.
Pihak-pihak yang berkepentingan
atas Desa wajib menjalankan UU
Desa dimaksud.

KEDAULATAN HUKUM NKRI


UUD 1945

UNDANG-UNDANG NO.6/2014 TENTANG


DESA
KEDUDUK
ASAS
TUJUAN
AN
POKOK-POKOK PENGATURAN
DESA

ATURAN PELAKSANAAN :
PERATURAN PEMERINTAH, PERATURAN
MENTERI, PERATURAN DAERAH,
PERATURAN DESA

DEFINISI DESA
Desa adalah desa dan desa adat atau yang
disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut

kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki
batas
wilayah
yang
berwenang
untuk
mengatur
dan
mengurus urusan pemerintahan,
Desa,

adalah

kepentingan
masyarakat
setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal-usul, dan/atau hak tradisional yang
5

TUJUAN PENGATURAN
1. MEMBERIKAN PENGAKUAN DAN PENGHORMATAN ATAS
DESAYANG ADA DENGAN KEBERAGAMANYA
2. MEMBERIKAN KEJELASAN STATUS DAN KEPASTIAN HUKUM
ATAS DESA
3. MELESTARIKAN DAN MEMAJUKAN ADAT, TRADISI DAN BUDAYA
MASYARAKAT
4. MENDORONG PRAKARSA, GERAKAN DAN PARTISIPASI MASY
5. MEMBENTUK PEMERINTAHAN DESA YANG PROFESIONAL,
EFISIEN DAN EFEKTIF, TERBUKA, BERTANGGUNGJAWAB
6. MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK GUNA PERWUJUDAN
KESEJAHTERAAN UMUM
7. MENINGKATKAN KETAHANAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT
8. MEMAJUKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA
9. MEMPERKUAT MASY. DESA SEBAGAI SUBYEK PEMBANGUNAN
6

ASAS PENGATURAN DESA

UU Desa : Pasal 3
1. rekognisi;
2. subsidiaritas;
3. keberagaman;
4. kebersamaan;
5. kegotongroyongan;
6. kekeluargaan;
7. musyawarah;
8. demokrasi;
9. partisipasi;
10.kesetaraan; dan
11.pemberdayaan.

Asas Rekognisi
Asas pengakuan dan penghormatan yang
diamanatkan oleh konstitusi dalam ilmu sosial
disebut sebagai rekognisi. Rekognisi mencakup
pengakuan keragaman budaya untuk
membangun keadilan budaya (cultural justice)
serta pengakuan terhadap kemandirian desa.
Yang strategis adalah rekognisi terhadap:
Hak Asal-Usul, Inisiatif (prakarsa) dan produk
hukum desa, tradisi dan institusi lokal.

Asas Subsidiaritas
masyarakat atau lembaga yang lebih tinggi
kedudukannya harus memberi bantuan kepada
anggota-anggotanya atau lembaga yang lebih
terbatas sejauh mereka sendiri tidak dapat
menyelesaikan tugas mereka secara
memuaskan. Sedangkan apa yang dapat
dikerjakan secara memuaskan oleh satuansatuan masyarakat yang lebih terbatas jangan
diambil alih oleh satuan masyarakat yang lebih
tinggi.
Franz Magnis-Suseno, 1987, Etika Politik : Prinsip-Prinsip Moral Dasar
Kenegaraan Modern, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, hal. 307

ASAS SUBSIDIARITAS DALAM


PENGATURAN DESA

Asas subsidiaritas ini menjamin kewenangan


lokal berskala Desa
Pihak-pihak yang berkepentingan atas Desa
berkewajiban memfasilitasi dan membantu
desa untuk berdaya mengelola secara mandiri
urusan-urusan lokal berskala Desa
Konsekuensinya, segala urusan lokal yang Desa
dan yang mampu dikelola sendiri oleh Desa,
pelaksananya harus diserahkan kepada desa.
Segala urusan lokal berskala Desa yang mampu
dikelola sendiri oleh Desa tidak boleh diambil
alih dari Desa.
10

KEDUDUKAN DESA
UU Desa : Pasal 5

Desa berkedudukan di
wilayah kabupaten/kota.

11

KEDUDUKAN DESA

KEWENANGAN DESA
PP 72/2005 Pasal 7

UU Desa/2014 Pasal 18

Urusan pemerintahan yang


menjadi kewenangan desa
mencakup :

Kewenangan Desa meliputi:

urusan pemerintahan yang


sudah ada berdasarkan hak
asal usul desa;
urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan
kabupaten/kota yang
diserahkan pengaturannya
kepada
desa;
tugas pembantuan
dari
Pemerintah, Pemerintah
Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota; dan
urusan pemerintahan lainnya
yang oleh peraturan
perundang-undangan
diserahkan kepada desa.

a. kewenangan berdasarkan hak


asal usul;
b. kewenangan lokal berskala
Desa;
c. kewenangan yang ditugaskan
oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, atau
Pemerintah Daerah
d. Kabupaten/Kota;
kewenangan lain dan
yang
.
ditugaskan
oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi,
atau Pemerintah Daerah
13
Kabupaten/Kota sesuai
dengan ketentuan peraturan

KEWENANGAN DESA
a. kewenangan berdasarkan hak
asal usul;
b. kewenangan lokal berskala
Desa;

c. kewenangan yang ditugaskan


oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, atau
Pemerintah Daerah
d. kewenangan
lain dan
yang
Kabupaten/Kota;
.
ditugaskan
oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi,
atau Pemerintah Daerah
14
Kabupaten/Kota sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Self Governing
Community

Local Self
Government

Prinsip Tata Kelola


Desa

Musyawarah
Desa
(psl. 54)

Check and balances antara


Kepala Desa dengan Badan
Permusyawaratan desa.

Demokrasi perwakilan +
permusyawaran.
Proses demokrasi
partisipatoris melalui
Musdes

Kepala Desa
(psl. 25 53)

Perangkat
Desa
(Pelayanan)
Panitia (adhok)
BUMDes
Lembaga
Kemasyarak
atan/Adat

Dipilih
langsun
g

RPJM-Desa
Asset Desa
Hal-hal
Strategis

RPJM-Desa dan
RKP-Desa
APB-Desa
Peraturan Desa
Kinerja
Pemerintah
Kerja Sama

Badan
Permusyawaratan
Desa (BPD) (psl. 55
-65)

Warga/Masyarak
at
Klp. Special Interest
Perwakilan Bagian
Wilayah Desa

Dipilih
secara
Demokrati
s

15

MUSYAWARAH
MUSYAWARAHDESA
DESA
Musyawarah Desa merupakan forum
permusyawaratan yang diikuti oleh Badan
Permusyawaratan Desa, pemerintah Desa, dan unsur
masyarakat Desa untuk memusyawarahkan hal yang
bersifat strategis dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Desa.
Musyawarah Desa diselenggarakan oleh BPD DAN
dilaksanakan paling kurang sekali dalam 1 (satu)
Hal
yang bersifat strategis meliputi:
tahun.

penataan Desa;
perencanaan Desa;
kerja sama Desa;
rencana investasi yang masuk ke Desa;
pembentukan BUM Desa;
penambahan dan pelepasan Aset Desa; dan
kejadian luar biasa.

MUSYAWARAH
DESA
MUSYAWARAH
DESA
1)
Musyawarah
diselenggarakan
oleh
Badan
Permusyawaratan
PASAL
80 PP NO 43/2014 Desa
TENTANG
PERATURAN PELAKSANAAN
UU NO.6
TAHUN
2014 TENTANG DESA
PASAL 80 PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

2)
3)

1.
2.

Desa yang difasilitasi oleh Pemerintah Desa.


Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diikuti
oleh Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan unsur
masyarakat.
Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri
atas:
1. tokoh adat;
2. tokoh agama;
3. tokoh masyarakat;
4. tokoh pendidikan;
5. perwakilan kelompok tani;
6. perwakilan kelompok nelayan;
7. perwakilan kelompok perajin;
8. perwakilan kelompok perempuan
9. perwakilan kelompok pemerhati dan pelindungan anak; dan
10. perwakilan kelompok masyarakat miskin.
Selain unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
musyawarah Desa dapat melibatkan unsur masyarakat lain sesuai
dengan kondisi sosial budaya masyarakat.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata tertib dan mekanisme
17

DEFINISI PERATURAN DESA


Peraturan Desa adalah peraturan
perundang-undangan yang ditetapkan
oleh Kepala Desa setelah dibahas dan
disepakati bersama Badan
Permusyawaratan Desa.

19

PERATURAN
PERATURANDESA
DESA

UU Desa : Pasal 69

Jenis peraturan di Desa terdiri atas Peraturan


Desa, peraturan bersama kepala Desa, dan
peraturan kepala Desa.
Peraturan Desa dilarang bertentangan dengan
kepentingan umum dan/atau ketentuan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi.
Peraturan Desa ditetapkan oleh kepala Desa
setelah dibahas dan disepakati bersama BPD.
Rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa, pungutan, tata
ruang, dan organisasi Pemerintah Desa harus
mendapatkan evaluasi dari Bupati/Walikota
sebelum ditetapkan menjadi Peraturan Desa.

PERATURAN
PERATURANDESA
DESA

Rancangan Peraturan Desa wajib


dikonsultasikan kepada masyarakat Desa.
Masyarakat Desa berhak memberikan
masukan terhadap rancangan Peraturan Desa.
Peraturan Desa dan peraturan kepala Desa
diundangkan dalam berita Desa dan lembaran
Desa oleh sekretaris Desa.
Peraturan bersama kepala Desa merupakan
peraturan yang ditetapkan oleh kepala Desa
dari dua Desa atau lebih yang melakukan
kerja sama antar-Desa.
Peraturan bersama kepala Desa merupakan
perpaduan kepentingan Desa masing-masing
dalam kerja sama antar-Desa.

BASIS
LEGALITAS

BASIS
LEGITIMASI

PERUMUSAN
PRODUK HUKUM
DESA
BERBASISKAN
ATURAN-ATURAN
HUKUM POSITIF
YANG LEBIH
TINGGI

PERUMUSAN
PRODUK HUKUM
DESA
BERBASISKAN
ASPIRASI
MASYARAKAT

PERATURAN
DI
DESA
PERATURAN
DI
DESA
PASAL 83 PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PASAL 83 PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

1) Rancangan peraturan Desa diprakarsai oleh


Pemerintah Desa.
2) Badan Permusyawaratan Desa dapat
mengusulkan rancangan peraturan Desa
kepada pemerintah desa.
3) Rancangan peraturan Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib
dikonsultasikan kepada masyarakat Desa
untuk mendapatkan masukan.
4) Rancangan peraturan Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh
kepala Desa setelah dibahas dan disepakati
bersama Badan Permusyawaratan Desa.
23

PERATURAN
DESA
PERATURAN
DESA
PASAL 84 PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PASAL 84 PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

1) Rancangan peraturan Desa yang telah disepakati bersama


disampaikan oleh pimpinan Badan Permusyawaratan Desa
kepada kepala Desa untuk ditetapkan menjadi peraturan
Desa paling lambat 7 (tujuh) Hari terhitung sejak tanggal
kesepakatan.
2) Rancangan peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) wajib ditetapkan oleh kepala Desa dengan
membubuhkan tanda tangan paling lambat 15 (lima belas)
Hari terhitung sejak diterimanya rancangan peraturan Desa
dari pimpinan Badan Permusyawaratan Desa.
3) Peraturan Desa dinyatakan mulai berlaku dan mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat sejak diundangkan dalam
lembaran Desa dan berita Desa oleh sekretaris Desa.
4) Peraturan Desa yang telah diundangkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada
bupati/walikota sebagai bahan pembinaan dan pengawasan
paling lambat 7 (tujuh) Hari setelah diundangkan.
24
5) Peraturan Desa wajib disebarluaskan oleh Pemerintah Desa

PERATURAN
KEPALA
DESA
PERATURAN
KEPALA
DESA
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DES

Pasal 85

Peraturan kepala Desa merupakan


peraturan pelaksanaan Peraturan Desa.

Pasal 86
1)Peraturan kepala Desa ditandatangani
oleh kepala Desa.
2)Peraturan kepala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diundangkan oleh
sekretaris Desa dalam lembaran Desa dan
berita Desa.
3)Peraturan kepala Desa waib
disebarluaskan oleh Pemerintah Desa

25

PEMBATALAN
PERDES
DAN
PERKADES
PEMBATALAN
PERDES
DAN
PERKADES
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DES

Pasal 87
Peraturan Desa dan peraturan
kepala Desa yang
bertentangan dengan
kepentingan umum dan/atau
ketentuan peraturan
perundang-undangan yang
lebih tinggi dibatalkan oleh
bupati/walikota
26

PEMBATALAN
PERDES
DAN
PERKADES
PEMBATALAN
PERDES
DAN
PERKADES
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DES

Pasal 88
1)Peraturan bersama kepala Desa
merupakan peraturan kepala Desa
dalam rangka kerjasama antar-Desa.
2)Peraturan bersama kepala Desa
ditandatangani oleh kepala Desa dari
2 (dua) Desa atau lebih yang
melakukan kerja sama antar-Desa.
3)Peraturan bersama kepala Desa
disebarluaskan kepada masyarakat
Desa masing-masing.

27

PENGELOLAAN
PENGELOLAANKEUANGAN
KEUANGANDESA
DESA
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

Pasal 94
Pengelolaan Keuangan
Desa dilaksanakan dalam
masa 1 (satu) tahun
anggaran terhitung mulai
tanggal 1 Januari sampai
dengan 31 Desember.

28

PENGELOLAAN
KEUANGAN
DESA
PENGELOLAAN
KEUANGAN
DESA
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DES

Pasal 93
1)Pengelolaan Keuangan Desa meliputi:
a. perencanaan;
b. pelaksanaan;
c. penatausahaan;
d. pelaporan; dan
e. pertanggungjawaban.
2)Kepala Desa adalah pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
3)Dalam melaksanakan kekuasaan pengelolaan
Keuangan Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), kepala Desa menguasakan sebagian
kekuasaannya kepada perangkat Desa.

29

Baik dana yang bersumber dari DAU


+ DBH maupun alokasi dari APBN
yang diperuntukan untuk desa
dialokasikan ke desa melalui
kabupaten.

30

APBN
APBN
Dana
Dana Transfe
Transfe ke
ke Daerah
Daerah
Dana
Perimbangan

KL
KL

Program K/L

Kabupaten/
Kota
1. DAD: 10% dari DAU + DBH
2. 10% dari bagian
bagian dari Pajak &
Retribusi
3. HIbah

Indeks
Indikat
or
Alokas
i&
Peman
faatan

SKEMA SUMBERSUMBER PENDAPATAN


DESA DARI PUSAT

Provinsi
Provinsi

Program/Hibah

KEUANGAN DESA

PAD
es

Sumber Lain

RPJMDes & APBDes

31

APBDESA
APBDESA

PASAL
PASAL 73
73 UU
UU DESA
DESA

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa


terdiri atas bagian pendapatan, belanja,
dan pembiayaan Desa.
Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa diajukan oleh Kepala Desa
dan dimusyawarahkan bersama Badan
Permusyawaratan Desa.
Sesuai dengan hasil musyawarah,
Kepala Desa menetapkan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa setiap
tahun dengan Peraturan Desa.

APBDESA
APBDESA

PASAL
PASAL 73
73 UU
UU DESA
DESA

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa


terdiri atas bagian pendapatan, belanja,
dan pembiayaan Desa.
Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa diajukan oleh Kepala Desa
dan dimusyawarahkan bersama Badan
Permusyawaratan Desa.
Sesuai dengan hasil musyawarah,
Kepala Desa menetapkan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa setiap
tahun dengan Peraturan Desa.

PRIORITAS
PRIORITAS BELANJA
BELANJA DESA
DESA
PASAL
PASAL 74
74 UU
UU DESA
DESA

Belanja Desa diprioritaskan untuk


memenuhi kebutuhan pembangunan
yang disepakati dalam Musyawarah
Desa dan sesuai dengan prioritas
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah.
Kebutuhan pembangunan desa meliputi
tetapi tidak terbatas pada: kebutuhan
primer, pelayanan dasar, lingkungan,
dan kegiatan pemberdayaan

BELANJA
DESA
BELANJA
DESA
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DES

Pasal 100
Belanja Desa yang ditetapkan dalam APB Desa digunakan
dengan ketentuan:
a.paling sedikit 70% (tujuh puluh perseratus) dari jumlah
anggaran belanja Desa digunakan untuk mendanai
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa,
dan pemberdayaan masyarakat Desa; dan
b.paling banyak 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah
anggaran belanja Desa digunakan untuk:
1. penghasilan tetap dan tunjangan kepala Desa dan
perangkat Desa;
2. operasional Pemerintah Desa;
3. tunjangan dan operasional Badan Permusyawaratan
Desa; dan
35
4. insentif rukun tetangga dan rukun warga.

APB
DESA
APB
DESA
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DES

Pasal 101
1)Rancangan peraturan Desa tentang APB Desa
disepakati bersama oleh kepala Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa paling lambat bulan Oktober
tahun berjalan.
2)Rancangan peraturan Desa tentang APB Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
oleh kepala Desa kepada bupati/walikota melalui
camat atau sebutan lain paling lambat 3 (tiga) Hari
sejak disepakati untuk dievaluasi.
3)Bupati/walikota dapat mendelegasikan evaluasi
rancangan peraturan Desa tentang APB Desa kepada
camat atau sebutan lain.
4)Peraturan Desa tentang APB Desa ditetapkan
paling lambat tanggal 31 Desember tahun anggaran36

INFORMASI
RENCANA
ANGGARAN
DESA
INFORMASI
RENCANA
ANGGARAN
DESA
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DES

Pasal 102
1) Gubernur menginformasikan rencana bantuan
keuangan yang bersumber dari APBD Provinsi.
2) Bupati/walikota menginformasikan rencana ADD,
bagian bagi hasil pajak dan retribusi kabupaten/kota
untuk Desa, serta bantuan keuangan yang bersumber
dari APBD kabupaten/kota.
3) Gubernur dan bupati/walikota menyampaikan
informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) kepada kepala Desa dalam jangka waktu 10
(sepuluh) Hari setelah kebijakan umum anggaran dan
Prioritas serta plafon anggaran sementara disepakati
kepala daerah bersama dewan perwakilan rakyat
daerah.
4) Informasi dari gubernur dan bupati/walikota
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) 37

UU NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA


DEFINISI PEMBANGUNAN DESA

Pembangunan Desa adalah


upaya peningkatan kualitas
hidup dan kehidupan untuk
sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat
Desa.
39

TUJUAN
TUJUAN PENGATURAN
PENGATURAN DESA
DESA
PASAL
PASAL44UU
UUDESA
DESA
(TERKAIT
(TERKAITPEMBANGUNAN
PEMBANGUNANDESA)
DESA)

mendorong prakarsa, gerakan, dan


partisipasi masyarakat Desa untuk
pengembangan potensi dan Aset Desa
guna kesejahteraan bersama;
memajukan perekonomian masyarakat
Desa serta mengatasi kesenjangan
pembangunan nasional; dan
memperkuat masyarakat Desa
sebagai subjek pembangunan.

WEWENANG
KEPALA
WEWENANG
KEPALADESA
DESA
Pasal
26
(TERKAIT
(TERKAITPEMBANGUNAN
PEMBANGUNANDESA)
DESA)

1)Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan


Desa, melaksanakan Pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.
2)Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Kepala Desa berwenang:
memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset
Desa;
menetapkan Peraturan Desa;
menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;
membina dan meningkatkan perekonomian Desa serta
mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala
produktif untuk sebesar-besarnya kemakmuran
masyarakat Desa;
mengembangkan sumber pendapatan Desa;
mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian
kekayaan negara guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Desa;
memanfaatkan teknologi tepat guna;
41
mengoordinasikan Pembangunan Desa secara

DESA MERUPAKAN SUBYEK HUKUM


(PEMEGANG HAK DAN KEWAJIBAN)
DALAM URUSAN :

Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa,
pelaksanaan

Pembangunan Desa,
pembinaan kemasyarakatan
Desa, dan pemberdayaan
masyarakat Desa
42

IMPLIKASI UU DESA:
TRANSFORMASI PARADIGMA PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT

DARI
COMMUNITY DRIVEN DEVELOPMENT
MENJADI
VILLAGE DRIVEN DEVELOPMENT

CDD
BERSIFAT APOLITIS

VDD
BERSIFAT POLITIS
43

DINAMIKA
DINAMIKAVILLAGE
VILLAGEDRIVEN
DRIVENDEVELOPMENT
DEVELOPMENT
DANA DESA/ALOKASI DANA
DESA

DESA

MUSDE
S

PEMDE
S

BPD

RAKYAT

44

DINAMIKA VDD BERKONTEKS OTONOMI


DAERAH
RUANG PUBLIK
LEGISLASI
DPR:
DPR:
KEPUTUSAN
KEPUTUSANPOLITIK
POLITIK

BIROKRASI
BIROKRASI: :
KEPUTUSAN
KEPUTUSANTEKNOKRATIS
TEKNOKRATIS

BKAD
BKAD
JARING
ASMARA

REGULASI
/ PROYEK

HEARING
DESA
DESA

MUSRENBAN
G

KEPUTUSAN
KEPUTUSANPARTISIPATIF
PARTISIPATIF
KEPENTINGAN
KEPENTINGANKOLEKTIF
KOLEKTIF

UU
UUDesa
DesaPasal
Pasal78
78
PEMBANGUNAN
PEMBANGUNANDESA
DESA

Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan


kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup
manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui
pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana
dan prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi
lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan secara berkelanjutan.
Pembangunan Desa meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan.
Pembangunan Desa mengedepankan kebersamaan,
kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna
mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan
keadilan sosial.

UU
UUDesa
DesaPasal
Pasal79
79
PERENCANAAN
PERENCANAANPEMBANGUNAN
PEMBANGUNANDESA
DESA
Perencanaan Pembangunan Desa mengacu pada
perencanaan pembangunan kabupaten/kota.
Perencanaan Pembangunan Desa meliputi:
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
(RPJMDes) untuk jangka waktu 6 (enam) tahun;
Rencana Pembangunan Tahunan Desa (RKPDes)
jangka waktu 1 (satu) tahun.
RPJMDes dan RKPDes ditetapkan dengan Peraturan
Desa, dan menjadi satu-satunya dokumen
perencanaan di Desa.
Program Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah
yang berskala lokal Desa dikoordinasikan dan/atau
didelegasikan pelaksanaannya kepada Desa.
Perencanaan Pembangunan Desa merupakan salah
satu sumber masukan dalam perencanaan

UU
UUDesa
DesaPasal
Pasal80
80
PERENCANAAN
PERENCANAANPEMBANGUNAN
PEMBANGUNANDESA
DESA

Perencanaan Pembangunan Desa


diselenggarakan dengan mengikutsertakan
masyarakat Desa.
Pemerintah Desa wajib menyelenggarakan
musyawarah perencanaan Pembangunan
Desa.

Musyawarah perencanaan
Pembangunan Desa menetapkan
prioritas, program, kegiatan, dan
kebutuhan Pembangunan Desa
yang didanai oleh Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa,
swadaya masyarakat Desa,

UU
UUDesa
DesaPasal
Pasal80
80
PERENCANAAN
PERENCANAANPEMBANGUNAN
PEMBANGUNANDESA
DESA
Prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan
Pembangunan Desa dirumuskan berdasarkan
penilaian terhadap kebutuhan masyarakat Desa
meliputi :
peningkatan kualitas dan akses terhadap
pelayanan dasar;
pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur
dan lingkungan berdasarkan kemampuan teknis
dan sumber daya lokal yang tersedia;
pengembangan ekonomi pertanian berskala
produktif;
pengembangan dan pemanfaatan teknologi
tepat guna untuk kemajuan ekonomi; dan
peningkatan kualitas ketertiban dan
ketenteraman masyarakat Desa berdasarkan
kebutuhan masyarakat Desa.

PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
DESA
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
DESA
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DES

Pasal 114
1)Perencanaan pembangunan Desa disusun
berdasarkan hasil kesepakatan dalam
musyawarah Desa.
2)Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) paling lambat dilaksanakan pada bulan
Juni tahun anggaran berjalan.

Pasal 115

Perencanaan pembangunan Desa


sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 114 menjadi pedoman bagi
Pemerintah Desa dalam
50

RPJM
DESA
DAN
RKP
DESA
RPJM
DESA
DAN
RKP
DESA
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DES

Pasal 116
1)Dalam menyusun RPJM Desa dan RKP Desa, Pemerintah Desa
wajib menyelenggarakan musyawarah perencanaan
pembangunan Desa secara partisipatif.
2)Musyawarah perencanaan pembangunan Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diikuti oleh Badan Permusyawaratan Desa
dan unsur masyarakat Desa.
3)Rancangan RPJM Desa dan rancangan RKP Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibahas dalam musyawarah perencanaan
pembangunan Desa.
4)Rancangan RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
paling sedikit memuat penjabaran visi dan misi kepala Desa
terpilih dan arah kebijakan perencanaan pembangunan Desa.
5)Rancangan RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
memperhatikan arah kebijakan perencanaan pembangunan
kabupaten/kota.
6)Rancangan RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
merupakan penjabaran dari rancangan RPJM Desa untuk jangka 51

RPJM
DESA
RPJM
DESA
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DES

Pasal 117
1)RPJM Desa mengacu pada RPJM
kabupaten/kota.
2)RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) memuat visi misi kepala Desa, rencana
penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat, dan
arah kebijakan pembangunan Desa.
3)RPJM Desa disusun dengan mempertimbangkan
kondisi objektif Desa dan prioritas pembangunan
kabupaten/kota.
4)RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) ditetapkan dalam jangka waktu paling lama 352

PENJELASAN
PENJELASANTTG
TTGRPJMDESA
RPJMDESA
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

Pasal 117 ayat (3)

Yang dimaksud dengan kondisi objektif


Desa adalah kondisi yang
menggambarkan situasi yang ada di Desa,
baik mengenai sumber daya manusia,
sumber daya alam maupun sumber daya
lainnya, serta dengan mempertimbangkan,
antara lain, keadilan gender, pelindungan
terhadap anak, pemberdayaan keluarga,
keadilan bagi masyarakat miskin, warga
disabilitas dan marginal, pelestarian
lingkungan hidup, pendayagunaan
53

RKP
DESA
RKP
DESA
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DES

Pasal 118
1)RKP Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 117
merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1
(satu) tahun.
2)RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat
rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan
pemberdayaan masyarakat.
3)RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit
berisi uraian:
a. evaluasi pelaksanaan RKP Desa tahun sebelumnya;
b. prioritas program, kegiatan, dan anggaran Desa yang
dikelola oleh Desa;
c. prioritas program, kegiatan, dan anggaran Desa yang
dikelola melalui kerjasama antar-Desa dan pihak ketiga;
d. rencana program, kegiatan, dan anggaran Desa yang
dikelola oleh Desa sebagai kewenangan penugasan dari
54
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah

RKP
RKPDESA
DESA
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

Pasal 118
4)RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
disusun oleh Pemerintah Desa sesuai dengan
informasi dari pemerintah daerah kabupaten/kota
berkaitan dengan pagu indikatif Desa dan
rencana kegiatan Pemerintah, pemerintah daerah
provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota.
5)RKP Desa mulai disusun oleh Pemerintah Desa
pada bulan Juli tahun berjalan.
6)RKP Desa ditetapkan dengan peraturan Desa
paling lambat akhir bulan September tahun
berjalan.
7)RKP Desa menjadi dasar penetapan APB Desa.
55

RKP
DESA
RKP
DESA
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DES

Pasal 119
1)Pemerintah Desa dapat mengusulkan kebutuhan pembangunan
Desa kepada pemerintah daerah kabupaten/kota.
2)Dalam hal tertentu, Pemerintah Desa dapat mengusulkan
kebutuhan pembangunan Desa kepada Pemerintah dan
pemerintah daerah provinsi.
3)Usulan kebutuhan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) harus mendapatkan persetujuan bupati/walikota.
4)Dalam hal bupati/walikota memberikan persetujuan, usulan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan oleh
bupati/walikota kepada Pemerintah dan/atau pemerintah daerah
provinsi.
5)Usulan Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) dihasilkan dalam musyawarah perencanaan
pembangunan Desa.
6)Dalam hal Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan
Pemerintah Daerah kabupaten/kota menyetujui usulan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), usulan
56

PERUBAHAN
RPJM
DESA
DAN
RKP
DESA
PERUBAHAN
RPJM
DESA
DAN
RKP
DESA
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DES

Pasal 120
1)RPJM Desa dan/atau RKP Desa dapat diubah
dalam hal:
a. terjadi peristiwa khusus, seperti bencana
alam, krisis politik, krisis ekonomi, dan/atau
kerusuhan sosial yang berkepanjangan;
atau
b. terdapat perubahan mendasar atas
kebijakan Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, dan/atau Pemerintah Daerah
kabupaten/kota.
2)Perubahan RPJM Desa dan/atau RKP Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibahas
dan disepakati dalam musyawarah perencanaan57

SATUMENGHADIRKAN
DESA SATU
UU DESA
:

PERENCANAAN
SATU DESA SATU SISTEM
ANGGARAN
PERTUMBUHAN EKONOMI DESA DAN
PELAYANAN SOSIAL DASAR
YANG BERTUMPU PADA SUMBERDAYA
LOKAL
(SDA, TTG, SDM & BUDAYA
NUSANTARA)

58

PRASYARA
T:

PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DESA YANG OBYEKTIF DAN
PARTISIPATIF

Adanya data desa yang akurat dan lengkap


Adanya ketetapan tentang standar pelayanan desa
dalam rangka memenuhi kebutuhan sosial dasar
Adanya evaluasi tingkat perkembangan desa
Adanya tata ruang wilayah desa
Perencanaan pembangunan dilakukan berdasarkan
hasil pemetaan kebutuhan masyarakat yang
dirumuskan secara partisipatif.
Penggalian kebutuhan dan penampungan aspirasi
masyarakat dilakukan dengan menyelenggarakan
musyawarah kewilayahan dan/atau musyawarah
kelompok masyarakat.

59

TAHAPAN PERENCANAAN DESA


DESEMBE
2014
JUNI
R
BPD
PEMDE
S
PEMDE
S
PEMDE
S
PEMDE
S
PEMDE
S
PEMDE
S

MUSDES DALAM
PERENCANAAN DESA
RANCANGAN
RPJMDESA/RKPDESA
MUSRENBANG DESA
PERDES RPJMDESA/RKPDESA
RANCANGAN APBDESA
PRIORITAS BELANJA DESA
31 DES = PERDES APBDESA

60

UU
UUDesa
DesaPasal
Pasal81
81
PELAKSANAAN
PELAKSANAANPEMBANGUNAN
PEMBANGUNANDESA
DESA

Pembangunan Desa dilaksanakan oleh


Pemerintah Desa dengan melibatkan seluruh
masyarakat Desa dengan semangat gotong
royong.
Pelaksanaan Pembangunan Desa dilakukan
dengan memanfaatkan kearifan lokal dan
sumber daya alam Desa.
Pembangunan lokal berskala Desa
dilaksanakan sendiri oleh Desa.
Pelaksanaan program sektoral yang masuk ke
Desa diinformasikan kepada Pemerintah Desa
untuk diintegrasikan dengan pembangunan
Desa.

UU
UUDesa
DesaPasal
Pasal82
82
Pemantauan
Pemantauandan
danPengawasan
PengawasanPembangunan
PembangunanDesa
Desa

Masyarakat Desa berhak mendapatkan informasi


mengenai rencana dan pelaksanaan Pembangunan
Desa.
Masyarakat Desa berhak melakukan pemantauan
terhadap pelaksanaan Pembangunan Desa.
Masyarakat Desa melaporkan hasil pemantauan dan
berbagai keluhan terhadap pelaksanaan
Pembangunan Desa kepada Pemerintah Desa dan
Badan Permusyawaratan Desa.
Pemerintah Desa wajib menginformasikan
perencanaan dan pelaksanaan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa, Rencana Kerja
Pemerintah Desa, dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa kepada masyarakat Desa melalui
layanan informasi kepada umum dan melaporkannya

PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN
DESA
PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN
DESA
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DES

Pasal 121
1) Kepala Desa mengoordinasikan kegiatan
pembangunan Desa yang dilaksanakan oleh perangkat
Desa dan/atau unsur masyarakat Desa.
2) Pelaksana kegiatan pembangunan Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
mempertimbangkan keadilan gender.
3) Pelaksanaan pembangunan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) mengutamakan pemanfaatan
sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang ada
di Desa serta mendayagunakan swadaya dan gotong
royong masyarakat.
4) Pelaksana pembangunan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) menyampaikan laporan pelaksanaan
pembangunan kepada kepala Desa dalam forum
musyawarah Desa.
63

PELAKSANAAN
PELAKSANAANPEMBANGUNAN
PEMBANGUNANDESA
DESA
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

Pasal 122

1) Pemerintah, pemerintah daerah Provinsi, dan


pemerintah daerah kabupaten/kota
menyelenggarakan program sektoral dan program
daerah berskala lokal Desa di Desa.
2) Program sektoral yang masuk ke Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diinformasikan kepada Pemerintah Desa untuk
diintegrasikan ke dalam pembangunan Desa.
3) Program Pemerintah atau program sektoral
dan/atau program daerah yang berskala lokal
Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikoordinasikan dan/atau didelegasikan
pelaksanaannya kepada Desa.
4) Program sektoral dan program daerah
64

PELAKSANAAN
PELAKSANAANPEMBANGUNAN
PEMBANGUNANDESA
DESA
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

Penjelasan Pasal 122

Ayat (2)
Pengintegrasian program sektor ke dalam
pembangunan Desa dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya tumpang tindih
program dan anggaran sehingga terwujud
program yang saling mendukung.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan didelegasikan
pelaksanaannya adalah penyerahan
pelaksanaan kegiatan, anggaran
pembangunan, dan aset dari Pemerintah,

65

PEMBANGUNAN
KAWASAN
PERDESAAN
PEMBANGUNAN
KAWASAN
PERDESAAN
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DES

Pasal 123
1) Pembangunan kawasan perdesaan merupakan perpaduan
pembangunan antar-Desa yang dilaksanakan dalam upaya
mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan,
pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat Desa
melalui pendekatan pembangunan partisipatif.
2) Pembangunan kawasan perdesaan terdiri atas:
a. penyusunan rencana tata ruang kawasan perdesaan
secara partisipatif;
b. pengembangan pusat pertumbuhan antar-Desa secara
terpadu;
c. penguatan kapasitas masyarakat;
d. kelembagaan dan kemitraan ekonomi; dan
e. pembangunan infrastruktur antarperdesaan.
3) Pembangunan kawasan perdesaan memperhatikan
kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan
lokal berskala Desa serta pengarusutamaan perdamaian
dan keadilan sosial melalui pencegahan dampak sosial dan66

PEMBANGUNAN
PEMBANGUNANKAWASAN
KAWASANPERDESAAN
PERDESAAN
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

Pasal 124
1) Pembangunan kawasan perdesaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 123 dilaksanakan di lokasi yang telah ditetapkan oleh
bupati/walikota.
2) Penetapan lokasi pembangunan kawasan perdesaan dilaksanakan
dengan mekanisme:
a. Pemerintah Desa melakukan inventarisasi dan identifikasi
mengenai wilayah, potensi ekonomi, mobilitas penduduk,
serta sarana dan prasarana Desa sebagai usulan penetapan
Desa sebagai lokasi pembangunan kawasan perdesaan;
b. usulan penetapan Desa sebagai lokasi pembangunan
kawasan perdesaan disampaikan oleh kepala Desa kepada
bupati/walikota;
c. bupati/walikota melakukan kajian atas usulan untuk
disesuaikan dengan rencana dan program pembangunan
kabupaten/kota; dan
d. berdasarkan hasil kajian atas usulan, bupati/walikota
menetapkan lokasi pembangunan kawasan perdesaan dengan
keputusan bupati/walikota.
67
3) Bupati/walikota dapat mengusulkan program pembangunan

PEMBANGUNAN
KAWASAN
PERDESAAN
PEMBANGUNAN
KAWASAN
PERDESAAN
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DES

Pasal 124
4) Program pembangunan kawasan perdesaan yang berasal dari
Pemerintah dan pemerintah daerah provinsi dibahas bersama
pemerintah daerah kabupaten/kota untuk ditetapkan sebagai
program pembangunan kawasan perdesaan.
5) Program pembangunan kawasan perdesaan yang berasal dari
Pemerintah ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan
nasional.
6) Program pembangunan kawasan perdesaan yang berasal dari
pemerintah daerah Provinsi ditetapkan oleh gubernur.
7) Program pembangunan kawasan perdesaan yang berasal dari
pemerintah daerah kabupaten/kota ditetapkan oleh
bupati/walikota.
8) Bupati/walikota melakukan sosialisasi program pembangunan
kawasan perdesaan kepada Pemerintah Desa, Badan
Permusyawaratan Desa, dan masyarakat.
9) Pembangunan kawasan perdesaan yang berskala lokal Desa
ditugaskan pelaksanaannya kepada Desa.

68

PEMBANGUNAN
KAWASAN
PERDESAAN
PEMBANGUNAN
KAWASAN
PERDESAAN
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DES

Pasal 125

1) Perencanaan, pemanfaatan, dan pendayagunaan aset


Desa dan tata ruang dalam pembangunan kawasan
perdesaan dilakukan berdasarkan hasil musyawarah
Desa yang selanjutnya ditetapkan dengan peraturan
Desa.
2) Pembangunan kawasan perdesaan yang
memanfaatkan aset Desa dan tata ruang Desa wajib
melibatkan pemerintah Desa.
3) Pelibatan Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dalam hal:
a. memberikan informasi mengenai rencana program
dan kegiatan pembangunan kawasan perdesaan;
b. memfasilitasi musyawarah Desa untuk membahas
dan menyepakati pendayagunaan aset Desa dan
tata ruang Desa; dan
69
c. mengembangkan mekanisme penanganan

Kerja sama antar-Desa meliputi:

Pengembangan usaha bersama yang dimiliki oleh


Desa untuk mencapai nilai ekonomi yang berdaya
saing;

Kegiatan kemasyarakatan, pelayanan, pembangunan,


dan pemberdayaan masyarakat antar-Desa; dan/atau

Bidang keamanan dan ketertiban.

Kerja sama antar-Desa dituangkan dalam Peraturan


Bersama Kepala Desa melalui kesepakatan musyawarah
antar-Desa.

Kerja sama antar-Desa dilaksanakan oleh badan


kerja sama antar-Desa yang dibentuk melalui
Peraturan Bersama Kepala Desa.

70

Musyawarah Antar Desa (MAD) membahas hal yang berkaitan dengan:

pembentukan lembaga antar-Desa;

pelaksanaan program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang dapat


dilaksanakan melalui skema kerja sama antar-Desa;

perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan program pembangunan


antar-Desa;

pengalokasian anggaran untuk Pembangunan Desa, antar-Desa,


dan Kawasan Perdesaan;

masukan terhadap program Pemerintah Daerah tempat Desa tersebut


berada; dan

kegiatan lainnya yang dapat diselenggarakan melalui kerja sama antarDesa.

Dalam melaksanakan pembangunan antar-Desa, badan kerja sama antarDesa dapat membentuk kelompok/lembaga sesuai dengan kebutuhan

Dalam pelayanan usaha antar-Desa dapat dibentuk BUM Desa yang


merupakan milik 2 (dua) Desa atau lebih.

71

PEMBANGUNAN
DESA TERPADU

KEUANGAN DAN ASET DESA,


SDM, TTG & KEARIFAN LOKAL
SATU DESA SATU
PERENCANAAN
SATU DESA SATU SISTEM
ANGGARAN

Berkembangnya BUMDES dengan mengoptimalkan


keuangan dan aset desa
Berkembangnya Kerjasama Antar Desa maupun
Kerjasama Desa dengan Pihak Ketiga
Terintegrasinya Pembangunan Desa dengan
Pembangunan Kawasan Perdesaan (Bottom Up dan
Top Down)
Terwujudnya tata kelola desa yang demokratis melalui
pembangunan desa secara partisipatif (hubungan
72
timbal balik antara pembangunan desa dan

KETIDAKBERDAYAAN
MASYARAKAT

73

IKATAN KOMUNITAS YANG


MEMUDAR
1.

2.

3.

Adanya kondisi eksisting bahwa arah perkembangan desa


cenderung menuju pada situasi kerumunan orang (crowd) dan
semakin memudarnya watak desa sebagai komunitas
(community).
Berhadapan dengan kondisi desa yang rapuh secara sosial politik
muncul dua pola penyikapan. Pertama, mengidentikan desa
sebagai pemerintah desa yang berujung pada kondisi desa
sebagai pemerintah semu. Desa sebagai pemerintahan semu
berpotensi melahirkan poltik oligarki yaitu bentuk pemerintah
desa yang kekuasaan politiknya secara efektif dipegang oleh
kelompok elit masyarakat.
Kedua, memutlakkan partisipasi individu-individu warga desa
dengan mengabaikan adanya organisasi desa. Pendekatan ini
mempertajam situasi kerapuhan desa sebagai komunitas
dikarenakan warga desa belum sepenuhnya selesai dengan
urusan feodalisme, premanisme dan situasi apolitis. Ujungnya,
situasi keberdayaan masyarakat desa yang bersifat semu
74
(terbatas pada skala proyek).

KEMISKINAN POLITIK

Salah satu wujud ketidakberdayaan


masyarakat adalah kemiskinan politik dan
rapuhnya ikatan kolektif desa yang
dikarenakan
:

kurangnya pengetahuan tentang arti penting


demokrasi di desa,
ketidakmampuan mengemukakan pendapat
dan menyuarakan kepentingankepentingannya,
ketidakberdayaan untuk melakukan tawarmenawar dalam memperjuangkan hak personal
maupun hak-hak sosial,
warga desa lebih mengutamakan kepentingan75

MASALAH PARADIGMA PEMERINTAHAN YANG BAIK

PEMERINTAH
Depemerintahanisa
si:

KEPENTINGAN
KEPENTINGAN
MODAL
MODAL

SWASTA
Ekspansi Multi
National
Corporate (NMC)
dan modal asing
Menguatnya pasar
bebas dan
globalisasi

Demokratisasi
menguat - peran
pemerintah
diminimalisasikan

MASYARAKAT
Hancurnya ruang
publik politik
Tiadanya
kepentingan
kolektif
Ketidakberdayaan
rakyat secara
politis

Tata Kelola Pembangunan di Tingkat


Desa Eksisting

Desa Sebagai OBYEK


Pembangunan:

sektor
etc.

Pembangunan
sektor
lingkungan

Pembangunan
sektor
ekonomi

Di tingkat makro
Pembangunan bersifat proyek
-> tidak berkesinambungan.
Lokasi tidak merata -> faktor
politik sangat berperan.

Kelompo
k

Kelompo
k

Pemerintah
an Desa

Di Tingkat Mikro
Fragmentasi/tumpang tindih
kegiatan

Kelompo
k

Penguatan
Sistem
pemerintaha
n Desa

Kelompo
k

Fragmentasi kelembagaan
Fragmentasi perencanaan
Fragmentasi keuangan
Tumpang tindih kelompok
sasaran

Pembangunan
Pertanian

Perbaikan sektor gizi

77

PROYEK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


DALAM KONTEKS PARADIGMA
PEMERINTAHAN

SUPRA
DESA

SUPRA
DESA
PTO

ADD

PEMDE
S

Dana BLM
Pendampinga
n

MASYARAKA
T

78

POTENSI MASALAH :
PENYUSUNAN PERATURAN
PELAKSANAAN
DESA SEBAGAI
PEMERINTAHAN

pemerintahan
semu yang
mengabaikan
adanya
partisipasi
masyarakat

LAWAN

DESA SEBAGAI
KOMUNITAS

pemutlakan
partisipasi
masyarakat yang
mengabaikan
adanya
pemerintah desa
79

AKAR MASALAH :
BIAS PROYEK SEKTORAL DALAM PEMIKIRAN
TENTANG DESA

1. Masih adanya pola pikir yang mengkotak-kotakan


desa sebagai kategori-kategori sektoral (bias
sektoral).
2. Bias proyek sektoral ini menjadikan Desa sebagai
tata kelola komunitas yang merupakanbejana
kuasa rakyat diberlakukan sebagai salah satu
sektor tersendiri yang lepas dari sektor-sektor
lainnya.
3. Desa, yang diberlakukan sebagai sektor,
cenderung menciptakan fragmentasi kepentingan.
4. Berhadapan dengan fakta Desa yang
terfragmentasi, penerapan program
pemberdayaan masyarakat justru dilakukan
80
melalui jalan pintas mobilisasi partisipasi dalam

DAMPAK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


YANG BERSKALA PROYEK
1. Dalam batas-batas ruang dan waktu berskala
proyek yang bersifat eksklusif, dapat dihadirkan
signifikansi pengetahuan ttg pemberdayaan
masyarakat, kontrol supra desa atas pelaku,
kontrol supradesa atas pendayaagunaan dana
pembangunan oleh masyarakat, serta landasan
hukum tindakan pelaku program berdasarkan
petunjuk teknis operasional (PTO).
2. Akan tetapi, ketika ruang dan waktu berskala
proyek yang bersifat eksklusif itu lenyap
dikarenakan perubahan aturan PTO pembangunan
desa yang tidak sejalan dengan pemberdayaan
masyarakat, anggota masyarakat desa yang
81
sudah paham dan berpengalaman untuk

TAFSIR ULANG
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT

82

MANDAT
MANDATMEMBERDAYAKAN
MEMBERDAYAKANMASYARAKAT
MASYARAKAT
UU
UUDESA
DESAPASAL
PASAL112
112AYAT
AYAT33

Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah


kabupaten/kota memberdayakan masyarakat Desa dengan:

menerapkan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi, teknologi tepat guna, dan temuan baru untuk
kemajuan ekonomi dan pertanian masyarakat Desa;
meningkatkan kualitas pemerintahan dan masyarakat Desa
melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan; dan
mengakui dan memfungsikan institusi asli dan/atau yang
sudah ada di masyarakat.

Dalam rangka melakukan pemberdayaan masyarakat Desa


dilaksanakan dengan pendampingan dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pemantauan pembangunan Desa dan
kawasan perdesaan.
Penjelasan Pasal 112 Ayat (4)
Yang dimaksud dengan pendampingan adalah termasuk
penyediaan sumber daya manusia pendamping dan

PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DES

Pasal 126
1) Pemberdayaan masyarakat Desa bertujuan
memampukan Desa dalam melakukan aksi bersama
sebagai suatu kesatuan tata kelola Pemerintahan
Desa, kesatuan tata kelola lembaga kemasyarakatan
Desa dan lembaga adat, serta kesatuan tata ekonomi
dan lingkungan.
2) Pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah
kabupaten/kota, Pemerintah Desa, dan pihak ketiga.
3) Pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah
Desa, Badan Permusyawaratan Desa, forum
musyawarah Desa, lembaga kemasyarakatan Desa,
lembaga adat Desa, BUM Desa, badan kerjasama
84

PEMBERDAYAAN
PEMBERDAYAANMASYARAKAT
MASYARAKAT
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

Pasal 127
1) Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa melakukan upaya
pemberdayaan masyarakat Desa.
2) Pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dengan:
a. mendorong partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan
pembangunan Desa yang dilaksanakan secara swakelola oleh
Desa;
b. mengembangkan program dan kegiatan pembangunan Desa
secara berkelanjutan dengan mendayagunakan sumberdaya
manusia dan sumberdaya alam yang ada di Desa;
c. menyusun perencanaan pembangunan Desa sesuai dengan
prioritas, potensi, dan nilai kearifan lokal;
d. menyusun perencanaan dan penganggaran yang berpihak
kepada kepentingan warga miskin, warga disabilitas,
perempuan, anak, dan kelompok marginal;
e. mengembangkan sistem transparansi dan akuntabilitas dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan pembangunan Desa;
85

PEMBERDAYAAN
PEMBERDAYAANMASYARAKAT
MASYARAKAT
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

Pasal 127
2) Pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan:
f. mendayagunakan lembaga kemasyarakatan Desa
dan lembaga adat;
g. mendorong partisipasi masyarakat dalam
penyusunan kebijakan Desa yang dilakukan melalui
musyawarah Desa;
h. menyelenggarakan peningkatan kualitas dan
kapasitas sumber daya manusia masyarakat Desa;
i. melakukan pendampingan masyarakat Desa yang
berkelanjutan; dan
j. melakukan pengawasan dan pemantauan
penyelenggaran Pemerintahan Desa dan
pembangunan Desa yang dilakukan secara
partisipatif oleh masyarakat Desa.
86

BELAJAR DARI PENGALAMAN


IMPLEMENTASI PROGRAM/PROYEK CDD

DANA
DANA BLM
BLM ::

SWAKELOLA
SWAKELOLAOLEH
OLEHMASYARAKAT
MASYARAKAT

PETUNJUK
PETUNJUK TEKNIS
TEKNIS OPERASIONAL
OPERASIONAL ::
PERENCANAAN
PERENCANAANPARTISIPATIF
PARTISIPATIF

PENDAMPINGAN
PENDAMPINGAN MASYARAKAT
MASYARAKAT ::
CAPACITY
CAPACITYBUILDING
BUILDING

TAFSIR ULANG PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT
1. Perlu adanya perubahan cara pandang terhadap desa
yaitu pemberdayaan desa dipahami sebagai
pemulihan kesatuan masyarakat hukum yang
berdaulat secara politik, mandiri di bidang ekonomi
dan berkepribadian dalam kebudayaan.
2. Pemberdayaan desa diarahkan kepada upaya
peningkatan daya/kuasa desa untuk hadir sebagai
subyek hukum dalam urusan penyelenggaraan
pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa,
pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan
masyarakat desa.
3. Desa sebagai Subyek Hukum merupakan sebuah Tata
Kelola (Governance) yang Demokratis sebagai
kesetimbangan pemenuhan Hak dan Kewajiban
berlandaskan Produk Hukum Desa yang dibentuk dan88

TAFSIR
TAFSIRULANG
ULANGPERAN
PERANPEMBERDAYAAN
PEMBERDAYAANMASYARAKAT
MASYARAKAT
Pemberdaya Masyarakat harus mampu mendampingi Desa untuk
menjalankan UU Desa yang meliputi:

Penghadiran prinsip, tujuan, kedudukan dan kewenangan desa


dalam praktek hidup masyarakat

Tata Kelola Desa yang Demokratis dan Berkeadilan Sosial


(Musyawarah Desa, BPD, Partisipasi Masyarakat, LembagaLembaga Masyarakat Desa)

Pilkades Bersih, Murah, Jujur dan Adil

Penyusunan Perdes dan Perda yang Partisipatif

Manajemen Pemerintahan Desa

Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan dalam


Pembangunan Desa

Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan dalam


Pembangunan Kawasan Perdesaan.

Manajemen Keuangan dan Aset Desa

Pengelolaan Kerjasama Antar Desa

Pengelolaan BUMDesa BUMADesa

PENDIDIKAN POLITIK DESA

(Demokratisasi Desa sebagai Proses Belajar


Sosial)
PENDIDIKAN POLITIK BAGI WARGA DESA
DIAKTUALISASIKAN DENGAN MEMFASILITASI WARGA
DESA UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PENGELOLAAN
URUSAN DESA (PELAYANAN, PEMBANGUNAN DAN
PEMBERDAYAAN).
MENDORONG DEMOKRATISASI DESA SEBAGAI
GERAKAN SWADAYA POLITIK RAKYAT DALAM
MENGELOLA PROSES PILKADES SECARA BERSIH DAN
BEBAS POLITIK UANG, PEMILIHAN ANGGOTA BPD
SECARA DEMOKRATIS, PENGAMBILAN KEPUTUSAN
KOLEKTIF DESA SECARA MUSYAWARAH MUFAKAT, DAN
PENGELOLAAN KONFLIK SOSIAL SECARA DAMAI.
MEMFASILITASI WARGA DESA TERLIBAT DALAM
PERUMUSAN PRODUK HUKUM DESA.
90
MEMFASILITASI DESA-DESA TERLIBAT DALAM

BANTUAN HUKUM UNTUK DESA

Pendidikan Hukum
Fasilitasi penyusunan Peraturan
Desa
Penanganan sengketa hukum
mediasi sosial
Penanganan kasus Perdata
Penanganan kasus Pidana
Pendampingan hukum oleh para
91

STRATEGI PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
MELALUI PENGUATAN
PENDAMPINGAN MASYARAKAT

92

HUBUNGAN TIMBAL BALIK


PEMBANGUNAN DESA - PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
PEMBANGUNAN DESA

PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT

WARGA DESA
MENGORGANISASIKAN
DIRI UNTUK MENGELOLA
PEMBANGUNAN
KOMUNITASNYA SECARA
MANDIRI

PEMBERKUASAAN
MASYARAKAT DESA UNTUK
MAMPU
MENGORGANISASIKAN DIRI
DALAM RANGKA MENGELOLA
PEMBANGUNAN
KOMUNITASNYA SECARA
MANDIRI

(STRUKTUR KEKUASAAAN
EKONOMI)

(STRUKTUR KEKUASAAN
POLITIK)

Pembangunan Desa yang dikelola melalui Pendekatan CDD


memprioritaskan partisipasi masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan sekaligus mengembangkan
kontrol
.
publik atas implementasi dari keputusan-keputusan publik.
Dengan demikian, dalam pemberdayaan masyarakat

PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI MEDIA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT,


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEBAGAI PENDEKATAN
PEMBANGUNAN DESA

PENDAMPINGAN
PENDAMPINGANMASYARAKAT
MASYARAKATDESA
DESA
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

Pasal 128
1) Pemerintah dan pemerintah daerah
menyelenggarakan pemberdayaan masyarakat
Desa dengan pendampingan secara berjenjang
sesuai dengan kebutuhan.
2) Pendampingan masyarakat Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) secara teknis
dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat
daerah kabupaten/kota dan dapat dibantu
oleh tenaga pendamping profesional, kader
pemberdayaan masyarakat Desa, dan/atau
pihak ketiga.
3) Camat atau sebutan lain melakukan koordinasi
95
pendampingan masyarakat Desa di

PENDAMPINGAN
PENDAMPINGANMASYARAKAT
MASYARAKATDESA
DESA
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

Pasal 129
1) Tenaga pendamping profesional sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 128 ayat (2) terdiri atas:
a. pendamping Desa yang bertugas mendampingi Desa dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, kerja sama Desa,
pengembangan BUM Desa, dan pembangunan yang berskala
lokal Desa;
b. pendamping teknis yang bertugas mendampingi Desa dalam
pelaksanaan program dan kegiatan sektoral; dan
c. tenaga ahli pemberdayaan masyarakat yang bertugas
meningkatkan kapasitas tenaga pendamping dalam rangka
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan, dan
pemberdayaan masyarakat.
2) Pendamping sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memiliki
sertifikasi kompetensi dan kualifikasi pendampingan di bidang
ekonomi, sosial, budaya, dan/atau teknik.
3) Kader pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 128 ayat (2) berasal dari unsur masyarakat yang 96

PENDAMPINGAN
PENDAMPINGANMASYARAKAT
MASYARAKATDESA
DESA
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

Pasal 130
1) Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan
Pemerintah kabupaten/kota dapat
mengadakan sumber daya manusia
pendamping untuk Desa melalui
perjanjian kerja yang pelaksanaannya
dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2) Pemerintah Desa dapat mengadakan
kader pemberdayaan masyarakat Desa
melalui mekanisme musyawarah Desa
untuk ditetapkan dengan surat

97

PENDAMPINGAN
PENDAMPINGANMASYARAKAT
MASYARAKATDESA
DESA
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

Pasal 131
1) Menteri dan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan
nasional menetapkan pedoman pelaksanaan
pembangunan Desa, pembangunan kawasan
perdesaan, pemberdayaan masyarakat Desa, dan
pendampingan Desa sesuai dengan kewenangan
masing-masing.
2) Menteri/pimpinan lembaga pemerintah
nonkementerian teknis terkait dapat menetapkan
pedoman pelaksanaan pembangunan Desa,
pembangunan kawasan perdesaan, pemberdayaan
masyarakat Desa, dan pendampingan Desa sesuai
dengan kewenangannya setelah berkoordinasi dengan
Menteri dan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan 98

PEMBIASAAN PRAKTIK SOSIAL


VDD
STRUKTUR/SKEMATA
VDD

PENGETAHUAN YANG TEPAT


TTG VDD
PENGELOLAAN SUMBERDAYA OLEH
DESA
PENGELOLAAN KEKUASAAN OLEH
DESA
LEGITIMASI TINDAKAN
BERBASIS HUKUM

PELAKU-PELAKU TATA
KELOLA DESA

99

PENDAMPINGAN
PENDAMPINGANDALAM
DALAMPEMBANGUNAN
PEMBANGUNANDESA
DESA
DANA DESA/ALOKASI DANA
DESA

DESA
PEMDE
S

MUSDE
S
KADE
R

BPD

MASYARA
KAT

PENDAMPING DESA

100

PENDAMPINGAN DALAM KERJASAMA DESA


DAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
RUANG PUBLIK
LEGISLASI
DPR:
DPR:
KEPUTUSAN
POLITIK
KEPUTUSAN POLITIK

BIROKRASI :
BIROKRASI
:
KEPUTUSAN
TEKNOKRATIS
KEPUTUSAN TEKNOKRATIS

BKAD
BKAD
JARING
ASMARA
HEARING

REGULAS
I/
PROYEKMUSRENBANG

DESA
KEPUTUSANDESA
PARTISIPATIF
KEPUTUSAN PARTISIPATIF
KEPENTINGAN
KOLEKTIF
KEPENTINGAN KOLEKTIF

PENDAMPING DESA

101

PEMBELAJARAN
PEMBELAJARANSOSIAL
SOSIAL

CB Desa
melalui
Pelatihan
dan
Bimbingan :
praktek
secara
langsung

KADERISASI
KADERISASI

Pembentukan
&
pemeliharaan
kader (orang
kunci)
sebagai para
penggerak
tata kelola
desa

PENGORGANISASIAN
PENGORGANISASIAN

Dinamisasi
organisasi
lokal :
Desa/BKAD

TENAGA
TENAGA PENDAMPING
PENDAMPING DESA
DESA

BINWAS
BINWASDESA
DESAOLEH
OLEHCAMAT
CAMATATAU
ATAUSEBUTAN
SEBUTANLAIN
LAIN
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

Pasal 154
1) Camat atau sebutan lain melakukan tugas pembinaan
dan pengawasan Desa.
2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan melalui:
a. fasilitasi penyusunan peraturan desa dan peraturan
kepala Desa;
b. fasilitasi administrasi tata Pemerintahan Desa;
c. fasilitasi pengelolaan keuangan Desa dan
pendayagunaan aset Desa;
d. fasilitasi penerapan dan penegakan peraturan
perundang-undangan;
e. fasilitasi pelaksanaan tugas kepala Desa dan
perangkat Desa;
f. fasilitasi pelaksanaan pemilihan kepala Desa;
103
g. fasilitasi pelaksanan tugas dan fungsi Badan

BINWAS
BINWASDESA
DESAOLEH
OLEHCAMAT
CAMATATAU
ATAUSEBUTAN
SEBUTANLAIN
LAIN
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

Pasal 154
1) Camat atau sebutan lain melakukan tugas pembinaan dan
pengawasan Desa.
2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan melalui:
h. rekomendasi pengangkatan dan pemberhentian perangkat
Desa;
i. fasilitasi sinkronisasi perencanaan pembangunan Daerah
dengan pembangunan Desa;
j. fasilitasi penetapan lokasi pembangunan kawasan perdesaan;
k. fasilitasi penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban
umum;
l. fasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewajiban lembaga
kemasyarakatan;
m.fasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;
n. fasilitasi kerja sama antar-Desa dan kerja sama Desa dengan
pihak ketiga;
o. fasilitasi penataan, pemanfaatan, dan pendayagunaan ruang
104
Desa serta penetapan dan penegasan batas Desa;

PERATURAN
PERATURANPERALIHAN
PERALIHANDAN
DANKETENTUAN
KETENTUANPENUTUP
PENUTUP
PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

Pasal 156
Pada saat peraturan pemerintah ini berlaku, kerja
sama antar-Desa atau kerja sama Desa dengan
pihak ketiga yang sedang berjalan tetap
berlaku sampai dengan berakhirnya kerja sama
tersebut.
Pasal
157
Semua peraturan pelaksanaan tentang Desa
yang selama ini ada tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dengan Peraturan
Pemerintah
ini.
Pasal
158
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku,
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara
105

AKHIR KATA
1. Pembangunan
Desa
ditempatkan
dalam
konteks desa-desa Indonesia
2. Pengembangan kapasitas desa dalam rangka
mengajarkan pembangunan desa harus
mampu menghadirkan proses belajar sosial
(belajar melalui praktek-praktek langsung).
3. UU Desa beserta peraturan pelaksanaannya
merupakan dasar hukum kebijakan publik yang
menjamin kepastian hukum bagi Desa dalam
mengelola pembangunan desa.
4. Pendampingan masyarakat Desa ke depan
harus kontekstual sesuai struktur/skemata UU
Desa.
106

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai