Anda di halaman 1dari 8

GAGAL GINJAL KRONIS

Pengertian

Gejala

Penyebab

Diagnosis

Pengobatan

Pencegahan

PENYEBAB GAGAL GINJAL KRONIS


Kondisi-kondisi yang menekan ginjal menjadi penyebab utama terjadinya penyakit
ginjal. Penyakit ginjal terutama disebabkan oleh tekanan darah tinggi
atau hipertensi dandiabetes. Sekitar 25 persen kasus gagal ginjal diindikasikan
terpicu oleh tekanan darah tinggi, sementara 30 persen terpicu oleh diabetes.
Gangguan Ginjal pada Pengidap Diabetes
Diabetes merupakan salah satu penyebab utama terhadap penyakit gagal
ginjal kronis. Terdapat dua tipe utama diabetes:

Diabetes tipe 1 adalah kondisi saat tubuh tidak memproduksi cukup


insulin.
Diabetes tipe 2 adalah kondisi saat tubuh tidak menggunakan insulin
dengan efektif.
Insulin dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsi-fungsi berikut ini:

Mengatur kadar glukosa (gula) dalam darah.

Membatasi agar glukosa tidak meningkat terlalu tinggi setelah makan.

Menjaga agar kadar glukosa tidak terlalu rendah pada jeda antara
waktu makan.

Jika glukosa dalam darah terlalu tinggi, ini dapat memengaruhi kemampuan
ginjal untuk menyaring kotoran dalam darah dengan merusak sistem
penyaringan ginjal. Maka itu sangat penting bagi penderita diabetes untuk
menjaga tingkat glukosa mereka melalui pola makan yang sehat dan
mengonsumsi obat-obat antidiabetes sesuai aturan dari dokter.
Gagal ginjal diperkirakan diderita sekitar 1-2 dari 5 pengidap diabetes tipe 1
sebelum umur mereka mencapai 50 tahun. Hal ini juga terjadi pada pengidap
diabetes tipe 2 yang 1 dari 3 di antaranya juga mengalami tanda-tanda
kerusakan ginjal.
Tes urin tahunan akan direkomendasikan oleh dokter agar gangguan ginjal
dapat dideteksi secepat mungkin. Adanya protein dalam kadar rendah pada
urin merupakan gejala utama gangguan ginjal akibat diabetes.

Gangguan Ginjal pada Pengidap Tekanan Darah Tinggi


Tekanan darah adalah ukuran tekanan saat jantung memompa darah ke
pembuluh arteri dalam setiap denyut nadi. Tekanan darah kerap
diasosiasikan dengan penyakit ginjal karena tekanan darah yang berlebihan
dapat merusak organ tubuh Anda.
Hipertensi menghambat proses penyaringan dalam ginjal bekerja dengan
baik. Kondisi ini merusak ginjal dengan menekan pembuluh darah kecil
dalam organ tersebut.
Meski 9 dari 10 penyebab kasus tekanan darah tinggi tidak diketahui, namun
ada kaitan antara kondisi tersebut dengan kesehatan tubuh seseorang
secara menyeluruh, termasuk pola makan dan gaya hidup.
Orang yang mengidap kondisi atau memiliki kebiasaan tertentu lebih berisiko
mengidap hipertensi, yaitu: kurang berolahraga, kebiasaan merokok,
stres, obesitas, mengonsumsi minuman keras berlebihan, usia tua, terdapat
anggota keluarga yang dulu mengidap hipertensi, terlalu banyak garam dan
lemak dalam makanan yang dikonsumsi, serta kurang potasium dan vitamin
D.
Hal-hal Lain yang Menyebabkan Gangguan Ginjal Kronis

Ada beberapa kondisi lain yang lebih tidak umum, tapi juga berisiko
menyebabkan penyakit ginjal kronis yaitu:

Gangguan ginjal polisistik: kondisi saat kedua ginjal berukuran lebih


besar dari normal karena pertambahan massa kista. Kondisi ini bersifat
diwariskan.

Peradangan pada ginjal.

Infeksi pada ginjal.

Penyumbatan, seperti yang disebabkan batu ginjal atau gangguan

prostat
Penggunaan rutin obat-obatan tertentu dalam jangka panjang, seperti

obat anti-inflamasi non-steroid (non-steroidal anti-inflammatory


drugs/NSAIDs), termasuk aspirin dan ibuprofen.
Lupus eritematosus sistemik (kondisi saat sistem kekebalan tubuh

menyerang dan mengenali ginjal sebagai jaringan asing).


Kegagalan pertumbuhan ginjal pada janin saat dalam kandungan.
Menggunakan Kalkulator Risiko Ginjal
Bagaimana cara untuk memperkirakan kondisi ginjal lima tahun yang akan
datang? Anda dapat menggunakan kalkulator risiko ginjal dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan sederhana di QKidney Web Calculator. Jika saat ini
Anda mengidap gangguan ginjal stadium menengah, Anda juga dapat
memperkirakan apakah gangguan tersebut menjadi lebih parah lima tahun
ke depan.

GAGAL GINJAL KRONIS

Pengertian

Gejala

Penyebab

Diagnosis

Pengobatan

Pencegahan

PENCEGAHAN GAGAL GINJAL KRONIS


Orang yang sudah terdiagnosis mengalami penyakit ginjal dapat
memperkirakan tingkat keparahannya di masa yang akan datang
dengan QKidney Web Calculator.
Umumnya penyakit ini tidak dapat dicegah sepenuhnya meski Anda dapat
mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko berkembangnya
penyakit ginjal kronis atauchronic kidney disease (CKD).
Pola Makan Sehat
Pola makan sehat penting untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah
dan menjaga tekanan darah tetap normal. Kedua kondisi ini penting untuk
mencegah terjadinya penyakit ginjal kronis. Konsumsilah makanan
berimbang meliputi banyak sayuran dan buah segar.
Selain itu, kontrol kadar kolesterol dengan menghindari makanan kaya lemak
jenuh tinggi seperti goreng-gorengan, mentega, santan kelapa, keju, kue,
biskuit, serta makanan-makanan yang mengandung minyak kelapa atau
minyak sawit.
Sebaliknya, Anda disarankan untuk mengonsumsi makanan yang kaya lemak
tidak jenuh yang dapat mengurangi kadar kolesterol, antara lain minyak
ikan, avocad, kacang dan biji-bijian, minyak bunga matahari, minyak biji
sesawi, minyak zaitun.
Selain itu, terlalu banyak garam juga akan meningkatkan tekanan darah.
Penting untuk membatasi konsumsi garam tidak lebih dari 6 gram sehari
yang setara dengan satu sendok teh penuh.

Hindari Rokok dan Minuman Keras


Selain meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke, merokok dan
mengonsumsi minuman keras dapat memperburuk kondisi gangguan ginjal
yang sudah terjadi. Selain meningkatkan kadar kolesterol dalam darah,

mengonsumsi minuman keras secara berlebihan akan meningkatkan tekanan


darah Anda. Pastikan Anda tidak mengonsumsi lebih dari 2-2,5 kaleng bir
berkadar alkohol 4,7% per hari.
Olahraga Teratur
Naiknya tekanan darah dan risiko berkembangnya CKD dapat diminimalkan
dengan olahraga teratur. Anda disarankan untuk menjalankan aktivitas
aerobik dengan intensitas menengah seperti berenang atau lari pagi selama
setidaknya 2 -3 jam tiap minggu.

Baca Petunjuk Obat


Pastikan Anda mengikuti petunjuk pemakaian jika Anda memang harus
mengonsumsi obat pereda sakit. Konsumsi obat anti-inflamasi non-steroid
seperti aspirin dan ibuprofendalam dosis berlebih dapat menyebabkan
gangguan ginjal.
Waspada Diabetes
Penyakit kronis (bersifat menetap dalam jangka panjang), seperti diabetes,
dapat berpotensi menyebabkan gangguan ginjal kronis. Tiap tahun, pengidap
diabetes disarankan untuk memeriksakan fungsi ginjalnya. Ikuti saran dokter
dan lakukan langkah-langkah untuk menjaga kondisi Anda.

PENGOBATAN GAGAL GINJAL KRONIS


Penyakit ginjal tidak dapat disembuhkan. Perawatan difokuskan untuk
mencegah dan memperlambat agar penyakit tidak berkembang serta
meredakan rasa sakit. Selain itu, pengobatan juga bertujuan untuk
mengurangi risiko munculnya penyakit lainnya yang terkait.

Pengobatan sesuai Tingkat Keparahan


Tingkat keparahan chronic kidney disease (CKD) menentukan jenis
pengobatan yang diberikan. Dalam beberapa kasus, kerusakan pada ginjal
dan sirkulasi tubuh dapat dicegah dengan konsumsi obat-obatan untuk
mengontrol tekanan darah dan menurunkan kadar kolesterol dalam darah
Anda.

Di samping itu, obat-obatan juga diberikan untuk mengontrol atau mencegah


CKD berkembang hingga tubuh kehilangan hampir semua fungsi ginjal.
Kondisi ini disebut dengan gagal ginjal permanen atau established renal
failure (ERF).
Setidaknya 1 dari 100 pengidap CKD stadium tiga akan mengidap gagal
ginjal. Pengidap gagal ginjal membutuhkan perawatan lebih lanjut untuk
menggantikan sejumlah fungsi ginjal. Untuk mengetahui lebih banyak
informasi, Anda dapat mengunjungi Registrasi Ginjal
Indonesia atau Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI).
Menjaga Tekanan Darah
Tekanan darah tinggi dapat mempercepat perkembangan kerusakan ginjal.
Oleh sebab itu penting untuk mengontrol tekanan darah yang dapat
dilakukan dengan mengubah gaya hidup seperti mengurangi konsumsi
garam dan mengurangi berat badan.
Namun jika perubahan ini belum cukup untuk mengontrol tekanan darah,
Anda mungkin membutuhkan obat-obat antihipertensi seperti penghambat
ACE (angiotensin converting enzyme). Obat penghambat ACE memberikan
perlindungan tambahan pada ginjal dan mengurangi tekanan darah dalam
tubuh serta mengurangi tekanan pada pembuluh darah. Contoh penghambat
ACE adalah ramipril dan lisinorpil.
Selain itu terdapat juga obat anti-hipertensi yang disebut angiotensin-II
receptor blocker (ARB) meliputi: candersatan, eprosartan, irbesartan,
dan losartan. Efek samping dari jenis obat ini jarang namun tetap ada,
misalnya rasa pusing.
Perubahan Gaya Hidup
Selain konsumsi obat-obatan, perkembangan CKD dan tekanan darah tinggi
dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup sebagai berikut:

Mengurangi berat badan, terutama jika Anda mengalami obesitas.


Berolahraga teratur.

Berhenti merokok.

Mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang dan rendah lemak

Membatasi konsumsi minuman keras.

Menjaga konsumsi garam tidak lebih dari 6 gram atau satu sendok teh
per hari.

Kecuali diresepkan oleh dokter, hindari konsumsi obat anti-inflamasi


non-steroid seperti ibuprofen.
Perbaikan Keseimbangan Fosfat
Kelebihan fosfat pada tubuh biasanya disaring oleh ginjal. Namun
penumpukan fosfat akan terjadi pada ginjal yang tidak berfungsi dengan
baik, seperti pada pengidap penyakit ginjal stadium empat atau lima. Maka
dari itu, pengidap penyakit ginjal stadium menengah ke atas akan
disarankan untuk mengurangi konsumsi fosfat yang umumnya terkandung
dalam daging merah, produk olahan ternak sapi, telur, dan ikan.
Selain itu, penderita akan disarankan untuk mengonsumsi obat-obatan yang
disebut pengikat fosfat. Contoh pengikat fosfat yang paling umum digunakan
adalah kalsium karbonat. Walau jarang terjadi, pengikat fosfat dapat
menimbulkan efek samping yang meliputi: konstipasi, diare, mual, sakit
perut, perut kembung, ruam serta gatal-gatal pada kulit.
Aspirin atau Statin
Beberapa faktor risiko CKD seperti tekanan darah tinggi dan tingginya kadar
kolesteroldalam darah, sama dengan faktor risiko serangan
jantung dan stroke.
Dengan memiliki faktor risiko yang sama, pengidap CKD berisiko lebih tinggi
menderita sakit jantung, termasuk serangan jantung atau stroke.
Oleh sebab itu, Anda akan disarankan mengonsumsi aspirin dalam dosis
rendah atau statin untuk membantu mengurangi risiko serangan jantung
atau stroke. Statin bekerja dengan menghambat efek enzim dalam hati Anda
yang berguna untuk membentuk kolesterol.
Pada beberapa kasus, statin dapat menyebabkan sakit otot, lemas, dan
nyeri. Sementara efek samping lebih ringan yang dapat timbul adalah sakit
perut, konstipasi, diare, dan sakit kepala.
Penumpukan Cairan (Edema)
Ginjal yang tidak berfungsi membuat tubuh sulit membuang cairan.
Akibatnya terjadi penumpukan cairan pada pergelangan kaki atau sekitar

paru-paru. Oleh karena itu dokter akan menyarankan pengidap sakit ginjal
untuk membatasi konsumsi cairan dan garam, serta memerhatikan cairan
yang terdapat dalam makanan yang Anda konsumsi seperti buah, sup, atau
yoghurt. Selain itu, kelebihan cairan dalam tubuh juga dapat dikurangi
dengan konsumsi obat diuretik (tablet cair), seperti furosemida.

Konsumsi Suplemen Zat besi dan Vitamin D


Anemia atau kondisi saat tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah
banyak diderita pengidap CKD stadium tiga ke atas. Suplemen zat besi untuk
produksi sel-sel darah merah biasanya akan diberikan untuk mengatasinya.
Zat ini dapat diberikan dalam beberapa suntikan ke dalam pembuluh darah
atau dalam bentuk tablet seperti ferri sulfat.
Hormon eritropoietin yang membantu tubuh memproduksi sel darah merah
juga bisa disuntikkan jika langkah-langkah di atas tidak dapat mengatasi
anemia. Contoh-contoh suntikan ini antara lain epoetin alfa, beta dan zeta,
methoxy polyethylene glycol-epoetin beta, dan darbepoetin.
Selain itu, pengidap penyakit ginjal berisiko kekurangan vitamin D yang
penting untuk tulang. Ini dikarenakan ginjal tidak dapat berfungsi
mengaktifkan vitamin D dari makanan dan sinar matahari. Sehingga
umumnya Anda akan mendapatkan suplemen vitamin D dengan yang
disebut alfacalcidol atau calcitriol.
Pengobatan untuk Gagal Ginjal: Cuci Darah atau Transplantasi
Dalam beberapa kasus, penyakit ginjal kronis dapat berkembang menjadi
gagal ginjal permanen atau established renal failure (ERF). Pada tahap ini,
ginjal berhenti bekerja dan mengancam hidup. Kondisi ini terjadi secara
perlahan-lahan dan jarang terjadi secara tiba-tiba.
Namun banyak pengidap penyakit ginjal dapat memiliki ginjal yang berfungsi
dengan baik sepanjang hidup mereka dengan menjalani perawatan.
Diskusikan dengan dokter Anda tentang pilihan-pilihan pengobatan seperti
cuci darah, transplantasi ginjal, atau perawatan pendukung. Perawatan
pendukung bertujuan terbatas yaitu hanya untuk meringankan gejala yang
dirasakan penderita stadium akhir.

Anda mungkin juga menyukai