Anda di halaman 1dari 7

FISIKA II

ARUS BOLAK-BALIK(AC)
RANGKUMAN KELOMPOK

OLEH :

I Komang Gede Aridana Pratama (1404405079)


Irvan Dinda Prakoso

(1404405080)

Sang Made Nopriadi Dwiyana

(1404405082)

Khana Eland Novana Atmaja

(1404405083)

I Gede Surya Subaga

(1404405085)

A.A. Krisna Harry Suta

(1404405086)

Hasian Parningotan Panjaitan

(1404405089)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
6 APRIL 2015

Sumber arus bolak-balik adalah generator arus bolak-balik yang prinsip kerjanya pada
perputaran kumparan dengan kecepatan sudut yang berada di dalam medan magnetik.

Sumber ggl bolak-balik tersebut akan menghasilkan tegangan sinusoida berfrekuensi f.


Apabila generator tersebut dihubungkan dengan suatu penghantar R dan menghasilkan
tegangan maksimum sebesar Vmax, maka tegangan dan arus listrik yang melewati
penghantar. simbol untuk sebuah sumber tegangan gerak elektrik bolak-balik adalah

Tegangan Sinusoida
Tegangan sinusoida dapat dituliskan dalam bentuk persamaan tegangan sebagai fungsi
waktu, yaitu :

Dengan :
V = Tegangan Listrik AC
Vmax = Tegangan maksimum
= Kecepatan sudut (2f)
t = waktu (second)
Tegangan yang dihasilkan oleh suatu generator listrik berbentuk sinusoida. Dengan demikian,
arus yang dihasilkan juga sinusoida yang mengikuti persamaan :

Dengan :
I = Arus Listrik AC
Imax = Arus maksimum
= Kecepatan sudut (2f)
t = waktu (second)

Dengan memperlihatkan diagram fasor untuk arus sinusoida dan


tegangan sinusoida yang berfase sama yang dirumuskan pada
persamaan (1.1) dan (1.2).

Diketahui

yang menyatakan akar kuadrat rata-rata tegangan. Dan akar kuadrat rata-rata arus, yang dirumuskan:

Nilai rms dari arus dan tegangan tersebut kadang-kadang disebut sebagai nilai efektif .
Jika kumparan tersebut berputar dengan frekuensi sudut , maka persamaan tegangan bolak-balik
dapat dinyatakan dengan fungsi sinusoida sebagai berikut :

Keterangan :
v

= Tegangan sesaat

Vm = Tegangan Maksimum
f

= Frekuensi

= Periode

= waktu untuk satu gelombang

= kecepatan sudut

= 2p = 2p/T = radian per detik

Arus dan tegangan bolak-balik (AC) dapat dilukiskan sebagai gelombang sinussoidal, jika besarnya
arus dan tegangan dinyatakan dalam persamaan :
V = Vmax sin t
I = Imax sin (t + 90o)
Di mana t atau (t + 90o) disebut sudut fase yang sering ditulis dengan lambang . Sedangkan
besarnya selisih sudut fase antara kedua gelombang tersebut disebut beda fase.

Berdasarkan persamaan antara tegangan dan kuat arus listrik tersebut dapat dikatakan bahwa antara
tegangan dan kuat arus listrik terdapat beda fase sebesar 90o dan dikatakan arus mendahului tegangan
dengan beda fase sebesar 90o. Apabila dilukiskan dalam diagram fasor dapat digambarkan sebagai
berikut :

RANGKAIAN RESISTOR

Gambar (a) memperlihatkan sebuah rangkaian yang


hanya memiliki sebuah elemen penghambat dan
generator arus bolak-balik. Karena kuat arusnya nol
pada saat tegangannya nol, dan arus mencapai puncak
ketika tegangan juga mencapainya, dapat dikatakan
bahwa arus dan tegangan sefase Gambar(b).
Sementara itu, Gambar (c) memperlihatkan diagram
fasor arus dan tegangan yang sefase. Tanda panah pada
sumbu vertikal adalah nilai-nlai sesaat.
Pada rangkaian resistor berlaku hubungan:
VR = Vm .sin 2 .f.t
VR = Vm .sin ................................. (1.4)
Jadi, IR = R/VR = R
Vm sin
IR = Im.sin ..................................... (1.5)
Sehingga, pada rangkaian resistor juga akan berlaku
hubungan sebagai berikut:
Im = R
Vm Vm = Im.R .............................. (1.6)
Ief = R

Vef Vef = Ief.R .............................. (1.7)


RANGKAIAN INDUKTIF
Gambar (a) memperlihatkan sebuah rangkaian yang
hanya mengandung sebuah elemen induktif. Pada
rangkaian induktif, berlaku hubungan:
Pada rangkaian induktif, berlaku hubungan:
VL =
........

V=

Tegangan pada induktor


(7.10) akan diperoleh:

diketahui bahwa cost =

Maka

.. (1.5)

. (1.6)

setara dengan tegangan sumber V, jadi dari persamaan (7.9) dan

Jika L = 2 fL didefinisikan sebagai reaktansi induktif (XL), maka dalam suatu rangkaian induktif
berlaku hubungan sebagai berikut:

RANGKAIAN KAPASITOR
Gambar(a) memperlihatkan sebuah rangkaian yang
hanya terdiri atas sebuah elemen kapasitif dan
generator AC.
Pada rangkaian tersebut berlaku hubungan:

Dari definisi C diperoleh hubungan bahwa VC = Q/C,


maka akan diperoleh:

Atau

Diketahui bahwa
maka akan diperoleh :

Jika didefinisikan sebuah reaktansi kapasitif (XC), adalah setara dengan


sebuah

atau,

maka dalam

rangkaian kapasitif akan berlaku hubungan sebagai berikut:

Pada Gambar (b), yaitu VC mencapai


maksimumnya setelah IC mencapai maksimum,
selama seperempat siklus. Hal serupa juga
diperlihatkan pada Gambar (c), yaitu sewaktu fasor
berotasi di dalam arah yang dianggap berlawanan
dengan arah perputaran jarum jam, maka terlihat
jelas bahwa fasor VC,m tertinggal terhadap fasor
IC,m selama seperempat siklus.

Anda mungkin juga menyukai