dan produktivitas minyak yang lebih tinggi dibanding tanaman teresterial, serta
fikasasi CO2 dan rilis O2 yang lebih tinggi. Produksi minyak dari alga dapat
mencapai 200 kali dari minyak tanaman. Selain itu, harag biodiesel dari alga lebih
mahal dibanding tanaman, begitu juga dengan fosil yang sangat murah.
Gambar 1. Produksi biomassa mikroalga dan transfer polyunsaturated fatty acids (PUFAs) ke
manusia, melalui rantai makanan atau konsumsi suplemen mikroalga.
Metabolisme Lipid
Mikroalga mengakumulasi lipid pada saat lingkungan tidak mendukung
(menyebabkan stres), seperti pada saat ketersediaan nitrogen dan phospat terbatas.
Biosintesis asam lemak dan modifikasi (baik elongasi dan desaturasi), serta
katabolisme lipid mikroalga belum berjalan semurna (tidak sesuai harapan).
Sehingga sangat penting untuk mempelajari lebih mendalam mengenai
metabolisme lipid mikroalga.
Biosintesis dan Pergantian Lipid
Melalui fotosintesis CO2 diubah menjadi glycerate-3-fosfat (G3P). Molekul ini
merupakan prekursor dari beberapa bahan yang disimpan, seperti polisakarida dan
lipid. Konversi G3P menjadi piruvat dan setelah itu menjadi asetil-CoA, melalui
reaksi katalis oleh pyruvate dehydrogenase complex (PDC), memulai jalur
biosintesis lipid, yang terdapat dalam plastid. Asetil-CoA juga dapat dihasilkan
melalui jalur biokimia yang memungkinkan mengkonversi polisakarida menjadi
lipid. Jalur ini biasanya digunakan oleh heterotrof oleaginous selama asimilasi
gula. Proses tersebut dapat dilihat pada gambar 2. Namun, beberapa tekanan
lingkungan, seperti nitrogen atau fosfat yang terbatas, dapat mengganggu siklus
asam sitrat (yaitu dengan menghambat NAD+ -isocitrate dehidrogenase)
menyebabkan akumulasi sitrat dalam mitokondria dan kemudian dieksresikan
dalam sitosol. Sitosolik ATP-dependent liase sitrat mengubah sitrat ke
oksaloasetat dan asetil-CoA; kemudian diubah menjadi malonil-CoA oleh
sitosolik asetil-CoA karboksilase (ACC) dan dapat digunakan untuk elongasi
asam lemak di membran retikulum endoplasma (RE). Meskipun biosintesis asetilCoA dianggap penting, akan tetapi yang melakukan langkah dalam biosintesis
asam lemak adalah karboksilasi asetil-CoA untuk membentuk malonil-CoA,
reaksi dikatalisis oleh ACCs yang terletak di plastid atau dalam sitosol (gambar
2). Pada alga, ACCs ada dalam dua bentuk yang berbeda, heteromerik dan
homomerik. Meskipun umumnya bentuk heteromerik adalah salah satu plastid
alga, disisi lain penelitian menyebutka bahwa hal tersebut tidak terjadi pada
semua alga, sebab ACCs tergantung pada asal plastid.
Biosintesis PUFA
Sintesis rantai panjang asam lemak tak jenuh membutuhkan elongases dan
desaturases spesifik, yang bertindak pada palmitat, stearat dan asam oleat.
Elongasi asam lemak terjadi di kedua plastida dan ER yang membutuhkan asilCoA dan malonil-CoA sebagai substrat ditambah 1 molekul ATP dan 2 molekul
NADPH per C2-unit elongasi rantai karbon. Sintesis rantai sangat panjang PUFA,
seperti asam arakidonat (ARA), eicosapentaenoic (EPA) dan docosahexaenoic
(DHA) umumnya terjadi pada sebagian besar spesies laut termasuk mikroalga
(Lanjutan)
Gambar 3. Konsep kombinasi produksi lipid dan metabolit lain yang memiliki nilai tinggi,
seperti polisakarida, protein, dan pigmen.