Anda di halaman 1dari 18

STUDI EPIDEMIOLOGI TRUE EKSPERIMEN

(EKSPERIMEN MURNI)

TUGAS MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI


Dosen Pengampu: Djohar Nuswantoro, dr., MPH.

Oleh:
Hartini Sri Utami
(011314653010)

PASCA SARJANA ILMU KESEHATAN REPRODUKSI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2015

STUDI EPIDEMIOLOGI TRUE EKSPERIMEN


(EKSPERIMEN MURNI)

1. DEFINISI STUDI EKSPERIMEN


Hakekat penelitian eksperimen (experimental research) adalah meneliti
pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan (Alsa
2004). Manurut Hadi (1985) penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara
sengaja oleh peneliti. Sejalan dengan hal tersebut, Latipun (2002) mengemukakan
bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan
manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi terhadap perilaku
individu yang diamati. Penelitian eksperimen pada prisipnya dapat didefinisikan
sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena
sebab akibat (causal-effect relationship) (Sukardi 2011). Selanjutnya, metode
eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan utuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono
2011).
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh
variabel tertentu terhadap variabel lain dengan kontrol yang ketat (Sedarmayanti dan
Syarifudin, 2002). Menurut Riyanto penelitian eksperimen merupakan penelitian yang
sistematis, logis, dan teliti di dalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Sugiyono
(2012) menambahkan penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan.
Penelitian eksperimen menggunakan suatu percobaan yang dirancang secara
khusus guna membangkitkan data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Dalam melakukan eksperimen peneliti memanipulasikan suatu stimulan,
treatment atau kondisi-kondisi eksperimental, kemudian menobservasi pengaruh yang
diakibatkan oleh adanya perlakuan atau manipulasi tersebut.
Penelitian eksperimen bertujuan:
1) Menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian.
2) Memprediksi kejadian atau peristiwa di dalam latar eksperimen.
3) Menarik generalisasi hubungan antarvariabel.

2. KARAKTERISTIK STUDI EKSPERIMEN


Ide pokok dasar dari semua penelitian eksperimen sangat sederhana yaitu
mencoba sesuatu dan mengamati dengan sistematis apa yang terjadi. Eksperimen
formal memuat dua kondidi dasar. Pertama, setidaknya dua (sering lebih) kondisi atau
metode yang dibandingkan untuk diuji efek-efek dari kondisi tertentu atau treatment
(variabel bebas). Kedua, variabel bebas langsung dimanipulasi oleh peneliti. Berikut
beberapa kareakteristik penting dari penelitian eksperimen..
1) Perbandingan Kelompok (Comparison of group)
Dalam penelitian eksperimen terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut sedapat mungkin sama
(homogen) atau mendekati sama karakteristiknya. Pada kelompok eksperimen
diberikan pengaruh atau treatment tertentu, sedangkan pada kelompok kontrol
tidak diberikan. Selanjutnya proses penelitian berjalan dan diobservasi untuk
menentukan perbedaan atau perubahan yang pada kelompok eksperimen. Tentunya
perbedaan tersebut merupakan hasil bandingan keduanya.
2) Manipulate of the independent variable
Karakteristik penting yang kedua dari semua penelitian eksperimen adalah
memanipulasi variabel indipenden. Maksudnya peneliti sengaja dan langsung
menentukan bentuk variabel bebas yang akan diambil dan menentukan grup yang
mana yang mendapatkan bentuk itu. Beberapa jenis variabel yang berkaitan
dengan penelitian eksperimen menurut Yatim Riyanto (dalam Zuriah, 2006: 64)
antara lain sebagai berikut:
(1) Variabel bebas dan terikat
Variabel bebas adalah kondisi yang oleh pengeksperimen dimanipulasikan
untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi.
Sedangkan

variabel

terikat

adalah

kondisi

yang

berubah

ketika

pengeksperimen mengintroduksi atau mengganti variabel bebas.


(2) Variabel organismik atau variabel atribut
Variabel ini menunjuk pada karakteristik atau kondisi yang tidak dapat diubah
oleh pengeksperimen. Seperti variabel bebas : umur, jenis kelamin, suku atau
yang lainnya yang serupa.
(3) Variabel imbuhan (extraneous variabel)
Variabel imbuhan adalah variabel yang tidak dapat dikontrol, yakni variabel
yang tidak dapat dimanipulasikan oleh pengeksperimen, tetapi mempunyai
pengaruh yang berarti pada variabel tergantung. Seperti variabel antusias guru,
usianya, tingkat sosial ekonominya dan lain sebagainya. Untuk mengontrol
variabel imbuhan yang bukan merupakan perhatian langsung peneliti, dapat

ditiadakan atau diminimalkan pengaruhnya melalui beberapa jalan atau teknik,


yaitu: 1. Meniadakan variabel 2. Penjodohan kasus 3. Penyeimbangan kasus 4.
Analisis kovarian 5. pertimbangan
3) Randomization
Aspek penting dari semua eksperimen adalah penugasan yang acak dari subjek
dalam grup.
3. SYARAT-SYARAT STUDI EKSPERIMEN
Sebuah penelitian dapat berjalan baik dan memberikan hasil yang akurat jika
dilaksanakan dengan mengikuti kaidah tertentu. Seperti halnya dengan penelitian
eksperimen, akan memberikan hasil yang valid jika dilaksanakan dengan mengikuti
syarat-syarat yang ada. Berkaitan dengan hel tersebut, Wilhelm Wundt dalam Alsa (2004)
mengemukakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh peneliti dalam melaksanakan
penelitian eksperimental, yaitu:
1) Peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan di mana ia akan melakukan
penelitian;
2) Penelitian terhadap hal yang sama harus dapat diulang dalam kondisi yang sama;
3) Peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah, mengontrol) variabel yang diteliti
sesuai dengan yang dikehendakinya;
4) diperlukan kelompok pembanding (control group) selain kelompok yang diberi
perlakukan (experimental group).

4. RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMEN


Pada dasarnya rancangan eksperimen menggambarkan

prosedur

yang

memungkinkan peneliti menguji hipotesis penelitiannya. Pola-pola eksperimen yang


dikemukakan oleh John W. Best terdiri dari tiga kategori, yaitu (1) pra eksperimen, (2)
eksperimen semu, dan (3) eksperimen murni..
Dalam paper ini akan dibahas lebih lanjut mengenai penelitian atau studi
ekperimen murni (true eksperimen).
5. DEFINISI STUDI EKSPERIMEN MURNI (TRUE EKSPERIMEN)
Disebut sebagai true experiment karena dalam desain ini peneliti dapat
mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Jadi,
validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) menjadi tinggi. Sejalan
dengan hal tersebut, tujuan dari true experiment menurut Suryabrata (2011) adalah
untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara
mengenakan perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan grup kontrol yang tidak

diberi perlakuan. True experiment ini mempunyai ciri utama yaitu sampel yang
digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara
random dari populasi tertentu. Atau dengan kata lain dalam true experiment pasti ada
kelompok kontrol dan pengambilan sampel secara random.
6. SYARAT STUDI EKSPERIMEN MURNI
Adapun persyaratan dikehendaki adalah sebagai berikut:
1)

Kondisi-kondisi yang ada di sekitar atau yang diperkirakan mempengaruhi


subjek yang digunakan untuk eksperimen sebaiknya disingkirkan, sehingga
apabila perlakuan selesai dan ternyata ada perbedaan antara hasil pada kelompok
eksperimen dengan kelompok pembanding maka perbedaan hasil ini merupakan
akibat dari adanya perlakuan.

2)

Terdapat kelompok yang tidak diberi perlakuan yang difungsikan sebagai


pembanding bagi kelompok yang diberi perlakuan. Pada akhir eksperimen, hasil
pada kedua kelompok dibandingkan. Perbedaan hasil akan merupakan efek dari
pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen.

3)

Sebelum dilaksanakan eksperimen dilakukan kondisi kedua kelompok


diusahakan sama sehingga paparan tentang hasil akhir dapat betul-betul merupakan
hasil ada dan tidaknya perlakuan.

4)

Apabila penelitian eksperimen dilakukan terhadap orang, diharapkan bahwa


anggota kelompok eksperimen maupun kelompok pembanding tidak terpengaruh
akan status mereka sehingga hasil eksperimen tidak terkena Hawthorne effectl dan
atau John Henry effect.
Catatan:
Hawthorne effect:
Adalah efek sampingan yang disebabkan karena anggota kelompok eksperimen
mengetahui statusnya sehingga hasil akhir tidak semurni yang diharapkan.
John Henry effect:
Adalah efek sampingan yang disebabkan karena anggota kelompok pembanding
menyadari statusnya sehingga ada upaya ekstra dari mereka untuk menyamai hasil
kelompok eksperimen dan hasil akhir tidak semurni yang diharapkan.
Secara singkat di dalam penelitian eksperimen peneliti mengupayakan untuk
mengontrol varians yaitu:

1)

Memaksimalkan varians yang berhubungan dengan hipotesis penelitian.

2)

Meminimalkan varians ekstra atau varians variabel yang tidak diharapkan yang tidak menjadi titik perhatian dalam kegiatan eksperimen.

3)

Meminimal kesalahan-kesalahan: dalam memilih subjek, dalam melakukan


eksperimen dan dalam pengukuran hasil.

Untuk menghindari kesalahan-kesalahan tersebut maka sebaiknya


1) Peneliti mengambil subjek penelitian secara random (dengan cara acak atau
undian).
2) Peneliti mengelompokkan subjek ke dalam kelompok pertama dan kedua secara
random (acak, undian).
3) Peneliti menentukan mana kelompok eksperimen dan mana kelompok
pembanding juga secara random.
7.

LANGKAH-LANGKAH STUDI EKSPERIMEN MURNI


Strategi dan langkah-langkah penelitian eksperimen pada dasarnya sama dengan
strategi dan langkah-langkah penelitian pada umumnya, yaitu:
1) Calon peneliti mengadakan studi literatur untuk menemukan permasalahan.
2) Mengadakan identifikasi dan merumuskan permasalahan.
3) Merumuskan batasan istilah, pembatasan variabel, hipotesis, dan dukungan teori.
4) Menyusun rencana eksperimen:

Mengidentifikasikan semua variabel non eksperimen yang sekiranya akan


mengganggu hasil eksperimen dan menentukan bagaimana mengontrol
variabel-variabel tersebut.

Memilih desain atau model eksperimen.

Memilih sampel yang representatif (merupakan wakil yang dapat dipercaya)


dari subjek yang termasuk dalam populasi.

Menggolongkan wakil subjek ke dalam dua kelompok, disusul dengan


penentuan kelompok eksperimen dan kelompok pembanding.

Memilih atau menyusun instrumen yang tepat untuk mengukur hasil


pemberian perlakuan.

Pembuat garis besar prosedur pengumpulan data dan melakukan uji coba
instrumen dan eksperimen agar apabila sampai pada pelaksanaan, baik
eksperimen maupun instrumen pengukur hasil sudah betul-betul sempurna.

Merumuskan hipotesis nol atau hipotesis statistik.

5. Melaksanakan eksperimen.
6. Memilih data sedemikian rupa sehingga yang terkumpul hanya data yang
menggambarkan hasil murni dari kelompok eksperimen maupun kelompok
pembanding.
7. Menggunakan teknik yang tepat untuk menguji signifikansi agar dapat diketahui
secara cermat bagaimana hasil dari kegiatan eksperimen.
8.

BENTUK- BENTUK STUDI EKSPERIMEN MURNI


1) Pretest-Posttes Control Group Design
Terdapat dua grup yang dipilih secara random kemudian diberi pretest untuk
mengetahui perbedaan keadaan awal antara group eksperimen dan grup kontrol,
kemudian grup eksperimen diberikan perlakuan sedangkan grup kontrol tidak,
selanjutnya pada beberapa waktu diberi postest pada kedua kelompok tersebut.
Hasil pretest yang baik adalah jika nilai grup eksperimen tidak berbeda secara
signifikan.
Bagan dari desain penelitian tersebut adalah sebagai berikut
Kelas

Pretest

Treatment

Posttest

Eksperimen

T1

T2

kontrol

T1

T2

Pada penelitian ini karena dilakukan randomisasi, maka kedua kelompok


mempunyai sifat yang sama sebelum dilakukan perlakuan, sehingga perbedaan
hasil postes pada kedua kelompok tersebut dapat disebut sebagai pengaruh dari
perlakuan. Desain ini merupakan desain yang terkuat di dalam mengontrol
ancaman-ancaman terhadap validitas, tetapi desain ini sulit dilakukan di lapangan
karena dari segi etika, karena melakukan perlakuan pada kelompok yang satu dan
tidak melakukan perlakuan pada kelompok lain.
Rancangan ini dapat diperluas dengan melibatkan lebih dari satu variabel
independent, artinya perlakuan pada lebih dari satu kelompok dengan bentuk
perlakuan yang berbeda. Pada desain ini kesimpulan mengenai efek perbedaan
antara perlakuan satu sama dengan lainnya dicapai tanpa menggunkan kelompok
kontrol.
2)

Posttest-Only Control Group Design

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara
random (R). Grup pertama diberi perlakuan (X) dan grup yang lain tidak. Bagan
penelitian ini adalah sebagai berikut.
R
R

Kelas
Eksperimen
Kontrol

Treatment Posttest
X
T2
T2

Dalam penelitian tersebut, pengaruh perlakuan dianalisis dengan uji beda


menggunakan statistik t-test. Jika ada perbedaan yang signifikan antara grup
eksperimen dan grup kontrol maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara
signifikan.
Pada penelitianini peneliti dapat mengukur pengaruh perlakuan pada
kelompok eksperimen dengan cara membandingkan kelompok tersebut dengan
kelompok kontrol, tetapi peneliti tidak dapat menentukan sejauh mana atau
seberapa besar perubahan itu terjadi, sebab pretest tidak dilakukan untuk data awal.
3)

The Salomon Three Group


Dalam desain ini dipilih tiga kelompok secara random. Dua kelompok
diberikan pretest dan satu kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok
yang diberikan pretest dan kelompok yang tidak diberikan pretest diberikan
perlakuan eksperimen. Setelah itu ketiga kelompok ini diberi posttest.
R
R
R

4)

Kelas
Eksperimen
Kontrol 1
Kontrol 2

Pretest
T1
T1
-

Treatment Posttest
X
T2
T2
X
T2

Randomized Solomon Four-Group Design.


Dalam desain ini dipilih tiga kelompok secara random. Dua kelompok diberi
pretest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pretest dan satu dari
kelompok yang tidak diberikan pretest diberi perlakuan eksperimen. Setelah itu
keempat kelompok ini diberi posttest.
R
R
R
R

Kelas
Eksperimen
Kontrol 1
Kontrol 2
Kontrol 3

Pretest
T1
T1
-

Treatment Posttest
X
T2
T2
X
T2
T2

Desain penelitian ini dapat mengatasi kelemahan eksternal validitas yang ada
pada desain pretest-postest with control group. Apabila pretes mungkin
mempengaruhi subjek sehingga mereka menjadi lebih sensitif terhadap perlakuan
dan mereka bereaksi secara berbeda dari subjek yang mengalami pretes, maka
eksternal validitas terganggu dan kita tidak dapat membuat generalisasi dari
penelitian itu untuk populasi, demikian pula kalau ada interaksi antara pretes
dengan perlakuan.
5)

Pretest Control Group Design


RO1 X O2
RO3

O4

Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yang dipilh secara random
kemudian diberi pretest untuk mengetahui adakah perbedaan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil prestes yang baik bila nilai kelompok
eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O 2-O1)(O4-O3).

DAFTAR PUSTAKA

Latipun. 2002. Psikologi Eksperimen, Universitas Muhammadiyah Malang. Pres:Malang


Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Fatoni, Fanny. 2013. Experimental Researce. Palembang: Universitas Sriwijaya
Siswanto,
Susila,
Suryanto.
2013. Metodologi
Kedokteran. Yogyakarta: Bursa Ilmu

Penelitian

Kesehatan

dan

Sugiyono. 20101. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D). Alfabeta: Bandung

Prehati,
Wiwin.
2013.
Pengertian
Penelitian
Eksperimen.
http://wiwinprehati.staff.iainsalatiga.ac.id/2013/11/06/pengertian-penelitianeksperimen/. Diakses: 07 Mei 2015.

STUDI EPIDEMIOLOGI QUASI EKSPERIMEN


(EKSPERIMEN SEMU)

TUGAS MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI


Dosen Pengampu: Djohar Nuswantoro, dr., MPH.

Oleh:
Hartini Sri Utami
(011314653010)

PASCA SARJANA ILMU KESEHATAN REPRODUKSI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2015
STUDI EPIDEMIOLOGI QUASI EKSPERIMEN
(EKSPERIMEN SEMU)

1. DEFINISI STUDI EKSPERIMEN


Hakekat penelitian eksperimen (experimental research) adalah meneliti
pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan (Alsa
2004). Manurut Hadi (1985) penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara
sengaja oleh peneliti. Sejalan dengan hal tersebut, Latipun (2002) mengemukakan
bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan
manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi terhadap perilaku

individu yang diamati. Penelitian eksperimen pada prisipnya dapat didefinisikan


sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena
sebab akibat (causal-effect relationship) (Sukardi 2011). Selanjutnya, metode
eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan utuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono
2011).
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh
variabel tertentu terhadap variabel lain dengan kontrol yang ketat (Sedarmayanti dan
Syarifudin, 2002). Menurut Riyanto penelitian eksperimen merupakan penelitian yang
sistematis, logis, dan teliti di dalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Sugiyono
(2012) menambahkan penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan.
Penelitian eksperimen menggunakan suatu percobaan yang dirancang secara
khusus guna membangkitkan data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Dalam melakukan eksperimen peneliti memanipulasikan suatu stimulan,
treatment atau kondisi-kondisi eksperimental, kemudian menobservasi pengaruh yang
diakibatkan oleh adanya perlakuan atau manipulasi tersebut.
Penelitian eksperimen bertujuan:
1) Menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian.
2) Memprediksi kejadian atau peristiwa di dalam latar eksperimen.
3) Menarik generalisasi hubungan antarvariabel.
2. KARAKTERISTIK STUDI EKSPERIMEN
Ide pokok dasar dari semua penelitian eksperimen sangat sederhana yaitu
mencoba sesuatu dan mengamati dengan sistematis apa yang terjadi. Eksperimen
formal memuat dua kondidi dasar. Pertama, setidaknya dua (sering lebih) kondisi atau
metode yang dibandingkan untuk diuji efek-efek dari kondisi tertentu atau treatment
(variabel bebas). Kedua, variabel bebas langsung dimanipulasi oleh peneliti. Berikut
beberapa kareakteristik penting dari penelitian eksperimen..
4) Perbandingan Kelompok (Comparison of group)
Dalam penelitian eksperimen terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut sedapat mungkin sama
(homogen) atau mendekati sama karakteristiknya. Pada kelompok eksperimen
diberikan pengaruh atau treatment tertentu, sedangkan pada kelompok kontrol
tidak diberikan. Selanjutnya proses penelitian berjalan dan diobservasi untuk

menentukan perbedaan atau perubahan yang pada kelompok eksperimen. Tentunya


perbedaan tersebut merupakan hasil bandingan keduanya.
5) Manipulate of the independent variable
Karakteristik penting yang kedua dari semua penelitian eksperimen adalah
memanipulasi variabel indipenden. Maksudnya peneliti sengaja dan langsung
menentukan bentuk variabel bebas yang akan diambil dan menentukan grup yang
mana yang mendapatkan bentuk itu. Beberapa jenis variabel yang berkaitan
dengan penelitian eksperimen menurut Yatim Riyanto (dalam Zuriah, 2006: 64)
antara lain sebagai berikut:
(4) Variabel bebas dan terikat
Variabel bebas adalah kondisi yang oleh pengeksperimen dimanipulasikan
untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi.
Sedangkan

variabel

terikat

adalah

kondisi

yang

berubah

ketika

pengeksperimen mengintroduksi atau mengganti variabel bebas.


(5) Variabel organismik atau variabel atribut
Variabel ini menunjuk pada karakteristik atau kondisi yang tidak dapat diubah
oleh pengeksperimen. Seperti variabel bebas : umur, jenis kelamin, suku atau
yang lainnya yang serupa.
(6) Variabel imbuhan (extraneous variabel)
Variabel imbuhan adalah variabel yang tidak dapat dikontrol, yakni variabel
yang tidak dapat dimanipulasikan oleh pengeksperimen, tetapi mempunyai
pengaruh yang berarti pada variabel tergantung. Seperti variabel antusias guru,
usianya, tingkat sosial ekonominya dan lain sebagainya. Untuk mengontrol
variabel imbuhan yang bukan merupakan perhatian langsung peneliti, dapat
ditiadakan atau diminimalkan pengaruhnya melalui beberapa jalan atau teknik,
yaitu: 1. Meniadakan variabel 2. Penjodohan kasus 3. Penyeimbangan kasus 4.
Analisis kovarian 5. pertimbangan
6) Randomization
Aspek penting dari semua eksperimen adalah penugasan yang acak dari subjek
dalam grup.
3. SYARAT-SYARAT STUDI EKSPERIMEN
Sebuah penelitian dapat berjalan baik dan memberikan hasil yang akurat jika
dilaksanakan dengan mengikuti kaidah tertentu. Seperti halnya dengan penelitian
eksperimen, akan memberikan hasil yang valid jika dilaksanakan dengan mengikuti
syarat-syarat yang ada. Berkaitan dengan hel tersebut, Wilhelm Wundt dalam Alsa (2004)

mengemukakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh peneliti dalam melaksanakan


penelitian eksperimental, yaitu:
5) Peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan di mana ia akan melakukan
penelitian;
6) Penelitian terhadap hal yang sama harus dapat diulang dalam kondisi yang sama;
7) Peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah, mengontrol) variabel yang diteliti
sesuai dengan yang dikehendakinya;
8) diperlukan kelompok pembanding (control group) selain kelompok yang diberi
perlakukan (experimental group).

4. RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMEN


Pada dasarnya rancangan eksperimen menggambarkan

prosedur

yang

memungkinkan peneliti menguji hipotesis penelitiannya. Pola-pola eksperimen yang


dikemukakan oleh John W. Best terdiri dari tiga kategori, yaitu (1) pra eksperimen, (2)
eksperimen semu, dan (3) eksperimen murni..
Dalam paper ini akan dibahas lebih lanjut mengenai penelitian atau studi
ekperimen murni (true eksperimen).
5. DEFINISI STUDI EKSPERIMEN SEMU (QUASI EKSPERIMEN)
Quasi ekperimen disebut juga dengan eksperimen pura-pura. Bentuk desain ini
merupakan pengembangan dari true experimental design yang sulit dilaksanakan.
Desain ini mempunyai variabel kontrol tetapi tidak digunakan sepenuhnya untuk
mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain
digunakan jika peneliti dapat melakukan kontrol atas berbagai variabel yang
berpengaruh, tetapi tidak cukup untuk melakukan eksperimen yang sesungguhnya.
Dalam eksperimen ini, jika menggunakan random tidak diperhatikan aspek kesetaraan
maupun grup kontrol
Quasi eksperimen didefinisikan sebagai eskperimen yang memiliki perlakuan,
pengukuran dampak, unit eksperimen namun tidak menggunakan penugasan acak
untuk menciptakan perbandingan dalam rangka menyimpulkan perubahan yang
disebabkan perlakuan(Cook & Campbell, 1979). Jenis ini juga seringkali disebut
sebagai post-hoc research yang berarti bahwa peneliti dapat melihat efek yang terjadi
dari sebuah variabel setelah kejadian tertentu (Salkind, 2006:234). Quasi experiment
sesungguhnya dapat dikatakan mirip dengan true experiment jika dilihat dari
pemanipulasian variabel independen yang dilakukan (Ary et al, 2010:316).

Beberapa perbedaan yang sangat signifikan dari quasi experiment bila


dibandingkan dengan true experiment adalah jika di dalam true experiment digunakan
untuk menguji sebab-akibat yang sesungguhnya dari sebuah hasil relasi, sedangkan di
dalam quasi experiment hanya melakukan pengujian tanpa adanya kendali penuh
didalamnya (Salkind, 2006:10; Levy & Ellis, 2011). Namun hal ini bukan berarti
bahwa peneliti sama sekali tidak memiliki kendali terhadap obyek penelitian di dalam
quasi experiment, tetapi yang dimaksudkan adalah kendali yang dimiliki tidak mutlak
bisa digunakan.
6. TUJUAN EKSPERIMEN SEMU (QUASI EKSPERIMEN)
Tujuan penelitian experimen semu adalah untuk memperkirakan kondisi
eksperimen murni dalam keadaan tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau
memanipulasi semua variabel yang relevan. Penelitian

ini bertujuan untuk

mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol


disamping kelompok eksperimen, namun pemilahan kedua kelompok tersebut tidak
dengan teknik random. Penelitian eksperimental semu bertujuan untuk menjelaskan
hubungan-hubungan, mengklarifikasi penyebab terjadinya suatu peristiwa, atau
keduanya. Desain penelitian quasi eksperimen sering digunakan pada penelitian
lapangan.
7. LANGKAH-LANGKAH STUDI EKSPERIMEN SEMU (QUASI EKSPERIMEN)
Berikut adalah langkah-langkah eksperimen semu :
1.

Melakukan tinjauan literature, terutama yang berhubungan dengan masalah yang


akan di teliti.

2.

Mengidentifikasi dan membatasi masalah penelitian

3.

Merumuskan hipotesis-hipotesis penelitian

4.

Menyusun rencana eksperimen, yang biasanya mencakup

5.

Melakukan pengumpalan data tahap pertama

6.

Melakukan pengumpalan data tahap pertama (pretest)

7.

Melakukan eksperimen

8.

Mengumpulkan data tahap kedua (posttest)

9.

Mengolah dan menganalisis data.

10. Menyusun laporan


8. JENIS DESAIN STUDI EKSPERIMEN SEMU (QUASI EKSPERIMEN)
1) Desain Rangkaian Waktu (Time Series Design)

Desain penelitian ini seperti pada desain pretes-postes, tetapi mempunyai


keuntungan dengan melakukan pengukuran yang berulang-ulang sebelum dan
sesudah perlakuan. Dengan menggunakan serangkaian pengukuran maka
validitasnya lebih tinggi, dan pengaruh faktor luar dapat dikurangi karena
pengukuran dilakukan lebih dari satu kali, baik sebelum maupun sesudah
perlakuan, tetapi dalam desain ini tidak ada kelompok kontrol.
Ciri desain ini adalah grup yang digunakan tidak dapat dipilih secara random.
Sebelum diberi perlakuan, grup diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud
untuk mengetahui kestabilan.
O1O2O3O4 X O5O6O7O8
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat
dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai
empat kali dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan
kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata
nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak
menentu, dan tidak konsisten Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat
diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian
ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan
kelompok kontrol.
Hasil pretest yang baik adalah O1=O2=O3=O4 dan hasil perlakuan yang baik
adalah O5=O6=O7=O8. Besarnya pengaruh perlakuan adalah (O5+O6+O7+O8)(O1+O2+O3+O4).
2) Non-Equivalen Group Desain
Desain ini hampir mirip dengan pretest-postest control group design, tetapi
pada desain ini kelompok ekperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara
random. Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok
kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa
melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretes, kemudian diberikan
perlakuan, dan terakhir diberikan posttest.
O1 X O2
O3

O4

Desain ini dilakukan untuk membandingkan hasil intervensi program


kesehatan di suatu kontrol yang serupa, tetapi tidak perlu kelompok yang benarbenar sama, sehingga sering dilakukan dalam penelitian lapangan.

Contoh desain tersebut adalah dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh


adanya tambahan dosis obat pada sekelompok pasien terhadap tekanan jantung.
Dalam desain penelitian dipilih satu kelompok pasien, yang separo diberi
perlakuan dengan ditambah dosis obat tertentu dan yang separo tidak. O 1 dan
O3 merupakan tekanan jantung sebelum ditambah dosis. O2merupakan tekanan
jantung setelah ditambah dosis. O4 tekanan jantung yang tidak diberi tambahan
dosis. Pengaruh tambahan dosis terhadap tekanan jantung adalah (O2-O1)-(O4O3).
3) Desain Rangkaian Waktu dengan Kelompok Pembanding (Control Time
Series Design)
Desain ini sama sperti pada desain rangkaian waktu, tetapi dengan
menggunakan kelompok pembanding (kontrol). Keuntungan desain ini adalah
lebih menjaminadanya validitas internal yang tinggi, karena lebih memungkinkan
adanya kontrol terhadap validitas internal.
4) Desain Separate Sample Pretest-Postest
Dalam desain penelitian ini pengukuran pertama (pretest) dilakukan terhadap
sampel yang dipilih secara random dari populasi tertentu, kemudian dilakukan
perlakuan atau program pada seluruh populasi. Selanjutnya dilakukan pengukuran
kedua (postest) padakelompok sampel lain, yang juga dipilih secara random dari
populasi yang sama. Desain ini sangat baik untuk menghindari pengaruh atau efek
dari test. Desain penelitian ini sering digunakan dalam penelitian-penelitian
kesehatan dan keluarga berencana.
9. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN STUDI EKSPERIMEN SEMU (QUASI
EKSPERIMEN)
1) Keuntungan Studi eksperimen Semu
Pada penelitian ekperimen semu ini tidak mempunyai batasan yang ketat
terhadap randomisasi dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancamaancaman validitas.
2) Kerugian Sudi Eksperimen Semu
(1) Tidak adanya randomisasi (randoimization), yang berarti pengelompokan
anggota sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak
dilakukan dengan random atau acak.
(2) Kontrol terhadap variabel-variabel yang berpengaruh terhadap eksperimen
tidak dilakukan, karena eksperimenini biasanya dilakukan di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Fatoni, Fanny. 2013. Experimental Researce. Palembang: Universitas Sriwijaya.


Hastjarjo, Dicky. 2008. Ringkasan buku Cook & Campbell. (1979). QuasiExperimentation: Design & Analysis Issues for Field Settings. Houghton Mifflin
Company Boston.
Kusumawati, Ari. 2012. Rancangan Penelitian Semu (Quasi Eksperiment).
http://akusumawati.blogspot.com/2012/01/rancangan-penelitian-quasyexperimen.html. Diakses 07 Mei 2015.

Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha


Medika.
Siswanto,
Susila,
Suryanto.
2013. Metodologi
Kedokteran. Yogyakarta: Bursa Ilmu.

Penelitian

Kesehatan

dan

Anda mungkin juga menyukai