Rangkuman OI
Rangkuman OI
Keduanya
sama-sama
mengikat
individu-individu
walaupun
hukum
internasional secara teknis mengikat Negara-negara, itu hanya bersifat perantara karena
adanya konsep Negara. Namun pernyataan ini bertentangan dengan pendapat para ahli.
Ketentuan hukum internasional menentukan bahwa perompak dapat dihukum dengan
hukum nasional dan diadili di pengadilan nasional, namun tidak menghilangkan sifat
internasional dari delik dan sanksi terhadap perompak tersebut.
Perkembangan ini menuju kearah pembebanan kewajiaban terhadap individu
berdasarkan hukum internasional. Sejalan dengan ini juga timbul perkembangan
diberikannya hak kepada individu, bahkan hak individu terhadap Negara di mana dia
menjadi warga Negara. Hal ini ada dalam keputusan Nuremberg 1946 serta Konvensi
Eropa untuk Perlindungan Hak-hak Manusia dan Kebebasan Fundamental. Di hadapan
1
pengadilan internasional, hak dan kewajiban individu menurut hukum internasional hanya
dapat
dilaksanakan
terhadap
Negara-negara
dimana
individu
tersebut
berkewarganegaraan.
Menjelang berakhirnya perang dunia kedua ketika pihak sekutu mengambil tindakan
mengadili
penjahat-penjahat
perang,
timbul
keraguan
mengenai
apakah
hukum
ini
yang
mensyaratkan
pemberlakuan
oleh
semua
unit
5. Para pemberontak sebagai kelompok dapat diberikan hak-hak sebagai pihak sedang
berperang (belligerent) dalam perselisihannya dengan pemerintah yang sah,
meskipun tidak dalam artian organisasi seperti negara 2.
Hukum internasional tidak hanya berkenaan dengan kepentingan-kepentingan politik
negara-negara saja, tetapi sampai tingkat tertentu, berkenaan dengan kepentingankepentingan dan keperluan-keperluan individu dan kesatuan-kesatuan bukan negara.
Sejumlah organisasi internasional secara khusus ditujukan untuk memajukan dan
menjamin dihormatinya hak-hak dan kepentingan-kepentingan individu-individu yang dalam
berlakunya mengambil alih secara internasional fungsi-fungsi perlindungan diplomatik yang
sebelumnya dilakukan oleh negara-negara. Hukum internasional harus memberikan hakhak kepada individu-individu secara langsung dan ex proprio vigore (atas kekuatan sendiri)
tanpa perlu melalui perantaraan dan tanpa di bawah naungan negara.
Selanjutnya terdapat fakta bahwa sebagian besar opini dewasa ini, khususnya yang
diperlihatkan oleh negara-negara yang baru muncul, yang lebih menyukai pandangan
bahwa rakyat itu sendiri (people as such) memiliki hak-hak tertentu yang tidak dapat
dicabut, di antaranya hak penentuan nasib sendiri (right of selfdetermination), hak yang
bebas untuk memilih sistem-sistem politik, ekonomi, dan sosial mereka.
Perlunya dikemukakan mengenai dua kategori kesatuan non negara, yang mana ini
masih menjadi kontroversi menyangkut pertanyaan apakah kesatuan-kesatuan tersebut
harus dipandang sebagai subyek-subyek hukum internasional ataukah tidak, yaitu:
1. Asosiasi-asosiasi antar pemerintah atau kuasi antar-pemerintah yang berkaitan
dengan produksi dan stabilitas harga jenis-jenis komoditi khusus, tanpa memandang
apakah asosiasi-asosiasi ini didirikan dengan traktat-traktat internasional atau
dibentuk dengan cara lain.
2. Beberapa korporasi regional dan internasional, yang dibentuk berdasarkan hukum
nasional, tetapi beroperasi dalam prakteknya sebagian besar atas dasar antarpemerintah.
di
mana
individu-individu
atau
kesatuan-kesatuan
non-negara
mereka
dan
lain-lain,
telah
menjadi
perhatian
utama
hukum
internasional.
Teori mengenai negara-negara sebagai subyek eksklusif hukum internasional tidak
dapat diterima saat ini sebagai hak yang akurat dari segala seginya. Penggunaan negara
sebagai suatu media dan penyaring untuk memberlakukan hukum internasional saat ini
tidak dapat lagi dipandang layak untuk segala tujuan yang luas dari sistem modern. Bagian
terbesar dari hukum internasional terdiri dari ketentuan-ketentuan yang mengikat negaranegara, dan hanya dalam sebagian kecil kasus, meskipun suatu minoritas yang penting,
para ahli hukum harus memusatkan perhatian mereka terhadap individu dan kesatuan nonnegara atau asosiasi sebagai subyek-subyek hukum internasional.
Bab 5
Negara-Negara Pada Umumnya
pemerintahan tanpa hukum adalah . . . . suatu misteri dalam politik, yang sulit untuk
dibayangkan secara manusiawi dan tidak konsisten dengan masyarakat manusia. 6
Negara-Negara Mikro
Suatu kesatuan, yang memiliki wilayah penduduk dan sumber daya manusia serta
sumber daya ekonomi yang sangat kecil, tetapi wilayah tersebut muncul sebagai suatu
Negara yang merdeka.Negara-negara ini dapat bergabung dengan PBB, tanpa menjadi
anggota penuh, yang mendapat keuntungan tanpa memikul kewajiban, seperti:
1. Hak akses kepada International Court of Justice,
2. Keikutsertaan dalam komisi ekonomi regional PBB yang tepat,
3. Keikutsertaan dalam beberapa badan khusus tertentu, dan dalam konferensi
diplomatik yang bertujuan membentuk konvensi internasional.
Doktrin Hak-hak dan kewajiban-kewajiban Dasar Negara-negara
Hak-hak dasar yang paling sering ditekankan adalah mengenai hak kemerdekaan
dan persamaan negara-negara, yurisdiksi teritorial, dan hak membela diri atau hak
mempertahankan diri. Kewajiban-kewajiban dasar yang ditekankan, antara lain, kewajiban
untuk tidak mengambil jalan kekerasan (perang), kewajiban untuk melaksanakan
kewajiban-kewajiban traktat dengan itikad baik, dan tidak mencampuri urusan negara lain.
Kedaulatan dan Kemerdekaan Negara-negara
Bila suatu negara merdeka, maka ia mendapatkan hak sekaligus memikul kewajiban.
Kewajiban juga berkaitan dengan Negara-negara lain yang berhubungan dengan Negara
tersebut. Hak dan kewajiban merupakan substansi pokok kemerdekaan Negara. Contoh
hak yang berkaitan dengan kemerdekaan Negara:
a.
b.
c.
d.
melakukan
Doktrin ini bermula dari pernyataan Presiden Monroe dalam Pesan kepada Kongres
(Message to Congress) pada tahun 1823, yang terdiri dari tiga hal:
1. Deklarasi bahwa benua Amerika tidak akan lagi menjadi subyek kolonisasi oleh
negara-negara Eropa di masa datang.
2. Deklarasi mengenai tidak adanya kepentingan terhadap perang-perang yang terjadi
di Eropa dan urusan-urusan Eropa.
3. Deklarasi bahwa setiap usaha yang dilakukan negara-negara Eropa untuk
memperluas sistem mereka terhadap bagian manapun di benua Amerika akan
dianggap sebagai bahaya terhadap perdamaian dan keamanan Amerika Serikat.
Doktrin Persamaan Derajat Negara-Negara
Kutipan karya utama Christian Wolff, Pada dasarnya semua bangsa mempunyai
kedudukan yang sama satu sama lain. Karena bangsa-bangsa dianggap sebagai pribadi
manusia bebas yang hidup dalam suatu keadaan alami. Oleh karena itu, karena pada
dasarnya semua manusia memiliki kedudukan yang sama, maka semua bangsa pun pada
dasarnya berkedudukan sama satu sama lain. 8
Ada konsekwensi dari prinsip persamaan ini yaitu, dengan adanya syarat kebulatan
suara seringkali Negara-negara kecil dapat menghambat perkembangan penting dalam
masalah internasional yang karena kepentingan pribadinya sengaja menghambat dibawah
lindungan kaidah kebualtan suara. Serta apabila tidak ada traktat, tidak ada satu Negara
pun dapat menuntut yurisdiksi atas atau dalam kaitan dengan Negara berdaulat lainnya.
Garis
antara
persamaan
kedudukan
Negara-negara,
di
satu
pihak,
dan
dengan suatu traktat internasional atau menggabungkan diri dalam suatu persatuan
dengan organ-organ pemerintah yang menjangkau Negara-negara anggota dan dibentuk
dengan tujuan untuk memelihara/mempertahankan kemerdekaan ekstern dan intern
mereka.
Negara-Negara Di Bawah Lindungan dan Negara-Negara Jajahan, dan WilayahWilayah Protektorat
Suatu negara jajahan (vassal State) adalah yang sepenuhnya berada di bawah
penguasaan negara lain yang secara internasional kemerdekaannya dibatasi bahkan
hampir tidak ada sama sekali.
9
Suatu wilayah protektorat atau negara di bawah lindungan (protectered State) timbul
dalam praktek apabila suatu negara melalui traktat menempatkan dirinya di bawah
perlindungan suatu negara kuat dan berkuasa, sehingga tindakannya yang berkaitan
dengan urusan-urusan internasional yang sangat penting dan keputusan-keputusan
menyangkut kebijaksanaan tingkat tingginya diserahkan kepada negara pelindungnya
tersebut.
Wilayah-wilayah protektorat dapat dikatakan tidak memiliki pola yang seragam.
Setiap kasus yang menyangkut hal ini bergantung kepada keadaan-keadaannya secara
khusus dan lebih spesifik lagi bergantung kepada:
1. Syarat-syarat khusus traktat mengenai perlindungan itu. 9
2. Kondisi-kondisi yang diperlukan untuk diakuinya protektorat tersebut oleh negara
ketiga yang menjadikannya sebagai dasar adanya traktat perlindungan. 10
Kondominium (condominium)
Suatu kondominium (condominium) ada apabila terhadap suatu wilayah tertentu
dilaksanakan penguasaan bersama oleh dua atau lebih negara luar.
Anggota-Anggota Persemakmuran
Negara-negara anggota Persemakmuran saat ini merupakan Negara-negara yang
berdaulat penuh dalam setiap hal. Di bidang hubungan ekstern otonomi Negara tidak
terbatas, para anggota menikmati dan melaksanakan hak secara luas menyangkut
penempatan perwakilan yang terpisah dan bernegosiasi traktat-traktat secara bebas.
Mereka berkemampuan menjadi subjek sengketa-sengketa internasional dan konflik
diantara mereka, dan bebas menjalin hubungan kontrak dengan Negara yang bukan
anggota persemakmuran.11
9 The Ionian Ships (1855) Spinks 2, Ecc & Adm 212.
10 Advisory Opinion of the Permanent Court of International Justice on the Nationality Decrees in Tunis and
Marocco, (1923) Pub PCIJ, Series B, No. 4, halaman 27.
11 M. Margaret Ball, The Open Commonwealth (1971)
10
Wilayah-Wilayah Perwalian
Konsep perwalian ditekankan kepada Negara-negara pelaksana administrasi.
Dengan prinsip bahwa kepentingan penduduk dari wilayah itu merupakan hal yang paling
utama, telah menerima sebagai kewajiban memajukan kehidupan penduduk di wilayah
perwaliannya, negara pelaksana administrasi juga berkewajiban menyampaikan secara
teratur informasi mengenai kondisi di wilayah yang berkaitan pada sekretaris jendral PBB.
Status Wilayah-Wilayah Tidak Berpemerintahan Sendiri Menurut Charter Perserikatan
Bangsa-Bangsa
Charter Perserikatan Bangsa-Bangsa memberikan suatu status khusus kepada
wilayah koloni, wilayah-wilayah kuasa dan wilayah-wilayah yang belum merdeka dengan
sebutan umum sebagai wilayah-wilayah tidak berpemerintahan sendiri (non-selfgoverning territories). Sebagaimana dalam kasus wilayah-wilayah perwalian, konsep
perwalian ditekankan kepada negara-negara pelaksana administrasi. Anggota-anggota
Perserikatan Bangsa-Bangsa yang melaksanakan administrasi atas wilayah-wilayah
tersebut mengakui prinsip bahwa kepentingan penduduk dari wilayah itu merupakan hal
yang paling utama, telah menerima sebagai suatu kewajiban perwalian yang luhur untuk
sepenuhnya memajukan kepentingan penduduk wilayah tersebut dan bertindak guna
membangun usaha pemerintahan sendiri serta membantu evolusi lembaga-lembaga politik
yang bebas.
Negara-Negara Netral
Suatu negara netral (Netralized State) adalah negara yang kemerdekaan, integritas
politik dan wilayahnya dijamin secara permanen dengan perjanjian kolektif negara-negara
besar dengan syarat negara yang dijamin tersebut tidak akan pernah menyerang negara
lain kecuali untuk membela diri dan tidak akan pernah membuat traktat-traktat aliansi
dan sebagainya yang dapat merusak sikap ketidakmemihakannya atau menjerumuskannya
dalam perang.
Tujuan netralisasi tersebut adalah untuk melindungi perdamaian dengan:
1. Melindungi negara-negara kecil dari negara-negara kuat yang berdekatan dan dengan
cara itu memelihara keseimbangan kekuatan.
2. Melindungi dan menjaga kemerdekaan negara-negara penyangga (buffer States)
yang terletak di antara negara-negara besar.
11
Hakikat netralisasi adalah suatu tindakan kolektif, yaitu negara-negara besar yang
terkait harus mengakui baik secara tegas ataupun secara diam-diam status kenetralan
permanen yang diberikan kepada negara netral tersebut, dan bahwa netralisasi adalah
kontaktual, yaitu suatu negara tidak dapat dinetralkan tanpa persetujuannya, juga negara
tidak dapat mengumumkan secara sepihak tentang kenetralan dirinya.
Kewajiban-kewajiban sebuah negara netral adalah sebagai berikut:
1. Tidak melibatkan diri dalam permusuhan-permusuhan kecuali sebagai tindakan
pembelaan diri.
2. Menghindari keikutsertaan dalam perjanjian-perjanjian yang mengandung risiko
permusuhan, atau
yang
menyangkut
pembangunan
pangkalan
militer, atau
kepada Negeri-negeri dan Rakyat-rakyat terjajah yang telah disebut di atas. Ketiga, proses
ratifikasi dan penerimaan kedua Covenant yang disebut di atas, akan mengkosolidasikan
penerimaan kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan hak menentukan nasib sendiri.
Kedaulatan Rakyat dan Bangsa-Bangsa Atas Kekayaan Alam dan Sumber Daya
Mereka
Penentuan nasib sendiri di bidang ekonomi dinyatakan dalam Resolusi Majelis
Umum PBB menegaskan hak rakyat secara bebas untuk mengeksploitasi kekayaan alam
dan
sumber
daya
yang
mereka
miliki.
Mendorong
Negara-negara
berkembang
memanfaatkan sumber daya yang mereka miliki sebagai modal dasar bagi kemajuan
ekonomi mereka yang independen serta mencegah menipisnya sumber daya akibat
tindakan Negara lain.12
Bab 20
Lembaga-Lembaga Internasional
kerja
sama
antar-negara,
yakni
apa
disebut
aktivitas-aktivitas
promosional dan hanya dalam sebagian kecil melakukan tugas-tugas penting secara
langsung, yaitu apa yang dinamakan aktivitas-aktivitas operasional.
2. Meskipun sebegitu jauh lembaga-lembaga ini merupakan badan-badan operasional,
namun secara hukum lembaga-lembaga internasional hanya diberi kewenangan
untuk menyelidiki atau mengusulkan, bukan untuk membuat keputusan yang
mengikat.
3. Dalam beberapa contoh, lembaga-lembaga internasional sedikit banyak beranjak dari
suatu konferenci internasional, dalam pengertian bahwa suatu keputusan badan atau
14
mereka. Berkenaan dengan sebagian besar organisasi internasional permanen utama yang
ada pada saat ini, beberapa di antaranya didasarkan pada instrumen konstitusi antar
negara dan yang lainnya didasarkan pada bentuk konstitusi antar pemerintah, sulit untuk
membedakan dasar alasan pokok antara bentuk yang satu dengan yang lainnya.
Kemungkinan pembedaan antara: (a) badan-badan global atau badan-badan dunia dan (b)
badan-badan regional.
Suatu perbedaan yang diusulkan yaitu bahwa lembaga-lembaga internasional
dimasukan ke dalam kelompok yang supra-nasional dan yang bukan. Satu badan supranasional pada umumnya dianggap sebagai badan yang memiliki kekuasaan untuk
mengambil keputusan-keputusan, yang secara langsung mengikat terhadap individuindividu, lembaga-lembaga dan badan-badan usaha, juga terhadap pemerintah negaranegara.
Badan-badan internasional yang bukan tipe supra-nasional, hanya dapat bertindak,
atau menjalankan keputusan-keputusan dengan atau melalui Negara-negara anggotanya.
Kelemahan klasifikasi ini terletak pada fakta bahwa peristilahan supra-nasional
merupakan sebuah istilah yang kemungkinan akan memudahkan salah pengertian.
dan
terisolasi.
Ketentuan-ketentuan
untuk
koordinasi
badan-badan
16
tersebut harus disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dan oleh
setiap lembaga tersebut (Pasal 57 dan 63 ayat 1 Charter).
2. Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa (ECOSOC) diberi
kewenangan untuk melakukan koordinasi aktivitas-aktivitas dari lembaga-lembaga
internasional dengan membuat perjanjian-perjanjian demikian melalui konsultasi
dengan dan rekomendasi-rekomendasi yang dibuat untuk Majelis Umum dan
negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (Pasal 63 ayat 2).
3. Perserikatan Bangsa-Bangsa, melalui organ-orhannya, harus
rekomendasi-rekomendasi
lebih
lanjut
untuk
mengkoordinasi
membuat
kebijaksanaan-
17
untuk laporan-laporan oleh badan-badan itu mengenai tindakan yang diambil untuk
melaksanakan rekomendasi-rekomendasi tersebut.
6. Keseragaman penyusunan finansial dan anggaran.
7. Tindakan-tindakan oleh masing-masing badan khusu untuk membantu Majelis
Umum dan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam melaksanakan
keputusan-keputusan mereka.
8. Memperoleh Opini nasihat dari international Court of Justice berkenaan dengan
masalah-masalah yang timbul dalam lingkup aktivitas-aktivitas masing-masing
badan khusus.
Selain Dewan Ekonomi dan Sosial, terdapat organ khusus yaitu Komite administratif
tentang Koordinasi (Adminitrative Committee on Coordination ACC), yang bertugas
sebagai: mengambil tindakan yang semestinya untuk menjamin pelaksanaan perjanjian
antara Perserikatan Bangsa-Bangsa dan badan-badan terkait secara penuh dan seefektif
mungkin, menghilangkan duplikasi dan tumpang tindih aktivitas-aktivitas mereka, menjamin
konsultasi mengenai masalah yang merupakan kepentingan bersama, pertimbangan
tentang kemungkinan-kemungkinan tindakan bersama, serta mencari jalan keluar dari
persoalan antar-badan.
4. Organ-organ.14 Adanya perbedaan penting antara organ-organ utama dan organorgan regional serta organ-organ pembantu (subsidiary organs).
Standar organ utama terdiri dari:
a. Sebuah badan pembuat kebijaksanaan yang biasanya disebut dengan
Majelis (Assembly) atau Kongres, yang mewakili negara-negara anggota,
dengan wewenang untuk mengawasi pekerjaan organisasi dan untuk
mengontrol anggotanya dan yang lebih sering wewenang untuk mengeluarkan
konvensi-konvensi dan melakukan tindakan-tindakan lain serta untuk
membuat rekomendasi-rekomendasi bagi perundang-undangan nasional.
b. Sebuah badan atau dewan eksekutif yang lebih kecil, lazimnya dipilih oleh
organ-organ pembuat kebijaksanaan dari delegasi-delegasi yang hadir, dan
tanpa wakil dari sejumlah negara tertentu yang menjadi anggota.
c. Sebuah sekretariat atau staf pelayanan sipil internasional, yang memiliki
tanggung jawab bersifat internasional dan bahwa mereka tidak menerima
instruksi dari otoritas luar.
Organ-organ Regional dan Organ Pembantu.
Organ-organ ini dibentuk dengan kebebasan yang relatif, yang demikian menekankan,
antara
lain
kecenderungan
ke
arah
desentralisasi
dalam
Lembaga-lembaga
20
4.
FUNGSI
FUNGSI
LEGISLATIF
DAN
PENGATURAN
DARI
LEMBAGA
INTERNASIONAL
Perlu dikemukakan tentang teknik legislatif atau teknik-teknik kuasi-legislatif berikut
dari badan-badan itu:
1. Pengesahan
Peraturan-peraturan
(Regulasi)
Regional
atau
pemberlakuan
Prosedur-prosedur.
2. Keikutsertaan wakil-wakil non-pemerintah dalam proses-proses legislatif.
3. Regulasi-regulasi.
4. Pengesahan model regulasi mengenai lampiran Final Act atau instrumen-instrumen
lainnya.
5. Persetujuan terhadap kode-kode atau piagam-piagam pedoman untuk pelaksanaan
domestik oleh Pemerintah-pemerintah negara anggota.
Perkembangan ini telah disertai dengan munculnya, sejalan dengan perkembangan
dalam hukum nasional, gejala serupa dari perundang-undangan yang didelegasikan dan
pembuatan hukum subordinasi.
melampaui batas wewenang hukumnya. Juga perlu dikemukakan tentang wewenang yang
diberikan kepada organ-organ dari beberapa organisasi internasional untuk menentukan
persoalan-persoalan mengenai penafsiran atau penerapan instrumen konstitusi lembaga
tersebut. Yang terakhir, seperti dalam bidang administrasi nasional, telah berkembang
praktek dengan mana suatu organ lembaga internasional mendelegasikan suatu
penyelidikan kepada sebuah komite yang lebih kecil atau badan yang lebih kecil.
kuasi-diplomatik
Ekonomi
Eropa
oleh
telah
organ-organ
membentuk
Perserikatan
serangkaian
Bangsa-Bangsa.
preseden
dengan
Pembubaran (Dissolution)
Lembaga-lembaga internasional bubar:
a. Apabila dibentuk hanya untuk jangka waktu terbatas, setelah berakhirnya jangka
waktu tersebut.
b. Apabila sifatnya transisi, setelah situasi transisi itu dilampaui atau dipenuhinya
tujuan untuk mana lembaga-lembaga itu dibentuk.
22
8. PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA
Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah sebuah organ yang sangat penting dari
pemerintah dunia dan yang terpenting dari semua lembaga internasional. Perserikatan
Bangsa-Bangsa beranggotakan 160 negara, yang membuatnya menjadi sebuah organisasi
universal untuk segala tujuan praktis. Nama sebenarnya dari organisasi itu adalah
Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations), meskipun seringkali disebut sebagai
Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa atau disingkat PBB (UN atau UNO).
Secara sederhana Perserikatan Bangsa-Bangsa dapat didefinisikan sebagai suatu
organisasi negara-negara merdeka yang telah menerima kewajiban-kewajiban yang dimuat
dalam Charter Perserikatan Bangsa-Bangsa yang ditandnagani di San Fransisco tanggal
26 Juni 1945. Lembaga internasional ini bukan semata-mata cabang, melainkan organorgan dan unit-unit dan juga Komite-Komite Khusus dan Komite-komite Ad Hoc yang
dimaksudkan untuk memainkan peranan penting dalam hubungan internasional.
Asal Mula
23
lahir pada
tanggal
24
Oktober 1945
(Hari
hubungan-hubungan
kerja
sama
dalam
bersahabat
masalah
di
ekonomi,
antara
sosial,
bangsa-bangsa,
kebudayaan
dan
Keanggotaan
Anggota-anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa terdiri dari: (a) anggota-anggota asli,
dan (b) anggota-anggota yang diterima sesuai dengan ketentuan Pasal 4 Charter. Anggotaanggota asli adalah negara-negara yang ambil bagian dalam Konferensi San Fransisco
1945 atau yang telah menandatangani Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Hari
Tahun Baru 1942, menandatangani dan meratifikasi Charter.
Penerimaan anggota tersebut akan dilakukan melalui keputusan Majelis Umum atas
rekomendasi dari Dewan Keamanan (sebenarnya hal ini berarti oleh paling sedikit dua
pertiga suara Majelis Umum atas rekomendasi dari paling sediki sembilan anggota Dewan
Keamanan termasuk kelima anggota tetap).
Dalam Opini Nasihat tentang Conditions of Membership of the United Nations
(1948),11 International Court of Justice melalui suara mayoritas menyatakan bahwa Pasal
4 menentukan lima syarat, yaitu bahwa setiap pelamar baru: (a) harus sebuah negara; (b)
harus cinta-damai; (c) menerima kewajiban-kewajiban dari Charter; (d) sanggup
26
Majelis Umum17
Majelis Umum bersidang secara teratur sekali dalam setahun, tetapi dapat
mengadakan sidang khusus apabila diminta oleh Sekretaris Jenderal atau atas desakan
Dewan Keamanan atau mayoritas anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa. Majelis Umum
pada dasarnya merupakan sebuah badan pertimbangan, dengan wewenang melakukan
pembahasan dan kritik dalam hubungannya dengan pekerjaan-pekerjaan Perserikatan
Bangsa-Bangsa secara keseluruhan (lihat Pasal 10 Charter). Wewenang Majelis Umum
dibatasi pada pemberian rekomendasi-rekomendasi dan keputusan-keputusan yang tidak
mengikat, meskipun badan ini juga berwenang mengambil keputusan akhir.
pembahasan
dan
pemberian
rekomendasi
dalam
hubungan-
praktek-praktek
dan
prosedur-prosedur
yang
ditujukan
untuk
Dewan Keamanan
Dewan Keamanan merupakan badan yang berfungsi secara terus menerus, yang
terdiri dari lima belas anggota; lima anggota tetap dan disebut dalam Charter yaitu Cina,
Perancis, Uni Soviet, Inggris, dan Amerika Serikat.16 Sepuluh anggota tidak-tetap yang
28
dipilih oleh Majelis Umum untuk masa tiga tahun dan dalam pemilihan mereka tersebut
pertama-tama secara khusus mempertimbangkan kontribusi-kontribusi negara-negara
anggota itu terhadap pemeliharaan perdamaian dan keamanan, pada tujuan-tujuan
Perserikatan bangsa-Bangsa lainnya dan pada pembagian geografis yang asli (Pasal 23).
kondisi
ekonomi
dan
sosial
masing-masing
negara
yang
bersangkutan.
Ketiga organ utama Organisasi tersebut adalah: (1) Konferensi Buruh Internasional
(International Labour Conference); (2) Badan Pelaksana (Governing Body); (3) Kantor
Buruh Internasional (International Labour Office).
Konferensi Buruh Internasional merupakan badan pembuat keputusan dan badan
legislatif, yang dalam kenyataannya merupakan suatu Parlemen Industri Dunia.
Ciri penting lainnya dari perangkat kerja Organisasi adalah ketentuan-ketentuan
dalam Pasal 24-25 Konstitusi yang memberikan hak kepada asosiasi-asosiasi pengusaha
perindustrian dan serikat-serikat buruh untuk mengajukan kemajuan kepada Badan
Pelaksana bahwa suatu negara anggota telah lalai mematuhi secara efektif suatu konvensi
yang mengikatnya; beberapa pengaduan demikian telah diajukan.
Organ ketiga dari ILO, yaitu Kantor Perburuhan Internasional merupakan staf
administrasi atau dinas sipil Organisasi tersebut.
32
1. Yaitu, badan-badan ini bukan saja harus menunjang dan memberi vitalitas kepada
Perserikatan Bangsa-Bangsa, melainkan juga harus mengambil kekuatan dari
penggabungannya dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
2. Keterlibatan otoritas-otoritas nasional dari berbagai negara dalam asosiasi yang
lebih langsung dan berkesinambungan dengan tugas pekerjaan lembaga-lembaga
internasional.
33