139
________________________
PENDAHULUAN
Operasi
pemotongan
logam
merupakan salah satu aktifitas yang
sering
dilakukan
dalam
industri
manufaktur,
khususnya
untuk
memproduksi bagian-bagian permesinan.
Proses pemotongan logam merupakan
suatu proses yang digunakan untuk
mengubah
logam
dasar
menjadi
komponen mesin dengan menggunakan
pahat sebagai komponen utamanya.
HSS (High Speed Steel) merupakan
jenis material yang banyak digunakan
sebagai pahat potong. HSS pertama kali
ditemukan pada tahun 1898 merupakan
baja paduan tinggi dengan unsur paduan
chrom (Cr) dan TungstenlWolfram (W).
Melalui
proses
penuangan
(molten
metallurgy) kemudian diikuti pengerolan
ataupun penempaan baja ini dibentuk
menjadi batang atau silinder. Pada
kondisi lunak (annealed) bahan tersebut
dapat diproses secara pemesinan menjadi
berbagai bentuk pahat potong. Setelah
proses
laku
panas
dilaksanakan,
kekerasannya cukup tinggi sehingga
Jurnal Sains dan Inovasi 5 (2) 139-145(2009)
Ruslan Dalimunthe: Pengaruh Kecepaatan Potong Terhadap Umur Pahat HSS Pada Proses
Pembubutan AISI 4340
Unsur
Tungsten
/wolfram (W)
2.
Chromium
(Cr)
3.
Vanadium
(V)
4.
Molybdenum
(Mo)
5.
Cobalt (Co)
Keterangan
Dapat membentuk karbida yaitu paduan yang
sangat keras (Fe4W2C) yang menyebabkan
kenaikan temperatur untuk proses hardening dan
tempering.
Dengan
demikian
hot
hardness
dipertinggi.
Menaikkan hardanability dan hot harness. Chorm
merupakan elemen pembentukan karbida, akan
tetapi Cr menaikkan sensitivity terhadap overheating.
Mempunyai efek yang sama seperti W aka tetapi
lebih terasa (2% W dapat digantikan oleh 1% Mo).
Dengan menambah 0,4% sampai 0,9% Mo dalam
HSS dengan paduan-paduan utama W (W-HSS)
dapat dihasilkan HSS yang mampu menahan beban
kejut. Keruhiannya adalah lebih sensitif terhadap
overheating (hangusnya ujung-ujung yang runcing)
sewaktu dilakukan proses heatreatment.
Menurunkan sensitivity terhadap overheating serta
menghaluskan besar butir. Vanadium juga
menipakan elemen pembentukan karbida.
Bukan elemen pembentuk karbida. Ditambahkan
dalam HSS untuk menaikkan hot hardness dan
tahanan keausan. Besar butir menjadi lebih halus
sehingga ujung-ujung yang runcing tetap
terpelihara selama heat treatment pada temperatur
tinggi.
140
= Sudut Baji
A
= Bidang Bebas Ujung
o
= Sudut Geram Orthogonal
S
= Sisi Potong
= Sudut Potong
S
= Sisi Potong Ujung
o
= Sudut Bebas Othogonal
METODE PENELITIAN
Adapun
benda
kerja
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
poros AISI 4340 dengan panjang 580 mm
dan berdiameter 33 mm. dengan
spesifikasi diperlihatkan pada tabel 1.
Tabel 2. Spesifikasi benda kerja
No
1
2
3
4
Spesifikasi
Jenis Material
Komposisi
Kekuatan
tarik
Kekerasan
Keterangan
AISI4340
0,37 0,43 % C; 0,7 0,9 % Cr; 96 % Fe;
0,7 % Mn; 0,2 0,3 Mo; 1,83 Ni; 0,23 %
Si; Maks 0,035 % P; Maks 0,04 % S. [15]
900 110 N/mm2
95,9 HRB
Spesifikasi
Jenis Material Pahat
Tipe
Dimensi
Kekerasan
Sudut Bebas Orthogonal (oo)
Sudut Geram Orthogonal (yo)
Sudut Bebas (a)
Sudut potong Utama (Kr)
Sudut Potong Bantu (K/)
Keterangan
HSS (High Speed Steel)
Bohler MO
5/8 in x 6 in
60HRC
12o
12o
8o
90o
7o
Ruslan Dalimunthe: Pengaruh Kecepaatan Potong Terhadap Umur Pahat HSS Pada Proses
Pembubutan AISI 4340
Spesifikasi
Jenis Material Pahat
Tipe
Putaran Spindel
Maks Turning Diameter
Tool Size
Daya mesin
141
Keterangan
Mesin Bubut Konvensional
Pinocho S-90 / 200
40 2200 rpm
0 200 mm
25 x 25 mm
4 kW
Mesin Gerinda
Mesin gerinda merupakan mesin
untuk
mengasah
dan
digunakan
membentuk sudut-sudut pahat sesuai
dengan heometri yang digunakan oleh
Balai Latihan Kerja.
Alat Uji Kekerasan
Alat uji kekerasan adalah alat yang
diginakan
untuk
megetahui
nilai
kekerasan HSS dan benda kerja pada
penelitian ini.
Pada pengukuran kekerasan menurut
Rockwell, sebuah benda pendesak ditekan
dalam dua tingkat benda kerja yang
dikerjakan
licin.
Maka
kedalaman
pendesakan yang tetap merupakan
ukuran untuk kekerasan, yang sekaligus
dapat dibaca pada jam ukur.
Sudut antara dua permukaan objek ukur
dapat diukur melalui bayangan yang
terbentuk pada kaca buram dari profil
proyektor (Gambar. 2). Setelah bayangan
difokuskan (diperjelas garis tepinya)
dengan cara mengatur letak benda ukur
Jurnal Sains dan Inovasi 5 (2) 139-145(2009)
Ruslan Dalimunthe: Pengaruh Kecepaatan Potong Terhadap Umur Pahat HSS Pada Proses
Pembubutan AISI 4340
142
dan
pengujian
Sampel
v1 = 18,01 m/min
v2 = 15,68 m/min
v3 = 24,55 m/min
v4 = 20,28 m/min
1
VB1
VB6
VB11
VB16
2
VB2
VB7
VB12
VB17
3
VB3
VB8
VB13
VB18
4
VB4
VB9
VB14
VB19
5
VB5
VB10
VB15
VB20
18,01
m/min
Sv1
15,68
m/min
Sv2
24,55
m/min
Sv3
20,28
m/min
Sv4
tv1
tv2
tv3
tv4
Tv1
Tv2
Tv3
Tv4
Ruslan Dalimunthe: Pengaruh Kecepaatan Potong Terhadap Umur Pahat HSS Pada Proses
Pembubutan AISI 4340
143
Kondisi Pemotongan
Kondisi pemotongan yang dilakukan
dengan beberapa kondisi kecepatan
potong (v) diperlihatkan pada tabel 11
berikut :
Tabel 11. Kondisi pemotongan benda kerja
No
1
2
3
4
V (m/min)
18,01
15,68
24,55
20,28
Do(mm)
33
29
25
21
Dm(mm)
29
25
21
19
Panjang (mm)
100
100
100
100
Hasil
proses
pembubutan
dan
pengukuran dengan profil proyektor,
digambarkan grafik pada Gambar 7.
Ruslan Dalimunthe: Pengaruh Kecepaatan Potong Terhadap Umur Pahat HSS Pada Proses
Pembubutan AISI 4340
144
18,01
15,68
24,55
20,28
5,263
5,346
5,01
648,6
648,6
352,8
352,8
3413,58
3467,42
1764
1767,53
Ruslan Dalimunthe: Pengaruh Kecepaatan Potong Terhadap Umur Pahat HSS Pada Proses
Pembubutan AISI 4340
3.
Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan,
maka saran-saran yang dapat diberikan
untuk
1. Pada pembubutan dengan kombinasi
pahat High Speed Steel (HSS) dengan
benda keija AISI 4340 kecepatan
optimal adalah 15,58 m/min karena
pahat menunjukkan umur yang tinggi
yang memungkinkan pahat dapat
digunakan cukup lama.
2. Penelitian
perlu
dikembangkan
dengan memvariasikan kedalaman
potong dan pemotongan dengan
menggunakan pendingin (coolant).
DAFTAR PUSTAKA
Boothroyd, G., 1975, Fundamentals of
Metals Machinmg and Machine Tools.
Mc Graw Hill, Tokyo, Japan.
145