Anda di halaman 1dari 21

A.

Judul Percobaan
B. Tujuan

: Redoks dan Sel Elektrokimia

1. Mengidentifikasi reaksi redoks berdasarkan perubahan warna yang


diamati
2. Menentukan daya gerak listrik (DGL) sel volta
3. Menguji elektrolisis larutan KI

C. Kajian Teori

Reaksi Redoks adalah suatu reaksi serah terima elektron dan reaksi yang
disertai perubahan bilangan oksidasi disebut reaksi redoks. Reaksi redoks itu
singkatan dari reaksi reduksi-oksidasi, dimana reduksi itu adalah reaksi
pelepasan oksigen, sedangkan oksidasi itu adalah pengikatan oksigen.
Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mengoksidasi
senyawa lain dikatakan sebagai oksidatif dan dikenal sebagai oksidator atau
agen oksidasi. Oksidator melepaskan elektron dari senyawa lain, sehingga
dirinya sendiri tereduksi. Oleh karena ia "menerima" elektron, ia juga disebut
sebagai penerima elektron. Oksidator bisanya adalah senyawa-senyawa yang
memiliki unsur-unsur dengan bilangan oksidasi yang tinggi (seperti H2O2,
MnO4,

CrO3,

Cr2O72,

OsO4) atau

senyawa-senyawa

yang

sangat

elektronegatif, sehingga dapat mendapatkan satu atau dua elektron yang lebih
dengan mengoksidasi sebuah senyawa (misalnya oksigen, fluorin, klorin, dan
bromin).
Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mereduksi senyawa
lain dikatakan sebagai reduktif dan dikenal sebagai reduktor atau agen
reduksi. Reduktor melepaskan elektronnya ke senyawa lain, sehingga ia
sendiri teroksidasi. Oleh karena ia "mendonorkan" elektronnya, ia juga
disebut sebagai penderma elektron. Senyawa-senyawa yang berupa reduktor
sangat bervariasi. Unsur-unsur logam seperti Li, Na, Mg, Fe, Zn, dan Al dapat
digunakan sebagai reduktor. Logam-logam ini akan memberikan elektronnya

dengan mudah. Reduktor jenus lainnya adalah reagen transfer hidrida,


misalnya NaBH4 dan LiAlH4), reagen-reagen ini digunakan dengan luas
dalam kimia organik, terutama dalam reduksi senyawa-senyawa karbonil
menjadi alkohol. Metode reduksi lainnya yang juga berguna melibatkan gas
hidrogen (H2) dengan katalis paladium, platinum, atau nikel, Reduksi katalitik
ini utamanya digunakan pada reduksi ikatan rangkap dua ata tiga karbonkarbon.
Cara yang mudah untuk melihat proses redoks adalah, reduktor
mentransfer elektronnya ke oksidator. Sehingga dalam reaksi, reduktor
melepaskan elektron dan teroksidasi, dan oksidator mendapatkan elektron dan
tereduksi. Pasangan oksidator dan reduktor yang terlibat dalam sebuah reaksi
disebut sebagai pasangan redoks.
Contoh reaksi redoks :
6 x 1e
Cr2O72- + 6 Fe2+

2Cr3+ + 6 Fe3+

2 x 3e

Sel Volta :
Pada sel vota energi yang dihasilkan oleh reaksi kimia berupa energi
listrik. Reaksi yang berlangsung dalam sel volta adalah reaksi redoks. Salah
satu contoh sel volta adalah batere. Misalnya sel yang disusun oleh elektrode
Zn yang dicelupkan dalam larutan ZnSO4 dan elektrode Cu yang dicelupkan
dalam larutan Cu SO4. Kedua larutan dipisahkan dinding yang berpori. Jika
elektroda Zn dan Cu dihubungkan dengan kawat akan terjadi energi listrik.
Elektron mengalir dari elektroda Zn (elektroda negatif) ke elektroda Cu
(elektroda positif).
Pada elektroda Zn terjadi reaksi oksidasi:
Zn Zn2+ + 2e- E = +0.78

Pada elktroda Cu terjadi reaksi reduksi:


Cu2+ + 2e- Cu E = +0.34
Proses diatas mengakibatkan terjadinya aliran elektron, maka terjadi energi
listrik yang besarnya

Sel Elektrolisis
Elektrolisis adalah peristiwa berlangsungnya reaksi kimia oleh arus listrik.
Sel ini terdiri dari elektrolit(larutan) dan dua elektroda karbon sebagai anoda
dan katoda. Dalam sel ini energi listri akan diubah ke energi kimia. Pada
anoda terjadi rekasi oksidasi sedangkan pada katoda terjadi reaksi reduksi.
Elektron akan mengalir dari elektroda positif ke elektroda negatif.

D. Rancangan Percobaan :
1. Gambar Rangkaian

Susunan alat beberapa reaksi redoks

Voltmete
r

Penentuan DGL sel

Batrai

Sel Elektrolisis

2. Alat dan Bahan

Gelas kimia 100mL,400mL


Tabung rekasi dan rak
Tabung U
Batang karbon(dari baterai)
Voltmeter
Adaptor 6 Volt
Kabel
Bahan :
H2O2 3%
FeCl3 0,1M
HNO3 pekat
Amilum(larutan kanji)
Larutan I2
(NH4)2Fe(SO4)2 jenuh
KCNS 0,1M
H2SO4 2M
KI 0,1M
K2Cr2O7 0,1M
CuSO4 1M
ZnSO4 1M
KNO3 1M
Phenolptalin
CHCl3
Lempeng tembaga

5 tetes larutan kanji+larutan KI 0,1M

3. Langkah Percobaan

: Dimasukkan dalam 3 tabung reaksi

1. Beberapa reaksi redoks

1a.
5 tetes KI
larutan
kanji
+ H2SO4
larutan2KIM+0,5
M+1
mL
H2SO4
1 larutan
M+ 0,5 KI
mL0,1
FeCl3
0,1 M
tes larutan kanji+larutan
0,1 M+1
mL
mL
H2O2
50,1
tetes
larutan
kanji +
M+beberapa
tetes H

Bereaksi

Diamati

Pembuktian
Larutan I2

Diambil dari masing-masing tabung (5 tetes)


Diencerkan
Ditambahkan 2 tetes larutan kanji

Ungu

1.b

H2SO4 2 M

Dimasukkan ke dalam tabung U 2 cm dari mulut tabung


+ 2 mL (NH4)2 Fe(SO4)2 jenuh dan 5 tetes KCNS 0,1 M (mulut sebelah ka
+ 2 mL K2Cr2O7 0,1 M (mulut sebelah kiri)
Elektroda karbon dicelupkan dikedua mulut hingga terendam 2 cm
Elektroda dihubungkan dengan kabel

Kanan = coklat
Kiri = kuning

Pembuktian
2 mL larutan FeCl3
Ditetesi dengan larutan KCNS 0,1 M

coklat

2. Penentuan Daya Gerak Listrik dari Sel Kimia


25 mL ZnSO4 0,1 M

15 mL CuSO4 0,1 M
Batang/kawat lempeng tembaga dicelupkan

Lempeng seng dicelupkan

Dihubungkan dengan

Voltmeter
Tegangan (Volt)

3. Elektrolisis
Larutan KI 0,25 M

Dimasukkan tabung U 2 cm dari mulut tabung


Elektroda karbon dicelupkan pada mulut tabung kanan dan kiri sampai 2 cm
Elektroda karbon sebelah kanan dihubungkan dengan kutub negatif pada sumber arus searah dan elektr

Kanan=gelembung
Kiri=kuning

Diamati 5 menit

Aliran diputuskan
2 mL larutan hasil elektrolisis dari ruang katoda diambil dan dimasukkan dalam

+ beberapa tetes PP
Merah muda

E. Hasil Pengamatan
No.

+1 mL larutan
CHCl3
Terjadi pemisahan

Prosedur Percobaan

Hasil Pengamatan

Dugaan/
Reaksi

Kesimpulan

1.a
5 tetes lar.kanji+lar.KI 0,1 M

Larutan KI berwarna

Tabung 1

I- teroksidasi

bening

2KI(l)+ H2SO4(l)

menjadi I2

+H2O2(l)

ditandai

KI+amilum =

bening
KI+amilum+

2H2O(l)+K2SO4

H2SO4 = ungu

+I2(s)

perubahan

Dimasukkan dalam 3 tabung reaksibening


o KI+amilum+

warna ungu

Tabung 2

H2SO4+H2O2 =
ungu bening yang
lebih pekat

KI(l)+H2SO4(l) +2
FeCl3(l)
FeCl2(l)
+K2SO4+I2(s)

5 tetes
larutan
larutanKI
0,1M+
1
H2SO4
1M+0,5beberapa
mL FeCl3
0,1 M
(l)
5 tetes larutan
kanji
+ larkanji
KI 0,1M+1
mL H2SO4
0,5
mLKIH2O2
Tabung
2 tetes
5+
tetes
larutan
kanji2M+
+mL
larutan
0,1M+
HNO3+2HCl
pekat

KI+amilum+

Tabung 3

H2SO4=ungu

2KI(l)+ H2SO4(l)
2KNO3 +

bening
KI+amilum+

I2(s)+H2(g).

H2SO4+FeCl3 =
ungu pekat (+++)
Tabung 3
KI+amilum=beni
ng
KI+amilum+
HNO3= ungu
pekat (+++)
Bereaksi

Pembuktian Larutan I2
Warna ketiga tabung
Pembuktian

sama seperti warna

pada percobaan
diatasdari masing-masing tabung (5
Diambil
Diencerkan
Ditambahkan 2 tetes larutan kanji

Ungu

1.b
H2SO4 2M

Sebelum:H2SO4=

Kanan:

Fe2+

Bening

H2SO4(l) +

teroksidasi

(NH4)2Fe(SO4)2=

(NH4)2Fe(SO4)2(l)

menjadi

kuning

+2 KCNS(l)

Fe3+ ditandai

K2Cr2O7 = orange
Dimasukkan ke dalam tabung U 2 cm dari mulut tabung
+ 2 mL (NH4)2 Fe(SO4)2 jenuh dan 5 tetes KCNS 0,1 M (mulut
sebelah kanan)
Sesudah:
2Fe(CNS)3(l) +
+ 2 mL K2Cr2O7 0,1 M (mulut sebelah kiri)
Kanan: H2SO4+
K2SO4(l) +
Elektroda karbon dicelupkan dikedua mulut hingga terendam 2 cm
(NH4)2Fe(SO4)2
2(NH4)2SO4(l)
Elektroda dihubungkan dengan kabel
+ KCNS = merah
+H2(g)
kecoklatan, setelah
Kiri:

berwarna merah

H2SO4(l)+

kecoklatan dan

K2Cr2O7(l)

terdapat gelembung
pada batang karbon

Kanan = coklat
Kiri = kuning

Setelah dicelupkan
elektroda warna jadi
kuning tua dan
terdapat gelembung
pada batang karbon

Pembuktian

Pembuktian:

2 mL larutan FeCl3
Ditetesi dengan larutan KCNS

coklat

H2Cr2O4(l)
+K2SO4(l)

H2SO4+K2Cr2O7 =
kuning

FeCl3+KCNS=

0,1M

perubahan
warna
menjadi
merah
kecoklatan

dicelupkan elektroda

Kiri:

dengan

FeCl3(l) +
3KCNS(l)
3KCl(l)+
Fe(CNS)3(l)

merah kecoklatan

CuSO4= biru

15 mL CuSO4 0,1 M

25 mL ZnSO4 0,1 M

Zn2++2e-

Zn
2+

ZnSO4= bening

Cu +2e

CuSO4 sebagai

Zn+Cu2+

katoda

2+

Zn +Cu

Cu

Zn
mengalami
oksidasi
menjadi Zn2+

ZnSO4 sebagai anoda


Tegangan = 1,2 volt

Cu2+
mengalami

Batang/
kawat lempeng tembaga dicelupkan

reduksi
Lempen
g seng
dicelupk
an

- Dihubungkan dengan
Voltmeter
Tegangan (Volt)

menjadi Cu

KI = bening

Larutan KI 0,25 M

Reaksi:

KI

2I
Setelah dicelupkan

I2 + 2e

2H2O+2e-

mengalami
elektrolisis

elektroda karbon,
H2+OH
ditandai
g U 2 cm dari mulut tabung
tabung sebelah kanan
dengan
icelupkan pada mulut tabung kanan dan kiri sampai 2 cm
yangdan
dihubungkan
Larutan dari
perubahan
ebelah kanan dihubungkan dengan kutub negatif pada sumber arus searah
elektroda sebelah
kiri dengan
kutub po
dengan kutub negatif

katoda+CHCl3=

terdapat gelembung

Kuning

dan warna tetap

Tidak tercampur

bening.

Atas= kuning
Bawah=pink

Larutan dari

I2+ CHCl3

katoda+PP= merah

CHI3 + Cl2

muda pudar

OH-+ FeCl3
Fe(OH)3 + Cl2

Larutan dari
katoda+PP+FeCl3=
Diamati 5 menit
Kanan= gelembung
Kiri= kuning

Coklat bening
Larutan dari anoda +
CH2Cl3= merah muda
tua

Aliran diputuskan
2 mL larutan hasil elektrolisis dari ruang katoda diambil dan dimasukkan dalam tabung reaksi

Merah muda

Terjadi pemisahan

warna coklat

F. Analisa Data

Percobaan I: Beberapa Reaksi Redoks


A.

Pada percobaan ini, larutan KI 0,1M ditambah 5 tetes larutan kanji yang
menghasilkan warna bening dimasukkan ke dalam tiga tabung reaksi.
Pada tabung reaksi pertama, ditambahkan 1 mL H2SO4 2M yang
menghasilkan warna ungu bening dan ditambahkan 0,5 mL H2O2 3% yang
menghasilkan warna ungu yang lebih pekat sesuai dengan reaksi H 2O2(l) +
H2SO4(l) + 2KI(l)
+2 -2

2(l)
+1 -1

+ 2H2O(l) + K2SO4(l)
0

+1 -2

Oksidasi

Reduksi

Pada tabung reaksi kedua, ditambahkan 1mL H2SO4 1M yang


menghasilkan warna ungu bening, kemudian ditambahkan 0,5 mL FeCl 3
0,1 M yang menghasilkan warna ungu pekat sesuai dengan reaksi

2KI(l) + H2SO4 (l) + 2FeCl3(l)


+1 -1

2FeCl2(l) + K2SO4(l) + I2(s) + 2HCl(l)

+3 -1

+2 -1

Reduksi

Oksidasi

Pada tabung reaksi ketiga, ditambahkan beberapa tetes HNO 3 pekat yang
kemudian menghasilkan warna ungu pekat sesuai dengan reaksi
2KI(l)+ HNO3(l)
2KNO3 + I2(s)+H2(g)
+1 -1

+1

Oksidasi

Reduksi

Untuk membuktikan bahwa I- teroksidasi menjadi I2, maka diambil


sample dari ketiga larutan tersebut sebanyak 5 tetes dan ditambahkan 2
tetes larutan kanji, sehingga diperoleh warna yang sama seperti pada
percobaan sebelumnya. Dari percobaan tersebut, dapat diketahui bahwa I teroksidasi menjadi I2 yang ditandai dengan perubahan warna ungu,
dimana amilum berperan sebagai indikator untuk mengetahui adanya
reaksi oksidasi tersebut.
B. Pada percobaan ini, H2SO4 2M dimasukkan kedalam tabung U sampai

2 cm dari mulut tabung. Di sisi kanan ditambahkan

2 mL

(NH4)2Fe(SO4)2 yang berwarna kuning dan 5 tetes KCNS 0,1M.


Sedangkan pada sisi kiri, ditambahkan

2 mL K2Cr2O7 0,1 M yang

berwarna orange. Kemudian elektroda dicelupkan pada kedua mulut


tabung hingga terendam

2 cm dan kemudian dihubungkan dengan

kabel. Pada sisi kanan dihasilkan warna merah kecoklatan yang memudar
dan terdapat gelembung pada batang karbon sesuai dengan reaksi
H2SO4(l) + 2(NH4)2Fe(SO4)2(l) + 2KCNS(l)
+2

2Fe(CNS)3(l)+ K2SO4(l) + 2(NH4)2SO4(l) + H2(g)


+3

Oksidasi

Sedangkan pada sisi kiri dihasilkan warna kuning tua dan terdapat
gelembung pada batang karbon sesuai dengan reaksi
H2SO4(l) + K2Cr2O7(l) H2Cr2O4(l) + K2SO4(l)
+1 +6 -2

+1 +3 -8

Reduksi

Untuk membuktikan bahwa Fe2+ menjadi Fe3+, ditambahkan KCNS pada


sample larutan dari tabung U, dan diperoleh warna merah kecoklatan yang
sesuai dengan reaksi
Fe(SO)4(l) + 3 KCNS(l) 3 KCl(l) + Fe(CNS)3(l)
Dari percobaan tersebut, dapat diketahui bahwa Fe2+ teroksidasi menjadi
Fe3+ yang ditandai dengan perubahan warna menjadi merah kecoklatan.

Percobaan II: Penentuan Daya Gerak Listrik


Pada percobaan kedua,15 mL CuSO4 0,1M yang berwarna biru
dimasukkan ke dalam gelas kimia pertama. Pada gelas kimia kedua,
dimasukkan 25 mL ZnSO4 0,1 M yang tidak berwarna. Pada CuSO4
dicelupkan kawat tembaga, sedangkan pada ZnSO 4 dicelupkan lempeng
seng. Kemudian dihubungkan dengan voltmeter, dimana CuSO4 sebagai
katoda dan ZnSO4 sebagai anoda. Kemudian larutan pada gelas kimia
pertama dan kedua dihubungkan dengan jembatan garam yang dibuat
dari tisu yang digulung dan dicelupkan ke dalam KCl, agar kation dan
anion dapat berpindah. Selama reaksi berlangsung, elektron bergerak dari
katoda menuju anoda melewati kawat tembaga, voltmeter dan ke katoda.
Kation bergerak menuju katoda, sedangkan anion bergerak menuju
anoda. Sehingga, Cu2+ mengalami reduksi menjadi Cu dan Zn mengalami
oksidasi menjadi Zn2+ sesuai dengan reaksi
Zn-(s) + Cu2+

Zn2+(aq) + Cu(s)

Anoda

: Zn(s)

Katoda

: Cu2+(aq) + 2e

Zn2+(aq) + 2 e
Cu(s)

Hasil : Zn(s) + Cu2+(aq)

Zn2+(aq) + Cu(s)

Dari percobaan tersebut diperoleh E0 sebesar 1,2 volt.


Percobaan III: Elektrolisis
Pada percobaan ketiga, larutan KI 0,25 M yang tidak berwarna
dimasukkan ke dalam tabung U

2 cm dari mulut tabung. Kemudian

dicelupkan elektroda karbon pada kedua mulut tabung U sampai

cm. Kedua elektroda dihubungkan dengan baterai 6 volt. Elektroda sebelah


kanan dihubungkan dengan kutub negatif pada sumber arus searah
sedangkan elektroda sebelah kiri dihubungkan dengan kutub positif. Pada
tabung sebelah kiri mengalami reduksi dari H 2O sehingga menghasilkan
gas H2 dan OH- yang ditandai dengan adanya gelembung-gelembung kecil,
warna larutan tidak berubah. Sedangkan pada tabung sebelah kanan
mengalami oksidasi dari I- menjadi I2 sehingga warnanya berubah menjadi
kuning sesuai dengan reaksi
Anoda

2I-(aq) I2 (aq) + 2e-

Katoda

2H2O(aq) + 2e- H2(g) + 2OH- (aq)

Kemudian, 2 mL larutan hasil elektrolisis dari katoda diambil dan


dimasukkan ke dalam tabung dan ditambahkan beberapa tetes PP yang
menghasilkan warna pink pudar. Kemudian 2mL larutan dari ruang katoda
diambil dan ditambahkan 1 mL larutan CHCl3 yang menghasilkan warna
pink tua.
untuk mengidentifikasi keberadaan I2, harus melakukan penambahan
larutan CHCl3, karena CHCl3 adalah senyawa polar dan I2 adalah senyawa
non polar sehingga tidak akan larut karena senyawa polar hanya bisa larut
dalam senyawa polar begitu juga sebaliknya. Sehingga laritan akan
terpisah menjadi 2 bagian, berwarna kuning dan pink. Bagian atas adalah
larutan I2 dan bagian bawah adalah larutan CHCl 3, hal ini dikarenakan
kerapatan I2 lebih kecil dibandingkan CHCl3.

G. Diskusi

Pada percobaan Penentuan DGL (Daya Gerak Listrik), diperoleh hasil


tegangan yang tidak sesuai dengan hasil perhitungan secara teori.
Dikarenakan kurangnya ketelitian kami dalam membaca voltmeter. Secara
teori, seharusnya diperoleh tegangan sebesar 1,1 volt yang diperoleh dari
reaksi antara ZnSO4 dan CuSO4 yaitu
Anode (-) : Zn2+ + 2e-

Zn

EOSel = -0,76 Volt

Katode (+) : Cu2+ + 2e-

Cu

EOSel = + 0,34 Volt

EOSel = E0Katoda - E0Anoda


EOSel = 0,34 Volt- (-0,76 Volt)
EOSel = + 1,10 Volt
H. Simpulan :
Dari percobaan 1a, dapat disimpulkan bahwa warna larutan yang
menunjukkan adanya proses oksidasi dari I- menjadi I2 adalah ungu pekat.
Untuk percobaan 1b, dapat disimpulkan bahwa warna larutan yang
menunjukkan adanya proses oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ adalah merah
kecoklatan yang terjadi pada tabung U sebelah kanan.
Untuk percobaan kedua, dapat disimpulkan bahwa pada Sel volta, terjadi
reaksi redoks yang spontan. Dan penggunaan jembatan garam ditujukan
agar kation dan anion dapat berpindah.
Untuk percobaan ketiga, dapat disimpulkan bahwa reaksi elektrolisis
terjadi pada dua tempat yaitu katoda dan anoda. Pada katoda, terjadi
reduksi yang menghasilkan gas H2. Sedangkan, pada anoda terjadi oksidasi
dari I- menjadi I2. Pada sel elektrolisis terjadi pengubahan energi dari
energi listrik menjadi energi kimia.

I. Jawaban Pertanyaan

1. Pada percobaan redoks tidak diperlukan sumber arus, sedangkan pada


elektrolisis diperlukan arus searah mengapa demikian ? dan jelaskan apa
sebenarnya fungsi arus tersebut?
Jawab:
Hal ini disebabkan karena dalam redoks mudah terjadi reaksi spontan
(diukur menggunakan voltmeter) yang menyebabkan terjadinya perubahan
bilangan oksidasi, dimana yang diperlukan hanya reaksi kimianya saja,
sedangkan pada elektrolisis arus digunakan untuk mengubah energi listrik
menjadi energi kimia sehingga menyebabkan larutan mengalami reaksi
spontan dan mengalami perubahan bilangan oksidasi. Jika tidak ada
sumber arus, maka reaksi pada elektrolisis tidak dapat berjalan karena
pada elektrolisis merubah energi listrik menjadi kimia atau sebalikya .
2. Apa yang dimaksud dengan jembatan garam, apa fungsinya dan jelaskan
cara pembuatannya dengan kertas tissue!
Jawab:
Jembatan garam adalah suatu perantara untuk melengkapi rangkaian
listrik, dimana larutan harus dihubungkan dengan media konduksi
sehingga kation dan anion dapat berpindah.
Fungsi dari jembatan garam yaitu untuk menetralkan muatan listrik
Cara membuat jembatan garam dari kertas tisu, dengan menggulung kertas
tisu dan kemudian dicelupkan ke dalam larutan KCl.

J. Daftar Pustaka
:
Brady, James E. 1990. Kimia Universitas asas dan struktur edisi 5.
Jakarta: Binarupa Aksara
Anonim.2012.Elektrokimia.elektrokimia.id.m.wikipedia.org./w/subjek:kim
ia/materi:elektrokimia, diakses tanggal 29 Maret 2013
Parning,dkk. 2006. Kimia. Jakarta : Yudhistira
Sugiarto, Bambang, dkk. 2010. Kimia Dasar II. Surabaya : UNESA Press
Tim Kimia Dasar. 2012. Buku Panduan Praktikum. Surabaya :UNESA
Press

K. Lampiran Gambar

Percobaan 1a:

Tabung I: KI + amilum + H2SO4

Tabung I: KI + amilum + H2SO4 + H2O2

Tabung 2: KI + amilum + H2SO4

Tabung 2: KI + amilum +H2SO4 + FeCl3

Tabung 3: KI + amilum

Tabung 3: KI + amilum + HNO3

Percobaan 1b:

Elektroda dimasukkan ke dalam tabung U

Pembuktian Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+

Percobaan 2:

Setelah elektroda dimasukkan

Rangkaian untuk menentukan daya gerak listrik

Percobaan 3:

Rangkaian percobaan

elektrolisis

Larutan dari katoda + pp

Larutan dari katoda + CHCl3

Larutan dari katoda + pp + FeCl3

Anda mungkin juga menyukai