Anda di halaman 1dari 4

KEBIJAKAN PUBLIK PEMERINTAH KABUPATEN INDRMAYU TERKAIT ISI

BERITA SURAT KABAR REPUBLIKA TANGGAL 2 September 20l3 DENGAN


JUDUL BERITA:

Petani Indramayu Perluas Lahan Kedelai

Istilah swasembada pangan mulai kita kenl sejak tahun l964 waktu Institut
Pertanian Bogor dengan persetujuan dinas pertanian rakyat dalam skala kecil (25-50
ha) melakukan proyek Swasembada bahan makanan dengan mengerahkan anggota
Staf Pengajar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor di Karawang Kulon
Kabupaten Karawang Kulon dan Kabupaten

Karawang.

Swasembada pangan

berarti kita mampu mengadakan sendiri kebutuhan pangan dengan bermacammacam kegiatan yang dapat menghasilkan kebutuhan yang sesuai dan diperlukan
masyarakat indonesia dengn kemampun yang dimiliki dan pengeyahuan lebih yang
dapat menjalankan kegiatan ekonomi tersebut terutama di bidang kebutuhan
pangan.
Pengertian swasembada pangan ini sesuai atau berpacu pada landasan
hukum yaitu undang-undang nomor 7 tahun l996 mengamanatkan pembangunan
pangan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, dan pemerintah bersama
masyarakat bertanggungjawab

untuk mewujudkan ketahanan pangan, serta

menjelaskan tentang konsep ketahanan pangan, komponen dan pihak yang


berperan dalam mewujudkan ketahanan pangan. Pasal l ayat l7 konsep ketahanan
pangan yang dianut di Indonesaia adalah bahwa Ketahanan Pangan adalah kondisi
terpenuhinya pangan rumah tangga yang tercemin dengan tersediannya pangan
yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau undangundang tersebut telah dijabarkan dalam beberapa Peraturan Pemerintah (PP) antara
lain:
1. PP Nomor 68 tahun 2002 tentang ketahanan pangan mengatur tentang
ketahanan pangan yang mencakup aspek ketersediaan pangan, pencegahan
dan penanggulangan masalah pangan, peran pemerintah pusat dan daerah
serta masyarakat.

Hal 1

2. PP No 69 tahun l999 tentang label dan iklan pangan yang mengatur


pembinaan dan pengawasan di bidang label dan iklan pangan dalam rangka
menciptakan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggungjawab
3. PP Nomor 28 tahun 2004 yang mengatur tentang keamanan. Mutu dan gizi
pangan, pemasukan dan pengeluaran pangan ke wilayah indonesia,
pengawasan, pembinaan serta peran masyarakat mengenai hal-hal bidang
mutu dan gizi pangan.
Pada Era Reformasi saat ini pembangunan pertanian terbawa arus Euforia
dan warna Sosial Politik.

Ada kecenderungan kebijakan pemerintah di bidang

swasembada pangan mulai terabaikan.

Terbukti pada awal reformasi sampai

sekarang ini anggaran di sektor pertanian tidak terlalu besar. Untuk APBN terakhir
hanya sebesar Rp.9 triliun.

Disamping itu ada indikasi karena hiruk pikuknya

Kebijakan Desentralisasi sehingga program swasembada pangan terabaikan. Isuisu lainnya juga membuat kebijakan ini tidak optimal, karena alasan partisipasi
rakyat dan mekanisme pasar sudah berjalan, artinya petani sudah menyadari mana
komoditas yang menguntungkan maka mereka akan menanamnya. Ketika ada
permintaan tinggi maka mereka secara otomatis akan memenuhi supplynya tetapi
kenyataannya berbeda petani indonesia masih perlu dibimbing yang sejalan dengan
program pemerintah.
Hingga saat ini upaya pemerintah dalam nencapai swasembada pangan terus
digalakkan, hal ini mengingat ketergantungan masyarakat indonesia cukup besar
terhadap beras sebagai makanan pokok dan sumber karbohidrat. Sebagaimana
disebutkan sebelumnya pada tahun 1950 konsumsi beras nasional senagai sumber
karbohidrat baru sekitar 53% sedangkan tahun 20 mencapai sekitar 95%
Upaya pemerintah sendiri dalam pencapaian Swasembada pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2005-2025 yakni periode l (2005-2009)
melalui kementerian pertanian menunjukkan prestasi yang sangat baik antara lain
peningkatan produksi padi dari 57,l6 juta ton tahun 2007 menjadi 60,33 juta ton pada
tahun 2008 atau meningkat sebesar 3,69% sehingga terjadi surplus 3,l7 juta ton
Gabah Kering Giling.

Hal 2

Sesuai amanat undang-undang Nomor

17 tahun 2007 tentang Rencana

Pembngunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2005-2025, Indonesia saat ini


memasuki periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
tahap kedua (2010-20l4). Pada periode ini swasembada pangan ditargetkan untuk
tiga komoditas yaitu: padi, jagung., dan kedelai. Agar tercapai swasembada sasaran
produksi padi, jagung dan kedelai. Pada tahun 20l4 terjadi peningkatan terhadap
produksi kedelai dari 2,70 juta ton biji kering dan masing-masing meningkat ratarata 20,05 %
Saat ini program pertanian yang berkaittan dengan mewujudkan swasembada
pangan melalui program upaya khusus (upsus) yang melibatkan tni untuk bekerja
bersama-sama dengan dinas pertanian, penyuluh dan babinsa dilapangan untuk
mendampingi dan melakukaan pengawalan terhadap kelompok tani yang sudah
menanam di wilayah kerja masing.

Untuk komoditi jagung dan kedelai pada

program upsus ini lebih diarahkan kepada lahan-lahan kosong yang tidak ditanam.
Sejalan dengan program swasembada pangan ini makan pemerintah
Kabupaten Indramayu melakukan upaya percepatan swasembada pangan dalam
mendukung kedaulatan pangan melalui kegiatan bimbingan teknis pendampingan
penyuluhan bagi babinsa dan pengeshan programa penyuluhan dan kegiatan ini
merupakan tindak lanjut kesepakatan kerjasama antara Menteri Pertanian dengan
Kepala Staf Angkatan Darat dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional.
Tujuan kegiatan bimbingan teknis ini adalah memberikan pengetahuan dasar
tentang metodologi penyulhan, program nasional dengan menitikberatkan pada tiga
komoditas yakni padi, jagung dan kedelai serta pola kerjasama yang akan dibangun
bersama dengan penyuluh yang ada di desa-desa sehingga tercipta sinergitas
antara Penyuluh, Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Kelompok Tani dalam
mewujudkan swasembada pangan.
Selain itu upaya yang diterapkan oleh pemerintah Kabupaten Indramayu
melakukan

perluasan

terhadap

tanaman

kedelai

seluas

200

ha

dengan

memanfaatkan lahan-lahan kosong milik penggembang yang belum dipakai juga


bekerjasama dengan perhutani untuk memanfaatkan lahan-lahan kehutanan yang
Hal 3

tidak dipakai dengan metode tumpangsari. Selain padi dipilihnya komoditas kedelai
ini dikarenakan tanaman kacang kedeai cocok dengan potensi yang dikembangkan
didaerah Kabupaten Indramayu karena selain mudah perawatannya tanaman
kedelai juga hemat air sehingga pada musim kemarau terhindar dari gagal panen.
Budidaya tanaman kedelai ini pula sangat diminati petani karena cocok
dikembangkan di daerah tadah hujan.
Upaya-upaya khusus yang dilakukan untuk menghasilkan produksi kedelai
yang baik adalah:
1.
2.
3.
4.

Penggunaan benih bersertifikat/benih unggul


Pemupukan berimbang
Penggunaan alat mesin pertanian
Pengurangan tingkat kehilangan hasil melalui teknologi pascapanen yang
baik
Selain itu upaya peningkatan produksi kedelai melalui penerapan 12

komponen teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Pengelolaan Tanaman


Terpadu adalah pendekatan dalam pengelolaan lahan, air, tanaman, organisme
penganggu tanaman (OPT) dan iklim secara terpadu dan berkelanjutan dalam upaya
peningkatan produktivitas, pendapatan petani dan kelestarian lingkungan.
Disamping mendukung program swasembada pangan perluasan lahan
kedelai ini pula disebabkan karena petani mengetahui bahwa harga kedelai sangat
tinggi sehingga memiliki prospek yang menguntungkan bagi petani yang berdampak
terhadap meningkatknya minat petani untuk menanam kedelai di indramayu.

Hal 4

Anda mungkin juga menyukai