Anda di halaman 1dari 200

1

IMPLEMENTASI
TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DALAM
PENDIDIKAN DI SMP ISLAM AL- AZHAR 18
SALATIGA DAN SMP ISLAM TERPADU NURUL
ISLAM TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
JAWA TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh :
RINA PRIARNI
NIM. M1.11.017

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister


Pendidikan Islam

PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2014

PERNYATAAN KEASLIAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan
hasil karya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak
mencantumkan tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan
sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah
diajukan untuk gelar atau ijasah pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.

Salatiga, 25 Maret 2014


Yang membuat pernyataan

RINA PRIARNI, S.Pd.I

HALAMAN PENGESAHAN

PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
PROGRAM STUDI: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS

Nama

: Rina Priarni, S.Pd.I

NIM

: M1.11.017

Program Studi

: Pendidikan Agama Islam

Hari/Tanggal Ujian

: Sabtu, 8 Maret 2014

Judul Tesis

: Implementasi TQM di SMP Islam Al-Azhar 18

Salatiga Dan SMP Islam Terpadu Tengaran, Kabupaten Semarang Jawa


Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014

Panitia Munaqosah Tesis

1. Ketua Penguji

: Dr. H. Saadi, M.Ag

____________

2. Sekretaris

: Dr. Asfa Widiyanto, M.A

____________

3. Penguji I

: Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag____________

4. Penguji II

: Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag

____________

5. Penguji III

: Dr. Adang Kuswaya, M.Ag

____________

HALAMAN MOTTO

The aim of education should be to teach us rather how to


think, than what to thinkrather to improve our minds, so as to
enable us to think for ourselves, than to load the memory with
thoughts of othermen. ~Bill Beattie~

Tujuan pendidikan harusnya untuk mengajarkan kita cara


bagaimana berpikir, daripada mengajarkan apa yang harus
dipikirkan mengajarkan memperbaiki otak kita sehingga
membuat kita bisa berpikir untuk diri sendiri, daripada
membebani memori otak kita dengan pemikiran orang lain.

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati tesis yang sederhana ini saya


persembahkan untuk:
1. Allah S.W.T yang selalu memberikan kasih sayangNya dan
ampunanNya kepadaku.
2. Ayahanda (SupriyoUtomo) dan ibunda (Suparni) serta adikku
(Rini Priarni) tercinta yang senantiasa memotivas idan
memfasilitasi segala perjuanganku dalam meraih cita-cita dan
tujuan hidup.
3. Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag dan Dr. Adang Kuswaya,
M.Ag yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam
penulisan tesis ini sehingga dapat selesai dengan baik.
4. Teman-temanku tersayang, Hanik Rofiqoh, S.Pd.I, Drs. Amin
Murtadlo, Muchammad Solichun, S.Ag, Lilis Widyowati,
S.Pd.I, Heru Mulyanto, S.Pd.I, Ismail Saputro, S.E, Eka
Prasetya, S.E, Muhamad Taufik Dwi Arifianto, S.Hum, Olly
Anang Sidharta, S.Kom, Abea Puspa Kusuma, S.H, Badrus
Zaman, M.Pd.I, Monica Pertiwi G., S.Pd, Bahrianto, S.Hi, dan
teman-teman Pascasarjana STAIN Salatiga angkatan 2011
yang senantiasa memberikan motivasi, inspirasi dan nasihat
dalam perjalanan hidupku.
5. Serta segenap guru dan karyawan SMP Islam Al-Azhar 18
Salatiga dan SMP IT Nurul Islam Tengaran yang telah
membantu pelaksanaan penelitian tesis ini sehingga dapat
selesai dengan baik.

PRAKATA
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT, penulis panjatkan atas
segala limpahan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul: Implementasi Total Quality
Management (TQM) Dalam Pendidikan Di SMP Islam Al- Azhar 18
Salatiga Dan SMP IT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang,
Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014dengan baik tanpa banyak
menemui kendala yang berarti.
Shalawat da nsalam, semoga selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad
saw. Beserta keluarga, sahabat-sahabat, dan para pengikutnya yang telah
membawa dan mengembangkan Islam hingga seperti sekarang ini.
Penulis menyadari bahwa terselesainya tesis ini berkat adanya usaha dan
bantuan baik berupa moral maupun spiritual dari berbagai pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu, penulis tidak
akan lupa untuk menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya terutama
kepada:
1. Dr.H.Saadi, M.Ag., selaku Direktur Program PascaSarjana STAIN Salatiga
2. Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag dan Dr. Adang Kuswaya, M.Ag selaku dosen
pembimbing yang selalu membimbing penulis dalam menyelesaikan
penulisan tesis ini.
3. Bapak dan Ibu dosen Program Pascasarjana STAIN Salatiga

4. Bapak Supriyo Utomo dan Ibu Suparni tercinta yang telah rela berjuang dan
selalu menyisihkan sebagian hasil keringatnya demi selesainya studi serta
tiada henti-hentinyadengan tulus mendoakan penulis.
5. Kepala SMP Islam Al- Azhar 18 Salatiga yaitu Bapak M. Adam W, S.si
beserta paraBapak/Ibu guru yang telah memberikan bantuan kepada penulis
selama proses penelitian berlangsung.
6. Kepala SMP IT Nurul Islam Tengaran yaitu Bapak Purwoko, S.Pd, beserta
paraBapak/Ibu guru yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama
proses penelitian berlangsung.
Akhirnya, penulis sadar bahwa dalam penulisan tesis ini masih terdapat
banyak kekurangan.Namun, terlepas dari kekurangan yang ada kritik dan saran
yang konstruktif sangat penulis harapkan untukperbaikan di masa yang akan
datang. Besar harapan penulis tesis ini dapat memperluas pemahaman kita
bersama dalam memahami makna dan substansi pendidikan Islam yang
sebenarnya.
Hanya ucapan terimakasih yang tidak terhingga yang dapat penulis
sampaikan.Semoga

amal

dan

jasa

baik

dari

semua

pihak

di

atas

diterimaolehAllah SWT. Pada akhirnya, semoga tesis ini dapat bermanfaat,


Amien.

Penulis

RinaPriarni, S.Pd.I

ABSTRAK
ImplementasiTotalQualityManagement (TQM) Dalam Pendidikan Di SMP
Islam Al- Azhar 18 Salatiga Dan SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun
Pelajaran 2013/2014. Tesis.Salatiga :Program Pasca Sarjana Tarbiyah PAI,
2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang
implementasi Total Quality Management di SMP Islam Al- Azhar 18 Salatiga
Dan SMP IT Nurul Islam TengaranTahun Pelajaran 2013/2014.
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, yang mengambil lokasi di
SMP Islam Al- Azhar 18 Salatiga Dan SMP IT Nurul Islam TengaranTahun
Pelajaran 2013/2014.Adapun metode pengumpulan data yang digunakan
adalah metode wawancara untuk menggali data tentang penerapan Total
Quality Management di SMP Islam Al- Azhar 18 Salatiga Dan SMP IT Nurul
Islam Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014, metode dokumentasi untuk
menggali data tentang gambaran umum SMP Islam Al- Azhar 18 Salatiga
Dan SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014, dan metode
observasi untuk mengetahui jenis layanan di SMP Islam Al- Azhar 18
Salatiga Dan SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Total Quality
Management di SMP Islam Al- Azhar 18 Salatiga Dan SMP IT Nurul Islam
TengaranTahun Pelajaran 2013/2014 masih sangat sederhana.Hal ini terbukti
bahwa sekolah ini telah merespon keinginan Pelanggan pendidikan, yakni
terdiri dari siswa, orangtua, pejabat pendidikan, pengusaha, duniakerja/dunia
pendidikan,guru dan karyawan.selain itu sekolah ini juga memperhatikan
masalah layanan.Pelayanan yang terbaik tentunya akan menciptakan
kepuasan pelanggan, serta memberdayakan sumber daya insani dan personil
yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas sumberdaya
manusia yang didalamnya termasuk siswa dan guru sebagai pengajar.

10

ABSTRACT
The Implementation of Total Quality Management (TQM) in Education at
SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga and SMP IT Nurul Islam Tengaran School
Year 2013/2014. Tesis.Salatiga: Tarbiyah Graduate Program (PAI, 2014)
This study aimed to determine and describe the implementation of Total
Quality Management in SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga and SMP IT Nurul
Islam Tengaran School Year 2013/2014. This study includes qualitative
research, which took place in SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga and SMP IT
Nurul Islam Tengaran School Year 2013/2014. The data collection method is
the interview method to obtain data about the application of Total Quality
Management in SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga and SMP IT Nurul Islam
Tengaran School Year 2013/2014, documentation method to obtain data
about common description SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga and SMP IT
Nurul Islam Tengaran School Year 2013/2014, and observation method to
determine the types of services in SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga and SMP
IT Nurul Islam Tengaran School Year 2013/2014. The data obtained then
analyzed.
The results showed that the application of Total Quality Management
SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga and SMP IT Nurul Islam Tengaran School
Year 2013/2014 is still very simple. It is evident that this school has been
responding to education customer, which consists of students, parents, school
officials, employers, workforce / education, teachers and employees. Other
than that this school is also take notice about the services. The best service
will surely create customer satisfaction, also empowering human resources
and personnel who plays an important role in improving the quality of human
resources that includes students and teachers as tutors.

11

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

Terjemahan BS5750/ISO9000 untuk Pendidikan .............................32

Perbedaan Institusi Mutu dan Institusi Biasa ....................................57

Data Guru dan Karyawan SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga


Tahun Pelajaran 2013/2014 ...............................................................70

Data Siswa SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga


Tahun Pelajaran 2013/2014 ..............................................................71

Data Sarana dan Prasarana SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga


Tahun Pelajaran 2013/2014 ..............................................................71

Data Guru dan Karyawan SMP IT Nurul Islam Tengaran


Tahun Pelajaran 2013/2014 ..............................................................80

Data Siswa SMP IT Nurul Islam Tengaran


Tahun Pelajaran 2013/2014 ...............................................................81

Data Sarana dan Prasarana SMP IT Nurul Islam Tengaran


Tahun Pelajaran 2013/2014 ...............................................................82

12

DAFTAR GAMBAR

Gambar
1.1

Halaman

Struktur Organisasi Sekolah SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga


Tahun Pelajaran 2013/2014 ..............................................................69

1.2

Struktur Organisasi Sekolah SMP IT Nurul Islam Tengaran


Tahun Pelajaran 2013/2014 ..............................................................79

1.3

Komitmen Kualitas dalam TQM ......................................................169

13

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Pedoman wawancara

177

2. Angket penelitian

183

3. Surat Bukti telah Melakukan Penelitian

253

14

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sekolah merupakan suatu organisasi yang bergerak di bidang pendidikan,
yang merupakan salah satu faktor penentu mutu sumber daya manusia.
Melalui lembaga ini para peserta didik, baik secara mental maupun
intelektual, digembleng agar dapat mencapai mutu sesuai target yang
ditetapkan sekolah. Sementara itu, apabila kita amati kondisi sumber daya
manusia Indonesia kualitas manusia Indonesia yang belum begitu memuaskan
telah menjadi berita rutin di berbagai media. Sebenarnya salah satu penyebab
sekaligus kunci utama rendahnya kualitas manusia Indonesia adalah kualitas
pendidikan yang rendah.
Kualitas sosial-ekonomi dan gizi kesehatan yang tinggi tidak akan dapat
bertahan tanpa adanya manusia yang memiliki pendidikan berkualitas. Selain
itu, dunia pendidikan Indonesia saat ini setidaknya menghadapi empat
tantangan

besar

yang

kompleks

yaitu,

pertama,

tantangan

untuk

meningkatkan nilai tambah (added value). Kedua, tantangan untuk


melakukan pengkajian secara komprehensif dan mendalam terhadap
terjadinya transformasi struktur masyarakat. Ketiga, tantangan dalam
persaingan global yang semakin ketat. Keempat, munculnya kolonialisme
baru di bidang IPTEK dan ekonomi menggantikan kolonialisme politik.1

Umiarso & Imam Gojali, Manajemen Mutu Sekolah, Jogjakarta : IRCiSoD, 2010 , 7.

15

Kemajuan suatu bangsa diukur dari seberapa maju pendidikan yang telah
dicapai. Konteks tersebaut sama halnya dengan mesin pendidikan yang
digelar di sekolah, apakah telah melakukan pencerahan terhadap peseta didik
ataukah tidak. Sepanjang sejarah pendidikan dilakukan, belum ada kemajuan
yang luar biasa yang dapat disumbangkan di negera Indonesia. Sehingga,
sangat wajar jika pendidikan belum mampu menjadi tulang punggung bagi
perubahan peserta didik.
Fenomena lain dalam dunia pendidikan adalah ketidakseriusan dalam
proses pembelajaran. Aktifitas belajar mengajar yang mengandalkan tekstual,
kegiatan belajar mengajar yang masih kaku, proses belajar mengajar yang
bepusat pada guru dan belum mampu membangun kondisi belajar yang lebih
efektif sehingga yang terjadi hanyalah transfer ilmu " transfer of knowledge".
Akan tetapi esensi dari tujuan pendidikan yang sebenarnya yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa masih diabaikan, dan tidak adanya
internalisasi atau upaya penanaman ilmu pengetahuan yang mana jika
pengintenalisasian ini dilakukan maka siswa tamatan SMA sederajat siap
terjun dalam masyarakat.
Penyebab lain adalah pergantian kurikulum, di negara setiap pergantian
Menteri Pendidikan maka kurikulumnya pasti ikut ganti. Jika dihitung-hitung,
selama 62 tahun kemerdekaan Indonesia sebanyak enam kali terjadi
pergantian kurikulumnya. Jika kurikulum diganti setiap pergantian Menteri
Pendidikan, maka sudah bisa dipastikan mutu pendidikan nasional sangat
jauh yang diharapkan. Untuk itu perlu adanya reformasi dalam dunia

16

pendidikan. Reformasi yang efektif dalam bidang pendidikan membutuhkan


partisipasi dari semua stake holder. Pendidikan mesti dipandang sebagai
sebuah sistem terintegrasi di dalam masyarakat dan bukannya dipandang
sebagai organisasi terpisah, yakni pemasok pada masyarakat.
Selain pembelajaran yang searah dan pergantian kurikulum yang
berkepanjangan, masalah yang lebih urgen adalah pendidikan di negara ini
belum terarah kepada tujuan pendidikan yang jelas, padahal tujuan
pendidikan merupakan salah satu komponen utama pada sistem pendidikan.
Dengan tujuan pendidikan, diharapkan proses pendidikan dapat mencapai
hasil secara efektif dan efisien. Apabila tujuan pendidikan tidak digariskan
secara tegas maka pendidikan akan mengalami ketidakpastian dalam
prosesnya, yang akibatnya manusia sebagai out-put pendidikan tidak
memiliki patokan atau pedoman hidup luhur sesuai dengan hakekatnya
sebagai manusia.
Di era kontemporer dunia pendidikan dikejutkan dengan adanya model
pengelolaan pendidikan berbasis industri.2 Di dunia pendidikan, mutu
dijalankan seperti dalam dunia bisnis, ini merupakan revolusi. Namun, mutu
butuh waktu, pemeliharaan, perubahan sikap semua pihak, dan investasi
dalam bentuk pelatihan untuk semua staf. Banyak pemimpin pendidikan
gagal dalam upaya implementasi mutu karena mereka tak memiliki komitmen
yang menjadi syarat keberhasilan.

Edward Sallis, Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan, Jogjakarta : IRCisoD, 2011, 5.

17

Agar suatu organisasi memiliki daya saing yang tinggi dalam skala
global, maka organisasi tersebut harus mampu melakukan pekerjaan secara
lebih baik, efektif, dan efisien dalam menghasilkan output yang berkualitas
tinggi dan dengan harga yang bersaing. Untuk menghasilkan output yang
bersaing, maka masa mendatang bukan lagi mengandalkan keunggulan
komparatif saja, melainkan juga harus meningkatkan keunggulan kompetitif.
Pengelolaan sumber daya akan memiliki keunggulan kompetitif jika sumber
daya manusia memiliki potensi yang tinggi untuk mengelolanya. Pada tataran
tersebut, tugas utama sekolah ialah membantu peserta didik untuk
menemukan, mengembangkan, dan membangun kemampuan yang akan
menjadikannya berkesanggupan secara efektif untuk menunaikan tugas-tugas
individu dan sosialnya pada saat sekarang dan mendatang.
Dalam

ajaran Islam banyak memberikan landasan-landasan tentang

kualitas dan totalitas terhadap ummatnya, salah satunya firman Allah dalam
Surat al-baqoroh ayat 208, yang berbunyi:

  

  

Artinya: Masuklah kamu kedalam islam secara menyeluruh (QS. AlBaqoroh` : 208)3
Dalam ayat tersebut terdapat dua konsep yang berkaitan dengan TQM,
pertama lafadz  dan lafadz  .
Kata silm, selama ini kita artikan Islam dalam kontek agama, namun
sebenarnya dapat diartikan lebih luas lagi yang meliputi kata kesejahteraan,

Al-Qurannul Karim, Surat Al-Baqoroh: 208

18

keselamatan, kemakmuran, kualitas dan seterusnya yang mengarahkan


kepada sebuah kebaikan tingkat tinggi. Dan kata kaffah, sudah jelas
memiliki arti total dan totalitas. Terjemahan yang lebih luas dari ayat tersebut
berbuatlah dan bertin-daklah kamu untuk meraih kebaikan dan kesejahteraan
secara menyeluruh.
Berdasarkan

ayat

tersebut,

jelas

bahwa

firman

Allah

tersebut

menganjurkan dan mengarahkan umat Islam untuk berbuat secara total dalam
rangka mencapai kebaikan dan kualitas terbaik sebagai seorang hamba Allah
dan sebagai khalifah di dunia ini. Dan ini sangat sejalan dengan konsep TQM
serta prinsif-prinsif yang ada di dalamnya, terutama masalah kualitas dan
totalitas.
Negara sedang berjuang keras untuk meningkatkan kualitas atau mutu
pendidikan, namun hasilnya belum memuaskan. Kini upaya meningkatkan
kualitas pendidikan ditempuh dengan membuka sekolah-sekolah unggulan,
atau mengimplementasikan berbagai konsep dan teori, salah satunya yaitu
mengimplementasikan Total Quality Management dipandang sebagai salah
satu alternatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus untuk
menggkatkan kualitas sumberdaya manusia Indonesia. Dari sisi ukuran
muatan keberhasilan, sekolah yang mampu mengimplementasikan Total
Quality Management di Indonesia bergerak untuk memenuhi syarat sebagai
sekolah yang mampu mengukur sebagian kemampuan akademis dan non
akademis. Dalam tataran konsep sesungguhnya, Total Quality Management
bertujuan untuk melakukan perbaikan yang terus menerus guna meningkatkan

19

kinerjanya dan menggunakan sumber daya yang dimilikinya secara optimal


untuk menumbuh kembangkan prestasi siswa secara menyeluruh. Hal ini
berarti bukan hanya prestasi akademis raja yang ditumbuhkembangkan,
melainkan potensi psikis, fisik, etika, moral, riligi, emosi, spirit, adversity dan
inteligensi. Total Quality Management adalah suatu prosedur di mana setiap
orang berusaha keras secara terus menerus memperbaiki jalan menuju
sukses.4
Manajemen mutu terpadu sangai popular di lingkungan organisasi profit,
khususnya di lingkungan berbagai badan usaha/perusahaan dan industri yang
telah terbukti keberhasilannya dalam mempertahankan dan mengembangkan
eksistensi masing-masing dalam kondisi bisnis kompetitif. Kondisi seperti ini
telah mendorong berbagai pihak untuk mempraktekkan di lingkungan
organisasi nonprofit termasuk lingkungan lembaga pendidikan.
Ada beberapa hal yang menarik peneliti untuk mengadakan penelitian
SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga dan SMP IT Nurul Islam Tengaran, yaitu (1)
adanya perbedaan bentuk pengembangan kurikulum, (2) perbedaan visi dan
misi. Secara sekilas yang menjadi ukuran lembaga ini bermutu, dilihat dari
prestasi-prestasi yang berhasil diperoleh oleh siswa-siswi SMP Islam Al
Azhar 18 Salatiga dan SMP IT Nurul Islam Tengaran baik tingkat lokal,
regional maupun nasional. Hal ini tidak lepas dari usaha-usaha yang
dilakukan oleh SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga dan SMP IT Nurul Islam

Slamet Margono, Manajemen Mutu Terpadu dan Perguruan Tinggi Bermutu,


Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1994, 54.

20

Tengaran dalam meningkatkan mutu pendidikan sehingga kualitas pendidikan


tidak diragukan lagi.
Selain itu, kedua sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah Islam
terpadu,

yaitu

yang

pada

hakekatnya

adalah

sekolah

yang

mengimplementasikan konsep pendidikan islam berlandaskan Al-Quran dan


As sunnah.5 Dalam aplikasinya Sekolah Islam Terpadu diartikan sebagai
sekolah

yang

menerapkan

pendekatan

penyelenggaraannya

dengan

memadukan pendidikan umum dan pendidikan agama menjadi suatu jalinan


kurikulum. Sekolah Islam Terpadu juga menekankan keterpaduan dalam
metode pembelajaran sehingga dapat mengoptimalkan ranah kognitif, afektif
dan psikomotorik. Sekolah Islam Terpadu juga memadukan pendidikan
aqliyah, ruhiyah dan jasadiyah. Dalam penyelenggaraannya memadukan
keterlibatan dan partisipasi aktif lingkungan belajar yaitu sekolah, rumah dan
masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Penelitian yang diberi judul Implementasi Total Quality Management
(TQM) dalam Pendidikan Islam di SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga dan SMP
IT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang, Jawa Tengah Tahun
Pelajaran 2013/2014 didasarkan pada keinginan untuk menyingkap
pengimplementasian Total Quality Management (TQM) , khususnya strategi
yang dikembangkannya dengan mengacu pada indikator-indikator Total
5

Dr. H.M Hidayat Nurwahid, M.A, Sekolah Islam Terpadu: Konsep dan Aplikasinya,
Jakarta: Syaami Cipta Media, 2010, 35.

21

Quality Management (TQM)

dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Sehubungan dengan itu, permasalahan yang ada dalam judul tersebut dapat
diidentifikasikan sebagai berikut.
Berbagai permasalahan dapat diidentifikasikan berkaitan dengan judul di
atas, di antaranya (1) upaya yang dilakukan SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga
dan SMP IT Nurul Islam Tengaran dalam mencapai indikator-indikator
pencapaian Total Quality Management (TQM) yang mencakup 8 standar
pendidikan, (2) peningkatan mutu di SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga dan
SMP IT Nurul Islam Tengaran pada tahun pelajaran 2013/2014.
Sebagaimana terlihat dalam identifikasi, ternyata banyak masalah yang
diungkap dari judul di atas. Tesis ini hanya membatasi masalah kajiannya
pada pengimplementasian Total Quality Management (TQM)

yang

dikembangkan di Sekolah Islam.


Sesuai dengan pembatasan masalah yang telah ditentukan, maka masalah
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi Total Quality Management dalam pendidikan di
SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga tahun pelajaran 2013/2014 ?
2. Bagaimana implementasi Total Quality Management dalam pendidikan di
SMP IT Nurul Islam Tengaran tahun pelajaran 2013/2014?

22

C. Signifikansi Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis implementasi Total Quality Management dalam
pendidikan di SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga tahun pelajaran
2013/2014.
2. Untuk menganalisis implementasi Total Quality Management dalam
pendidikan di SMP IT Nurul Islam Tengaran tahun pelajaran
2013//2014.
Adapun manfaat yang ingin dihasilkan dalam penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi dalam bidang sistem pendidikan Islam,
khususnya dalam hal manajemen mutu baik secara teoritis maupun praktis.
Pada aspek teoritis,

munculnya teori atau konsep baru dalam bidang

pendidikan Islam khususnya Total Quality Management, yang dapat


dijadikan salah satu acuan dasar teoritik untuk menjelaskan, mengembangkan
dan mengevaluasi proses pendidikan Islam; untuk menambah pengetahuan
mengenai pengembangan Total Quality Management, dan hasil penelitian ini
dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang Total Quality
Management dalam pendidikan islam serta dapat dijadikan acuan bagi
peneliti lain untuk meneliti lebih lanjut tentang mengimplementasikan Total
Quality Management pada kasus lainnya untuk memperkaya, memperkuat
dan membandingkan temuannya.
Manfaat praktis yang akan diperoleh dari hasil penelitian ini adalah
untuk dijadikan sebagi salah satu alternatif atau solusi pelaksanaan sistem

23

pendidikan saat ini khususnya penerapan Total Quality Management pada


pendidikan-pendidikan islam yang akan sangat bermanfaat bagi masyarakat,
khususnya bagi penyelenggara pendidikan Islam. Hasil peneliitian ini juga
dapat dijadikan sebagai acuan bagi lembaga-lembaga pandidikan Islam dalam
meningkatkan mutu pendidikan islam khususnya tentang bagaimana
mendesain dan mengimplementasikan Total Quality Management.

D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka di sini adalah penilitian terdahulu yang masih relevan.
Lidyawati (2012) meneliti Implementasi Total Quality Management di SMP
Negeri 1 Dusun Selatan Kabupaten Barito Selatan yang menjadi penekanan
adalah lima aspek Total Quality Management yang meliputi layanan, sumber
daya manusia, lingkungan, proses, dan produk. Penelitian tersebut merupakan
penelitian evaluasi menggunakan model CIPP dengan pendekatan kualitatif
naturalistik. 6
Selain itu, Umi Hanik (2010) meneliti Penerapan Total Quality
Management dalam Manajemen Pendidikan di SMP Negeri 2 Pekalongan.
Penelitian yang dilakukan adalah mengenai kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan perkembangan kehidupan sosial masyarakat yang semakin
global menuntut adanya pengembangan kompetensi sumber daya manusia
Indonesia yang semakin tinggi, sehingga diperlukan adanya sistem

Lidyawati, Implementasi Total Quality Management di SMP Negeri 1 Dusun Selatan


Kabupaten Barito Selatan , Tesis Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat, 2012.

24

manajemen pendidikan yang mantap dengan sumber daya yang memadai


guna meningkatkan mutu pendidikan. Mengacu hal tersebut, rumusan
masalah dalam penelitian yang telah dilakukan meliputi bagaimana SMP N 2
Pekalongan menerapkan Total Quality Management, dan apa saja faktorfaktor pendukung dan penghambat penerapan Total Quality Management di
SMP N 2 Pekalongan Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan jenis penelitian lapangan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan Total Quality Management dalam manajemen pendidikan di SMP
N 2 Pekalongan sudah dilaksanakan dengan baik, tetapi sekolah tetap harus
mengadakan perbaikan secara terus menerus guna melaksanakan sistem
manajemen mutu secara efektif sehingga kepuasan pelanggan dapat terpenuhi
melalui peningkatan mutu sekolah. 7
Sementara, Nanang Haryanto (2011) meneliti Aplikasi Manajemen
Pendidikan Dengan Pendekatan Total Quality Management di SMP Negeri 1
Batang. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nanang, berlatar belakang
kemajuan ilmu pengetahan dan teknologi, perkembangan kehidupan sosial
masyarakat yang semakin mengglobal yang menuntut adanya pengembangan
kompetensi sumber daya manusia tinggi, tanpa terkecuali lembaga
pendidikan. Berawal dari masalah tersebut maka penelitian yang dilakukan
mengangkat lebih dalam tentang Aplikasi manajemen pendidikan dengan
pendekatan Total Quality Management yang dilakukan di SMPN 1 Batang
penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui urgensi Total Quality
7

Umi Hanik, Penerapan Total Quality Management dalam Manajemen Pendidikan di


SMP Negeri 2 Pekalongan, Tesis Pascasarjana Stain pekalongan, 2010.

25

Management dalam manajemen pendidikan dan mengetahui aplikasinya serta


faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam penerapannya. Penelitian
yang dilakukan merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif
kesimpulan yang bisa diambil dari penelitian yang telah dilakukan adalah
bahwa Total Quality Management dapat diartikan sebagai pengelolaan
kualitas semua komponen yang berkepentingan dengan semua visi dan misi
organisasi dalam kaitannya dengan penerapan Total Quality Management di
SMPN 1 Batang bertujuan untuk mewujudkan otonomi sekolah melalui
pelaksanaan pengembangan manajemen sekolah, serta menciptakan tertib
administrasi dan meningkatkan minat dan kepercayaan masyarakat.8
Dari penelitian - penelitian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa belum
ada penelitian tentang Implementasi Total Quality Management dalam
pendidikan di SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga dan SMP IT Nurul Islam
Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian tesis ini berbeda dengan
penelitian sebelumnya, karena pada penelitian ini membahas setiap indikator
yang ada pada Total Quality Management ketika diimplikasikan di SMP
Islam Al Azhar 18 Salatiga dan SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun
Pelajaran 2013/2014.

Nanang Haryanto, Aplikasi Manajmen Pendidikan dengan Pendekatan Total Quality

Management (TQM) di SMPN 1 Batang, Tesis Pascasarjana Stain Pekalongan, 2011.

26

E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian.
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
untuk menggambarkan pelaksanaan yang dilakukan sekolah dalam
mengimplementasikan Total Quality Management. Maka jenis penelitian
ini termasuk penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengumpulkan
data dan menguraikannya secara menyeluruh dan teliti sesuai dengan
persoalan yang akan dipecahkan.9
Menurut Whitney dalam Moh. Nazir bahwa metode diskriptif adalah
pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian diskriptif
mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang
berlaku dalam masyarakat, serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang
hubungan-hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, dan pandanganpandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruhpengaruh dari suatu fenomena.10
2. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini diperlukan subjek penelitian yang dijadikan
sebagai informan. Subjek dipilih dan difokuskan pada orang-orang yang
kompeten dan paham terhadap data-data yang digali dan diperlukan dalam
penelitian ini. Informan dalam penelitian di antaranya adalah kepala
sekolah, guru dan para praktisi di lapangan masing-masing.

Hasan, Iqbal., Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,Jakarta:


Ghalia Indonesia, 2002, 33.
10
Moh. Nazir.Ph.D, Metode Penelitian, Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003, 16.

27

Tempat penelitian ini adalah di SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga dan


SMP IT Nurul Islam Tengaran. di SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga dan
SMP IT Nurul Islam Tengaran memiliki berbagai prestasi akademik dan
non akademik.
3. Pendekatan Penelitian
Adapun pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan penenelitian
ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Metode pendekatan deskriptif
kualitatif pada hakekatnya adalah mengamati orang dalam kehidupan
sehari-hari dalam situasi wajar, berinteraksi bersama mereka, melakukan
wawancara serta berusaha memaknai bahasa, kebiasaan dan perilaku yang
berhubungan dengan fokus penelitian.11
Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan
sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan, manusia,
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam
bahasanya dan peristilahnya. Metode kualitatif adalah metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana
peneliti adalah sebgai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil
penelitan kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi,
....because the goals of qualitative research are
development of theory, description, explanation and
rather than precise testing of hypotheses to the fourth
social science and in particular, qualitative methods

11

generally the
understanding,
decimal place,
appear to the

Lexy J, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja


Rosdakarya,2002, 31.

28

quantitative researcher as so crude that they may not even be classified as


science.12
Dalam hal ini peneliti akan mengamati pengimplementasian TQM di
SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga dan SMP IT Nurul Islam Tengaran yang
disesuaikan dengan standart pencapaian TQM, faktor-faktor yang
mendukung pencapaian TQM serta kendala-kendala yang dihadapi ketika
suatu

lembaga

atau

institusi

mengimplementasikan TQM. Untuk

pendidikan
itu,

desain

berupaya

untuk

penelitian

ini

dikembangkan secara terbuka dari berbagai perubahan yang diperlukan


sesuai dengan kondisi lapangan.13 Hal ini penting untuk dijelaskan,
mengingat penelitian kualitatif merupakan penelitian
dalam

kondisi

dan

situasi

alamiah

yang

didesain

(naturalistic) sehingga dapat

ditemukan kebenaran dalam bentuk yang semurni-murninya tanpa


mengalami distorsi yang

disebabkan oleh instrumen dan desain

penelitian. Sasaran penelitian ini adalah perilaku atau tindakan-tindakan,


kebijakan-kebijakan yang dipergunakan dan diambil di SMP Islam Al
Azhar 18 Salatiga dan SMP IT Nurul Islam Tengaran dalam
mengimplementasikan TQM untuk mencapai standart yang sesuai.
Selain itu, penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian
lapangan (field research), karena peneliti langsung menggali data di
lapangan. Di samping itu, penelitian ini bersifat kualitatif, yaitu penelitian

12

Janice M.Morse, Critical Issues in Qualitative Research Methods, New Delhi:


SAGE publication, 1994, 3.
13
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan; Teori dan Aplikasi,
Jakarta: Bumi Aksara, 2006, 91.

29

yang prosedurnya menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata


tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
4. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang utama ialah peneliti sendiri.

Pada awal penelitian

penelitilah alat satu-satunya. Ada kemungkinan hanya dialah merupakan


alat sampai akhir penelitian. Adapun instrumen lain yang digunakan
dalam penelitian ini antara lain: tape recorder, kamera, alat perekam
video, catatan lapangan dan peneliti adalah instrumen itu sendiri.
5. Teknik Pengumpulan Data
Untuk dapat memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini
penulis menggunakan beberapa metode, yaitu:
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu obyek dengan
sistematika fenomena yang diselidiki. 14Metode ini penulis gunakan untuk
mengamati, mendengarkan, dan mencatat langsung terhadap letak
geografis, penerapan Total Quality Management, faktor pendukung dan
faktor penghambat dalam implementasi Total Quality Management.
b.

Interview
Interview dikenal pula dengan istilah wawancara adalah suatu proses

tanya jawab lisan, dalam mana dua orang atau lebih berhadapan secara
fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengar dengan

14

Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian, Yogyakarta : Gadjah mada university


press, 2004, 69.

30

telinga sendiri dari suaranya.15 Selain itu, wawancara adalah bentuk


komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin
memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.16 Percakapan itu
dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewancara (interviuwer) yang
mengajukan

pertanyaan

dari

yang

diwawancarai

(interviewee).

Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang.


Dalam wawancara tersebut biasa dilakukan secara individu ,maupun
dalam bentuk kelompok, sehingga didapat data yang informatik dan
orientik.
Metode interview yang penulis gunakan adalah jenis interview
pendekatan yang menggunakan petunjuk umum, atau disebut dengan
wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur atau terstandar menyerupai
daftar pertanyaan survei tertulis,17 yaitu mengharuskan pewawancara
membuat kerangka dan garis-garis besar atau pokok-pokok yang
ditanyakan dalam proses wawancara, penyusunan pokok-pokok ini
dilakukan sebelum wawancara. Dalam hal ini pewawancara harus dapat
menciptakan suasana yang santai tetapi serius yang artinya bahwa

15

ibid, 88.
Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2010, 180.
17
Christine Daymon&Immy Holloway, Metode-metode Riset Kualitatif dalam
Public Relations & Marketing Communications, (penerjemah Cahya Wiratama),
Yogyakarta: Bentang, 2008, 267.
16

31

interview dilakukan dengan sungguh-sungguh, tidak main-main tetapi


tidak kaku.18
Selain itu, peneliti menggunakan metode interview tak berstruktur
(Unstructured Interview) dan metode interview semi terstruktur. peneliti
menggunakan metode interview tak berstruktur dikarenakan peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis
tetapi hanya berupa garis besar atau pedoman umum saja.19 wawancara
tidak terstruktur (Unstructured Interview) yang menerapkan metode
interview secara lebih mendalam, luas, dan terbuka dibandingkan
wawancara terstruktur. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pendapat,
persepsi, dan pengalaman seseorang. Wawancara tidak tidak terstruktur
menghasilkan data paling kaya, dan sering mengejutkan, tetapi juga
mempunyai dross rate yaitu jumlah material yang tidak bermanfaat
untuk riset, terutama jika peneliti kurang berpengalaman dalam
melakukan wawancara.20Sedangkan wawancara semi terstruktur atau
wawancara terfokus adalah wawancara yang terfokus pada permasalahan
atau area topik yang akan dibahas.
Maksud penggunaan metode ini adalah untuk mencari data yang
berhubungan dengan struktur organisasi, keadaan karyawan, alasan
diterapkannya manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan mutu
belajar, faktor pendukung dan penghambat. Interview dilakukan kepada

18

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:


Rineka Cipta, 2002, 133.
19
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif , Bandung: CV. Alfabeta, 2005, 74.
20
Christine Daymon&Immy Holloway, op.cit, 265.

32

Kepala Sekolah, Humas, Seksi Kesiswaan, Guru dan staff sekolahan lain
yang dirasa perlu.
c. Dokumentasi
Menurut Irawan, studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan
data yang ditujukan kepada subyek penelitian.21Metode ini penulis
gunakan untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya, visi dan
misi, dan keadaan guru dan siswa.
Sedangkan menurut Yatim Riyanto, dokumentasi berasal dari kata
dokumen, yang berarti barang tertulis, metode dokumentasi, berarti cara
pengumpulan data dengan mencatat data-data yang sudah ada.22 Metode
dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan buku, surat, transkip, majalah, prasasti, notulen, rapat,
agenda dan sebagainya.
Teknik atau dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui
peninggalan arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat,
teori, dalil-dalil, atau hukum-hukum dan lain-lain yang behubungan
dengan

masalah

penelitian.

Dalam

penelitian

kualitatif

teknik

pengumpulan data yang utama karena pembuktian hipotesisnya yang


diajukan secara logis dan rasional melalui pendapat, teori atau hukumhukum, baik pendukung atau penolak hipotesis tersebut.

21

Irawan S, Metode Penelitian Sosial, Bandung : PT. Remaja Rosita Karya, 2000,

70.
22

Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan Tinjauan Dasar, Surabaya:


SIC, 1996, 83.

33

6. Keabsahan Data
Untuk mendapatkan keabsahan data maka peneliti menggunakan
beberapa teknik pemeriksaan keabsahan data, 23 yaitu:
a. Teknik pemeriksaan derajat kepercayaan (credebility). Teknik ini dapat
dilakukan dengan jalan :
1) Keikutsertaan peneliti sebagai instrumen (alat) tidak hanya
dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan
keikutsertaan peneliti, sehingga memungkinkan peningkatan
derajat kepercayaan data yang dikumpulkan.
2) Ketentuan pengamatan, yaitu dimaksud untuk menemukan ciri-ciri
dan unsur-unsur dan situasi yang sangat relevan dengan persoalan
yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal
tersebut secara rinci. Dengan demikian maka perpanjangan
keiukutsertaan

menyediakan

lingkup,

sedangkan

ketekunan

pengamatan menyediakan kedalaman.


3) Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding. Teknik yang paling banyak
digunakan ialah pemeriksaan terhadap sumber-sumber lainnya.
4) Kecukupan referensial yakni bahan-bahan yang tercatat dan terkam
dapat digunakan sebagai patokan untuk menguji atau menilai
sewaktu-waktu diadakan analisis dan intrepetasi data.
23

Lexy J. Moleong, op.cit, 175.

34

b. Teknik pemeriksaan keteralihan (transferabilty) dengan cara uraian


rinci.
Teknik ini meneliti agar laporan hasil fokus penelitian dilakukan seteliti
dan secermat mungkin yang menggambarkan kontek tempat penelitian
diadakan. Uraiannya harus mengungkapkan secara khusus segala sesuatu
yang dibutuhkan pembaca agar mereka dapat memahami penemuanpenemuan yang diperoleh.
c. Teknik pemeriksaan ketergantungan ( dependability) dengan cara
auditing ketergantungan.
Teknik ini dapat dilakukan bila tidak dilengkapi dengan catatan
pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil penelitian. Pencatatan itu
diklarifikasi dari data mentah sehingga formasi tentang pengembangan
instrumen sebelum auditing dilakukan agar dapat mendapatkan persetujuan
antara auditor dan auditi terlebih dahulu.
Selain itu agar data yang diperoleh benar-benar obyektif maka dalam
penelitian ini dilakukan pemeriksaan data dengan metode trianggulasi. Teknik
trianggulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang
lain diluar itu untuk keperluan pengecekan atau membandingkan data. Teknik
trianggulasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik trianggulasi
sumber. Hal ini sependapat Meloeng, yang menyatakan teknik trianggulasi
yang digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber-sumber lainnya.
Trianggulasi dengan sumber dapat ditempuh dengan jalan sebagai berikut:

35

a. Membandingkan data pengamatan dengan hasil wawancara


b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang dikatakan sewaktu diteliti dengan sepanjang
waktu.
d. Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.24
7. Analisis Data
Berdasarkan pada tujuan penelitian yang akan dicapai maka dimulai
dengan menelaah seluruh data yang sudah tersedia dan berbagai sumber
yaitu pengamatan, wawancara dan dokumentasi dengan mengadakan reduksi
data, yaitu data-data yang diperoleh di lapangan dirangkum dengan hal-hal
yang pokok serta disusun lebih sistematis, sehingga mudah dikendalikan.
Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif
yang terdiri dari empat kegiatan, yaitu pertama pengumpulan data. Kedua,
setelah pengumpulan data selesai kemudian melakukan reduksi data yaitu
memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian. Reduksi data
dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam mencari kembali data yang
diperoleh bila diperlukan serta membantu dalam memberikan kode kepada

24

Ibid

36

aspek-aspek tertentu.25 Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang


menggolongkan,

mengarahkan,

membuang

yang

tidak

perlu

dan

mengorganisasikan data-data yang telah direduksi memberikan gambaran


yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah peneliti untuk
mencarinya sewaktu-waktu diperlukan.
Ketiga, Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun yang
memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Penyajian data merupakan analisis dalam bentuk matrik, network, cart atau
grafis sehingga data dapat dikuasai. Data yang sudah ada disusun dengan
menggunakan teks yang bersifat naratif, selain itu bisa juga berupa matriks,
grafik, networks dan chart.
Keempat, Setelah data disajikan, maka dilakukan penarikan kesimpulan
atau verifikasi. Untuk itu diusahakan mencari pola, model, tema, hubungan,
persamaan, hal-hal yang sering muncul dan sebagainya. Jadi dari data
tersebut berusaha diambil kesimpulan. Verifikasi dapat dilakukan dengan
keputusan, didasarkan pada reduksi data, dan penyajian data yang merupakan
jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian.
Keempat komponen tersebut saling interaktif yaitu saling mempengaruhi
dan terkait. Pertama-tama dilakukan penelitian di lapangan dengan
mengadakan wawancara atau obsevasi yang disebut tahap pengumpulan data.
Karena data-data, pengumpulan penyajian data, reduksi data, keimpulankesimpulan atau penafsiran data yang dikumpulkan banyak maka diadakan
25

129.

S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif, Bandung: TARSITO, 1988,

37

reduksi data. Setelah direduksi, maka kemudian diadakan sajian data, selain
itu pengumpulan data juga digunakan untuk penyajian data. Apabila hal
tersebut sudah dilakukan, maka diambil suatu keputusan atau verifkasi.
Setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan metode
pengumpulan data di atas, maka peneliti akan mengolah dan menganalisis
data tersebut dengan menggunakan analisis secara diskriptif-kualitatif, tanpa
menggunakan teknik kuantitatif. Selain itu, penelitian dengan menggunakan
metode kualitatif bertolak dari asumsi tentang realitas atau fenomena sosial
yang bersifat unik dan komplek. Padanya terdapat regularitas atau pola
tertentu, namun penuh dengan variasi (keragaman)26.
Untuk membatasi anaslisis data, maka analisis data disesuaikan dengan
unsur-unsur

atau

indikator manajemen

mutu

dalam

Total

Quality

Management yang dijadikan pedoman dalam penelitian, antara lain: 27


1. Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun pelanggan
eksternal;
2. Obsesi terhadap kualitas;
3. Penggunaan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah;
4. Komitmen jangka panjang;
5. Kerja sama tim (teamwork);
6. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan;
26

Burhan Bungi, Analisa Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan


Metodologis Kearah Penguasaan Modal Aplikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003,
53.
27
Prof. Dr. H. Baharuddun, M.Pd.I, Manajemen Pendidikan Islam, Malang: UINMALIKI PRESS, 2010, 31.

38

7. Perbaikan proses secara berkesinambungan;


8. Adanya pendidikan dan pelatihan yang bersifat bottom-up;
9. Kebebasan yang terkendali;
10. Adanya kesatuan tujuan.

F. Sistematika Penulisan
Penyusunan tesis ini terbagi menjadi lima bab.
Bab I pendahuluan, yang meliputi A. Latar belakang masalah, B.
Rumusan masalah, C. Signifikansi penelitian, D. Kajian pustaka, E. Metode
penelitian, dan F. Sistematika penulisan.
Bab II kajian pustaka yang berisi paparan tentang empat pokok
pembahasan, yaitu A. Total Quality Management dalam konteks pendidikan
yang berisi, pertama: pengertian Total Quality Management, kedua: sejarah
Total Quality Management, ketiga: hubungan antara BS5750/ISO9000
dengan Total Quality Management, keempat: beberapa miskonsepsi Total
Quality Management, kelima: syarat adopsi Total Quality Management,
keenam: unsut Total Quality Management dalam pendidikan, ketujuh: konsep
Total Quality Management dalam pendidikan, kedelapan: prinsip Total
Quality Management, kesembilan: metode Total Quality Management.
Bagian B. yaitu konsep mutu yang terdiri, pertama: sejarah mutu dalam
pendidikan, kedua: konsep mutu, ketiga: prinsip-prinsip mutu, keempat:
kegagalan mutu. Bagian C. Perbedaan antara institusi mutu dan institusi
biasa..

39

Bab III deskripsi umum objek penelitian yang meliputi A. SMP Islam AlAzhar 18 Salatiga, B. SMP IT Nurul Islam Tengaran,
Bab IV analisis data yang meliputi

A.

Paparan

Data

Hasil

Penelitian di SMP Islam Al-Azhar 18 Saltiga , B. Paparan Data Hasil


Penelitian di SMP IT Nurul Islam Tengaran, C. Analisis Data
Bab V penutup yang meliputi kesimpulan, saran-saran, dan kata
penutup. Bagian Akhir meliputi daftar pustaka, lampiran, dan biografi
penulis.

40

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Total Quality Management dalam Konteks Pendidikan


1. Pengertian Total Quality Management
Total artinya menyeluruh.28Total di dalam Total Quality Management
(selanjutnya disingkat TQM) adalah pelibatan semua komponen organisasi
yang berlangsung secara terus-menerus. Sementara manajemen berasal
dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan dan agere
yang berarti melakukan. Kata- kata itu digabung menjadi kata kerja
managere yang artinya menangani.29Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara
efektif untuk mencapai sasaran.30 Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai
sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada
dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Manajemen dalam TQM berarti pengelolaan setiap orang yang berada di
dalam

organisasi,

apapun

status,

posisi

atau

perannya.

Mereka

semua adalah manajer dari tanggung jawab yang dimilikinya. Definisi ini
berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang
lain untuk mencapai tujuan organisasi.

28

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai


Pustaka, 1989, cetakan kedua, 1207.
29
Prof. Dr. Husaini Usman, Manajemen, Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta:
Bumi Aksara, 2006, 3.
30
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, 708
dalam Umiarso & Imam Gojali, Manajemen Mutu Sekolah, Jogjakarta: IRCiSoD, 2011, 70.

41

Kualitas (quality) sering disama artikan dengan mutu. Menurut Edward


Sallis, kualitas atau mutu dianggap sebagai suatu hal yang membingungkan
dan sulit untuk diukur.31 Kualitas atau mutu adalah sesuatu yang tarik
menarik antara sebagai konsep yang absolut dan relatif. Namun, ia
menegaskan bahwa kualitas sekarang ini lebih digunakan sebagai konsep
yang absolut. Karena itu, kualitas mempunyai kesamaan arti dengan
kebaikan, keindahan, dan kebenaran; atau keserasian yang tidak ada
kompromi. Standar kualitas itu meliputi dua, yaitu; kualitas yang didasarkan
pada

standar

produk/jasa; dan

kualitas

yang

didasarkan

pada

pelanggan (customer).
Pengertian kulitas terpadu seperti di atas, memberikan kerangka yang
jelas

bahwa

hakekat

TQM

atau

manajemen

kualitas

terpadu

sebenarnya adalah filosofi dan budaya (kerja) organisasi (phylosopy of


management) yang berorentasi pada kualitas. Tujuan (goal) yang akan
dicapai dalam organisasi dengan budaya TQM adalah memenuhi atau
bahkan melebihi apa yang dibutuhkan (needs) dan yang diharapkan atau
diinginkan (desire) oleh pelanggan.
Dengan demikian, TQM dapat diartikan sebagai pengelolaan kualitas
semua komponen (stakehorder) yang berkepentingan dengan visi dan misi
organisasi. Jadi, pada dasarnya TQM itu bukanlah pembebanan ataupun
pemaksaan, tetapi TQM adalah lebih dari usaha untuk melakukan
sesuatu yang benar setiap waktu, daripada melakukan pemeriksaan
31

29.

Edward Sallis, Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan, Jogjakarta : IRCisoD, 2011,

42

(cheking) pada waktu tertentu ketika terjadi kesalahan. TQM bukan bekerja
untuk

agenda

orang

lain,

walaupun

agenda

itu

dikhususkan

untuk pelanggan (customer) dan klien. Demikian juga, TQM bukan sesuatu
yang diperuntukkan bagi menajer senior dan kemudian melewatkan tujuan
yang telah dirumuskan.

2. Sejarah TQM
Gerakan TQM dimulai dari masa studi waktu dan gerak yang
diperkenalkan oleh Frederick Taylor pada tahun 1920, dengan mengangkat
aspek yang paling fundamental dari manajemen ilmiah, yaitu adanya
pemisahan antara perencanaan dan pelaksanaan.32 Ide-ide tentang jaminan
mutu dan mutu terpadu mulanya dikembangkan pada tahun 1930-an dan
1940-1n oleh W. Edward Deming. Ia adalah seorang ahli statistik Amerika
yang memiliki gelar PhD dalam bidang fisika. Pada tahun 1930-an ia
bekerja di Western Electric bersama Joseph Juran. Kemudian Deming
pindah kerja di Departemen Pertanian Amerika bersama Walter A.
Shewhart dari Bell Laboratories memperkenalkan metode statistik yang
dikenal dengan

Statistical Process Control.

33

Akan tetapi, tokoh yang

dikenal luas dalam TQM adalah Edward Deming. Beliau mengajarkan


teknik-teknik pengendalian mutu di U.S.A War Department (Departemen
Pertahanan), serta mengajarkan mata kuliah mengenai mutu kepada ihnuan,
insinyur, dan eksekutif lembaga Jepang. Berawal dari sinilah TQM
32

Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, Total Quality Management, Yogyakarta: Andi
Ofset, Cetakan ke. 10, 2003, 5
33
Edward Sallis, op. cit, 37-38

43

berkembang pesat di Negara Sakura. Sekarang telah menjadi kenyataan,


bahwa produk dari Jepang yang dulunya dikenal sebagai produk rongsokkan
dan imitasi murahan, kini justru sebaliknya menjadi produk-produk yang
bermutu tinggi dan berkembang pesat di dunia. Perusahaan/lembaga di
Jepang menyadari bahwa pada zaman mendatang adalah mutu.
Hal itu bisa dilakukan antara lain dengan menciptakan infra-mutu, yaitu
aspek

manusia,

proses,

dan

Upaya

perbaikan

dilakukan

dengan

mengirimkan tim ke luar untuk mempelajari pendekatan-pendekatan


dilakukan lembaga asing dan mengundang dosen-dosen datang ke Jepang
untuk memberikan kursus pelatihan kepada para manajer. Hasil dari semua
upaya tadi adalah banyak ditemukannya strategi-strategi baru untuk
menciptakan revolusi.
Sejak pertengahan tahun 70-an, barang-barang manufaktur Jepang,
seperti

mobil

dan

produk-produk

elektronika

mulai

mendominasi

perdagangan dunia karena mutu yang dihasilkan sudah melampaui mutu


yang dihasilkan pesaingnya dari Amerika dan Eropa. Begitu pula dalam
beberapa industri lain, misalnya mesin industri, baja, otomotif, hingga
akhirnya industri Barat mulai tergeser. Aspek perhatian atau penekanan
Amerika sejak perang dunia II, yakni pada aspek kuantitas dan kurang
memperhatikan mutu menjadi .penyebab kegagalan bersaing dengan
lembaga Jepang.
Di Indonesia, TQM pertama kali diperkenalkan pada tahun 1980-an dan
sekarang cukup populer di sektor Swasta khususnya dengan adanya program

44

ISO9000. ISO9000 adalah alat pemasaran yang sangat jitu bagi organisasi
dengan menunjukkan logo registrasinya yang diakui sebagai standar mutu
internasional. BS5750 identik dengan standar eropa EN29000. dan standar
mutu Amerika serikat Q90.34BS5750 diplubikasikan pertama kali pada
tahun 1979 dengan nama Quality System. Pada mulanya ia adalah sistem
yang diterapkan Menteri Pertahanan dan NATO (North Atlantic Treaty
Organization), yang dikenal dengan Allied Quality Assurance Procedures
(Prosedur Jaminan Mutu Sekutu), yang menjadi kebutuhan organisasi lain
dalam posisi mereka sebagai agen-agen belanja mereka.
BS5750/ISO900 adalah hal baru dalam pendidikan. BSI mengeluarkan
panduan aplikasi Standar dalam pendidikan dan pelatihan pada tahun 1992.
Sementara ISO belum memiliki pedoman untuk pendidikan dan pelatihan,
namun sedang dalam proses pengembangan ke arah itu. Karena berasal dari
dunia industri produk, istilah standar menjadi tidak akrab bagi kebanyakan
masyarakat dalam pendidikan. Oleh karena itu diperlukan penerjemahan
istilah Standar tersebut ke dalam konteks pendidikan.
Salah satu konsep yang ada dalam Standar adalah bahwa sistem mutu
harus dapat menghasilkan produk dan mutu yang konsisten dan
meyakinkan. Produk dalam konteks pendidikan dapat diartikan sebagai
peserta didik, program sekolah dan proses pembelajaran. Berikut ini
terjemahan BS5750/ISO9000 dalam konteks pendidikan :35

34
35

Ibid.
Ibid.

45

Tabel 1
Terjemahan BS5750/ISO9000 untuk Pendidikan
Beberapa syarat utama BS5750/ISO9000
1. Tanggungjawab Manajemen
2. Sistem Mutu
3. Kontrak

Terjemahan Untuk Pendidikan

Komitmen Manajemen terhadap mutu


Sistem Mutu
Kontrak dengan pelanggan Internal &
Eksternal (Hak Pelajar dan Hak
Pelanggan Eksternal, seperti orangtua)
4. Kontrol Dokumen
Kontrol Dokumen
5. Pengadaan Bahan
Kebijakan Seleksi & Ujian Masuk
6. Persediaan Produk
Layanan Pendukung Pelajar, yang
mencakup Kesejahteraan, Konseling
dan Pengaruh Tutorial
7. Identifikasi Produk
Catatan Kemajuan Pelajar
8. Kontrol Proses
Pengembangan,
Desain
dan
Penyampaian Kurikulum (Strategistrategi pembelajaran)
9. Inspeksi Tes
Penilaian dan Tes
10. Pperlengkapan Ispeksi, Pengukuran Konsistensi Metode Penilaian
dan Tes
11. Status Inspeksi dan Tes
Prosedur dan Catatan Penilaian yang
mencakup Catatan Prestasi
12. Kontrol Terhadap Produk yang tidak Metode dan Prosedur Diagnostik
Sesuai
untuk mengindentifikasi Kegagalan
dan Kesalahan
13. Tindakan Perbaikan
Tindakan
Perbaikan
terhadap
Kegagalan Pelajar. Sistem untuk
Menghadapi Komplain dan Tuntutan
14. Penanganan,
Pengamanan, Fasilitas dan Lingkungan Fisik,
Pengepakan dan Penyampaian.
Bentuk Tawaran Lain, Seperti Fasilitas
Olahraga, Kelompok-kelompok dan
Perkumpulan
Ekstra
Kurikuler,
Persatuan
Pelajar,
Fasilitas
Pembelajaran dan Lin-lain.
15. Catatan Mutu
Catatan Mutu
16. Audit Mutu Internal
Prosedur-prosedur Pengesahan dan
Audit Mutu Internal
17. Pelatihan
Pelatihan dan Pengembangan Staf,

46

18. Teknik-teknik Statistik

mencakup Prosedur-prosedur untuk


Menilai
Kebutuhan-kebutuhan
Pelatihan dan Evaluasi Efektifitas
Pelatihan
Metode-motode Review, Monitoring
dan Evaluasi

Banyak lembaga terkemuka dan lembaga milik Negara telah


mengadopsi TQM sebagai bagian dari strategi mereka untuk kompetitif baik
di tingkat nasional maupun internasional. Dan saat ini keadaan sudah
berubah, faktor-faktor yang mendorong sektor Swasta untuk beradaptasi
dengan konsep ini, juga memiliki dampak terhadap cara pemerintah
menyediakan pelayanan.

3. Hubungan Antara TQM dan BS5750/ISO9000


Hubungan antara TQM dan BS5750/ISO9000 adalah sebuah topik yang
selalu diperdebatkan. Hubungan aktual antara TQM dan BS5750/ISO9000
akan menjadi hal yang khas bagi setiap institusi. TQM tidak memaksakan
suatu solusi tertentu. setiap lembaga memiliki kultur unik, kebutuhan dan
memiliki cara tersendiri untuk mewujudkannya dalam lingkungan eksternal
tertentu. Bagaimanapun juga, perlu ditekankan bahwa TQM dan
BS5750/ISO9000

dapat hadir secara mudah dan bersamaan serta perlu

ditekankan bahwa institusi tidak memerlukan hal lain. Ada empat model
hubungan antara TQM dan BS5750/ISO9000 yaitu :36
a. BS5750/ISO9000 sebagai langkah awal dari TQM
36

Ibid.

47

b. BS5750/ISO9000 menyelenggarakan TQM dan memberinya pondasi


yang solid untuk kemajuan selanjutnya.
c. BS5750/ISO9000 memiliki peran yang minor dalam perusahaan TQM
yang lebih besar.
Lembaga-lembaga tertentu akan merasa perlu untuk mengklarifikasi
hubungan antara TQM dan BS5750/ISO9000 bagi mereka sendiri. Tes yang
tajam adalah salah satu contoh sistem yang diinginkan dan dibutuhkan
pelanggan. Apabila sebuah institusi sudah memiliki alasan yang jelas
kenapa ia mengejar mutu, maka ia harus memiliki pertimbangan apakah
sistem mutu formal mampu membantunya dalam meraih tujuan tersebut.
4. Beberapa Miskonsepsi TQM
Program-program TQM tidak harus menggunakan nama TQM. Beberapa
organisasi memasukkan filosofi TQM dengan menggunakan nama yang
mereka pilih. Boots the Chemist menyebut program mutu ekstensifnya
dengan Assured Shopping. American Express menggunakan AEQL,
American Express Quality Leadership. Organisasi ini lebih menekankan
kepemimpinan (Leadership) dan bukan manajemen. Total Quality Control,
Total Quality Service, Continuous Improvement, Strategic Quality
Management, Systematic Improvement, Quality First, Quality Initiatives,
Service Quality adalah sebagian dari beberapa nama yang digunakan
beberapa institusi dalam menerapkan TQM.37
TQM digunakan untuk mendeskripsikan dua gagasan yang sedikit

37

Ibid.

48

berbeda namun saling berkaitan. Yang pertama adalah filosofi perbaikan


secara terus-menerus. Kedua, untuk mendeskripsikan alat-alat dan teknikteknik, seperti brainstorming dan analisa lapangan yang digunakan untuk
membawa peningkatan mutu.
5. Syarat Adopsi TQM dalam Pendidikan
Untuk melakukan perubahan diperlukan komitmen yang kuat. Dalam
suatu perubahan pasti ada penolakan terhadap perubahan tersebut. Namun
demikian, perubahan harus tetap dilakukan demi kemajuan yang ingin
dicapai. Ada bebarapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan
perubahan:
a. Perubahan akan sulit dilakukan jika menejemen puncak (pimpinan)
tidak menginformasikan proses perubahan secara terus menerus kepada
karyawan atau bawahannya.
b. Persepsi atau interprestasi karyawan sangat mempengaruhi penolakan
terhadap perubahan. Karyawan akan mendukung perubahan jika
manfaat perubahan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Oleh karena
itu seorang menejer diharapkan sering menginformasikan mengenai
setiap perubahan pada karyawan serta menyampaikan alasan dan dasar
pemikiran.
Menurut Tjiptono & Anastasia Diana38 Ada beberapa syarat yang
harus dilakukan untuk mengimplementasikan TQM, diantaranya:

38

Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, op. cit,, 332.

49

a. Komitmen dari manajemen puncak. Hal utama yang harus ada agar
TQM dapat dilaksanakan dan mencapai tujuan adalah perlunnya
komitmen puncak dari sekolah dalam hal ini kepala sekolah.
Komitmen yang diperlukan bukan hanya sumber daya yang diperlukan
tetapi juga waktu yang dicurahkan. Kepala sekolah harus mencurahkan
tenaga, pikiran, dan waktu untuk implementasi TQM. Dengan
keterlibatan manajeman puncak (kepala sekolah) pelaksanaan TQM
akan dapat digerakan, diawasi, dan dievaluasi oleh kepala sekolah
secara langsung.
b. Komitmen sumber daya yang dibutuhkan, Bahwa segala sesuatu
memang memerlukan biaya. Namun kita harus harus dapat
menggunakan biaya yang ada seefesien mungkin. Biaya digunakan
untuk melakukan pelatihan bagi elemen sekolah dan konsultan. Kedua
hal tersebut biayanya harus selalu ada.
c. Adannya stering committe dari seluruh bagian organisasi, Stering
committe ini di ketuai oleh kepala sekolah dan anggotanya dari warga
sekolah misalnya wakil kurikulum, kesiswaan, humas, sarana
pprasarana, kepala adminstrasi sekolah. Strering komite ini berfungsi
menentukan

cara

implentasi

TQM

dan

kemudian

memantau

pelaksanaanya. Dalam menjalankan tugasnya Stering committe harus


membuat perencanaan, menentukan sasaran, menentukan tujuan,
melaksanakan dan memantau hasil yang dicapai. Stering commite ini
juga harus membentuk tim-tim lagi untuk mencapai tujuan yang

50

diinginkan. Hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen adalah


adannya keasatuan arah, komando dan tujuan sehingga kerja tim dapat
mencapai sasaran dan tujuan dengan tepat.
d. Perencanaan dan publikasi. Perencanaan merupakan faktor utama yang
harus dilakukan sebelum melaksanakan suatu kegiatan. Dalam
implementasikan TQM perlu dipersiapkan hal-hal sebagai berikut:
1)

Membuat

visi

sekolah

yang

melibatkan

warga

sekolah

Visi adalah pandangan jangka panjang yang merupakan perpaduan


langkah strategis dan sesuatu yang dicita citakan oleh lembaga
(sekolah). Visi sebaiknya disusun secara bersama oleh warga
sekolah sehingga mereka akan mengetahui ke arah mana sekolah
akan dibawa. Visi hendaknya dinyatakan dengan kalimat yang
padat dan bermakna yang nantinya dapat dijabarkan ke dalam
tujuan dan indikator. Sebagai contoh Visi sekolah UNGGUL
DALAM PRESTASI DAN PELAYANAN BERDASARKAN
IMAN

DAN

TAQWA

dengan

indikator

unggul

dalam

pencapaian nilai Ujian Nasional, unggul dalam bidang kesenian,


unggul dalam bidang olahraga, unggul dalam penulisan karya
ilmiah remaja (KIR), unggul dalam ketrampilan tata boga dan
Busana, unggul dalam kegiatan keagamaan, memiliki lingkungan
sekolah yang nyaman dan kondusif untuk belajar, unggul dalam
kebersihan dan kesehatan sekolah, menguasai pengetahuan dan
teknologi Komputer, unggul dalam memberikan pelayanan.

51

2) Membuat Sasaran dan Tujuan Umum. Sasaran maupun tujuan


harus sesuai dengan visi yang telah di buat secara bersama.
Sasaran dan tujuannya hendaknya mencerminkan kegiatan
akdemik dan non akademik yang akan dicapai oleh sekolah.
Contoh tujuan sekolah dalam jangka waktu 4 tahun adalah siswa
lulus 100 % ujian nasional UN dan ujian sekolah US dengan rata
rata nilai 6,00, 70 % siswa yang lulus diterima di SMU/SMK
Negeri yang berkualitas, Juara II lomba kesenian Tingkat Provinsi,
juara dalam bidang olah raga tingkat kota maupun provinsi, tim
KIR aktif mengikuti lomba lomba tingkat kota maupun provinsi,
90 % siswa terampil dalam ketrerampilan kerumahtanggaan ( tata
boga dan Busana), 80 % siswa mampu membaca Al Quraan
dengan tartil, juara lomba wiyata mandala tingkat kota Samarinda,
90 % Siswa dapat mengoperasikan komputer dan internet, sekolah
memberikan pelayanan kepada siswa, orang tua, dan masyarakat
dengan baik.
3) Rencana Implementasi TQM. Rencana yang dibuat diarahkan
untuk visi, misi dan tujuan sekolah.
4) Program penghargaan dan pengakuan prestasi.
5) Pendekatan publisitas. Seluruh elemen sekolah harus mengetahui
apa yang sedang terjadi dalam lingkungan sekolah. Oleh karena
jika terdapat informasi maka elemen sekolah harus diberi tahu

52

sehingga mereka dapat memahami dan mendukung keputusan


manajemen.
e. Pembentukan infrastruktur pendukung penyebarluasan dan perbaikan
berkesinambungan.
Faktor yang tidak kalah pentingnya dalam implementasi TQM adalah
infrastruktur yang mendukung penyebar luaskan TQM di seluruh
bagian organisasi (sekolah) dan perbaikan berkesinambungan, visi,
tujuan, program pengakuan, penghargaan atas prestasi dan komunikasi.
6. Unsur TQM dalam pendidikan
Fungsi, misi, dan kebijakan pendidikan nasional memerlukan sistem
pengelola pendidikan secara keseluruhan dan berorientasi pada mutu agar
menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang bermutu. Istilah ini lebih
populer dalam dunia bisnis dan industri dengan istilah TQM. Kata total
(terpadu) dalam TQM menegaskan bahwa setiap orang yang berada di
dalam suatu organisasi harus terlibat dalam upaya melakukan peningkatan
terus-menerus. Kata management berlaku bagi setiap orang, sebab setiap
orang dalam sebuah institusi, apa pun status, posisi atau peranannya, adalah
manajer bagi tanggung jawabnya masing-masing.39
TQM merupakan sebuah filosofi tentang perbaikan secara terus-menerus
yang dapat memberikan seperangkat alat praktis pada setiap institusi
pendidikan dalam memenuhi kebutuhan dan harapan para pelanggannya,
saat ini dan untuk saat yang akan datang. Adapun unsur-unsur manajemen

39

Ibid.

53

mutu (TQM), antara lain: 1) fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal
maupun pelanggan eksternal; 2) obsesi terhadap kualitas; 3) penggunaan
pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah;
4) komitmen jangka panjang; 5) kerja sama tim (teamwork); 6) adanya
keterlibatan dan pemberdayaan karyawan; 7) perbaikan proses secara
berkesinambungan; 8) adanya pendidikan dan pelatihan yang bersifat
bottom-up; 9) kebebasan yang terkendali; 10) adanya kesatuan tujuan.40
Selain itu, salah satu konsep dasar TQM dalam pendidikan adalah
konsep tim, artinya para anggota organisasi pendidikan dan satuan
pendidikan bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil untuk satu tujuan
yang ditetapkan dengan fokus kualitas pelanggan belajar, yang berimplikasi
pada kualitas lulusan sebagai produk dan pendidikan. Kualitas manajemen
bagi suatu institusi pendidikan, tampak pada produktifitas manajemen
kelembagaan. Produktifitas adalah ukuran, seberapa baik kita mengubah
input/sumber daya menjadi output, produk atau hasil yang berguna sebagai
hasil sumber daya.41
Menurut Santoso, dalam buku Fandy Tjiptono & Anastasia Diana, TQM
merupakan suatu sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai
strategi usaha berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan
seluruh anggota organisasi.42 Dalam TQM pengejaran terhadap mutu mutlak
melibatkan seluruh guru dan staf yang ada di lembaga pendidikan tersebut
40

Ibid.
Prof. Dr. H. Baharuddin dan Moh. Makin, Manajemen Pendidikan Islam, Malang:
UIN-MALIKI PRESS, 2010, 31.
42
Fandy Tjiptono & Anastasia Diana, op. cit, 4.
41

54

dengan memprioritaskan kepuasan pelanggan, baik pelanggan internal, dan


terutama pelanggan eksternal.
Tentang kepuasan pelanggan sendiri bila didefinisikan maka bermacam
pengertian yang disampaikan oleh para pakar. Namun, Kotler suatu ketika
mengatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan tingkat perasaan
seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan
dibandingkan dengan harapannya.43 Ada lima layanan yang harus
diwujudkan agar pelanggan puas. Pertama, keterpercayaan (reliability),
artinya layanan sesuai dengan yang dijanjikan, misalnya dalam rapat,
brosur, dan sebagainya. Kedua, keterjaminan (assurance), artinya lembaga
pendidikan dapat menjamin kualitas layanan yang diberikan, dan beberapa
aspek dalam keterjaminan, misalnya kompetensi guru/staf dan keobjektifan.
Ketiga, penampilan (tangible), artinya bagaimana situasi suatu lembaga
pendidikan tampak baik, dan beberapa aspek dalam penampilan, misalnya
kerapian, kebersihan, keteraturan, serta keindahan. Keempat, perhatian
(empathy), artinya lembaga pendidikan memberikan perhatian penuh kepada
pelanggan, dan beberapa aspek dalam keperhatian, misalnya melayani
pelanggan dengan ramah, memahami aspirasi mereka, dan berkomunikasi
dengan baik. Kelima, ketanggapan (responsiveness), artinya lembaga
pendidikan harus cepat tanggap terhadap kebutuhan pelanggan, dan
beberapa aspek dari ketanggapan, misalnya tanggap terhadap kebutuhan

43

Ibid.

55

pelanggan dan cepat memperhatikan dan mengatasi keluhan-keluhan yang


muncul.44
Jika kepuasan pelanggan terpenuhi, selanjutnya akan mendatangkan
beberapa manfaat, antara lain: hubungan antara organisasi dengan para
pelanggan menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian
ulang, dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan, membentuk suatu
rekomendasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth) yang menguntungkan
bagi perusahaan, reputasi perusahaan menjadi baik di mata pelanggan, dan
laba yang diperoleh dapat meningkat,

45

begitu pula dalam dunia

pendidikan. Peningkatan mutu dapat menjadi semakin penting dan semakin


baik bagi institusi jika memperoleh kontrol yang lebih baik melalui usaha
yang maksimal. Untuk lebih jelasnya, indikator dari TQM dirinci sebagai
berikut :
a. Fokus Pada Pelanggan
Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal
merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau
jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal
berperan besar dalam menentukan kualitas manusia, proses, dan lingkungan
yang berhubungan dengan produk atau jasa.46 Setiap orang yang bekerja
dalam sekolah, perguruan tinggi atau universitas adalah penyedia jasa

44

Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Manajemen Sekolah, Jakarta: Depdiknas,


2000, 193
45
Fandy Tjiptono & Anastasia Diana, op. cit, 102.
46
Drs. M.N. Nasution, M.Sc., A.P.U, Manajemen Mutu Terpadu, Bogor: Ghalia
Indonesia, 2005, 22

56

sekaligus pelanggan.47 Metode terbaik untuk mengembangkan fokus


pelanggan internal adalah membantu individu anggota staf agar mampu
mengindentifikasi para penerima jasa.
b. Obsesi Terhadap Kualitas.
Dalam organisasi yang menerapkan TQM, penentu akhir kualitas
pelanggan internal dan eksternal. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut,
organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang
ditentukan tersebut.48Hal ini berarti setiap penyedia jasa pada setiap level
berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaannya berdasarkan perspektif.
c. Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan TQM, terutama
untuk mendesain pekerjaan, dalam

proses pengambilan keputusan dan

pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain


tersebut. Dengan demikian data diperlukan dan dipergunakan dalam
menyusun patok duga (benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan
perbaikan. 49
d. Komitmen jangka Panjang
TQM merupakan paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu
dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu komitmen
jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar
penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses.50

47

Edward Sallis, op. cit, hlm. 83


Drs. M.N. Nasution, M.Sc., A.P.U ,loc.cit
49
Ibid
50
Ibid
48

57

e. Kerja sama Team (Teamwork)


Dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerja sama tim, kemitraan
dan hubungan dijalin dan dibina baik antar karyawan perusahaan maupun
dengan pemasok lembaga-lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.
Dalam beberapa sektor pendidikan, tim telah dikembangkan sebagai unit
dasar dari penyampaian kurikulum dan dengan demikian pendidikan
memiliki sebuah awal yang baik mengingat kerja tim adalah sebuah fakta
yang sudah terbukti berhasil.51 Namun, aplikasi dari kerja tim seringkali
dibatasi hanya sebatas fungsi kurikulum dan manajemen. Untuk
membangun kultur TQM yang efektif, kerja tim harus difungsikan dalam
institusi dan harus mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya dalam
situasi-situasi menentukan, seperti ketika harus membuat keputusan dan
memecahkan masalah. Kerja tim juga harus ada di semua tingkatan dan
harus melibatkan semua staf, akademik maupun pendukung.
f. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan
Setiap poduk atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses
tertentu di dalam suatu sistem atau lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang
sudah ada perlu diperbaiki secara terus menerus agar kualitas yang
dihasilkannya dapat meningkat.52Sebagai sebuah pendekatan, TQM mencari
sebuah perubahan permanen dalam tujuan sebuah organisasi, dari tujuan
kelayakan jangka pendek menuju tujuan perbaikan mutu jangka panjang.53
Institusi atau lembaga pendidikan yang melakukan perbaikan dan perubahan
51

Edward Sallis, op. cit, hlm. 180


Drs. M.N. Nasution, M.Sc., A.P.U, loc. cit
53
Edward Sallis, op. cit, hlm. 76

52

58

secara terarah, dan mempraktekkan TQM, akan mengalami siklus perbaikan


secara berkesinambungan atau terus menerus.
g. Pendidikan dan Pelatihan
Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan
merupakan faktor yang fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong
untuk terus belajar, yang tidak ada akhirnya dan tidak mengenal batas usia.
Dengan belajar, setiap orang dalam sebuah lembaga atau institusi dapat
meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya. 54
h. Kebebasan Yang Terkendali
Dalam TQM, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang
sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan "rasa
memiliki" dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang dibuat.
Selain itu unsur ini juga dapat memperkaya wawasan dan pandangan dalam
suatu keputusan yang diambil, karena pihak yang terlibat lebih banyak.
Meskipun demikian, kebebasan yang timbul karena keterlibatan tersebut
merupakan hasil dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan
baik.55Pengendalian

itu

sendiri

dilakukan

terhadap

metode-metode

pelaksanaan setiap proses tertentu. Dalam hal ini penyedia jasa yang
melakukan standarisasi proses dan mereka pula yang berusaha mencari cara
untuk menyakinkan setiap orang agar bersedia mengikuti prosedur standar
tersebut.
54
55

Drs. M.N. Nasution, M.Sc., A.P.U, loc. cit


Ibid.

59

i. Kesatuan Tujuan
Agar TQM dapat diterapkan dengan baik, maka sebuah lembaga atau
institusi harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian setiap usaha
dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Namun hal ini tidak berarti bahwa
harus selalu ada persetujuan atau kesepakatan antara pihak manajemen dan
karyawan mengenai upah dan kondisi kerja.56 Dalam dunia pendidikan hal
ini berarti memiliki pemahaman yang sama terhadap visi dan misi sekolah.
j. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan
Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hal yang penting
dalam penerapan TQM. Pemberdayaan bukan sekedar melibatkan karyawan
tetapi juga melibatkan mereka dengan memberikan pengaruh yang sungguh
berarti.57 Manfaat keterlibatan dan pemberdayaan karyawan adalah akan
meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana
yang baik, atau perbaikan yang lebih efektif, karena juga mencakup
pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung berhubungan
dengan situasi kerja. Selain itu, keterlibatan karyawan akan meningkatkan
rasa memiliki dan tanggungjawab atas keputusan dengan melibatkan orangorang yang harus melaksanakannya.
7. Konsep TQM
TQM merupakan sistem manajemen yang berfokus pada semua
orang/tenaga kerja, bertujuan untuk terus-menerus meningkatkan nilai yang

56
57

Ibid
Ibid

60

diberikan bagi pelanggan dengan biaya penciptaan nilai yang lebih rendah
daripada nilai suatu produk. Konsep TQM memerlukan komitmen semua
anggota oraganisasi atau lembaga terhadap perbaikan seluruh aspek
manajemen organisasi atau lembaga. Pada dasarnya konsep TQM
mengandung tiga unsur yaitu :
a. Strategi nilai pelanggan
Nilai pelanggan adalah manfaat yang dapat diperoleh pelanggan atas
penggunaan barangjasa yang dihasilkan perusahaan dan pengorbanan
pelanggan untuk memperolehnya. Strategi ini merupakan perencanaan untuk
memberikan nilai bagi pelanggan termasuk karakteristik produk, cara
penyampaian, pelayanan, dan sebagainya.58
b. Sistem organisasional
Sistem organisasional berfokus pada penyediaan nilai bagi pelanggan.
Sistem ini mencakup tenaga kerja, material, proses, metode operasi dan
pelaksanaan kerja, aliran proses kerja, arus informasi dan pembuatan
keputusan.59
c. Perbaikan kualitas berkelanjutan
Perbaikan kualitas diperlukan untuk menghadapi lingkungan eksternal
yang selalu berubah, terutama selera pelanggan. Konsep ini menuntut adanya
komitmen untuk melakukan pengujian kualitas produk secara kontinu.
Dengan perbaikan kualitas produk kontinu, akan dapat memuaskan
pelanggan.
58

Nogi S. Tangkilisan Hessel, Manajemen Modern untuk Sektor Publik, Yogyakarta:


Penerbit Balairung Co, 2003, 77.
59
Ibid

61

8. Prinsip TQM
TQM

merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem

manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu, diperlukan perubahan besar dalam
budaya dan sistem nilai suatu organisasi. Prinsip utama TQM adalah sebagai
berikut :
a. Kepuasan Pelanggan
Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan di perluas.
Kualitas tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi
tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh pelanggan. Pelanggan itu
sendiri meliputi pelanggan internal dan pelanggan eksternal.
b. Respek terhadap Setiap Orang
Dalam hal ini setiap anggota atau pun warga dalam sebuah lembaga atau
institusi dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas
yang khas, sehingga harus diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan
untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan.
c. Manajemen Berdasarkan Fakta
Setiap keputusan yang akan diambil harus didasarkan pada data, bukan
sekedar pada perasaan. Akan tetapi harus didasarkan pada proritas dan
variabilitas kinerja manusia.
d. Perbaikan Berkesinambungan
Agar dapat sukses, setiap lembaga atau institusi perlu melakukan proses
sistematis dalam melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan.

62

9. Metode TQM
Pembahasan mengenai metode TQM difokuskan pada tiga pakar utama
yang merupakan pionir dalam pengembangan TQM , yaitu :
a. Metode W. Edward Deming
Banyak yang menganggap bahwa Deming adalah bapak dari gerakan
TQM. 60Konstribusi utama yang membuatnya terkenal yaitu :
1) Siklus Deming ( Deming Cycle)
Siklus Deming adalah model perbaikan berkesinambungan yang
dikembangkan terdiri atas empat komponen yaitu :
a) Mengembangkan rencana perbaikan
b) Melaksanakan rencana
c) Memeriksa atau meneliti hasil yang dicapai
d) Melakukan tindakan penyesesuian bila diperlukan
2) Empat Belas Poin Deming (Demings Fourteen Points)
Empat belas poin Deming ini merupakan ringkasan dari keseluruhan
pandangan W.Edward Deming terhadap apa yang harus dilakukan
oleh suatu lembaga atau institusi. Berikut ini adalah ringkasan dari
keempat belas poin Deming :
a) Ciptakan keajekan tujuan
b) Adopsilah falsafah baru
c) Hentikan ketergantungan pada inspeksi dalam membentuk mutu
produk
60

Drs. M.N. Nasution, M.Sc., A.P.U, op. cit, 31

63

d) Hentikan praktik menghargai kontrak berdasarkan tawaran yang


rendah
e) Perbaiki secara konstan dan terus menerus
f) Lembagakan on the job training
g) Lembagakan kepemimpinan
h) Hapuskan rasa takut sehingga setiap orang dapat bekerja secara
efektif
i) Hilangkan dinding pemisah
j) Hilangkan slogan, desakan dan target bagi tenaga kerja
k) Hilangkan kuota dan manajemen berdasarkan sasaran
l) Hilangkan penghalang yang dapat merampok kebebasan
m) Giatkan program pendidikan dan self improvement
n) Buatlah transformasi pekerjaan setiap orang dan siapkan orang
untuk mengerjakannya.
b. Metode Joseph M. Juran
Konstribusi Juran yang paling terkanal antara lain:
1) Jurans Three Basic Steps to Progress
2) Jurans Ten Sreps to Quality Improvement
3) The Pareto Principle
4) The Juran Trilogy

64

c. Metode Philip B. Crosby


Pandangan-pandangan Crosby dirangkumnya dalam ringkasan yang ia
sebut sebagai dalil-dalil manajemen kualitas, yaitu :
1) Dalil manajemen Kualitas Crosby
2) Crosbys Quality Vaccine
3) Crosbys Fourteen Steps to Quality Improvement.

B. Konsep Mutu
1. Sejarah mutu dalam pendidikan
Gerakan mutu terpadu dalam pendidikan masih tergolong baru. Hanya
ada sedikit literatur yang memuat referensi tentang hal ini sebelum 1980an. Beberapa upaya reorganisasi terhadap praktek kerja dengan konsep
TQM telah dilaksanakan oleh beberapa universitas di Amerika dan
beberapa pendidikan tinggi lainnya di Inggris. Inisiatif untuk menerapkan
metode tersebut berkembang lebih dahulu di Amerika baru kemudian di
Inggris, namun baru awal 1990-an kedua negara tersebut betul-betul
dilanda gelombang metode tersebut. Ada banyak gagasan yang
dihubungkan dengan mutu juga dikembangkan dengan baik oleh instansiinstansi pendidikan tinggi dan gagasan-gagasan mutu tersebut terusmenerus diteliti dan diimplementasikan di sekolah-sekolah.61
Dr. W. Edward Deming diakui sebagai Bapak Mutu. Filosofi Dr.
Deming cenderung menempatkan mutu dalam artian yang manusiawi.
Ketika pekerja sebuah perusahaan berkomitmen pada pekerjaan untuk
61

Edward Sallis, op. cit, 43

65

dilaksanakan dengan baik dan memiliki proses manajerial yang kuat


untuk bertindak, maka mutu pun akan mengalir dengan sendirinya.
Definisi mutu yang praktis adalah sebuah derajat variasi yang terduga
standar yang digunakan dan memiliki keberuntungan pada biaya yang
rendah. Inti metodologis pendekatan manajemen mutu Deming adalah
menggunakan teknik statistik sederhana pada output program perbaikan
yang berkelanjutan.62
Peningkatan mutu menjadi semakin penting bagi institusi yang
digunakan untuk memperoleh kontrol yang lebih baik melalui usahanya
sendiri. kebebasan yang baik harus disesuaikan dengan akuntabilitas
yang baik. Institusi-institusi harus mendeonstrasikan bahwa mereka
mampu memberikan pendidikan yang bermutu pada peserta didik.
2. Konsep mutu
a. Mutu sebagai sebuah konsep yang absolut
Mutu dalam percakapan sehari-hari sebagian besar dipahami
sebagai sesuatu yang absolut, misalnya restoran yang mahal dan
mobil-mobil yang mewah. Sebagai suatu konsep yang absolut, mutu
sama halnya dengan sifat baik, cantik, dan benar; merupakan suatu
idealisme yang tidak dapat dikompromikan. Dalam definis yang
absolut, sesuatu yang bermutu merupakan bagian dari standar yang
sangat tinggi yang tidak dapat diungguli. Produk-produk yang
bermutu adalah sesuatu yang dibuat dengan sempurna dan dengan

62

Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu, Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2002 , 7.

66

biaya yang mahal. Dalam kasus ini, langka dan mahal adalah dua
nilai penting dalam definsi mutu. Mutu dalam pandangan ini
dugunakan untuk menyampaikan keunggulan status dan posisi, dan
kepemilikan terhadap barang yang memiliki mutu, akan membuat
pemilik berbeda dari orang lain yang tidak mampu memilikinya.63
Dalam konteks pendidikan, maka konsep mutu sedemikian adalah
elit, karena hanya sedikit institusi yang memberikan pengalaman
pendidikan dengan mutu tinggikepada peserta didik. Sebagian besar
peserta didik tidak bisa menjangkaunya, dan sebagian besar institusi
tidak berangan-angan untuk memenuhinya.
b. Mutu sebagai konsep yang relatif
Mutu dapat juga digunakan sebagai suatu konsep yang relatif.
Pengertian ini digunakan dalam TQM. Definisi relatif tersebut
memandang mutu bukan sebagai suatu atribut produk atau layanan,
tetapi sesuatu yang dianggap berasal dari produk atau layanan
tersebut. Mutu dapat dikatakan ada apabila sebuah layanan
memenuhi spesifikasi yang ada. Mutu merupakan sebuah cara yang
menentukan apakah produk terakhir sesuai dengan standar mutu atau
belum. Produk atau layanan yang memiliki mutu, dalam konsep
relatif ini tidak harus mahal dan ekslusif. Produk atau layanan
tersebut bisa cantik, tapi tidak harus demikian.64

63
64

Edward Sallis, op. cit, 52.


Ibid, hlm. 53

67

Definisi relatif tentang mutu tersebut memiliki dua aspek. Pertama


adalah menyesuaikan diri dengan spesifikasi, dengan kata lain sesuai
dengan tujuan dan manfaat. Kedua adalah memenuhi kebutuhan
pelanggan.
c. Mutu menurut pelanggan
Organisasi-organisasi yang menganut konsep TQM melihat mutu
sebagai sesuatu yang didefinisikan oleh pelanggan-pelanggan mereka.
Pelanggan adalah wasit terhadap mutu dan institusi sendiri tidak akan
mampu bertahan tanpa mereka. Mutu juga dapat didefinisikan sebagai
sesuatu yang memuaskan dan melampaui keinginan dan kebutuhan
pelanggan.
Dari penjelasan-penjelasan di atas standar-standar mutu dapat diliat
dari dua aspek :65
1) Standar Produk dan Jasa, yang meliputi :
a) Kesesuaian dengan spesifikasi
b) Kesesuaian dengan tujuan dan manfaat
c) Tanpa cacat (Zero Defects)
d) Selalu baik sejak awal
2) Standar Pelanggan
a) Kepuasan pelanggan
b) Memenuhi kebutuhan pelanggan
c) Menyenangkan pelanggan

65

ibid, hlm. 57

68

3. Prinsip-prinsip mutu
Beberapa prinsip pokok mutu dari Deming yang dapat diterapkan
dalam bidang pendidikan adalah : 66
a. Anggota dewan sekolah dan administrator harus menetapkan tujuan
mutu pendidikan yang akan dicapai
b. Menekankan pada upaya pencegahan kegagalan pada siswa,
bukannya mendeteksi kegagalan setelah peristiwanya terjadi
c. Asal diterapkan secara ketat, penggunaan metode kontrol statistik
dapat membantu memperbaiki outcomes siswa dan administratif.
Sedangkan menurut pandangan Juran tentang prinsip mutu adalah :
a. Meraih mutu merupakan proses yang tidak mengenal akhir
b. Perbaikan mutu merupakan proses berkesinambungan, bukan
program sekali jalan
c. Mutu memerlukan kepemimpinan dari anggota dewan sekolah dan
administrator
d. Pelatihan massal merupakan prasyarat mutu
e.

Setiap orang di sekolah mesti mendapatkan pelatihan.67


Semua prinsip-prinsip mutu di atas akan berfungsi dengan baik, jika

ada konsistensi dalam sebuah institusi baik antara pemimpin (kepala


sekolah), staff, pelanggan dan masyarakat sekitar.

66
67

Jerome S. Arcaro, op.cit, hlm. 8


Ibid.

69

4. Kegagalan Mutu
a. Sebab-Sebab Umum Kegagalan Mutu dalam Pendidikan
Menurut Deming, sebab-sebab umum rendahnya mutu pendidikan
bisa disebabkan oleh beberapa sumber yang mencakup desain
kurikulum yang lemah, bangunan yang tidak memenuhi syarat,
lingkungan kerja yang buruk, sistem dan prosedur yang tidak sesuai,
jadwal kerja yang serampangan, sumberdaya yang kurang, dan
pengembangan staf yang tidak memadai.

68

Kesalahan yang sering

terjadi dalam dunia pendidikan adalah kurangnya penelitian dan analisa


terhadap sebab-sebab rendahnya tingkat pencapaian tujuan, serta belum
terwujudnya penelitian dan analisa tersebut sebagai subyek aksi
manajerial.
b. Sebab-Sebab Khusus Kegagalan Mutu dalam Pendidikan
Sebab-sebab khusus kegagalan, sering diakibatkan oleh prosedur
dan aturan yang tidak diikuti atau ditaati, meskipun kegagalan tersebut
mungkin juga diakibatkan oleh kegagalan komunikasi atau kesalahpahaman. Misalnya, kurangnya kedisiplinan staff, kurangnya motivasi
guru dalam menjalankan profesinya dan kurangnya motivasi staff atau
guru

dalam

mengikuti

pelatihan-pelatihan

guna

meningkatkan

ketrampilan dan cara mengajar yang efektif. Menangani sebab-sebab


khusus juga merupakan tanggungjawab manajerial, dalam hal ini
pengawas atau kepala sekolah. Staff lain atau guru mungkin bisa

68

Edward Sallis, op.cit, hlm. 105

70

menangani dan menyelesaikan masalah tersebut, namun terkadang


mereka tidak memiliki otoritas yang cukup. Seorang pemimpin atau
manajer menentukan hal-hal yang tepat untuk dikerjakan. Memimpin
menciptakan dinamika organisasi yang dikehendaki agar semua orang
memberikan komitmen, bekerja dengan semangat dan antusias, untuk
mewujudkan hal-hal yang tepat.69 Memimpin menyangkut visi dan
prinsip termasuk menciptakan budaya positif dan iklim yang harmonis.

C. Perbedaan Antara Institusi Mutu dan Institusi Biasa70


Tabel 2
Perbedaan Institusi Mutu dan Institusi Biasa
Institusi Mutu
Fokus pada pelanggan
Fokus pada pencegahan masalah
Investasi sumber daya

Institusi Biasa
Fokus pada kebutuhan internal
Fokus pada deteksi masalah
Pendekatan dalam pengembangan
karyawan tidak sistematis
Memiliki strategi mutu
Kekurangan visi strategis mutu
Menyikapi
komplain
sebagai Menyikapi
komplain
sebagai
peluang untuk belajar
gangguan
Mendefinisikan karakteristik mutu Sama sekali tidak memiliki standar
pada seluruh area organisasi
mutu yang jelas
Memiliki kebijakan dan rencana Tidak memiliki rencana mutu
mutu
Manajemen senior memimpin Peran
manajemen
dipandang
mutu
sebagai
salah
satu
bentuk
kekangan
Proses perbaikan mutu melibatkan Hanya melibatkan tim manajemen
setiap orang
dalam masalah apapun
Memiliki fasilitator mutu yang Tidak memiliki fasilitator mutu

69

Bill Creech, Lima Pilar (Manajemen Mutu Terpadu), Jakarta: Binarupa Aksara, 1996,

70

Edward Sallis, op. cit, 163.

293.

71

mendorong kemajuan proses


Karyawan dianggap memiliki
peluang untuk menciptakan mutu
(kreativitas adalah hal yang
penting)
Memiliki aturan dan tanggung
jawab yang jelas
Memiliki strategi evaluasi yang
jelas
Melihat mutu sebagai sebuah cara
untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan
Rencana jangka panjang
Mutu dipandang sebagai bagian
dari budaya
Meningkatkan mutu berada dalam
garis strategi imperatifnya sendiri

Prosedur dan aturan yang baku


adalah hal yang terpenting

Tidak memiliki aturan dan


tanggung jwab yang jelas
Tidak memiliki strategi evaluasi
yang sistematis
Melihat mutu sebagai sebuah cara
untuk menghemat biaya

Rencana jangka pendek


Memandang mutu sebagai inisiatif
yang mengganggu
Memeriksa mutu dengan tujuan
untuk memenuhi tuntutan agenagen eksternal
Memiliki misi khusus
Tidak memiliki misi khusus
Memperlakukan kolega sebagai Memiliki budaya hirarkis.
pelanggan

Organisasi/ institusi dalam perspektif TQM merupakan sistem yang


dirancang untuk melayani pelanggan. Untuk itu, seluruh bagian dan sistem
institusi harus cocok dan serasi. Keberhasilan suatu unit organisasi/ institusi
berdampak pada prestasi organisasi/institusi secara keseluruhan.

72

BAB III
DESKRIPSI UMUM OBJEK PENELITIAN

A. SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga


1. Data Sekolah
Nama sekolah

: SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga

NSS/NPSN

: 202036204026 / 20328443

Alamat

: Jl. Siranda Raya Bancaan Salatiga

Desa

: Sidorejo Lor Salatiga

Kecamatan

: Sidorejo

Kota

: Salatiga

Propinsi

: Jawa Tengah

No. Telepon

: (0298) 326828

2. Sejarah berdiri
Berawal dari sejarah pendirian masjid agung yang berasal dari
inisiatif Menteri Sosial dalam Kabinet Sukiman, Dr. Sjamsuddin
merencanakan memberi dana sosial kepada umat Islam untuk mulai
mendirikan sebuah masjid utama di kawasan kebayoran baru di area
sebesar 43.755 m2. Rencana itu dibicarakn dengan pimpinan
Masyumi yang kemudian diputuskan untuk membentuk suatu
lembaga bagi penampungan rencana menteri. Sebab disebut-sebut,
salah satu persyaratan untuk memperoleh tanah harus ada suatu
lembaga yang akan menanganinya. Oleh karena itu, maka dibentuklah
suatu yayasan yang bernama Yayasan Pesantren Islam (YPI). Dari

73

YPI inilah lantas segera dirintis berbagai usaha sehingga tanah yang
dijanjikan pemerintah terwujud. Yayasan dibuat aktenya oleh Notaris
oleh R.Kadiman pada tanggal 7 April 1952 berdasarkan permohonan
dari sekurang-kurangnya 14 'orang. Masing-masing Soedirdjo,
Abdullah Salim,Gazali Syahlan, Sulaiman Rasyid, Tan In Hok, Rais
Chamis, Kartapradja, Hariri Hady, Sardjono, Faray Martak, Ya'cub
Rasyid dan Hasan Arcubie maka yayasan tersebut pada tanggal 19
november 1953 mulai membangun dan akhirnya pada tahun 1958,
masjid ini selesai dibangun dan diresmikan dengan nama Masjid
Agung Kebayoran.
Tujuan dari YPI ini sesuai Anggaran Dasar pasal 3 yang
disempurnakan kembali oleh Notaris R.Soerojo Wongsowidjojo,
tanggal 20 Agustus 1965 ialah membina dan mengembangkan
pendidikan Islam dalam arti kata yang seluas-luasnya serta
meningkatkan mutu dan menyebarkan syiar Islam, baik melalui media
pendidikan, dakwah, seni budaya dan lain sebagainya, pula
membentuk masyarakat yang berilmu, beramal dan bertaqwa
kepadaAllah, cinta bangsa dan negara serta bergerak dalam lapangan
sosial sesuai dengan ajaran Islam. Karena berbagai masalah, sampai
tiga kali kepemimpinan dalam YPI ini bertukar sampai ke Bapak
Soedirdjo.
Dalam periode Soedirdjo inilah perencanaan bagi bangunan yang
ada di dalam tanah seluas 43.755 m2 itu digarap. Di dalamnya terdiri

74

dari sebuah masjid sebagai pusat kegiatan;sebelah utara masjid,


gedung-gedung madrasah mulai tingkat Ibtidaiyah sampai Aliyah;
sebelah

selatannya,

bangunan

asrama

pelajar

yang

mampu

menampung sekitar 300 siswa; sedang di ujung utara dan selatan


masjid adalah rumah-rumah guru. Dalam kompleks masjid juga
direncanakan dibangun gedung pertemuan untuk kegiatan-kegiatan
sekolah dan masyarakat kaum muslimin lainnya. Sebagai seorang
muslim yang taat, sewaktu rencana ini digarap, Sjamsuridjal dalam
posisinya sebagai Walikota Jakarta, sekaligus sebagai penasehat YPI
segera turun tangan. la kemudian mengundang Ir. Oerip Djojosantoso
untuk merancang secara detail komposisi dan konstruksi bangunan
utama, yakni masjid. la dibantu oleh Prof. Dr. lr. Rooseno sebagai
perancang kubah yang cukup besar dan berat.
Pembangunan pun mulai digarap, peletakan batu pertama
dilakukan antara lain oleh Menteri Dalam Negeri Prof. Dr. Mr.
Hazairin. Pelaksana pembangunan NV Kamid sedang dana dari kaum
muslimin. Dalam tahap pertama, ketika lantai pertama (bawah) telah
rampung dan menginjak penggarapan berikutnya di lantai berikutnya,
namun panitia kekurangan biaya. Kami segera menghubungi Menteri
Agama, K.H. Mohammad Ilyas (dalam Kabinet Burhanuddin
Harahab) yang sudah kami kenal secara baik pribadinya. Dan
alhamdulillah melalui Sekjen Departemen Agama (R.M. Kafrawi)
diperolah dana sebesar dua setengah juta rupiah.

75

Dengan demikian, kekurangan dana bagi pembangunan masjid


yang dikhawatirkan itu berhasil diatasi dengan baik. Sewaktu
pembangunan masih terus berjalan, khususnya dilantai dua, masjid
sudah mulai dapat berfungsi. Almarhum Buya Hamka yang diserahi
menjadi imam besarnya sudah merintis pelaksanaan shalat-shalat
rawatib. Jamaahnya masih terdiri dari abang-abang becak, kuli-kuli
bangunan serta kaum dhu'afa lainya. Masyarakat sekitar yang
merupakan masyarakat baru di daerah baru pula, masih jarang kalau
tidak boleh disebut belum ada yang shalat berjamaah di masjid yang
sedang dalam pembangunan itu. Juga sudah digunakan untuk shalat
Jum'at.
Pada tahun 1960, rektor Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, Prof.
Dr. Mahmud Shaltut memberikan ceramah terbuka di masjid ini dan
sangat terkesan dengan kemegahan masjid ini. Oleh beliau, dia
menyarankan untuk memberi nama masjid ini menjadi Masjid Agung
Al-Azhar .
Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al-Azhar pada usia setengah abad
lebih ini, masjid agung al azhar berfungsi dan berkembang dengan
pesat sebagai pusat dakwah dan ibadah. Masjid yang dirikan ini tidak
sekadar tempat ibadah dan dakwah, tetapi telah mencakup seluruh
kebutuhan umat termasuk pendidikan dan bidang usaha lain. Badan
dan bidang usaha yang dimaksud antara lain:

76

BMT (Baitul Mal wat Tamwil), Dakwah elektronik al azhar


Indonesia (electronic propaganda of al azhar Indonesia), Al-Azhar
Memorial Garden atau tempat pemakaman sesuai syariah untuk
umum, Lembaga Amil Zakat sejak 2005, PT Berkah Gemilang yang
berusaha pada bidang agrobisnis, properti,an perdagangan umum
sejak 2009, Lembaga Wakaf sejak 2001, Wakala dirham-dinar, Biro
perjalanan Umrah dan Haji PT Al-Azhar Arfina, Pendidikan
Muballigh Al Azhar (PMA), Pemulasaran jenazah, Kantor Bantuan
Hukum, Khusus mengenai sekolah, al azhar saat ini mempunyai 126
sekolah dari jenjang pendidikan TK hingga SMA Islam Al-Azhar
yang tersebar diberbagai penjuru Tanah Air, Sebuah Universitas AlAzhar Indonesia (UAI) yang saat ini terus menapak maju menjadi
perguruan tinggi pilihan yang berkampus di lingkungan Masjid AlAzhar.
Begitu kuatnya ghirah perjuangan yang ditanamkan oleh para
tokoh pendahulu Al Azhar-Indonesia memberikan suntikan semangat
perjuangan baru bagi penerus-penerusnya dalam memperjuangkan
dienul haq (agama Islam). Karena Islam bukan hanya sebagai agama
spritual belaka. Tapi Islam juga adalah sebuah Ideologi dan
pandangan hidup. Islam dibangun dari sebuah pemikiran yang
rasional tentang kehidupan, alam semesta, dan manusia; bahwa
semuanya itu dalah ciptaan Allah SWT. Dan bahwasanya manusia
dalam kehidupan ini mesti diatur oleh perintah dan larangan Allah.

77

Dengan demikian, nyatalah bahwa sejarah merupakan guru yang


bijak-lestari bagi orang-orang yang mau berjalan di atas garis lurus,
seperti dalam Al-Quran Surat Ali Imran yang berbunyi:


       


    " !$ %
   & '(
)

 

*& )
/$   

12/   
(Al-Qur'an, surat Ali Imran 137-138).71
3. Visi dan Misi Sekolah
Visi Sekolah
Terwujudnya sekolah unggulan berdasarkan iman dan taqwa yang
berwawasan ilmu pengetahuan, teknologi, dan lingkungan.
Misi Sekolah
1) Mewujudkan nilai-nilai agama dan budaya bagi bekal hidup
peserta didik.
2) Mewujudkan pengembangan kurikulum.
3) Mewujudkan pengembangan proses pembelajaran yang ideal
baik intra dan ekstrakurikuler.
4) Mewujudkan pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan dinamis.
5) Mewujudkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan
yang profesional.
6) Mewujudkan prestasi akademik dan non akademik.
71

Al-Quranul Kariim, surat Ali Imran 137-138

78

7) Mewujudkan pengembangan fasilitas pendidikan.


8) Mewujudkan fasilitas sekolah yang relevan, mutakhir, dan
berwawasan ke depan.
9) Mewujudkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang
sinergis.
10) Mewujudkan penggalian sumber dana dan pengelolaan
keuangan.
11) Mewujudkan sistem penilaian yang berkelanjutan.
12) Mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih, sehat, aman
dan nyaman.72
4. Tujuan Pendidikan
1) Terpenuhinya nilai-nilai agama bagi bekal hidup peserta didik.
2) Terpenuhinya pemetaan standar kompetensi, kompetensi
dasar, indikator, aspek penilaian untuk kelas 7,8, dan 9 semua
mata pelajaran.
3) Terpenuhinya pengembangan proses pembelajaran yang ideal
baik intra dan ekstrakurikuler.
4) Terpenuhinya pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan
dinamis.
5) Terpenuhinya perangkat pembelajaran yang lengkap dan
mutakhir sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

72

Buku pedoman kurikulum SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga

79

6) Terpenuhinya proses pembelajaran dengan menggunakan


variasi strategi, model dan metode pembelajaran.
7) Terpenuhinya kompetensi pendidik yang profesional.
8) Terpenuhinya tenaga kependidikan yang profesional dan
memiliki kemampuan teknis pembelajaran sesuai standar
nasional tenaga kependidikan.
9) Terpenuhinya tenaga pendidik berkualifikasi S1, mengajar
sesuai bidangnya.
10) Terpenuhinya ketuntasan belajar 100%.
11) Terpenuhinya rata-rata nilai ujian nasional meningkat 0,110.
12) Terpenuhinya kelulusan 100% dan lulusan yang tinggi dan
bermutu.
13) Terpenuhinya prestasi akademik yang ditunjukkan oleh hasil
ujian, ulangan harian, ulangan akhir semester, dan ulangan
kenaikan kelas.
14) Terpenuhinya prestasi non akademik yang ditunjukkan oleh
hasil kejuaraan di bidang keagamaan, kesenian, olah raga, dan
ketetrampilan di tingkat kota maupun tingkat provinsi.
15) Terpenuhinya bahan dan media pembelaajaran yang sesuai
standar nasional pendidikan.
16) Terpenuhinya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang
sinergis.

80

17) Terpenuhinya pelaksanaan manajemen sekolah berlandaskan


MBS secara utuh dan menyeluruh.
18) Terpenuhinya

pengelolaan

kelembagaan

berlandaskan

ekonomi, kemandirian, transparasi dan akuntabilitas.


19) Terpenuhinya tingkat hubungan kerjasama dengan stakeholder
secara mantap dan berkesinambungan.
20) Terpenuhinya tingkat kinerja yang sesuai dengan standar
nasional pendidikan.
21) Terpenuhinya kemampuan melakukan monitoring, supervisi,
dan evaluasi sesuai standar nasional pendidikan.
22) Terpenuhinya sistem informasi akademik internal sesuai
standar nasional pendidikn.
23) Terpenuhinya penggalian sumber dana dan pengelolaan
keuangan.
24) Terpenuhinya standar pengelolaan pembiayaan dalam hal
teknis pengelolaan maupun penggalian sumber dana.
25) Terpenuhinya sistem penilaian yang berkelanjutan Sekolah
mencapai

standar

pengembangan

model

evaluasi

pembelajaran.
26) Terpenuhinya standar pedoman, model dan perangkat soalsoal penilaian untuk berbagai evaluasi.
27) Terpenuhinya standar pelaksanaan kegiatan remedial, dan
pengayaan untuk peningkatan standar nilai.

81

28) Terpenuhinya nilai-nilai budaya untuk kehidupan berbangsa


dan bernegara.
29) Terpenuhinya sekolah bersih, sehat, aman dan nyaman.
30) Terpenuhinya keterampilan yang marketable dan kompetitif.

82

5. Struktur Organisasi Sekolah


Ketua Yayasan Pesantren AL-AZHAR

Ketua Yayasan Pesantren Luhur Salatiga

Ketua Jammiyyah SMPIA 18

Salatiga

Bidang Kurikulum
1. Yuni Attinh,S.Pd
2. Drs. Sabilah Rosyad
3. Arinta Setyasari,S.Pd
4. Hetty S,S.Pd
5. Nimang Soraya,S.Pd

Bidang Tenaga Pendidik &


Kependidikan
3. Irwan Agus S, SE
4. Ummi Maslakah, S.Sos

Bidang Sarpras
1. Heni Lukitasari, S.Pd

Bidang Keamanan
1. M. Arifin
2. Arief Rohman
3. Munawar Sidiq

Bidang Keagamaan
1. Isroi, M.Pd
2. Inayatul W, S.Ag
3. M. Muhyidin Anwar, S.PdI
4. Siti Nur Milatul, S.PdI

Bidang Kebersihan
1. Wahib
2. Suti
3. M. Syaefudin

Bidang Humas
1. Khitna Sulkha,S.Pd
2. Martono,S.Pd
DEWAN GURU

SISWA

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Sekolah

83

6. Data guru dan karyawan SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga tahun


pelajaran 2013/2014.
Tabel 3
Data Guru dan Karyawan SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga
Tahun Pelajaran 2013/2014.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.

Nama
M. Adam w,S.si.
Pranoto,S.si.
Joko Susilo,M.Pd.
Drs. Sabilar Rosyad
Yuni Attin h,S.Pd.
Isro'i,M.pd.
Khotmawati, S.Pd.
Inayatul w,M. Pd i.
Arinta Setyasari, S.Pd
Heni Lukitasari, S.Pd.
Oktavia Dian w, S.Pd
Martono, S.Pd
Hety surinah, S.Pd.
Khitna sulkha, S.Pd
Ririn setyowati, S.Pd
M. Muhyidin anwar
Tri adi lukito, S.Pd
Dra. Yekti widowati
Sri han`dayani, S.Pd
Mistiana eni purwanti,m.pd.
Nur irfani, S.Pd
M muhson burhani,S.S
Febkamuda
denie
wahana,S.Kom.
Siti nurmilatul jannah, S.Pd
Tri maulida wijayanti, S.Pd
Zulfah nafiatun,A.Md.
Nimang soraya
Irwan a.S.E
Ummi maslahah,S.sos.
Arif rohman
Suti
Wahib
Muhammad arifin
Muhammad syaifudin
Munawar sidiq

Jabatan
Guru IPS
Guru Fisika
Guru PPKN
Guru Bahasa Jawa
Guru Bahasa Indonesia
Guru PPKN
Guru Bahasa Inggris
Guru P A I
Guru Bahasa Inggris
Guru Biologi
Guru Matematika
Guru Penjaskes
Guru Seni Budaya
Guru Matematika
Guru B K
Guru Bahasa Arab
Guru IPS
Guru IPS
Guru IPS
Guru Biologi
Guru Matematika
Guru Pend. Al-Quran
Guru T I K
Guru P A I
Guru Bahasa Indonesia
Guru Matematika
Guru Fisika
TU
Bendahara
Keamanan
K3
K3
Keamanan
K3
Keamanan

84

Sumber: Data TU SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga tahun pelajaran


2013/2014
7. Data Siswa SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga Tahun Pelajaran
2013/2014
Tabel 4
Data Siswa SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga
Tahun Pelajaran 2013/2014.
No. Kelas

Jml

Jumlah

rombel
1.

VII

54

60

114

2.

VIII

46

55

101

3.

IX

43

45

88

TOTAL

303

Sumber: Data TU SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga tahun pelajaran


2013/2014
8. Data Sarana dan Prasarana SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga Tahun
Pelajaran 2013/2014
Tabel 5
Data Sarana dan Prasarana SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga
Tahun Pelajaran 2013/2014.
No. Ruang

Jumlah

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

12
1
1
1
-

Luas
(M2)
448
77
30
63
-

1
1

20
120

35

8.
9.
10.

Ruang teori / kelas


Perpustakaan
Lab. IPA
Lab. Bahasa
Lab. Komputer
Ruang Ketrampilan
Ruang Media (audio
visual)
Ruang BK
Ruang
Ibadah/Mushola
Ruang
Kepala
Sekolah

Keterangan

85

11.
12.
13.
14.
15.

Ruang Guru lantai 2


1
86
Ruang Guru lantai 3
1
40
Ruang Tata Usaha
1
40
KM/WC Kepsek
KM/WC
Guru/Pegawai
16. KM/WC
Peserta 9
1.250
@ 1.38
Didik
17. Ruang UKS
1
20
18. Studio Musik
1
42
19. Aula
20. Gedung Olahraga
21. Gudaang Olahraga
22. Gudang Umum
1
25
23. Lapangan Olahraga
1
400
24. Tempat Parkir
25. Green House
26. Taman Sekolah
Sumber: Data TU SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga tahun pelajaran
2013/2014

B. SMP IT Nurul Islam Tengaran


1. Data Sekolah
Nama sekolah : SMP IT Nurul Islam
NSS/NPSN

: 204032202131/20341207

Alamat

: Jl. Raya Salatiga-Solo Km 8, Kaligandu Rt 11/03

Desa

: Klero

Kecamatan

: Tengaran

Kabupaten

: Semarang

Propinsi

: Jawa Tengah

No. Telepon

: (0298) 3405188

Alamat email : smpitnuris_tengaran@yahoo.com

86

2. Sejarah berdiri
Berawal dari sebuah yayasan yang bernama Sabilul Khoirot, yang
didirikan oleh KH. Zainal Mahmud pada tahun 1974. Yayasan
tersebut memiliki pondok pesantren yang kemudian dikenal dan
diminati oleh masyarakat sehingga dalam setiap tahunnya terus
berdatangan santri-santri baru untuk mendaftarkan diri. Awalnya
pesantren ini masih menggunakan pengelolaan manajemen berbasis
kyai dan belum tertata dengan sistem pengelolaan modern.
Tepat pada tahun 1999/2000 berdiri sebuah lembaga pendidikan
kanak-kanak yang bernama Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TK
IT) Nurul Islam bernaung di bawah Yayasan Sabilul Khoirot. TK IT
ini berhasil menarik minat masyarakat untuk mendaftarkan anaknya di
tempat itu. Sehingga yayasan ini memutuskan untuk mendirikan
lembaga pendidikan dasar untuk jenjang berikutnya yaitu Sekolah
Dasar Islam Terpadu (SD IT) Nurul Islam yang berdiri pada tahun
2001.
Ternyata SD IT ini pun juga mendatangkan banyak peminat
dengan mengaplikasikan sistem full day school atau belajar sehari
penuh. Tahun 2007 berdiri lembaga pendidikan tingkat lanjut yaitu
Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) Nurul Islam
Tengaran juga berada di bawah Yayasan Sabilul Khoirot. Dengan
melihat fakta bahwa kebanyakan sekolah menempatkan mata
pelajaran agama serta pendidikan akhlak pada kedudukan rendah di

87

bawah mata pelajaran umum, maka berdirilah SMP Islam Terpadu


Nurul Islam Tengaran ini untuk hadir memberikan solusi atas
permasalahan tersebut. Pihak yayasan menyadari bahwa bekal moral
atau akhlak itu jauh lebih penting menjadi bekal anak di masa
mendatang,

dibanding

hanya

mengedepankan

kecerdasan

intelektual semata.
Namun tak serta merta visi SMP IT Nurul Islam melupakan sisi
pemberdayaan intelektual anak dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi.

SMP

mengintegrasikan

IT

ini

telah

kurikulum

jauh

memikirkannya

pendidikan

nasional

dengan
dengan

kurikulum ulum syari atau mata pelajaran agama. Maka SMP IT ini
ingin bersaing dalam kompetisi intelektual dengan menjadi sekolah
rujukan bagi sekolah negeri maupun swasta di Jawa Tengah, dan
mampu menjalin komunikasi dengan dunia internasional. Dan
harapannya adalah alumni yang mampu mengintegrasikan IMTAQ
dan IPTEK dalam kepribadiannya.

3. Visi dan Misi Sekolah


Visi Sekolah:
Melahirkan generasi cerdas, berakhlakul karimah dan berwawasan
global.
Misi Sekolah:

88

1) Menyelenggarakan pendidikan Islam menengah pertama yang


memadukan antara iman, ilmu dan amal
2) Muwujudkan peserta didik yang berkarakter, aqidah yang bersih,
ibadah yang benar, akhlak yang kuat, mandiri, berwawasan yang
luas, jasmani yang sehat, bersungguh-sungguh, rapi dalam
urusan, bisa memelihara waktu, dan bermanfaat bagi orang lain.
3) Mewujudkan peserta didik yang berwawasan global, dengan
penguasaan bahasa Arab, bahasa Inggris dan teknologi.
4) Menjadi sekolah rujukan di Jawa Tengah dan sekitarnya.
4. Tujuan Pendidikan
1) Sekolah mampu mengintegrasikan sistem pembelajaran antara
ilmu iman dan amal dalam setiap mata pelajaran.
2) Sekolah mampu menghasilkan output siswa dengan tingkat
kelulusan 100%
3) Sekolah mampu menghasilkan output siswa dengan nilai UN
rata-rata 7,0
4) Sekolah mampu menghasilkan output siswa dengan penguasaan
bahasa Arab dasar dalam kehidupan sehari-hari.
5) Sekolah mampu menghasilkan output siswa dengan penguasaan
bahasa Inggris aktif.
6) Sekolah mampu menghasilkan output siswa yang menguasai
teknologi/internet dengan baik dan benar.

89

7) Sekolah mampu melahirkan siswa yang memiliki aqidah yang


lurus.
8) Sekolah mampu melahirkan siswa yang mampu beribadah
dengan benar.
9) Sekolah mampu melahirkan siswa yang memiliki akhlaq yang
mulia.
10) Sekolah mampu melahirkan siswa yang memiliki wawasan yang
luas
11) Sekolah mampu melahirkan siswa yang sehat dan kuat.
12) Sekolah mampu melahirkan siswa yang mampu mengatur
waktunya dengan baik.
13) Sekolah mampu melahirkan siswa yang memiliki sikap
bersungguh-sungguh.
14) Sekolah mampu melahirkan siswa yang memiliki sikap rapi
dalam urusannya.
15) Sekolah mampu melahirkan siswa yang memiliki kemandirian
16) Sekolah mampu melahirkan siswa yang mampu memberikan
kemanfaatan kepada orang lain.
17) Sekolah mampu memenuhi atau menghasilkan Dokumen KTSP
dengan lengkap.
18) Sekolah mampu memenuhi atau menghasilkan standar isi
(kurikulum satuan pendidikan/KBK, meliputi: tercapai atau telah

90

dibuat kurikulum satuan, silabus lengkap, model atau sistem


penilaian lengkap, RPP lengkap, dll.
19) Sekolah mampu memenuhi atau menghasilkan standar proses
pembelajaran meliputi: tercapai atau telah dibuat atau ditetapkan
melaksanakan pembelajaran dengan strategi atau metode: CTL,
pendekatan belajar tuntas, pendekatan pembelajaran individual,
dll secara lengkap.
20) Sekolah mampu memenuhi atau menghasilkan standar pendidik
dan tenaga kependidikan meliputi: semua guru berkualifikasi
minimal S1, telah mengikuti PTBK, dan semua mengajar sesuai
bidangnya.
21) Sekolah mampu memenuhi atau menghasilkan standar sarpras
atau fasilitas sekolah meliputi: semua srapras, fasilitas, peralatan,
dan perawatan memenuhi SPM (Standar pengelolaan minimal)
22) Sekolah

mampu

memenuhi

atau

mengahasilkan

standar

pengelolaan sekolah meliputi: pencapaian standar pengelolaan:


pembelajaran, kurikulum, sarpras, SDM, kesiswaan, administrasi,
dll secara lengkap.
23) Sekolah mampu memenuhi pembiayaan pendidikan yang
memadai, wajar dan adil.
24) Sekolah mampu memenuhi atau menghasilkan standar penilaian
pendidikan yang relevan.

91

25) Sekolah mampu memenuhi pengembangan budaya mutu sekolah


yang memadai.
26) Sekolah mampu mewujudkan lingkungan sekolah dengan
menerapkan 7K secara lengkap, budaya 5 S dan budaya
BERSERI.

92

5. Struktur Organisasi Sekolah.


YPI SABILUL KHOIROT

Mudir Mahad Nur.Is


Lutfi Chakim, Lc

Kepala Sekolah
Purwoko, S.Pd

Komite Sekolah
Parjono, S.Pd.I

Kepala TU
Priyono
Bendahara
Galih Wahyuningsih
HUMAS
Harun Anwar
Adm. Penilaian
Novia Yudhasari, S.Si
Waka Kurikulum
Iriyanti Dwi H.S.Pd
Bag. Pengajaran
Ida P., S.Pd.I
Kepala Laborat
Dewi Uswati, S.Pd

Waka PAI
Khoirul Umar, S.Pd.I

Waka Sarpras
Rendi P, S.Pd

Waka Kesiswaan
Djoko, S.Pd
Bimbingan Konseling
Giyono, S.Pd
Iqbal, A.Md
Widatul F, A.Md

Wali Kelas
Ustadz/Ustadzah

Pembina OSIS
Sundomo M, S.Sn
Fitriya Habibi, S.Pd

Kepala Perpustakaan
Syarifah, S.Pd

Ekstrakurikuler
Galuh Wi, S.Pd
Koordinator Lomba
Maulida, S.pd

SISWA

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Sekolah

93

6. Data guru dan karyawan SMP IT Nurul Islam Tengaran tahun


pelajaran 2013/2014.
Tabel 6
Data Guru dan Karyawan SMP IT Nurul Islam Tengaran
Tahun Pelajaran 2013/2014.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.

Nama
Purwoko, S.Pd
Iriyanti Dwi H, S.Pd.
Khoirul Umar, S.Pd.I
Djoko Setiawan, S.Pd.
Rendi P,S.Pd.
Athia Fitriwati, Lc.
Sunarto, S.Ag.
Nur Syarifah, S.Pd.I
M. Rohib Hirzi, S.Pd.
Sri Suwarsi, A.Md
Nurrohmah, S.Pd.
Dewi Uswati, S.Pd.
Fitriya Habibi, S.Pd.
Galuh Widiarini, S.Pd.
Widdatul Fidqi, A.Md
Siti Yulaikah, S.Pd.
Ida Pramuwasti, S.Pd.
M. Fachrul Iqbal, A.Md
Sulistyarini, S.Pd.
Juli Alim, S.Pd.
Inam Shoimin, S.Ag.
Linda Maryani, S.Pd.
Indah Safitri, S.Pd.
Tri Maulida W, S.Pd.
Widiarti, S.Pd
Dyah Erna Y, S.Si
Sugiyanto
Nur Huda
Abdurrahman
Wiwin Prihati
Priyono
Galih Wahyuningsih
Harun Anwar
Novia Yudhasari, S.Si
Zuhri Masum
Widodo

Jabatan
Kepala Sekolah
Urs. Kurikulum
Urs. PAI
Urs. Kesiswaan
Urs. Sarpras
Guru PAI
Guru Qurdis
Guru Tahfidz
Guru Pkn
Guru IPS
Guru B. Arab
Guru IPA
Guru IPS
Guru B. Inggris
Guru B. Inggris
Guru B. Indonesia
Guru B. Indonesia
Guru SKI
Guru Matematika
Guru IPA
Guru B. Jawa
Guru OR
Guru B. Inggris
Guru B. Indonesia
Guru IPS
Guru Matematika
Guru B. Arab
Guru PAI
Guru SBK
Guru B. Arab
Kabag. TU
Bendahara
OB
Administrasi Penilaian
Security
Security

94

37. Mahmudi Ismail


Security
38. Sugiyanto
Security
39. Slamet Widodo
Petugas Kebersihan
40. Suwondo
Petugas Kebersihan
41. Bambang Maryono
Petugas Kebersihan
42. Tuminem
Petugas Kebersihan
43. Fitri
Laundry
44. Supadmi
Laundry
45. Samiarti
Laundry
46. Giyarti
Laundry
47. Kalimah
Laundry
48. Suratmi
Logistik
50. Mukminatun
Logistik
51. Rusmiyati
Logistik
52. Ratmi
Logistik
53. Muminah
Logistik
54. Alfi Anisa
Logistik
55. Murni
Logistik
56. Atiqoh
Logistik
57. Asnawi
Logistik
Sumber: Data TU SMP IT Nurul Islam Tengaran tahun pelajaran
2013/2014
7. Data Siswa SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun Pelajaran
2013/2014
Tabel 7
Data Siswa SMP IT Nurul Islam Tengaran
Tahun Pelajaran 2013/2014.
No. Kelas

Jml

Jumlah

rombel
1.

VII

85

88

173

2.

VIII

105

142

247

3.

IX

53

61

114

TOTAL

534

Sumber: Data TU SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga tahun pelajaran


2013/2014

95

8. Data sarana dan prasarana SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun


Pelajaran 2013/2014
Tabel 8
Data Sarana dan Prasarana SMP IT Nurul Islam Tengaran
Tahun Pelajaran 2013/2014.
No. Ruang
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Jumlah

Luas
(M2)
440
77
33
65
63
20
150

Keterangan

Ruang teori / kelas


8
Perpustakaan
1
Lab. IPA
1
Lab. Bahasa
1
Lab. Komputer
1
Ruang BK
1
Ruang
1
Ibadah/Mushola
8.
Ruang
Kepala 1
35
Sekolah
9.
Ruang Guru Putra
1
86
10. Ruang Guru Putri
1
85
11. Ruang Tata Usaha
1
40
12. KM/WC Kepsek
13. KM/WC
Guru/Pegawai
14. KM/WC
Peserta 9
1.250
@ 1.38
Didik
15. Ruang UKS
1
20
16. Studio Musik
1
42
17. Aula
1
900
18. Gudang Umum
1
25
19. Lapangan Olahraga
1
400
20. Tempat Parkir
21. Green House
22. Taman Sekolah
Sumber: Data TU SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga tahun pelajaran
2013/2014

96

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

A. Paparan Data Hasil Penelitian di SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga


1. Paparan Data Kasus di SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga Tahun
Pelajaran 2013/2014
a. Persiapan Implementasi TQM
Menurut Tjiptono & Anastasia Diana73 Ada beberapa syarat yang
harus dilakukan untuk mengimplementasikan TQM, diantaranya:
1) Komitmen dari manajemen puncak.
Lembaga pendidikan membutuhkan seorang pemimpin. Pemimpin
tidak hanya seorang manajer, ia juga harus seorang pembangun
mental, moral, spirit,, dan kolektivitas kepada jajaran bawahannya.
Seorang pemimpin seyogianya tidak hanya menggunakan aturan
tertulis, tapi juga sikap perilaku, sepak terjang, dan keteladanan dalam
melakukan agenda transformasi ke arah lebih baik.74 Hal utama yang
harus ada agar TQM dapat dilaksanakan dan mencapai tujuan adalah
perlunnya komitmen puncak dari sekolah dalam hal ini kepala
sekolah. Komitmen yang diperlukan bukan hanya sumber daya yang
diperlukan tetapi juga waktu yang dicurahkan. Kepala sekolah harus
mencurahkan tenaga, pikiran, dan waktu untuk implementasi TQM.
Hal ini juga dilakukan oleh kepala sekolah di SMP Islam Al Azhar 18

73

Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, op. cit, 332.


Jamal Mamur Asmani, Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan Pendidikan
Profesional.Yogyakarta: DIVA Press, 2009, 91.
74

97

Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014, yang secara langsung senantiasa


mengawasi, mengarahkan dan mengevaluasi segala kegiatan baik di
dalam sekolah maupun di luar sekolah yang sesuai dengan komitmen
yang telah dibuat bersama.
2) Komitmen sumber daya yang dibutuhkan.
Bahwa segala sesuatu memang memerlukan biaya. Namun kita
harus harus dapat menggunakan biaya yang ada seefesien mungkin.
Biaya digunakan untuk melakukan pelatihan bagi elemen sekolah dan
konsultan. Kedua hal tersebut biayanya harus selalu ada. Di SMP
Islam Al- Azhar 18 Salatiga ada komitmen adanya pengadaan biaya
khusus guna menunjang peningkatan mutu, yaitu diadakan pelatihan
bagi guru atau siswa minimal satu tahun.
3) Adannya stering committe dari seluruh bagian organisasi,
Stering committe ini di ketuai oleh kepala sekolah dan anggotanya
dari warga sekolah misalnya wakil kurikulum, kesiswaan, humas,
sarana pprasarana, kepala adminstrasi sekolah. Strering komite ini
berfungsi menentukan cara implentasi TQM dan kemudian memantau
pelaksanaanya. Dalam menjalankan tugasnya Stering committe harus
membuat perencanaan, menentukan sasaran, menentukan tujuan,
melaksanakan dan memantau hasil yang dicapai. Stering commite ini
juga harus membentuk tim-tim lagi untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen adalah
adannya keasatuan arah, komando dan tujuan sehingga kerja tim dapat

98

mencapai sasaran dan tujuan dengan tepat. Di SMP Islam Al- Azhar
18 Salatiga diadakan pertemuan dengan komite yaitu minimal 2 kali
dalam satu tahun untuk membahas kaldik, sistem penilaian, programprogram sekolah, program remedial dan lain-lain.75
4) Perencanaan dan publikasi.
Perencanaan merupakan faktor utama yang harus dilakukan
sebelum melaksanakan suatu kegiatan. Dalam implementasikan TQM
perlu dipersiapkan hal-hal sebagai berikut:
6) Membuat visi sekolah yang melibatkan warga sekolah.
Visi adalah pandangan jangka panjang yang merupakan perpaduan
langkah strategis dan sesuatu yang dicita citakan oleh lembaga
(sekolah). Visi sebaiknya disusun secara bersama oleh warga
sekolah sehingga mereka akan mengetahui ke arah mana sekolah
akan dibawa. Visi hendaknya dinyatakan dengan kalimat yang
padat dan bermakna yang nantinya dapat dijabarkan ke dalam
tujuan dan indikator. Di SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga memiliki
visi

TERWUJUDNYA

BERDASARKAN

IMAN

SEKOLAH
DAN

UNGGULAN

TAQWA

YANG

BERWAWASAN ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN


LINGKUNGAN.

75

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga pada
tanggal 26 Agustus 2013

99

7) Membuat Sasaran dan Tujuan Umum.


Di SMP Islam Al Azhar 18 Salatiga memiliki sasaran atau tujuan
yaitu: Terpenuhinya nilai-nilai agama bagi bekal hidup peserta
didik, terpenuhinya pemetaan standar kompetensi, kompetensi
dasar, indikator, aspek penilaian untuk kelas 7,8, dan 9 semua
mata pelajaran, terpenuhinya pengembangan proses pembelajaran
yang

ideal

baik

intra

dan

ekstrakurikuler,

terpenuhinya

pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan dinamis, terpenuhinya


perangkat pembelajaran yang lengkap dan mutakhir sesuai dengan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, terpenuhinya proses
pembelajaran dengan menggunakan variasi strategi, model dan
metode pembelajaran, terpenuhinya kompetensi pendidik yang
profesional, terpenuhinya tenaga kependidikan yang profesional
dan memiliki kemampuan teknis pembelajaran sesuai standar
nasional tenaga kependidikan, terpenuhinya tenaga pendidik
berkualifikasi S1, mengajar sesuai bidangnya, terpenuhinya
ketuntasan belajar 100%, terpenuhinya rata-rata nilai ujian
nasional meningkat 0,110, terpenuhinya kelulusan 100% dan
lulusan yang tinggi dan bermutu, terpenuhinya prestasi akademik
yang ditunjukkan oleh hasil ujian, ulangan harian, ulangan akhir
semester, dan ulangan kenaikan kelas, terpenuhinya prestasi non
akademik yang ditunjukkan oleh hasil kejuaraan di bidang
keagamaan, kesenian, olah raga, dan ketetrampilan di tingkat kota

100

maupun tingkat provinsi, terpenuhinya bahan dan media


pembelaajaran

yang

sesuai

standar

nasional

pendidikan,

terpenuhinya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang sinergis,


terpenuhinya pelaksanaan manajemen sekolah berlandaskan MBS
secara

utuh

dan

menyeluruh,

terpenuhinya

pengelolaan

kelembagaan berlandaskan ekonomi, kemandirian, transparasi dan


akuntabilitas, terpenuhinya tingkat hubungan kerjasama dengan
stakesholdesrs

secara

mantap

dan

berkesinambungan,

terpenuhinya tingkat kinerja yang sesuai dengan standar nasional


pendidikan, terpenuhinya kemampuan melakukan monitoring,
supervisi, dan evaluasi sesuai standar nasional pendidikan,
terpenuhinya sistem informasi akademik internal sesuai standar
nasional pendidikan, terpenuhinya penggalian sumber dana dan
pengelolaan

keuangan,

terpenuhinya

standar

pengelolaan

pembiayaan dalam hal teknis pengelolaan maupun penggalian


sumber dana, terpenuhinya sistem penilaian yang berkelanjutan
Sekolah

mencapai

pembelajaran,
perangkat

standar

terpenuhinya

soal-soal

terpenuhinya

standar

pengembangan
standar

penilaian

pedoman,

untuk

pelaksanaan

model

model

berbagai

kegiatan

evaluasi
dan

evaluasi,

remedial,

dan

pengayaan untuk peningkatan standar nilai, terpenuhinya nilainilai

budaya

untuk

kehidupan

berbangsa

dan

bernegara,

101

terpenuhinya

sekolah

bersih,

sehat,

aman

dan

nyaman,

terpenuhinya keterampilan yang marketable dan kompetitif.


8) Rencana Implementasi TQM. Rencana yang dibuat diarahkan
untuk visi, misi dan tujuan sekolah.
9) Program penghargaan dan pengakuan prestasi.
Di SMP Islam Al- Azhar 18 Salatiga ada reward bagi guru dan
siswa yang berprestasi. Hal ini dilakukan untuk memacu dan
memotivasi peningkatan guru dan siswa menjadi lebih baik ke
depannya.
10) Pendekatan publisitas.
Seluruh elemen sekolah harus mengetahui apa yang sedang terjadi
dalam lingkungan sekolah. Oleh karena jika terdapat informasi maka
elemen sekolah harus diberi tahu sehingga mereka dapat memahami
dan mendukung keputusan manajemen.
Di SMP Islam Al- Azhar 18 Salatiga setiap ada masalah atau hal
baru di dalam lingkungan sekolah selalu dimusyawarahkan dan
informasikan kepada seluruh elemen sekolah. Hal ini dilakukan untuk
tetap menjaga kekompakan dan menghindari terjadinya miss
communication di lingkungan sekolah.
5) Pembentukan

infrastruktur

pendukung

penyebarluasan

dan

perbaikan berkesinambungan.
Faktor yang tidak kalah pentingnya dalam implementasi TQM
adalah infrastruktur yang mendukung penyebar luaskan TQM di

102

seluruh bagian organisasi (sekolah) dan perbaikan berkesinambungan,


visi, tujuan, program pengakuan, penghargaan atas prestasi dan
komunikasi.
b. Data Khusus Tentang TQM SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga
Tahun Pelajaran 2013/2014.
Pada dasarnya pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan,
mendewasakan, membebaskan dan memanusiakan manusia. Dalam
rangka untuk mempersiapkan sumber daya menghadapi persaingan di
era global, dan menyiapkan lembaga yang kompetitif, maka SMP
Islam Al-Azhar 18 Salatiga berupaya dengan menerapkan konsep
Total Quality Management, yang antara lain tercover dalam visi dan
misi SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga yang penulis peroleh dari
Profil SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga.
Dewasa ini mutu pendidikan di Indonesia masih memerlukan
perhatian khusus, mengingat banyaknya persoalan-persoalan yang
dihadapi pendidikan. Total Quality Management sebenarnya bisa
dijadikan solusi alternatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan,
akan tetapi dalam kenyataan di lapangan implementasinya masih
sangat minim. Demikian juga di SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga
juga masih sederhana, akan tetapi itu juga bagian dari upaya perbaikan
terus menerus untuk meningkatkan mutu pendidikan. Konsep-konsep
Total Quality Management di SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga
meliputi :

103

1) Standar Isi
Standar isi yang ada dalam Standar Nasional Pendidikan terkait
dengan kurikulum yang ada di lembaga pendidikan. Sudah waktunya
kurikulum diletakkan kembali sebagai konsep filosofis dan ontologis
perjalanan bangsa.76 Kurikulum merupakan salah satu komponen
pendidikan yang memegang peranan penting dalam menentukan ke
arah mana sasaran dan tujuan peserta didik akan dibawa serta
kemampuan minimal dan keahlian apa yang harus dimiliki oleh
peserta didik setelah selesai mengikuti program pendidikan. Atas
dasar itu, maka perubahan yang menuntut adanya penyesuaianpenyesuaian tertentu dalam bidang pendidikan merupakan suatu hal
yang

harus

dilakukan

sebagai

upaya

memperbaiki

dan

mengembangkan kualitas pendidikan, menuju terciptanya kehidupan


yang cerdas, damai, terbuka, demokratis, dan mampu bersaing, baik
tingkal nasional maupun internasional. Komponen mata pelajaran di
SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga memuat kelompok mata pelajaran
sebagai berikut :77
a) Kelompok mata pelajaran umum yang meliputi: Pendidikan
Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, Matematika, IPA, IPS Seni Budaya, Penjaskes dan
Teknologi Informasi dan Komunikasi

76

Moh.Yamin, Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan, Yogyakarta: DIVA Press,


2010, 65.
77
Dokumentasi Kurikulum Al- Azhar 18 Salatiga

104

b) Kelompok ke Al- Azharan meliputi: Pendidikan Al-Quran dan


Bahasa Arab
c) Kelompok Muatan Lokal meliputi: Bahasa Jawa dan Elektronika
2) Standar Proses
Standar proses

ini

kaitannya

dengan

pembelajaran

yang

dilaksanakan oleh guru untuk mendorong partisipasi aktif siswa dalam


pembelajaran.
3) Standar Kompetensi Lulusan
Kompetensi yang diterapkan SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga
seperti yang dianjurkan pemerintah, muatan kurikulum yang ada di
SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga adalah tertuang dalam Program
Pendidikan yang saat ini terdiri dari :
a) Program Reguler
Program Regular merupakan program umum sebagaimana pada
Madrasah Aliyah lainnya yang pelaksanaan KBM nya dimulai dari
pukul 07.00 dan berakhir pada pukul 13.30.
b) Program Khusus Keagamaan
SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga merupakan sekolah di bawah
naungan Yayasan Pesantren Luhur Salatiga dan kerjasama dengan
Yayasan Pesantren Islam Al- Azhar Jakarta. Mata pelajaran khusus
keagamaan yaitu disebut mata pelajaran ke Al- Azharan yang meliputi
Pendidikan Agama Islam ditambah 1 jam pelajaran ke Al-Azharan,
Bahasa Arab dan Al-Quran. Program ini didesain untuk menyiapkan

105

peserta didik yang memiliki integritas keislaman dan kemampuan


ilmu-ilmu keislaman yang memadai.
c) Program Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap
peserta didik sesuai kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri di
bawah bimbingan konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang
dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan
konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan
kehidupan social, belajar, dan pengembangan karier peserta didik
serta kegiatan ekstrakurikuler di SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga
antara lain: Sains Club, English Club, Band, Qiroah, BTQ,
Olahraga, Pidato, Pramuka, Bela Diri, Menari, dan Drum Band.
4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Sumber daya personil (pendidik dan tenaga kependidikan)
memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya
manusia, dan media untuk itu adalah melalui pendidikan. Dalam hal
ini ada kriteria khusus yang dijadikan standar pendidik dan tenaga
kependidikan di SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga yaitu guru memiliki
kualifikasi akademik minimum Sarjana (S1) atau Diploma IV (D-IV)
sesuai dengan latar belakang pendidikannya serta sehat jasmani dan

106

rohani untuk menjalankan tugasnya. Selain itu guru merencanakan,


melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan prinsipprinsip pembelajaran. Kepala sekolah berstatus sebagai guru,
memiliki sertifikat pendidik dan Surat Keputusan (SK) sebagai kepala
sekolah. Untuk tenaga perpustakaan dan laboratorium memiliki
kualifikasi akademik D-2 yang memiliki latar belakang pendidikan
sesuai dengan tugasnya. Kompetensi guru adalah kemampuan seorang
guru dalam melaksanakan kewajiban secara bertanggungjawab dan
layak. Pelatihan atau pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) sekolah, terutama menyangkut kemampuan guru dalam
mengajar adalah bagian terpenting dari usaha peningkatan kualitas.
Mutu pendidikan sangat ditentukan oleh guru karena guru merupakan
faktor sentral dalam upaya peningkatan mutu. Karena proses
pembelajaran menyangkut kemampuan mengajar guru, maka dalam
pelaksanaan program ini penekanannya adalah pelatihan peningkatan
kemampuan guru dalam mengajar, baik untuk mata pelajaran umum
maupun mata pelajaran agama, standar kualitas guru yaitu persiapan
sebelum mengajar, diantaranya adalah membuat Prota, Promes,dan
Satpel. Upaya yang dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan
kualitas guru adalah dengan mengadakan beberapa kegiatan
diantaranya adalah :
a) Pelatihan MGMP untuk Peningkatan Kualitas Mengajar Guru

107

Untuk meningkatkan kualitas guru dalam mengajar maka kepala


sekolah mendorong guru-guru untuk mengikuti berbagai kegiatan
seperti musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Kegiatan ini
antara guru yang satu dengan yang lainnya masing masing berbeda
menurut jenis mata pelajaran yang diampu oleh guru itu sendiri.
b) Training Manajemen dan Kepemimpinan Tenaga Pendidik
Gedung dan fasilitas yang memadai tidak menjadi jaminan
lembaga pendidikan akan bisa berjalan sesuai tujuan, tanpa ditopang
dengan manajemen yang baik, kegiatan training manajemen membuat
sekolah lebih terbuka dalam hal manajemen. Training manajemen dan
kepemimpinan ini berdampak pada terbukanya manajemen, baik
manajemen keuangan maupun kelembagaan, hal ini bisa dilihat
dengan dari seringnya program evaluasi di sekolah yang dipimpin
langsung oleh kepala sekolah tiap tiga bulan sekali.
c) Workshop Peningkatan Kreatifitas Mengajar
Kreatifitas

mengajar

guru

nantinya

akan

mempengaruhi

keberhasilan siswa, dengan demikian guru tidak boleh kaku dalam


menyampaikan materi pelajaran, banyaknya metode pembelajaran
akan meningkatkan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran yang
diberikan.

Pelatihan

ini

terbukti

telah

memperkaya

metode

pembelajaran yang di terapkan oleh guru sekolah. Yang semula hanya


menggunakan metode ceramah, setelah adanya pelatihan ini guru

108

tidak hanya menggunakan metode ceramah, tetapi juga dengan


metode diskusi, praktek, Tanya jawab dll.
5) Standar Sarana dan Prasarana
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara
langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya
proses belajar mengajar seperti gudang, ruang kelas, meja kursi, serta
alatalat dan media pengajaran. Sedangkan prasarana pendidikan
adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses
pendidikan atau pengajaran.
Saat ini ketersediaan sarana dan pra sarana pendidikan menjadi
kebutuhan pokok dalam dunia pendidikan. SMP Islam Al-Azhar 18
Salatiga sebagai lembaga pendidikan menengah pertama yang
memberikan kesiapan sarana dan prasarana yang mencukupi agar
kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara optimal. Dalam
rangka menunjang keberhasilan pendidikannya, lembaga ini berupaya
secara bertahap untuk melengkapi sarana-prasarana pendidikannya.
Hingga kini SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga telah memiliki ruang
belajar yang representatif, Laboratorium IPA, Laboratorium Bahasa,
Laboratorium

Komputer,

Perpustakaan,

Asrama,

Ruang

Keterampilan, dan sarana penunjang lainnya. Keberadaan dan


kelengkapan sarana dan prasarana SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga
secara terperinci dapat dilihat dalam paparan sebelumnya.
6) Standar Pengelolaan

109

Suatu lembaga pendidikan akan berkembang dengan baik, apabila


dikelola dengan tepat, efektif dan efisien. Demikian halnya sekolah
sebagai sub sistem pendidikan nasional agar memiliki mutu yang baik
hendaknya dikelola dengan profesional, agar proses pembelajaran dan
aktivitas lembaga pendidikan dapat berdaya guna serta memiliki
kemandirian, efektif dan efisien. Selain itu kepemimpinan sangat
mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi. Ini merupakan salah
satu penentu keberhasilan organisasi dalam mewujudkan tujuannya.
Kualitas kepemimpinan yang dimiliki oleh suatu organisasi akan
sangat

mempengaruhi

keberhasilan

organisasi

tersebut

dalam

kiprahnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan memiliki


visi kedepan untuk kemajuan lembaga. Salah satu figure pemimpin di
SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga adalah figur yang memiliki
komitmen akan pentingnya peningkatan mutu pendidikan. Kepala
sekolah juga mengembangkan bottom up planning serta open
manajemen, sehingga terbuka untuk menerima saran dan kritik yang
membangun.

Mekanisme

penjaringan

kepala

sekolah

juga

dilaksanakan secara demokratis yakni melalui pemilihan semua dewan


guru, komite sekolah dan pengurus yayasan. Dengan model pemilihan
yang demikian diharapkan kepala sekolah yang terpilih benar-benar
mendapat legitimasi dari semua komponen dan mendapat dukungan
dari stakeholder, sehingga program-program sekolah dan kebijakankebijakan yang diambil akan mendapatkan support dari semua pihak.

110

Dalam pengelolaan lembaga, kepala sekolah telah merumuskan dan


menetapkan visi, misi, tujuan, dan rencana kerja jangka menengah
(empat tahun) dan rencana kerja tahunan.
7) Standar Pembiayaan
Pembiayaan

merupakan

hal

yang

sangat

penting

dalam

pengelolaan sebuah lembaga. Karena pembiayaan terkait dengan


masalah operasional keuangan. Pembiayaan di SMP Islam Al-Azhar
18 Salatiga memperoleh dari pemerintah dan masyarakat. Disini
Komite Madrasah sebagai mitra sekolah mempunyai peran yang
sangat strategis. Tujuannya yaitu Menyalurkan aspirasi dan prakarsa
masyarakat

dalam

operasional

pendidikan,

meningkatkan

tanggungjawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan


pendidikan, menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel
dan demokratis dalam penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
Sedangkan peran-peran yang dijalankan Komite Madrasah meliputi:
Pemberi pertimbangan (Adcesory Agency), pendukung (Supporting
Agency) finansial, pemikiran dan tenaga, mediator antara pemerintah
dengan masyarakat.
8) Standar Penilaian
Penilaian merupakan tahap evaluasi untuk mengetahui sejauh
mana pembelajaran dapat dilakukan. Dalam penilaian ini guru
menggunakan tehnik penilaian berupa tes, pengamatan, penugasan,
dan atau bentuk lain dalam menilai sesuatu, kemudian melaporkan

111

hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada


Kepala Sekolah dalam bentuk laporan prestasi belajar siswa (Raport).
Selain penilaian tersebut juga ada penilaian yang menjadi ukuran
dalam sistem pendidikan nasional yaitu menyelenggarakan ujian
nasional yang menentukan kelulusan siswa sesuai dengan kriteria
yang berlaku. Untuk itu, tiga bulan sebelum ujian nasional
berlangsung diadakan jam tambahan belajar untuk mata pelajaran
yang diujikan.
9) Jenis Pelayanan Sekolah
Salah satu kewajiban pendidik dan tenaga kependidikan menurut
UU No 20 tahun 2003 pasal 40 ayat 2 Sistem Pendidikan Nasional
adalah

menciptakan

suasana

pendidikan

yang

bermakna,

menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis serta mempunyai


komitmen

secara

professional

untuk

meningkatkan

mutu

pendidikan.78
Ketentuan tersebut mengandung konsekuensi hak-hak siswa yang
harus diperhatikan oleh penyelenggara pendidikan berupa: (a)
Pelayanan pendidikan/pembelajaran yang bermakna yang berarti ada
manfaatnya dandibutuhkan saat ini maupun masa mendatang. (b)
Layanan proses, output/outcome pendidikan/pembelajaran yang
membuat siswa menjadi senang, kreatif, dinamis, dan berwawasan

78

UU No. 20 Tahun 2003

112

terbuka dengan perkembangan peradaban manusia. (c) Siswa berhak


mendapatkan layanan pendidikan/pembelajaran yang bermutu.79
Tentang jenis layanan yang ada SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga
cukup

memenuhi harapan siswa karena cukup menunjang

pembelajaran yang ada di sekolah tersebut. Berikut adalah Jenis


layanan untuk siswa yang ada diantaranya meliputi:
a) Kegiatan pembelajaran Kurikuler. Siswa mendapatkan informasi
dalam proses belajar mengajar di kelas maupun diluar kelas dari
para guru bidang studi yang mengampu.
b) Layanan memilih sesuai dengan minat dan bakat siswa yang
ditawarkan sekolah.
c) Kegiatan Intrakurikuler. Program ini dimaksudkan untuk
menambah kemampuan siswa mendalami ilmu/pelajaran tertentu
dengan cara memperdalam pada waktu-waktu tertentu. Misalnya
menjelang ujian nasional.
d) Kegiatan Ekstrakurikuler. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
membina siswa yang mempunyai bakat minat dan hobi pada
bidang tertentu.
e) Pengembangan diri yang dilaksanakan di dalam kelas (intra
kurikuler) dengan alokasi waktu 1 jam tatap muka berupa
Bimbingan Konseling yang mencakup hal-hal berkenaan dengan
pribadi, masyarakat, belajar dan karir siswa.

79

Ibid

113

f) Pengembangan diri yang bersifat pembinaan karakter siswa yang


dilakukan secara spontan, rutin dan keteladanan. Seperti contoh
spontan yaitu membiasakan antri, memberi salam, membuang
sampah pada tempatnya. Rutin yaitu upacara, sholat berjamaah,
kemah pramuka. Keteladanan yaitu disiplin belajar, berpakaian rapi.

g) Layanan keperluan administrasi siswa berupa surat-surat dan


dokumen dokumen

h) Layanan informasi untuk siswa yaitu berupa internet secara gratis


i)

Layanan keperluan siswa sehari-hari alat tulis siswa dan makanan


kecil melalui koperasi sekolah.

Sedangkan jenis layanan untuk guru dan karyawan meliputi:


a) Guru memperoleh layanan informasi untuk siswa yaitu berupa
internet secara gratis
b) Guru bebas memilih buku untuk dijadikan pegangan dalam
mengajar yang anggarannya dibiayai oleh sekolah.
c) Guru yang bermasalah mengenai pembelajaran maupun masalah
sosial lainnya melalui bimbingan dan konseling untuk guru dan
karyawan.
Layanan ini diberikan oleh provider (yang melayani) kepada
user (pemakai). Dalam hal ini madrasah sebagai provider yang
memberikan

berbagai

layanan

kepada

user

yaitu

pelanggan

pendidikan. Layanan ini ditingkatkan dengan sebaik-baiknya untuk


dapat memberikan layanan terbaik sehingga tercipta kepuasan
pelanggan pendidikan.

114

B. Paparan Data Hasil Penelitian di SMP IT Nurul Islam Tengaran


1. Paparan Data Kasus di SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun
Pelajaran 2013/2014
a. Persiapan Implementasi TQM
Menurut Tjiptono & Anastasia Diana80 Ada beberapa syarat yang
harus dilakukan untuk mengimplementasikan TQM, diantaranya:
1) Komitmen dari manajemen puncak.
Seperti yang sudah dijelaskan pada paparan di atas bahwa kepala
sekolah di SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014,
juga melakukan kegiatan yang sama seperti halnya di SMP Islam AlAzhar 18 Salatiga yaitu secara langsung senantiasa mengawasi,
mengarahkan dan mengevaluasi segala kegiatan baik di dalam sekolah
maupun di luar sekolah yang sesuai dengan komitmen yang telah
dibuat bersama.
2) Komitmen sumber daya yang dibutuhkan,
Guna menunjang terlaksananya TQM di SMP IT Nurul Islam
Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014, pihak sekolah telah memiliki
komitmen sumber daya yang dibutuhkan, di antaranya adalah tentang
pembiayaan yang telah diatur dan disepakati bersama serta dituangkan
dalam bentuk peraturan yang harus ditaati oleh seluruh elemen
sekolah.

80

Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, op. cit, 332.

115

3) Adannya stering committe dari seluruh bagian organisasi,


Stering committe di SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun
Pelajaran 2013/2014 sudah terlaksana dengan baik dan sesuai dengan
prosedur yang ada.81
4) Perencanaan dan publikasi.
Seperti halnya yang dilakukan di SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga
perencanaan merupakan faktor utama yang harus dilakukan sebelum
melaksanakan suatu kegiatan. Dalam implementasikan TQM perlu
dipersiapkan hal-hal sebagai berikut:
a) Membuat visi sekolah yang melibatkan warga sekolah.
Visi adalah pandangan jangka panjang yang merupakan perpaduan
langkah strategis dan sesuatu yang dicita citakan oleh lembaga
(sekolah). Visi sebaiknya disusun secara bersama oleh warga sekolah
sehingga mereka akan mengetahui ke arah mana sekolah akan dibawa.
Visi hendaknya dinyatakan dengan kalimat yang padat dan bermakna
yang nantinya dapat dijabarkan ke dalam tujuan dan indikator. Di
SMP IT Nurul Islam Tengaran memiliki visi MELAHIRKAN
GENERASI

CERDAS,

BERAKHLAKUL

KARIMAH

DAN

BERWAWASAN GLOBAL
b) Membuat Sasaran dan Tujuan Umum.
Di SMP IT Nurul Islam Tengaran memiliki sasaran atau tujuan
yaitu: Sekolah mampu mengintegrasikan sistem pembelajaran antara
81

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMP IT Nurul Islam Tengaran pada
tanggal 26 Agustus 2013

116

ilmu iman dan amal dalam setiap mata pelajaran, Sekolah mampu
menghasilkan output siswa dengan tingkat kelulusan 100%, Sekolah
mampu menghasilkan output siswa dengan nilai UN rata-rata 7,0,
Sekolah mampu menghasilkan output siswa dengan penguasaan
bahasa Arab dasar dalam kehidupan sehari-hari, Sekolah mampu
menghasilkan output siswa dengan penguasaan bahasa Inggris aktif,
Sekolah mampu menghasilkan output siswa yang menguasai
teknologi/internet dengan baik dan benar, Sekolah mampu melahirkn
siswa yang memiliki aqidah yang lurus, Sekolah mampu melahirkan
siswa yang mampu beribadah dengan benar, Sekolah mampu
melahirkan siswa yang memiliki akhlaq yang mulia, Sekolah mampu
melahirkan siswa yang memiliki wawasan yang luas, Sekolah mampu
melahirkan siswa yang sehat dan kuat, Sekolah mampu melahirkan
siswa yang mampu mengatur waktunya dengan baik, Sekolah mampu
melahirkan siswa yang memiliki sikap bersungguh-sungguh, Sekolah
mampu melahirkan siswa yang memiliki sikap rapi dalam urusannya,
Sekolah mampu melahirkan siswa yang memiliki kemandirian,
Sekolah mampu melahirkan siswa yang mampu memberikan
kemanfaatan kepada orang lain, Sekolah mampu memenuhi atau
menghasilkan Dokumen KTSP dengan lengkap, Sekolah mampu
memenuhi atau

menghasilkan standar isi

(kurikulum satuan

pendidikan/KBK, meliputi: tercapai atau telah dibuat kurikulum


satuan, silabus lengkap, model atau sistem penilaian lengkap, RPP

117

lengkap, dll, Sekolah mampu memenuhi atau menghasilkan standar


proses pembelajaran meliputi: tercapai atau telah dibuat atau
ditetapkan melaksanakan pembelajaran dengan strategi atau metode:
CTL, pendekatan belajar tuntas, pendekatan pembelajaran individual,
dll secara lengkap, Sekolah mampu memenuhi atau menghasilkan
standar pendidik dan tenaga kependidikan meliputi: semua guru
erkualifikasi minimal S1, telah mengikuti PTBK, dan semua mengajar
sesuai bidangnya, Sekolah mampu memenuhi atau menghasilkan
standar sarpras atau fasilitas sekolah meliputi: semua srapras, fasilitas,
peralatan, dan perawatan memenuhi SPM (Standar Pengelolaan
Minimal), Sekolah mampu memenuhi atau mengahasilkan standar
pengelolaan sekolah meliputi: pencapaian standar pengelolaan:
pembelajaran, kurikulum, sarpras, SDM, kesiswan, administrasi, dll
secara lengkap, Sekolah mampu memenuhi pembiayaan pendidikan
yang memadai, wajar dan adil, Sekolah mampu memenuhi atau
menghasilkan standar penilaian pendidikan yang relevan, Sekolah
mampu memenuhi pengembangan budaya mutu sekolah yang
memadai, Sekolah mampu mewujudkan lingkungan sekolah dengan
menerapkan 7K secara lengkap, budaya 5 S dan budaya BERSERI.
c) Rencana Implementasi TQM. Rencana yang dibuat diarahkan
untuk visi, misi dan tujuan sekolah.
d) Program penghargaan dan pengakuan prestasi.

118

Penghargaan atau reward rutin dilakukan di SMP IT Nurul Islam


Tengaran. Hal ini bertujuan untuk memacu dan memotivasi guru,
karyawan maupun peserta didik supaya lebih meningkatkan prestasi
atau pun kinerja. Pemberian penghargaan atau reward sesuai dengan
kesepakatan dan musyawarah bersama.
e) Pendekatan publisitas.
Seluruh elemen sekolah harus mengetahui apa yang sedang terjadi
dalam lingkungan sekolah. Oleh karena jika terdapat informasi maka
elemen sekolah harus diberi tahu sehingga mereka dapat memahami
dan mendukung keputusan manajemen.
f) Pembentukan

infrastruktur

pendukung

penyebarluasan

dan

perbaikan berkesinambungan.
2. Data Khusus Tentang TQM SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun
Pelajaran 2013/2014.
Konsep-konsep Total Quality Management di SMP IT Nurul Islam

Tengaran meliputi :
a. Standar Isi

SMP IT Nurul Islam Tengaran memuat kelompok mata pelajaran


sebagai berikut :
a) Kelompok mata pelajaran umum yang meliputi: Pendidikan Agama,
Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
Matematika, IPA, IPS Seni Budaya, Penjaskes dan Teknologi
Informasi dan Komunikasi

119

b) Kelompok kurikulum ulum syarI meliputi: mata pelajaran Aqidah,


Quran Hadis, Sirah Nabawiyah, Tahsin dan Tahfidzul Quran serta
Halaqoh Tarbawiyah.
c) Kelompok Muatan Lokal meliputi: Bahasa Jawa dan Bahasa Arab.
b. Standar Proses

Standar proses ini kaitannya dengan pembelajaran yang


dilaksanakan oleh guru untuk mendorong partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas.
c. Standar Kompetensi Lulusan
Kompetensi yang diterapkan di SMP IT Nurul Islam Tengaran

tentang muatan kurikulum tertuang dalam Program Pendidikan yang


saat ini terdiri dari :

1. Program Reguler
Program Regular merupakan program umum sebagaimana pada
Madrasah Aliyah lainnya yang pelaksanaan KBM nya di mulai dari
pukul 07.30 dan berakhir pada pukul 13.40.

2. Program Khusus Keagamaan


SMP IT Nurul Islam Tengaran merupakan sekolah di bawah
naungan Yayasan Pesantren Islam Sabilul Khoirot. Mata pelajaran
khusus keagamaan yaitu disebut mata pelajaran Ulum Syari yang
meliputi mata pelajaran Aqidah, Quran Hadis, Sirah Nabawiyah,
Tahsin dan Tahfidzul Quran serta Halaqoh Tarbawiyah.

3. Program Pengembangan Diri

120

SMP

IT

Nurul

Islam

Tengaran

memiliki

program

pengembangan diri bagi para peserta didiknya yang meliputi


Pramuka SIT, Robotik, Karya Ilmiah Remaja (KIR), Jurnalistik,
PMR, English Club, Arab Club, Bela Diri, Qiroah, Sport Club
(Futsal), Tata Boga, Bimbingan OSN, Bimbel.
d. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Kriteria khusus yang dijadikan standar pendidik dan tenaga
kependidikan di SMP IT Nurul Islam Tengaran yaitu guru memiliki
kualifikasi akademik minimum Sarjana (S1) atau Diploma IV (DIV) sesuai dengan latar belakang pendidikannya serta sehat jasmani
dan rohani untuk menjalankan tugasnya. Walaupun tidak menutup
kemungkinan

mempekerjakan

guru

yang

belum

memenuhi

kualifikasi akademik akan tetapi memiliki skill yang potensi di


bidangnya dan sesuai dengan standar yang ditentukan sekolah..
Kepala Sekolah berstatus sebagai guru, memiliki sertifikat pendidik
dan Surat Keputusan (SK) sebagai kepala sekolah. Adapun tugas
Kepala Sekolah adalah sebagai berikut:
a) Sebagai edukator
b) Sebagai manager
c) Sebagai administrator
d) Sebagai supervisor
e) Sebagai leader
f) Sebagai innovator

121

g) Sebagai motivator
Selain itu ada bagian Tata Usaha yang merupakan bagian dari unit
pelaksana teknis penyelenggara sistem administrasi dan informasi
pendidikan di sekolah atau madrasah. Untuk tenaga perpustakaan
memiliki tugas sebagai berikut:
a) Merencanakan dan membuat pengadaan perpustakaan guru dan
siswa
b) Inventarisasi buku dan barang perpustakaan
c) Membuat

penataan

ruang

beserta

penempatan

atau

pengelompokan buku-buku.
d) Membuat kartu dan mendata anggota perpustakaan
e) Membuat aturan peminjaman dan pengembalian buku
f) Membuat jadwal kunjung
g) Merencanakan, menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi
program pengembangan perpustakaan
Sedangkan bagian atau tenaga Pusat Sumber Belajar memiliki tugas:
a) Menginventarisasi barang kekayaan laboratorium
b) Menginventarisasi daftar kebutuhan dan perencanaan anggaran
untuk pengadaan dan pengembangan laboratorium
c) Perawatan barang-barang laboratorium
d) Berkoordinasi dengan waka kurikulum dalam penyusunan jadwal
kegiatan atau penggunaan laboratorium.

122

Adapaun pelatihan-pelatihan untuk menunjang kinerja guru adalah


sebagai berikut:
a) Pelatihan MGMP untuk Peningkatan Kualitas Mengajar Guru
b) Workshop Peningkatan Kreatifitas Mengajar, dll.
d) Standar Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana di SMP IT Nurul Islam Tengaran sangat
menunjang kegiatan belajar dan mengajar serta memberikan
kenyamanan kepada para guru dan karyawan sehingga mereka dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik.
e. Standar Pengelolaan
Sistem pengelolaan di SMP IT Nurul Islam Tengaran
dilaksanakan secara terbuka, sistematis dan akuntabel.
f. Standar Pembiayaan
Aspek pembiayaan di SMP IT Nurul Islam Tengaran meliputi:
a) Sistem

pembayaran

sekolah

yaitu

mengatur

prosedur

pembayaran uang SPP


b) Tabungan siswa yang meliputi tabungan wajib, tabungan suka
rela dan tabungan bulanan.
c) Prosedur pengelolaan dana social
d) Prosedur pengelolaan beasiswa dan hadiah.
Dalam menentukan anggaran pendapatan dan pengeluaran
sekolah, pihak sekolah bekerjasama dengan pihak komite dalam
menentukan RKAS, dll

123

g. Standar Penilaian
Penilaian merupakan tahap evaluasi untuk mengetahui sejauh
mana pembelajaran dapat dilakukan. Dalam penilaian ini guru
menggunakan tehnik penilaian berupa tes, pengamatan, penugasan,
dan atau bentuk lain dalam menilai sesuatu, kemudian melaporkan
hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada
Kepala Sekolah dalam bentuk laporan prestasi belajar siswa (Raport)
dan dilaporkan kepada orang tua atau wali murid.
h. Jenis Pelayanan Sekolah
Pelayanan yang ada di SMP IT Nurul Islam Tengaran cukup
memadai bagi guru, karyawan maupun peserta didik. Hal ini dapat
menunjang proses belajar mengajar dengan baik sehingga output yang
dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

C. Analisis Data
1. Implementasi TQM di SMP Islam Al- Azhar 18 Salatiga
Fungsi

pendidikan

adalah

mengembangkan

kemampuan

dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam


rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak
mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi Warga Negara yang

124

demokratis serta bertanggung jawab.82 Untuk mewujudkan idealisme


pendidikan maka diperlukan upaya-upaya yang inovatif mengingat
dinamika

masyarakat,

ilmu

pengetahuan

dan

teknologi

terus

berkembang. Merespon hal yang demikian SMP Islam Al- Azhar 18


Salatiga berupaya melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan.
Menurut penuturan Kepala SMP Islam Al- Azhar 18 Salatiga bahwa
kegiatan pendidikan di SMP Islam Al- Azhar 18 Salatiga sudah sesuai
dengan yang diharapkan terutama pada kegiatan-kegiatan pemberdayaan
pada umumya dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan sekolah
khususnya. Partisipasi karyawan dan guru terhadap kegiatan sekolah,
terutama

dalam

bentuk

dukungan

terhadap

kegiatan

sekolah,

pengembangan fisik dan pengadaan sarana dan prasarana sekolah serta


dukungan kurikulum madrasah itu sendiri.83
Secara akademis lembaga pendidikan menjadi tanggung jawab kita
dengan masyarakat pada umumnya, dan menjadi tanggung jawab para
pengelola pendidikan seperti kepala sekolah, guru, dan karyawan dan
sekaligus menjadi panutan berbagai keputusan yang akan dijalankan.
Oleh karena itu warga sekolah bertanggung jawab terhadap eksistensi
lembaga tersebut. Keterlibatan guru dan karyawan secara formal dalam

82

Prof. H. Muzayyin Erifin, M. Ed, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Bumi
Bina Aksara, 2003, 72.
83
Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga tanggal 31
September 2013

125

setiap kegiatan yang akan diadakan oleh sekolah sebagai bukti bahwa
sekolah memiliki hubungan yang baik dalam pekerjaan.
SMP Islam Al- Azhar 18 Salatiga tentunya memiliki bangunan dasar
sebagai sebuah instansi pendidikan agar bisa dikembangkan dan mampu
diterima di tengah-tengah kehidupan masyarakatnya. Adapun konsep
atau visi awal yang sudah dibangun oleh SMP Islam Al- Azhar 18
Salatiga sebagaimana yang diungkapkan Kepala Sekolah adalah
Terwujudnya sekolah unggulan berdasarkan iman dan taqwa yang
berwawasan ilmu pengetahuan, teknologi, dan lingkungan.
Visi SMP Islam Al- Azhar 18 Salatiga dalam dalam penyelenggaraan
TQM adalah memberdayakan seluruh sumber daya manusia yang
berwawasan masa depan dan berakhlakul karimah, unggul dalam
IMTAQ dan IPTEK. adapun Misi SMP Islam Al- Azhar 18 Salatiga
dalam penyelenggaraan TQM adalah memberdayakan seluruh sumber
daya madrasah untuk membentuk membentuk kepribadian muslim yang
berwawasan global dan berakhlakul karimah. Membekali siswa ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berorientasi pada kecakapan hidup.
Namun demikian secara garis besar SMP Islam Al- Azhar 18 Salatiga
dalam menerapkan TQM adalah sebagai berikut:
a. Merespon Keinginan Pelanggan
Sebagimana penulis uraikan bahwa tujuan dari TQM di SMP Islam
Al- Azhar 18 Salatiga adalah merespon keinginan pelanggan pendidikan
(pengguna jasa pendidikan) untuk dipenuhi, sehingga merasa puas

126

karena sekolah dalam pelayanannya berorientasi pada mutu atau


kualitas pendidikan. Untuk dapat memperbaiki layanan pada pelanggan
maka SMP Islam Al- Azhar 18 Salatiga dengan cara penggunaan biaya
yang efisien karena sebagian dana yang berasal dari masyarakat
dilaksanakan seoptimal mungkin. Sebagai bentuk aspirasi pelanggan
maka sekolah membuka kotak saran sebagai media kritik saran dan
aspirasi untuk pengembangan sekolah kedepan.
Selain itu, berdasarkan angket yang diisi oleh beberapa pelanggan
(Responden) memperoleh hasil sebagai berikut:
Skor maksimal : 65
Rata-rata/mean : perolehan skor
13 aspek
1) Responden 1 (terlampir) memperoleh skor 50/13 aspek memperoleh
mean 3,8.
2) Responden 2 (terlampir) memperoleh skor 50/13 aspek memperoleh
mean 3,8.
3) Responden 3 (terlampir) memperoleh skor 52/13 aspek memperoleh
mean 4,0.
4) Responden 4 (terlampir) memperoleh skor 53/13 aspek memperoleh
mean 4,0.
5) Responden 5 (terlampir) memperoleh skor 52/13 aspek memperoleh
mean 4,0.
Jadi jumlah mean secara keseluruhan adalah:

127

Jumlah mean responden


Jumlah responden
= 3,8 + 3,8 + 4,0 + 4,0 + 4,0 = 3,92 dibulatkan menjadi 4
5
Pedoman penilaian:
1-2

: tidak puas

3-4

: puas

5-6

: sangat puas

Berdasarkan pengamatan melalui angket di atas, pelayanan Sekolah


kepada

Pelanggan

baik

pelanggan

internal

maupun

eksternal

menunjukkan rata-rata 3,92, yang berarti pelayanannya memuaskan


pelanggan.
Dengan layanan yang baik dan dukungan dana dari pemerintah serta
hasil pendidikan yang sesuai harapan masyarakat, maka akan dapat
menimbulkan kepercayaan diri untuk mengelola sekolah. Orientasi yang
dikembangkan sekarang ini adalah pelayanan. Guru dan karyawan
harus memberikan layanan yang terbaik bagi siswanya, masyarakat
sekolah, dan orang tua/wali murid serta masyarakat lingkungannya.
Dengan layanan yang baik, maka akan menumbuhkan respon positif
pada sekolah. Program layanan yang baik akan berpengaruh bagi
perkembangan SMP Islam Al- Azhar 18 Salatiga khususnya kualitas
siswa, karena masyarakat mulai percaya dengan produk yang dihasilkan

128

oleh sekolah. Layanan juga sangat penting dibidang akademik adalah


bagaimana

meningkatkan

prestasi

hasil

belajar

siswa

yang

standarisasinya adalah Ujian Nasional. Oleh sebab itu sejak lima bulan
sebelum ujian dilaksanakan diadakan les untuk mata pelajaran yang
akan diujikan yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris.
Dalam rangka memberikan layanan bagi siswa dalam penyajian mata
pelajaran, upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatlkan mutu
guru melalui workshop dan pelatihan melalui forum MGMP. Adapun
layanan terhadap aktivitas dan kreatifitas siswa adalah tersedianya
peralatan yang memadai, seperti alat olahraga, jurnalistik, dan alat-alat
kesenian sebagai penunjang bakat siswa. Selain itu juga ada peralatan
dibidang keterampilan seperti komputer, tata boga, dan juga peralatan
laboratorium seperti laboratorium bahasa, fisika, biologi, dan kimia.
b. Obsesi Terhadap Kualitas

Sumber Daya Insani dan personil memegang peranan penting dalam


peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan media untuk itu adalah
melalui SMP Islam Al- Azhar 18 Salatiga sebagai intstitusi pendidikan
formal berkewajiban melaksanakan tugas tersebut. Siswa sebagai
peserta didik di SMP Islam Al- Azhar 18 Salatiga diharapkan menjadi
anak tidak hanya cerdas secara intelektual tapi juga cerdas secara
emosional dan spiritual, memiliki budi pekerti luhur, serta memiliki
keterampilan sebagai bekal masa depan. Oleh karena itu guru dalam

129

menjalankan tugasnya harus mempersiapkan diri dengan penyusunan


perangkat pengajaran yang meliputi :
1) Analisis Program
2) PembelajaranProgram Tahunan
3) Analisis Materi Pengajaran
4) Program Semester
5) Program Satuan Pelajaran
Kepala sekolah bertugas menumbuhkan kesadaran kepada guru dan
karyawan untuk senantiasa berkomitmen pada pencapaian mutu atau
kualitas yang diharapkan yaitu dengan cara memahami misi dan visi
sekolah,

memberikan

kesempatan

yang

sama

kepada

seluruh

masyarakat sekolah, memberikan pemahaman akan pentingnya etos


kerja dan menyamakan persepsi akan kebutuhan di sekolah.
Adapun berdasarkan pengamatan penulis melalui angket yang diisi
oleh guru dan karyawan memperoleh hasil sebagai berikut:
Skor maksimal : 25
Rata-rata/mean : perolehan skor
5 aspek
1. Responden 1 (terlampir) memperoleh skor 22/5 aspek memperoleh
mean 4,4.
2. Responden 2 (terlampir) memperoleh skor 21/5 aspek memperoleh
mean 4,2.

130

3. Responden 3 (terlampir) memperoleh skor 20/5 aspek memperoleh


mean 4,0.
4. Responden 4 (terlampir) memperoleh skor 22/5 aspek memperoleh
mean 4,4.
5. Responden 5 (terlampir) memperoleh skor 23/5 aspek memperoleh
mean 4,6.
Jadi jumlah mean secara keseluruhan adalah:
Jumlah keseluruhan mean responden
Jumlah responden
= 4,4+ 4,2+ 4,0 + 4,4+ 4,6.= 4,32 dibulatkan menjadi 4
5
Pedoman penilaian:
1-2

: tidak ada obsesi

3-4

: obsesi

5-6

: sangat tinggi obsesi


Dari data angket di atas dapat dilihat bahwa kepala sekolah, guru

dan karyawan di SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga memiliki obsesi


terhadap pentingnya peningkatan mutu atau kualitas. Ada beberapa
penunjang untuk peningkatan kualitas guru dan karyawan SMP Islam
Al- Azhar 18 Salatiga antara lain:
1) Pelatihan MGMP untuk Peningkatan Kualitas Mengajar Guru
2) Training Manajemen dan Kepemimpinan Tenaga Pendidik
3) Workshop Peningkatan Kreatifitas mengajar

131

Dengan beberapa kegiatan tersebut diharapkan kualiatas guru dan


karyawan semakin meningkat dalam memberikan pelayanan terhadap
pelanggan

pendidikan

yakni

pengguna

jasa pendidikan

yaitu

masyarakat. Disamping itu diperlukan input siswa yang berkualitas


melalui rekrutmen pada saat penerimaan siswa baru.
Untuk meningkatkan kemampuan para guru, maka SMP Islam AlAzhar 18 Salatiga mendorong agar para guru selalu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi baik melalui media
cetak atau elektronik yang bisa diakses melalui buku, Koran, televisi
maupun internet. Upaya lain yang dilakukan untuk meningkatkan
kualitas guru antara lain :
1) Mengadakan diskusi rutin dewan guru setiap tiga bulan sekali
2) Mendorong guru untuk melanjutkan studi kejenjang yang lebih
tinggi
3) Menugaskan guru mata pelajaran untuk mengikuti musyawarah
guru mata pelajaran (MGMP)
4) Mengikuti

pelatihan

dan

seminar

pendidikan

baik

yang

diselenggarakan oleh Departemen Agama maupun Departemen


Pendidikan Nasional
5) Menambah koleksi buku bacaan guru di perpustakaan
c. Pengambilan keputusan berdasarkan pendekatan ilmiah
Pengambilan keputusan berdasarkan pendekatan ilmiah ini sangat
penting karena berpengaruh langsung pada setiap pembuatan keputusan

132

dan kebijakan, pemilihan dan pelaksanaan program dan proyek,


pemberdayaan SDM, dan pelaksanaan kontrol. Tanpa komitmen ini tidak
mungkin diciptakan dan dikembangkan pelaksanaan fungsi fungsi
manajemen yang berorentasi pada kualitas produk dan pelayanan umum.
Berdasarkan pengamatan penulis melalui angket yang diisi oleh guru
dan karyawan memperoleh hasil sebagai berikut:
Skor maksimal : 30
Rata-rata/mean : perolehan skor
6 aspek
1) Responden 1 (terlampir) memperoleh skor 25/6 aspek memperoleh
mean 4,1.
2) Responden 2 (terlampir) memperoleh skor 28/6 aspek memperoleh
mean 4,6.
3) Responden 3 (terlampir) memperoleh skor 25/6 aspek memperoleh
mean 4,1.
Jadi jumlah mean secara keseluruhan adalah:
Jumlah keseluruhan mean responden
Jumlah responden
= 4,1+ 4,6+ 4,1.= 4,26 dibulatkan menjadi 4
3
Pedoman penilaian:
1-2

: tidak ilmiah

133

3-4

: ilmiah

5-6

: sangat ilmiah

Dari data angket di atas dapat dilihat bahwa kepala sekolah di SMP
Islam Al-Azhar 18 Salatiga menggunakan pendekatan ilimiah dalam
setiap pengambilan keputusan.
d. Komitmen jangka panjang
Kepala Sekolah satuan pendidikan memiliki peran dan fungsi
strategis dalam mendorong kemajuan sekolah-sekolah yang menjadi
binaannya. Dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, mereka
dapat membe- rikan inspirasi dan mendorong para kepala sekolah, guru
serta tenaga kependidikan lainnya untuk terus mengembangkan
profesionalisme dan meningkatkan kinerja mereka. Bagi kepala sekolah,
Kepala Sekolah layaknya mitra tempat berbagi serta konsultan tempat
meminta saran dan pendapat dalam pengelolaan sekolah. Sementara itu
bagi guru, Kepala Sekolah selayaknya menjadi gurunya guru dalam
memecahkan problema dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Untuk dapat menjalankan peran dan fungsi tersebut, Kepala Sekolah
dituntut memiliki kompetensi sosial, khususnya dalam menjalin kerja
sama dengan para kepala sekolah, guru dan stakeholder lainnya. Hal ini
karena dalam bekerja Kepala Sekolah mesti bertemu banyak orang
dengan berbagai latar belakang, kondisi serta persoalan yang dihadapi.
Mereka juga harus mampu bekerja sama baik dengan individu maupun
kelompok.

134

Dalam proses pembinaan atau supervisi, Kepala Sekolah diharapkan


dapat menjalin kerjasama yang harmonis dan egaliter yaitu tidak
mengedepankan kewenangan yang dimilikinya. Pendekatan otoritas
dalam interaksi dengan bawahan di era sekarang ini sudah kurang
relevan. Yang lebih mengena adalah adalah pendekatan kolegial, di
mana Kepala Sekolah menempatkan diri sebagai mitra sekolah dalam
mencapai kemajuan.
Kepala Sekolah harus mengambil posisi sebagai mitra bagi kepala
sekolah dan komite sekolah dalam menjalankan tugasnya. Yang
dimaksud pemberda- yaan sekolah adalah membuat mampu (enabling)
sekolah dalam menjalankan tugasnya dengan cara memperlancar
(facilitating), menyediakan waktu dan tenaga untuk berlangsungnya
proses konsultasi (consulting), membina bekerjasama (collaborating),
membimbing (mentoring), dan mendukung (supporting) program positif
sekolah. Untuk mampu menerapkan TQM Kepala sekolah hendaknya
melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Mampu membangun komitemen yang berorientasi jangka panjang
Di dalam sekolah, terdapat sejumlah orang yang bekerja pada
posisi dan peran masing-masing. Dari sudut pandang ini, sekolah
adalah sebuah tim kerja (team work). Kekuatan apakah yang
mempengaruhi kuat tidaknya sebuah organisasi/tim?. Salah satu faktor
penentunya adalah komitmen dari para anggota organisasi

135

Komitmen dapat diartikan sebagai (a) keyakinan dan penerimaan


yang kuat terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi; (b) kesediaan
untuk bekerja dan menjadi bagian dari organisasi; dan (c) bersungguhsungguh untuk tetap menjadi anggota organisasi.
Di dalam memahami komitmen, terdapat tiga pendekatan. Pertama
adalah komitmen sebagai dorongan pribadi (yang tulus), memiliki tiga
elemen kunci, yaitu: continuance (perhitungan untung-rugi), cohesion
(relationship-oriented) dan control.( kepatuhan terhadap norma).
Kedua, komitmen sebagai hasil interaksi antara individu dengan
organisasi. Ketiga, komitmen ditumbuhkan oleh organisasi melalui
kemampuannya memperhatikan pekerja.
Komitmen seorang anggota terhadap organisasi dipengaruhi
berbagai variabel, yaitu:
a) Personal characteristics , meliputi jenis kelamin usia, pendidikan,
tenure (kemapanan status pekerjaan), motivasi berprestasi, dan
kompetensi, dan keberagamaan)
b) Role-related characteristics: berkaitan dengan ruang lingkup
pekerjaan, tantangan, konflik peranan, dan pertentangan peran.
c) Work experiences berkaitan dengan (dependabilitas organisasi,
personal importance, pemenuhan harapan, sikap yang positif, dan
gaya kepemimpinan.

136

d) Strucutral characteristics terkait dengan formalisasi, dependensi


fungsional, desentralisasi, dan partisipasi dalam pengambilan
keputusan.
Cara menumbuhkan semangat kerjasama di lingkungan sekolah
sebagai berikut.
a) Tentukan tujuan bersama dengan jelas. Sebuah tim bagaikan
sebuah kapal yang berlayar di lautan luas. Jika tim tidak memiliki
tujuan atau arah yang jelas, tim tidak akan menghasilkan apa-apa.
Tujuan memerupakan pernyataan apa yang harus diraih oleh tim,
dan memberikan daya memotivasi setiap anggota untuk bekerja.
Contohnya, sekolah yang telah merumuskan visi dan misi sekolah
hendaknya menjadi tujuan bersama. Selain mengetahui tujuan
bersama, masing-masing bagi- an seharusnya mengetahui tugas
dan tanggungjawabnya untuk mencapai tujuan bersama tersebut.
b) Perjelas keahlian dan tanggung jawab anggota. Setiap anggota
tim harus menjadi pemain di dalam tim. Masing-masing
bertanggung jawab terha- dap suatu bidang atau jenis
pekerjaan/tugas. Di lingkungan sekolah, para guru selain
melaksanakan proses pembelajaran biasanya diberikan tugastugas

tambahan,

seperti

menjadi

wali

kelas,

mengelola

laboratorium, koperasi, dan lain-lain. Agar terbentuk kerja sama


yang baik, maka pemberian tugas tambahan tersebut harus
didasarkan pada keahlian mereka masing-masing.

137

c) Sediakan waktu untuk menentukan cara bekerjasama. Meskipun


setiap orang telah menyadari bahwa tujuan hanya bisa dicapai
melalui kerja sama, namun bagaimana kerja sama itu harus
dilakukan perlu adanya pedoman. Pedoman tersebut sebaiknya
merupakan kesepakatan semua pihak yang terlibat. Pedoman
dapat dituangkan secara tertulis atau sekedar sebagai konvensi.
d) Hindari masalah yang bisa diprediksi. Artinya mengantisipasi
masalah yang bisa terjadi. Seorang pemimpin yang baik harus
dapat mengarahkan anak buahnya untuk mengantisipasi masalah
yang akan muncul, bukan sekedar menyelesaikan masalah.
Dengan mengantisipasi, apa lagi kalau dapat mengenali sumbersumber masalah, maka organisasi tidak akan disibukkan
kemunculan masalah yang silih berganti harus ditangani.
e) Gunakan konstitusi atau aturan tim yang telah disepakati
bersama. Peraturan tim akan banyak membantu mengendalikan
tim dalam menyelesaikan pekerjaannya dan menyediakan
petunjuk ketika ada hal yang salah. Selain itu perlu juga ada
konsensus tim dalam mengerjakan satu pekerjaan..
f) Ajarkan rekan baru satu tim agar anggota baru mengetahui
bagaimana tim beroperasi dan bagaimana perilaku antaranggota
tim berinteraksi. Yang dibutuhkan anggota tim adalah gambaran
jelas tentang cara kerja, norma, dan nilai-nilai tim. Di lingkungan
sekolah ada guru baru atau guru pindahan dari sekolah lain,

138

sebagai anggota baru yang baru perlu diajari bagaimana


bekerja di lingkungan tim kerja di sekolah. Suatu sekolah
terkadang sudah memiliki budaya saling pengertian, tanpa ada
perintah setiap guru mengambil inisiatif untuk menegur siswa
jika tidak disiplin. Cara kerja ini mungkin belum diketahui oleh
guru baru sehingga perlu disampaikan agar tim sekolah tetap
solid dan kehadiran guru baru tidak merusak sistem.
g) Selalulah bekerjasama, caranya dengan membuka pintu gagasan
orang lain. Tim

seharusnya menciptakan lingkunganyang

terbuka dengan gagasan setiap anggota. Misalnya sekolah sedang


menghadapi masalah keamanan dan ketertiban, sebaiknya
dibicarakan secara bersama-sama sehingga kerjasama tim dapat
berfungsi dengan baik.
h) Wujudkan

gagasan

menjadi

kenyataan.

Caranya

dengan

menggali atau memacu kreativitas tim dan mewujudkan menjadi


suatu kenyataan. Di sekolah banyak sekali gagasan yang kreatif,
karena itu usahakan untuk diwujudkan agar tim bersemangat
untuk meraih tujuan. Dalam menggali gagasan perlu mencari
kesamaan pandangan.
i) Aturlah perbedaan secara aktif. Perbedaan pandangan atau
bahkan konflik adalah hal yang biasa terjadi di sebuah lembaga
atau organisasi. Organisasi yang baik dapat memanfaatkan
perbedaan dan mengarahkannya sebagai

kekuatan untuk

139

memecahkan

masalah.

Cara

yang

paling

baik

adalah

mengadaptasi perbedaan menjadi bagian konsensus yang


produktif.
j) Perangi virus konflik, dan jangan sekali-kali memproduksi
konflik. Di sekolah terkadang ada saja sumber konflik misalnya
pembagian tugas yang tidak merata ada yang terlalu berat tetapi
ada juga yang sangat ringan. Ini sumber konflik dan perlu
dicegah agar tidak meruncing. Konflik dapat melumpuhkan tim
kerja jika tidak segera ditangani.
k) Saling percaya. Jika kepercayaan antar anggota hilang, sulit bagi
tim untuk bekerja bersama. Apalagi terjadi, anggota tim
cenderung menjaga jarak, tidak siap berbagi informasi, tidak
terbuka dan saling curiga.. Situasi ini tidak baik bagi tim. Sumber
saling ketidakpercayaan di sekolah biasanya

berawal dari

kebijakan yang tidak transparan atau konsensus yang dilanggar


oleh pihak-pihak tertentu dan kepala sekolah tidak bertindak
apapun. Membiarkan situasi yang saling tidak percaya antar
anggota tim dapat memicu konflik.
l) Saling

memberi

penghargaan.

Faktor nomor satu

yang

memotivasi karyawan adalah perasaan bahwa mereka telah


berkontribusi terhadap pekerjaan danm prestasi organisasi.
Setelah sebuah pekerjaan besar selesai atau ketika pekerjaan yang
sulit membuat tim lelah, kumpulkan anggota tim untuk

140

merayakannya. Di sekolah dapat dilakukan sesering mungkin


setiap akhir kegiatan besar seperti akhir semester, akhir ujian
nasional, dan lain-lain.
m) Evaluasilah tim secara teratur. Tim yang efektif akan
menyediakan waktu untuk melihat proses dan hasil kerja tim.
Setiap anggota diminta untuk berpendapat tentang kinerja tim,
evaluasi kembali tujuan tim, dan konstitusi tim.
n) Jangan menyerah. Terkadang tim menghadapi tugas yang sangat
sulit dengan kemungkinan untuk berhasil sangat kecil. Tim bisa
menyerah dan mengizinkan kekalahan ketika semua jalan
kreativitas dan sumberdaya yang ada telah dipakai. Untuk
meningkatkan semangat anggotanya antara lain dengan cara
memperjelas mengapa tujuan tertentu menjadi penting dan begitu
vital untuk dicapai. Tujuan merupakan sumber energi tim.
Setelah itu bangkitkan kreativitas tim yaitu dengan cara
menggunakan kerangka fikir dan pendekatan baru terhadap
masalah.
Selain hal tersebut di atas untuk mengukur komitmen yang dimiliki
kepala sekolah, kepala sekolah dan guru di SMP Islam Al-Azhar 18
Salatiga dapat dilihat sebagai berikut:
Skor maksimal : 50
Rata-rata/mean : perolehan skor
10 aspek

141

1) Responden

(terlampir)

memperoleh

skor

41/10

aspek

memperoleh

skor

41/10

aspek

memperoleh mean 4,1.


2) Responden

(terlampir)

memperoleh mean 4,1.

Jadi jumlah mean secara keseluruhan adalah:


Jumlah keseluruhan mean responden
Jumlah responden
= 4,1+ 4,1.= 4,1 dibulatkan menjadi 4
2
Pedoman penilaian:
1-2

: tidak memiliki komitmen

3-4

: komitmen baik

5-6

: komitmen sangat baik


Berdasarkan angket di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa

Kepala sekolah mampu menumbuhkan komitmen yang baik di


kalangan sekolah.
e. Menumbuhkan sikap kerjasama antarteam
Kerja sama merupakan salah satu fitrah manusia sebagai mahluk
sosial. Kerja sama memiliki dimensi yang sangat luas dalam kehidupan
manusia, baik terkait tujuan positif maupun negatif. Dalam hal apa,
bagaima- na, kapan dan di mana seseorang harus bekerjasama dengan

142

orang lain tergantung pada kompleksitas dan tingkat kemajuan


peradaban orang terse- but. Semakin modern seseorang, maka ia akan
semakin banyak bekerja sama dengan orang lain, bahkan seakan tanpa
dibatasi oleh ruang dan waktu tentunya dengan bantuan perangkat
teknologi yang modern pula.
Bentuk kerjasama dapat dijumpai pada semua kelompok orang dan
usia. Sejak masa kanak-kanak, kebiasaan bekerjasama sudah diajarkan di
dalam kehidupan keluarga. Setelah dewasa, kerjasama akan semakin
berkembang dengan banyak orang untuk memenuhi berbagai kebutuhan
hidupnya. Pada taraf ini, kerjasama tidak hanya didasarkan hubungan
kekeluargaan, tetapi semakin kompleks. Dasar utama dalam kerja sama
ini adalah keahlian, di mana masing-masing orang yang memiliki
keahlian berbeda, bekerja bersama menjadi satu kelompok/tim dalam
menyeleseaikan sebuah pekerjaan. Kerja sama tersebut adakalanya harus
dilakukan dengan orang yang sama sekali belum dikenal, dan begitu
berjumpa langsung harus bekerja bersama dalam sebuah kolempok. Oleh
karena itu selain keahlian juga dibutuhkan kemampuan penyesuaian diri
dalam setiap lingkungan atau bersama segala mitra yang dijumpai.
Dari sudut pandang sosiologis, pelaksanaan kerjasama antar kelompok masyarakat ada tiga bentuk

84

yaitu: (a) bargaining yaitu kerjasama

antara orang per orang dan atau antarkelompok untuk mencapai tujuan
tertentu dengan suatu perjanjian saling menukar barang, jasa, kekuasaan,

84

Soekanto, S. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. 1986. Hlm. 60-63

143

atau jabatan tertentu, (b) cooptation yaitu kerjasama dengan cara rela
menerima unsur-unsur baru dari pihak lain dalam organisasi sebagai
salah satu cara untuk menghindari terjadinya keguncangan stabilitas
organisasi, dan (c) coalition yaitu kerjasama antara dua organisasi atau
lebih yang mempunyai tujuan yang sama. Di antara oganisasi yang
berkoalisi memiliki batas-batas tertentu dalam kerjasama sehingga jati
diri dari masing-masing organisasi yang berkoalisi masih ada. Bentukbentuk kerjasama di atas biasanya terjadai dalam dunia politik. Untuk
mengetahui aspek-aspek tentang kerjasama tim di SMP Islam Al-Azhar
18 Salatiga dapat dilihat melalui angket berikut:
Skor maksimal : 35
Rata-rata/mean : perolehan skor
7 aspek
1) Responden 1 (terlampir) memperoleh skor 30/7 aspek memperoleh
mean 4,2.
2) Responden 2 (terlampir) memperoleh skor 30/7 aspek memperoleh
mean 4,2.
3) Responden 3 (terlampir) memperoleh skor 29/7 aspek memperoleh
mean 4,1.
4) Responden 4 (terlampir) memperoleh skor 28/7 aspek memperoleh
mean 4,0.
5) Responden 5 (terlampir) memperoleh skor 31/7 aspek memperoleh
mean 4,4.

144

Jadi jumlah mean secara keseluruhan adalah:


Jumlah keseluruhan mean responden
Jumlah responden
= 4,2+ 4,2+ 4,1 + 4,0+ 4,4.= 4,18 dibulatkan menjadi 4
5
Pedoman penilaian:
1-2

: tidak ada kerjasama

3-4

: kerjasama baik

5-6

: kerjasama sangat tinggi


Berdasarkan angket di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa ada

kerjasama yang baik diantara warga sekolah.


f. Melibatkan dan pemberdayaan karyawan
Pemberdayaan merupakan cara yang efektif untuk mendapatkan
kinerja yang terbaik dari dari staf atau pihak yang dibina. Pemberdayaan
lebih dari sekedar pendelegasian tugas dan kewenangan tetapi juga
pelimpah- an proses pengembangan keputusan dan tanggung jawab
secara penuh (Stewart, 1998; 22 23). Manfaat pemberdayaan selain
dapat meningkatkan kinerja juga mendatangkan manfaat lain bagi
individu-individu dan organi- sasi. Manfaatnya bagi individu adalah
dapat

meningkatkan

kecakapan-kecakapan

penting

pada

saat

menjalankan tugasnya, dan memberi rasa berprestasi yang lebih besar


kepada staf sehingga akan meningkatkan motivasi kerja. Sedangkan
manfaat bagi organisasi adalah menambah efektivitas organisasi. Untuk

145

dapat memberdayakan organisasi/staf yang dibina, seorang Kepala


Sekolah tentu harus memberdayakan diri anda sendiri terlebih dahulu. Ini
modal utama agar dalam upaya pemberdayaan lebih efektif.
Bentuk pemberdayaan yang disarankan adalah kerjasama. Budaya
organisasi apa yang baik untuk pemberdayan?. Budaya yang kondusif
adalah budaya kerjasama dengan piramida terbalik. Para kepala sekolah
diarahkan agar memaksimalkan pelayanannya kepada pelanggan (siswa,
orang tua dan stakeholder pendidikan lainnya) dengan menyediakan
sumberdaya, bimbingan, dan lain-lain yang diperlukan. Para staf barisan
depan yaitu seperti guru dan staf administrasi sekolah harus mengetahui
benar tentang kebutuhan-kebutuhan pelanggan.
Kepala Sekolah yang akan menumbuhkan budaya pemberdayaan di
sekolah perlu dua hal yaitu memupuk kepercayaan dan keterbukaan.
Dalam membina kepercayaan, Kepala Sekolah meyakinkan bahwa
dirinya memberi kepercayaan kepada sekolah yang dibarengi oleh sikap
mentolelir sejumlah kekeliruan. Kepala Sekolah sebaiknya dapat
menerima sejumlah kesalahan yang sewaktu-waktu dapat saja terjadi. Ia
memaklumi kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh kepala sekolah dan
guru sebatas adanya maksud baik dari mereka untuk mencapai tujuan
yang baik.
Toleransi terhadap kesalahan-kesalahan tidak berarti menutup mata
terhadap kecerobohan akibat ketidak tahuan,

keteledoran, dan atau

kesenga- jaan. Mengulangi kesalahan-kesalahan yang sebenarnya dapat

146

dihindari tidak pernah dapat diterima. Lain halnya kalau pengulangan


kesalahan ditimbulkan oleh karena Kepala Sekolah mengkritik
kekeliruan

tersebut

tetapi

tidak

menjelaskan

bagaimana

cara

memperbaiki kekeliruan yang dibuat kepala sekolah atau guru.


Apakah perlu marah jika ada kesalahan?. Sebagian dari kita mungkin
masih percaya bahwa untuk mencegah kesalahan terulang lagi
diperlukan tindakan dengan cara memarahi. Namun dalam budaya
pemberdayaan, cara itu sangat tidak dianjurkan. Kita hanya memiliki hak
untuk membuat kepala sekolah, guru dan staf lainnya mengerti bahwa
mereka melakukan kesalahan tetapi tidak berhak untuk membuat mereka
merasa kecil hati.
Kunci untuk menjaga kepercayaan adalah keterbukaan. Dalam
Kepala Sekolahan, keterbukaan adalah kunci keberhasilan. Kepala
Sekolah yang tidak memperoleh informasi yang benar dari kepala
sekolah dan/atau guru tidak akan mampu melakukan pembinaan dan
pemberdayaan. Dalam keterbukaan, ada arus penilaian dari Kepala
Sekolah terhadap sekolah dan sebaliknya. Kepala Sekolah perlu
mengetahui apakah dirinya telah memenuhi harapan-harapan sekolah,
sebaliknya sekolah pun membutuhkan umpan balik yang sama dari
Kepala Sekolah tentang kemajuan sekolahnya menurut penilaian Kepala
Sekolah.
Kerjasama inilah yang dapat meningkatkan kualitas dan kinerja
Kepala Sekolah. Apabila seorang Kepala Sekolah bersikap otoriter dan

147

tertutup, maka ia tidak akan memperoleh informasi yang diharapkan dan


akan melemahkan fungsinya sebagai supervisor. Kepala Sekolah tipe ini
biasanya

hanya

akan

menjalankan

Sebaliknya, bila menghadapi

tugasnya

secara

formalitas.

Kepala Sekolah yang demikian, maka

kepala sekolah tidak akan memberikan informasi yang sebenarnya dan


cenderung menutupi kelemahannya.
Setelah tumbuh kepercayaan dan keterbukaan, Kepala Sekolah
melakukan kerjasama dengan pihak kepala sekolah dan guru untuk
memberdayakan sekolah. Dalam prakteknya, Kepala Sekolah mengambil
peranan sebagai supervisor yang memiliki wawasan pemberdayaan untuk
membantu mampu (enabling) kepala sekolah dan guru dalam mengelola
pendidikan dan pembelajaran, memperlancar pengembangan sekolah,
menerima konsultasi, menjadi perekat bekerjasama, membimbing dan
mendukung pihak

terkait

dalam

menjalankan

fungsinya dalam

pemberdayaan sekolah.
Untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan karyawan atau staff di
SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga dapat dilihat sebagai berikut:
Skor maksimal : 40
Rata-rata/mean : perolehan skor
8 aspek
1) Responden 1 (terlampir) memperoleh skor 32/8 aspek memperoleh
mean 4,0.

148

2) Responden 2 (terlampir) memperoleh skor 32/8 aspek memperoleh


mean 4,0.
3) Responden 3 (terlampir) memperoleh skor 32/8 aspek memperoleh
mean 4,0.
4) Responden 4 (terlampir) memperoleh skor 32/8 aspek memperoleh
mean 4,0.
5) Responden 5 (terlampir) memperoleh skor 32/8 aspek memperoleh
mean 4,0.
Jadi jumlah mean secara keseluruhan adalah:
Jumlah keseluruhan mean responden
Jumlah responden
= 4,0+ 4,0+ 4,0+ 4,0+ 4,0.= 4,0 dibulatkan menjadi 4
5
Pedoman penilaian:
1-2

: tidak ada keterlibatan karyawan

3-4

: adanya keterlibatan karyawan yang baik

5-6

: adanya keterlibatan karyawan yang sangat baik


Berdasarkan angket di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa

adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan yang baik di sekolah


tersebut.
g. Melakukan perbaikan proses secara berkesinambungan
Sumber sumber kualitas yang ada bersifat sangat mendasar, karena
tergantung pada kondisi pucuk pimpinan (kepala sekolah), yang selalu

149

menghadapi kemungkinan dipindahkan, atau dapat memohon untuk


dipindahkan. Sehubungan dengan itu, realiasi TQM tidak boleh
digantungkan pada individu kepala sekolah sebagai sumber kualitas,
karena sikap dan perilaku individu terhadap kualitas dapat berbeda.
Dengan kata lain sumber kualitas ini harus ditransformasikan pada
filsafat kualitas yang berkesinambungan dalam merealisasikan TQM.
Untuk mengetahui penerapan point ini di SMP Islam Al-Azhar 18
Salatiga dapat dilihat melalui angket berikut ini:
Skor maksimal : 25
Rata-rata/mean : perolehan skor
5 aspek
1) Responden 1 (terlampir) memperoleh skor 20/5 aspek memperoleh
mean 4,0.
2) Responden 2 (terlampir) memperoleh skor 20/5 aspek memperoleh
mean 4,0.
Jadi jumlah mean secara keseluruhan adalah:
Jumlah keseluruhan mean responden
Jumlah responden
= 4,0+ 4,0.= 4,0 dibulatkan menjadi 4
2
Pedoman penilaian:
1-2

: tidak ada perbaikan proses secara berkesinambungan

3-4

: adanya perbaikan proses secara berkesinambungan yang baik

150

5-6

: adanya perbaikan proses secara berkesinambungan yang

sangat baik.
Berdasarkan angket di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa SMP
Islam

Al-Azhar

18

Salatiga

ada

perbaikan

proses

secara

berkesinambungan yang baik.


h. Pendidikan dan pelatihan
Untuk mengetahui penerapan point ini di SMP Islam Al-Azhar 18
Salatiga dapat dilihat melalui angket berikut ini:
Skor maksimal : 15
Rata-rata/mean : perolehan skor
3 aspek
1) Responden 1 (terlampir) memperoleh skor 15/3 aspek memperoleh
mean 5,0.
2) Responden 2 (terlampir) memperoleh skor 15/3 aspek memperoleh
mean 5,0.
3) Responden 3 (terlampir) memperoleh skor 15/3 aspek memperoleh
mean 5,0.
Jadi jumlah mean secara keseluruhan adalah:
Jumlah keseluruhan mean responden
Jumlah responden
= 5,0+ 5,0+ 5,0.= 5,0 dibulatkan menjadi 5
3

151

Pedoman penilaian:
1-2

: tidak ada pendidikan dan pelatihan

3-4

: adanya pendidikan dan pelatihan yang baik

5-6

: adanya pendidikan dan pelatihan yang sangat


baik.

Berdasarkan angket di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa SMP


Islam Al-Azhar 18 Salatiga untuk menunjang mutu atau kualitas warga
sekolah

diadakan

pendidikan

tambahan

dan

pelatihan

secara

berkesinambungan.
i. Kebebasan yang terkendali
Penerapan TQM berarti pula adanya kebebasan untuk berpendapat.
Kebebasan berpendapat akan menciptakan iklim yang dialogis antara
siswa dengan guru, antara siswa dengan kepala sekolah, antara guru dan
kepala

sekolah,

singkatnya

adalah

kebebasan

berpendapat

dan

keterbukaan antara seluruh warga sekolah. Pentransferan ilmu tidak lagi


bersifat one way communication, melainkan two way communication.
Ini berkaitan dengan budaya akademis.
Selain kebebasan berpendapat juga harus ada kebebasan informasi.
Harus ada informasi yang jelas mengenai arah organisasi sekolah, baik
secara internal organisasi maupun secara nasional. Secara internal,
manajemen harus menyediakan informasi seluas- luasnya bagi warga
sekolah. Termasuk dalam hal arah organisasi adalah progran program,

152

serta kondisi finansial. Untuk mengetahui penerapan point ini di SMP


Islam Al-Azhar 18 Salatiga dapat dilihat melalui angket berikut ini:
Skor maksimal : 20
Rata-rata/mean : perolehan skor
4 aspek
1) Responden 1 (terlampir) memperoleh skor 16/4 aspek memperoleh
mean 4,0.
2) Responden 2 (terlampir) memperoleh skor 16/4 aspek memperoleh
mean 4,0.
3) Responden 3 (terlampir) memperoleh skor 16/4 aspek memperoleh
mean 4,0.
4) Responden 3 (terlampir) memperoleh skor 16/4 aspek memperoleh
mean 4,0
5) Responden 3 (terlampir) memperoleh skor 16/4 aspek memperoleh
mean 4,0
Jadi jumlah mean secara keseluruhan adalah:
Jumlah keseluruhan mean responden
Jumlah responden
= 4,0+ 4,0+ 4,0+ 4,0+ 4,0.= 4,0 dibulatkan menjadi 4
5
Pedoman penilaian:
1-2

: tidak ada kebebasan terkendali

3-4

: adanya kebebasan terkendali yang baik

153

5-6

: adanya kebebasan terkendali yang sangat baik.

Berdasarkan angket di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa SMP


Islam Al-Azhar 18 Salatiga ada kebebasan terkendali yang baik dan
dapat dipertanggungjawabkan.
j. Adanya kesatuan tujuan
Untuk mengetahui penerapan point ini di SMP Islam Al-Azhar 18
Salatiga dapat dilihat melalui angket berikut ini:
Skor maksimal : 15
Rata-rata/mean : perolehan skor
3

aspek

1) Responden 1 (terlampir) memperoleh skor 12/3 aspek memperoleh


mean 4,0.
2) Responden 2 (terlampir) memperoleh skor 14/3 aspek memperoleh
mean 4,6.
3) Responden 3 (terlampir) memperoleh skor 12/3 aspek memperoleh
mean 4,0.
Jadi jumlah mean secara keseluruhan adalah:
Jumlah keseluruhan mean responden
Jumlah responden
= 4,0+ 4,6+ 4,0.= 4,2 dibulatkan menjadi 4
3
Pedoman penilaian:
1-2

: tidak ada kesatuan tujuan

154

3-4

: adanya kesatuan tujuan yang baik

5-6

: adanya kesatuan tujuan yang sangat baik.

Berdasarkan angket di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa SMP


Islam Al-Azhar 18 Salatiga

setiap warga sekolah memahami dan

memiliki kesatuan tujan yang ingin dicapai sekolah dengan baik.


k. Peningkatan Mutu di SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga
Membahas peningkatan TQM di SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga
tidak bisa lepas dari pembahasan kurikulum, tenaga pendidik, tenaga
kependidikan, proses kegiatan belajar mengajar (KBM), sarana
prasarana, anggaran, dan manajemen mutu sebagaimana telah dibahas
sebelumnya. Dilihat dari segi prestasi SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga
pernah menyabet beberapa juara, diantaranya:
a. Juara II lomba pencak silat tingkat provinsi
b. Juara I lomba drum band tingkat kota Salatiga
c. Juara I lomba pidato tingkat kota Salatiga
d. Juara I lomba kaligrafi tingkat kota Salatiga
e. Juara II lomba drum band tingkat kota Salatiga
f. Juara I lomba menyanyi tingkat kota Salatiga
g. Juara I lomba menggambar tingkat kota Salatiga
h. Juara II UN tingkat kota Salatiga
Melihat prestasi-prestasi yang diraih peserta didik di SMP Islam
Al-Azhar 18 Salatiga tersebut, tidak terlepas dari upaya SMP Islam AlAzhar 18 Salatiga dalam berusaha meningkatkan mutu pendidikan, baik

155

dari aspek internal maupun aspek eksternal. Dengan prestasi-prestasi


yang telah diraih tersebut dapat mengangkat nama SMP Islam Al-Azhar
18 Salatiga di mata masyarakat dan kepercayaan masyarakat terhadap
komitmen dan kualitas pendidikan di SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga
meningkat.
l. Kelebihan dan Kekurangan Implementasi TQM di SMP Islam AlAzhar 18 Salatiga
1) Kelebihan
a) Munculnya kerjasama yang baik di kalangan warga sekolah
b) Terpenuhinya kebutuhan pelanggan dengan baik.
c) Terpenuhinya seluruh hak dan kewajiban warga sekolah
dengan baik.
2) Kekurangan
a) Masih sering terjadi lepas control dari kepala sekolah
sehingga masih banyak hal yang tidak dapat berjalan sesuai
dengan rencana.
b) Sering terjadi miss communication diantara warga sekolah.
c) Masih banyak warga sekolah yang memandang bahwa mutu
atau kualitas itu adalah sesuatu yang bersifat sementara.
2. Implementasi TQM di SMP IT Nurul Islam Tengaran
Penerapan atau implementasi TQM di SMP IT Nurul Islam Tengaran
tidak jauh berbeda dengan SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga. Visi SMP
IT Nurul Islam Tengaran adalah Melahirkan generasi cerdas,

156

berakhlakul karimah dan berwawasan global, sedangkan misinya adalah


Menyelenggarakan

pendidikan

Islam

menengah

pertama

yang

memadukan antara iman, ilmu dan amal, Muwujudkan peserta didik


yang berkarakter, aqidah yang bersih, ibadah yang benar, akhlak yang
kuat, mandiri, berwawasan yang luas, jasmani yang sehat, bersungguhsungguh, rapi dalam urusan, bisa memelihara waktu, dan bermanfaat
bagi orang lain, Mewujudkan peserta didik yang berwawasan global,
dengan penguasaan bahasa Arab, bahasa Inggris dan teknologi, Menjadi
sekolah rujukan di Jawa Tengah dan sekitarnya.Untuk mencapai visi
dan misi tersebut tentunya Kepala Sekolah bekerjasama dengan
masyarakat sekolah berusaha keras dengan berbagai upaya. Namun
demikian secara garis besar SMP IT Nurul Islam Tengaran dalam
menerapkan TQM adalah sebagai berikut:
a. Merespon keinginan pelanggan
Berdasarkan

angket

yang

diisi

oleh

beberapa

pelanggan

(Responden) memperoleh hasil sebagai berikut:


Skor maksimal : 65
Rata-rata/mean : perolehan skor
13 aspek
1) Responden 1 (terlampir) memperoleh skor 46/13 aspek memperoleh
mean 3,5.
2) Responden 2 (terlampir) memperoleh skor 45/13 aspek memperoleh
mean 3,5.

157

3) Responden 3 (terlampir) memperoleh skor 46/13 aspek memperoleh


mean 3,5.
4) Responden 4 (terlampir) memperoleh skor 45/13 aspek memperoleh
mean 3,4.
5) Responden 5 (terlampir) memperoleh skor 46/13 aspek memperoleh
mean 3,5.
Jadi jumlah mean secara keseluruhan adalah:
Jumlah mean responden
Jumlah responden
= 3,5+ 3,5+ 3,5+ 3,4+ 3,5 = 3,48 dibulatkan menjadi 4
5
Pedoman penilaian:
1-2

: tidak puas

3-4

: puas

5-6

: sangat puas

Berdasarkan pengamatan melalui angket di atas, pelayanan Sekolah


kepada

Pelanggan

baik

pelanggan

internal

maupun

eksternal

menunjukkan rata-rata 3,48, yang berarti pelayanannya memuaskan


pelanggan.
b. Obsesei terhadap kualitas
Adapun berdasarkan pengamatan penulis melalui angket yang diisi
oleh guru dan karyawan memperoleh hasil sebagai berikut:

158

Skor maksimal : 25
Rata-rata/mean : perolehan skor
5 aspek
1) Responden 1 (terlampir) memperoleh skor 18/5 aspek memperoleh
mean 3,6.
2) Responden 2 (terlampir) memperoleh skor 18/5 aspek memperoleh
mean 3,6.
3) Responden 3 (terlampir) memperoleh skor 17/5 aspek memperoleh
mean 3,4.
4) Responden 4 (terlampir) memperoleh skor 16/5 aspek memperoleh
mean 3,2.
5) Responden 5 (terlampir) memperoleh skor 18/5 aspek memperoleh
mean 3,6.
Jadi jumlah mean secara keseluruhan adalah:
Jumlah keseluruhan mean responden
Jumlah responden
= 3,6+ 3,6+ 3,4+ 3,2+ 3,6.= 3,48 dibulatkan menjadi 4
5
Pedoman penilaian:
1-2

: tidak ada obsesi

3-4

: obsesi

5-6

: sangat tinggi obsesi

159

Dari data angket di atas dapat dilihat bahwa kepala sekolah, guru
dan karyawan di SMP IT Nurul Islam Tengaran memiliki obsesi
terhadap pentingnya peningkatan mutu atau kualitas,
c. Pengambilan keputusan berdasarkan pendekatan ilmiah
Dalam penerapan TQM di SMP IT Nurul Islam Tengaran kepala
sekolah selain memahami kondisi dan situasi sekolah, juga melakukan
analisis

swot

terhadap

suatu

permasalahan,

sehingga

indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan dapat berjalan dengan baik.


Menganalisis kekuatan yang dimiliki sekolah untuk meningkatkan mutu
dan menganalisis ancaman yang mungkin terjadi di sekolah yang dapat
menimbulkan turunnya mutu sekolah.
Berdasarkan pengamatan penulis melalui angket yang diisi oleh guru
dan karyawan memperoleh hasil sebagai berikut:
Skor maksimal : 30
Rata-rata/mean : perolehan skor
6 aspek
1) Responden 1 (terlampir) memperoleh skor 20/6 aspek memperoleh
mean 3,3.
2) Responden 2 (terlampir) memperoleh skor 20/6 aspek memperoleh
mean 3,3.
3) Responden 3 (terlampir) memperoleh skor 21/6 aspek memperoleh
mean 3,5.
Jadi jumlah mean secara keseluruhan adalah:

160

Jumlah keseluruhan mean responden


Jumlah responden
= 3,3+ 3,3+ 3,5.= 3,36 dibulatkan menjadi 3
3
Pedoman penilaian:
1-2

: tidak ilmiah

3-4

: ilmiah

5-6

: sangat ilmiah

Dari data angket di atas dapat dilihat bahwa kepala sekolah di SMP
IT Nurul Islam Tengaran menggunakan pendekatan ilimiah dalam setiap
pengambilan keputusan.
d. Komitmen jangka panjang
Kepala sekolah sebagai ujung tombak memahami kondisi sekolahnya
dan posisinya sebgai manager. Di SMP IT Nurul Islam Tengaran kepala
sekolah terlebih dahulu memahami nilai-nilai karakter yang ada dalam
diri masyarakat sekolah. Nilai-nilai karakter yang ditemukan dalam diri
guru dan karyawannya diantaranya sifat

amanah, professional,

bermotivasi tinggi, kreatif, disiplin, bersih, jujur, ramah, peduli dan


bertanggungjawab. Menurut Bapak Purwoko, S.Pd bahwa karakter guru
adalah komitmen yang pertama kita bangun sebelum dengan siswa dan
warga sekolah lainnya.85

85

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMP IT Nurul Islam Tengaran Tanggal 31
September 2013

161

Sebagai kepala sekolah, Bapak Purwoko, S.Pd juga harus memahami


specification costumer need yaitu SMP IT Nurul Islam Tengaran adalah
termasuk sekolah yang berkualitas sekaligus sekolah khusus keagamaan
yang diharapkan mampu memiliki moralitas yang baik, dengan
mayoritas warga sekolahnya adalah masyarakat agamis, ekonomi
menengah ke atas, masyarakat yang memiliki kesibukan tertentu dan
perpaduan lain. Anak yang ingin bersekolah di SMP IT Nurul Islam
Tengaran beragam dan pihak sekolah atau lembaga tidak membedabedakan dan memilah-milah paham keagamaan untuk dijadikan dasar
diterimanya peserta didik. Untuk mengukur komitmen yang dimiliki
kepala sekolah, kepala sekolah dan guru di SMP IT Nurul Islam
Tengaran dapat dilihat sebagai berikut:
Skor maksimal : 50
Rata-rata/mean : perolehan skor
10 aspek
1) Responden

(terlampir)

memperoleh

skor

34/10

aspek

memperoleh

skor

35/10

aspek

memperoleh mean 3,4.


2) Responden

(terlampir)

memperoleh mean 3,5.


Jadi jumlah mean secara keseluruhan adalah:
Jumlah keseluruhan mean responden
Jumlah responden
= 3,4+ 3,5.= 3,45 dibulatkan menjadi 3

162

2
Pedoman penilaian:
1-2

: tidak memiliki komitmen

3-4

: komitmen baik

5-6

: komitmen sangat baik

Berdasarkan angket di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa Kepala


sekolah mampu menumbuhkan komitmen yang baik di kalangan sekolah.
e. Kerjasama tim
Untuk mengetahui aspek-aspek tentang kerjasama tim di SMP IT
Nurul Islam Tengaran dapat dilihat melalui angket berikut:
Skor maksimal : 35
Rata-rata/mean : perolehan skor
7 aspek
1) Responden 1 (terlampir) memperoleh skor 24/7 aspek memperoleh
mean 3,4.
2) Responden 2 (terlampir) memperoleh skor 24/7 aspek memperoleh
mean 3,4.
3) Responden 3 (terlampir) memperoleh skor 27/7 aspek memperoleh
mean 3,8.
4) Responden 4 (terlampir) memperoleh skor 27/7 aspek memperoleh
mean 3,8.

163

5) Responden 5 (terlampir) memperoleh skor 24/7 aspek memperoleh


mean 3,4.
Jadi jumlah mean secara keseluruhan adalah:
Jumlah keseluruhan mean responden
Jumlah responden
= 3,4+ 3,4+ 3,8+ 3,8+ 3,4.= 3,56 dibulatkan menjadi 4
5
Pedoman penilaian:
1-2

: tidak ada kerjasama

3-4

: kerjasama baik

5-6

: kerjasama sangat tinggi


Berdasarkan angket di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa ada

kerjasama yang baik diantara warga sekolah.


f. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
Untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan karyawan atau staff di
SMP IT Nurul Islam Tengaran dapat dilihat sebagai berikut:
Skor maksimal : 40
Rata-rata/mean : perolehan skor
8 aspek
1) Responden 1 (terlampir) memperoleh skor 29/8 aspek memperoleh
mean 3,6.
2) Responden 2 (terlampir) memperoleh skor 29/8 aspek memperoleh
mean 3,6.

164

3) Responden 3 (terlampir) memperoleh skor 29/8 aspek memperoleh


mean 3,6.
4) Responden 4 (terlampir) memperoleh skor 29/8 aspek memperoleh
mean 3,6.
5) Responden 5 (terlampir) memperoleh skor 29/8 aspek memperoleh
mean 3,6.
Jadi jumlah mean secara keseluruhan adalah:
Jumlah keseluruhan mean responden
Jumlah responden
= 3,6+ 3,6+ 3,6+ 3,6+ 3,6.= 3,6 dibulatkan menjadi 4
5
Pedoman penilaian:
1-2

: tidak ada keterlibatan karyawan

3-4

: adanya keterlibatan karyawan yang baik

5-6

: adanya keterlibatan karyawan yang sangat baik

Berdasarkan angket di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa adanya


keterlibatan dan pemberdayaan karyawan yang baik di sekolah tersebut.
g. Adanya perbaikan proses secara berkesinambungan
Untuk mengetahui penerapan point ini di SMP IT Nurul Islam
Tengaran dapat dilihat melalui angket berikut ini:
Skor maksimal : 25
Rata-rata/mean : perolehan skor
4 aspek

165

1) Responden 1 (terlampir) memperoleh skor 18/5 aspek memperoleh


mean 3,6.
2) Responden 2 (terlampir) memperoleh skor 18/5 aspek memperoleh
mean 3,6.
Jadi jumlah mean secara keseluruhan adalah:
Jumlah keseluruhan mean responden
Jumlah responden
= 3,6+ 3,6.= 3,6 dibulatkan menjadi 4
2
Pedoman penilaian:
1-2

: tidak ada perbaikan proses secara berkesinambungan

3-4

: adanya perbaikan proses secara berkesinambungan yang baik

5-6

: adanya perbaikan proses secara berkesinambungan yang

sangat
baik.
Berdasarkan angket di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa SMP IT
Nurul Islam Tengaran ada perbaikan proses secara berkesinambungan
yang baik.
h. Adanya pendidikan dan pelatihan
Untuk mengetahui penerapan point ini di SMP IT Nurul Islam
Tengaran dapat dilihat melalui angket berikut ini:
Skor maksimal : 15
Rata-rata/mean : perolehan skor

166

aspek

1) Responden 1 (terlampir) memperoleh skor 12/3 aspek memperoleh


mean 4,0.
2) Responden 2 (terlampir) memperoleh skor 12/3 aspek memperoleh
mean 4,0.
3) Responden 3 (terlampir) memperoleh skor 12/3 aspek memperoleh
mean 4,0.
Jadi jumlah mean secara keseluruhan adalah:
Jumlah keseluruhan mean responden
Jumlah responden
= 4,0+ 4,0+ 4,0.= 4,0 dibulatkan menjadi 4
3
Pedoman penilaian:
1-2

: tidak ada pendidikan dan pelatihan

3-4

: adanya pendidikan dan pelatihan yang baik

5-6

: adanya pendidikan dan pelatihan yang sangat


baik.

Berdasarkan angket di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa SMP IT


Nurul Islam Tengaran untuk menunjang mutu atau kualitas warga
sekolah

diadakan

pendidikan

berkesinambungan.
i. Adanya kebebasan terkendali

tambahan

dan

pelatihan

secara

167

Untuk mengetahui penerapan point ini di MP IT Nurul Islam


Tengaran dapat dilihat melalui angket berikut ini:
Skor maksimal : 20
Rata-rata/mean : perolehan skor
4

aspek

1) Responden 1 (terlampir) memperoleh skor 16/4 aspek memperoleh


mean 4,0.
2) Responden 2 (terlampir) memperoleh skor 16/4 aspek memperoleh
mean 4,0.
3) Responden 3 (terlampir) memperoleh skor 16/4 aspek memperoleh
mean 4,0.
4) Responden 3 (terlampir) memperoleh skor 16/4 aspek memperoleh
mean 4,0
5) Responden 3 (terlampir) memperoleh skor 16/4 aspek memperoleh
mean 4,0
Jadi jumlah mean secara keseluruhan adalah:
Jumlah keseluruhan mean responden
Jumlah responden
= 4,0+ 4,0+ 4,0+ 4,0+ 4,0.= 4,0 dibulatkan menjadi 4
5
Pedoman penilaian:
1-2

: tidak ada kebebasan terkendali

3-4

: adanya kebebasan terkendali yang baik

168

5-6

: adanya kebebasan terkendali yang sangat baik.

Berdasarkan angket di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa SMP IT


Nurul Islam Tengaran ada kebebasan terkendali yang baik dan dapat
dipertanggungjawabkan.
j. Adanya kesatuan tujuan
Untuk mengetahui penerapan point ini di SMP IT Nurul Islam
Tengaran dapat dilihat melalui angket berikut ini:
Skor maksimal : 15
Rata-rata/mean : perolehan skor
3 aspek
1) Responden 1 (terlampir) memperoleh skor 12/3 aspek memperoleh
mean 4,0.
2) Responden 2 (terlampir) memperoleh skor 12/3 aspek memperoleh
mean 4,0.
3) Responden 3 (terlampir) memperoleh skor 12/3 aspek memperoleh
mean 4,0.
Jadi jumlah mean secara keseluruhan adalah:
Jumlah keseluruhan mean responden
Jumlah responden
= 4,0+ 4,0+ 4,0.= 4,0 dibulatkan menjadi 4
3
Pedoman penilaian:
1-2

: tidak ada kesatuan tujuan

169

3-4

: adanya kesatuan tujuan yang baik

5-6

: adanya kesatuan tujuan yang sangat baik

Berdasarkan angket di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa SMP IT


Nurul Islam Tengaran setiap warga sekolah memahami dan memiliki
kesatuan tujan yang ingin dicapai sekolah dengan baik.
k. Peningkatan Mutu di SMP IT Nurul Islam Tengaran
Untuk menghasilkan institusi yang berkualitas dan output yang
unggul maka diperlukan strategi khusus agar sekolah memiliki daya
saing dan tetap survive. Itu pula yang coba diterapkan di SMP IT Nurul
Islam Tengaran. Dari usaha-usaha tersebut dapat dilihat hasilnya
sebagai berikut:
1) Prestasi akademik yaitu juara I UN sekolah swasta se kabupaten
Semarang dan juara II UN sekolah negeri/swasta se kabupaten
Semarang
2) Prestasi non akademik telah memperoleh 30 tropi kejuaraan tingkat
kabupaten dan propinsi yang meliputi juara penelitian ilmiah
(penyulingan air, mengukur kadar air dalam susu, mengubah
sampah menjadi tenaga listrik dan BBM)
Dari prestasi-prestasi yang diraih di atas motivasi masyarakat untuk
menyekolahkan anaknya di SMP IT Nurul Islam Tengaran meningkat.
Menurut Sri Suwarsi salah satu orang tua siswa kelas 9 dan 7,

86

selain

mendapatkan pendidikan atau ilmu umum, sekolah di SMP IT Nurul


86

Hasil wawancara dengan orang tua siswa SMP IT Nurul Islam Tengaran pada tanggal 31
Septemebr 2013

170

Islam Tengaran juga dapat membekali anak dengan ilmu Al-Quran,


melatih kemandirian dan melatih bersosialisasi karena di SMP IT Nurul
Islam Tengaran peserta didik diharuskan untuk hidup di mahad yang
telah menjadi bagian dari program di SMP IT Nurul Islam Tengaran
guna menunjang keberhasilan tujuan yang telah ditetapkan.
l. Kelebihan dan Kekurangan Implementasi TQM di SMP IT Nurul
Islam Tengaran
1) Kelebihan
a) Adanya kepuasaan pelanggan terhadap pelayanan sekolah.
b) Manajemen sekolah berjalan dengan baik dan sistematis
sehingga visi dan misi dapat tercapai dengan hasil yang
memuaskan.
c) Aspirasi warga sekolah dapat tersalurkan dengan baik.
2) Kekurangan
a) Masih

kurangnya

kesadaran

warga

sekolah

tentang

pentingnya mutu atau kualitas pendidikan.


b) kualitas dirasakan bersifat temporer dan apabila kepala
sekolah yang memprakarsainya meninggalkan sekolah,
kualitas kemudian diabaikan.
3. Analisis
Di lingkungan organisasi non profit, khususnya pendidikan, penetapan
kualitas produk dan kualitas proses untuk mewujudkannya, merupakan
bagian yang tidak mudah dalam pengimplementasian Manajemen Mutu

171

Terpadu (TQM). Kesulitan ini disebabkan oleh

karena ukuran

produktivitasnya tidak sekedar bersifat kuantitatif, misalnya hanya dari


jumlah lokal dan gedung sekolah atau laboratorium yang berhasil
dibangun, tetapi juga berkenaan dengan aspek kualitas yang menyangkut
manfaat dan kemampuan memanfaatkannya.
Demikian juga jumlah lulusan yang dapat diukur secara kuantitatif,
sedang kualitasnya sulit untuk ditetapkan kualifikasinya. Sehubungan
dengan itu di lingkungan organisasi bidang pendidikan yang bersifat non
profit, menurut Hadari Nawari

87

ukuran produktivitas organisasi bidang

pendidikan dapat dibedakan sebagai berikut :


a. Produktivitas Internal, berupa hasil yang dapat diukur secara
kuantitatif, seperti jumlah atau prosentase lulusan sekolah, atau
jumlah gedung dan lokal yang dibangun sesuai dengan persyaratan
yang telah ditetapkan.
b. Produktivitas Eksternal, berupa hasil yang tidak dapat diukur secara
kuantitatif, karena bersifat kualitatif yang hanya dapat diketahui
setelah melewati tenggang waktu tertentu yang cukup lama.
Masih menurut Hadari Nawawi88, bagi organisasi pendidikan,
adaptasi manajemen mutu terpadu dapat dikatakan sukses, jika
menunjukkan gejala gejala sebagai berikut :

87

Hadari Nawawi. Manajemen Strategik. Gadjah Mada Pers : Yogyakarta, 2005,

88

Ibid

hlm. 47

172

1) Tingkat konsistensi produk dalam memberikan pelayanan umum


dan pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan peningkatan
kualitas SDM terus meningkat.
2) Kekeliruan

dalam

bekerja

yang

berdampak

menimbulkan

ketidakpuasan dan komplain masyarakat yang dilayani semakin


berkurang.
3) Disiplin waktu dan disiplin kerja semakin meningkat
4) Inventarisasi aset organisasi semakin sempurna, terkendali dan tidak
berkurang/hilang tanpa diketahui sebab sebabnya.
5) Kontrol berlangsung efektif terutama dari atasan langsung melalui
pengawasan melekat, sehingga mampu menghemat pembiayaan,
mencegah penyimpangan dalam pemberian pelayanan umum dan
pembangunan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
6) Pemborosan dana dan waktu dalam bekerja dapat dicegah.
7) Peningkatan ketrampilan dan keahlian bekerja terus dilaksanakan
sehingga metode atau cara bekerja selalu mampu mengadaptasi
perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sebagai cara bekerja yang paling efektif, efisien dan produktif,
sehingga kualitas produk dan pelayanan umum terus meningkat.
Manajemen Mutu Terpadu di lingkungan suatu organisasi non profit
termasuk pendidikan tidak mungkin diwujudkan jika tidak didukung
dengan tersedianya sumber sumber untuk mewujudkan kualitas
proses dan hasil yang akan dicapai. Di lingkungan organisasi yang

173

kondisinyan sehat, terdapat berbagai sumber kualitas yang dapat


mendukung pengimplementasian TQM secara maksimal. Menurut
Hadari Nawawi89, beberapa di antara sumber sumber kualitas
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Komitmen Pucuk Pimpinan (Kepala Sekolah) terhadap kualitas.
Komitmen ini sangat penting karena berpengaruh langsung pada
setiap pembuatan keputusan dan kebijakan, pemilihan dan pelaksanaan
program dan proyek, pemberdayaan SDM, dan pelaksanaan kontrol.
Tanpa komitmen ini tidak mungkin diciptakan dan dikembangkan
pelaksanaan fungsi fungsi manajemen yang berorentasi pada kualitas
produk dan pelayanan umum.
b. Sistem Informasi Manajemen
Sumber ini sangat penting karena usaha mengimplementasikan
semua fungsi manajemen yang berkualitas, sangat tergantung pada
ketersediaan informasi dan data yang akurat, cukup/lengkap dan
terjamin kekiniannya sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan
tugas pokok organiasi.
Adapun ruang lingkup manajemen dalam pendidikan yaitu meliputi:90
1) Manajemen kurikulum
2) Manajemen ketenagaan pendidikan
3) Manajemen peserta didik
4) Manajemen sarana dan pra sarana pendidikan
89

Ibid, hlm. 138- 141


90
Mulyono, M.A, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan,Jogjakarta:
AR-RUZZ MEDIA, 2008, hlm. 168

174

5) Manajemen keuangan
6) Manajemen administrasi atau perkantoran
7) Manajemen unit-unit penunjang pendidikan
8) Manajemen layanan khusus pendidikan
9) Manajemen tata lingkungan dan keamanan sekolah
10) Manajemen hubungan dengan masyarakat
c. Sumberdaya manusia yang potensial
SDM di lingkungan sekolah sebagai aset bersifat kuantitatif dalam
arti dapat dihitung jumlahnya. Disamping itu SDM juga merupakan
potensi yang berkewajiban melaksanakan tugas pokok organisasi
(sekolah) untuk mewujudkan eksistensinya. Kualitas pelaksanaan tugas
pokok sangat ditentukan oleh potensi yang dimiliki oleh SDM, baik
yang telah diwujudkan dalam prestasi kerja maupun yang masih
bersifat potensial dan dapat dikembangkan.
d. Keterlibatan semua Fungsi
Semua fungsi dalam organisasi sebagai sumber kualitas, sama
pentingnya satu dengan yang lainnnya, yang sebagai satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan. Untuk itu semua fungsi harus dilibatkan
secara maksimal, sehingga saling menunjang satu dengan yang lainnya.
e. Filsafat Perbaikan Kualitas secara Berkesinambungan
Sumber sumber kualitas yang ada bersifat sangat mendasar,
karena tergantung pada kondisi pucuk pimpinan (kepala sekolah), yang
selalu menghadapi kemungkinan dipindahkan, atau dapat memohon

175

untuk dipindahkan. Sehubungan dengan itu, realiasi TQM tidak boleh


digantungkan pada individu kepala sekolah sebagai sumber kualitas,
karena sikap dan perilaku individu terhadap kualitas dapat berbeda.
Dengan kata lain sumber kualitas ini harus ditransformasikan pada
filsafat kualitas yang berkesinambungan dalam merealisasikan TQM.
Semua sumber kualitas di lingkungan organisasi pendidikan dapat
dilihat manifestasinya melalui dimensi dimensi kualitas yang harus
direalisasikan oleh pucuk pimpinan bekerja sama

dengan warga

sekolah yang ada dalam lingkungan tersebut. Menurut Hadari


Nawawi91, dimensi kualitas yang dimaksud adalah :
f. Dimensi Kerja Organisasi
Kinerja dalam arti unjuk perilaku dalam bekerja yang positif,
merupakan gambaran konkrit dari kemampuan mendayagunakan
sumber sumber kualitas, yang berdampak pada keberhasilan
mewujudkan,

mempertahankan

dan

mengembangkan

eksistensi

organisasi (sekolah).
g. Iklim Kerja
Penggunaan sumber sumber kualitas secara intensif akan
menghasilkan iklim kerja yang kondusif di lingkungan organisasi. Di
dalam iklim kerja yang diwarnai kebersamaan akan terwujud
kerjasama yang efektif melalui kerja di dalam tim kerja, yang saling

91

Ibid, hlm. 141

176

menghargai dan menghormati pendapat, kreativitas, inisiatif dan


inovasi untuk selalu meningkatkan kualitas.
h. Nilai Tambah
Pendayagunaan sumber sumber kualitas secara efektif dan efisien
akan memberikan nilai tambah atau keistimewaan tambahan sebagai
pelengkap dalam melaksanakan tugas pokok dan hasil yang dicapai
oleh organisasi. Nilai tambah ini secara kongkrit terlihat pada rasa puas
dan berkurang atau hilangnya keluhan pihak yang dilayani (siswa).
i. Kesesuaian dengan Spesifikasi
Pendayagunaan sumber sumber kualitas secara efektif dan efisien
bermanifestasi pada kemampuan personil untuk menyesuaikan proses
pelaksanaan pekerjaan dan hasilnya dengan karakteristik operasional
dan standar hasilnya berdasarkan ukuran kualitas yang disepakati.
j. Kualitas Pelayanan dan Daya Tahan Hasil Pembangunan
Dampak lain yang dapat diamati dari pendayagunaan sumber
sumber kualitas yang efektif dan efisien terlihat pada peningkatan
kualitas dalam melaksanakan tugas pelayanan kepada siswa.
k. Persepsi Masyarakat
Pendayagunaan sumber sumber kualitas yang sukses di
lingkungan organisasi pendidikan dapat diketahui dari persepsi
masyarakat (brand image) dalam bentuk citra dan reputasi yang positip
mengenai kualitas lulusan baik yang terserap oleh lembaga pendidikan
yang lebih tinggi ataupun oleh dunia kerja.

177

Secara singkat dapat digambarkan diagram komitmen kualitas


dalam Manajemen Mutu Terpadu adalah sebagai berikut :

TQM

KOMITMEN PADA KUALITAS


PERBAIKAN KUALITAS
SECARA BERKELANJUTAN

SUMBER SUMBER KUALITAS

FUNGSI FUNGSI MANAJEMEN :


PERENCANAAN, PENGORGANISASIAN, PELAKSANAAN, PENGANGGARAN, KONTROL

PELAKSANAAN PEKERJAAN
SECARA BERKUALITAS
HASIL :
PELAYANAN UMUM DAN PEMBANGUNAN
FISIK/NON FISIK MEMUASKAN
MASYARAKAT
Gambar 1.3 : Komitmen Kualitas dalam TQM

TQM atau Manajemen Mutu Terpadu dalam bidang pendidikan


tujuan akhirnya adalah meningkatkan kualitas, daya saing bagi output
(lulusan) dengan indikator adanya kompetensi baik intelektual
maupun skill serta kompetensi sosial siswa/lulusan yang tinggi.
Dalam mencapai hasil tersebut, implementasi TQM di dalam
organisasi pendidikan (sekolah) perlu dilakukan dengan sebenarnya
tidak dengan setengah hati. Begitu juga yang coba diteraapkan di
SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga dengan SMP IT Nurul Islam
Tengaran.

178

Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang telah


mengadopsi prinsip prinsip TQM ternyata tidak serta merta
mendongkrak

peningkatan

kinerja

pelaksana

sekolah

yang

implikasinya dapat meningkatkan kompetensi peserta didik kita.


Menurut penulis, yang paling pertama diperbaiki adalah budaya
kerja, unjuk kerja dan disiplin dari pelaksana sekolah (guru, karyawan
dan kepala sekolah). Semuanya harus dapat memandang siswa
sebagai pelanggan, yang harus dilayani dengan sebaik baiknya
demi kepuasan mereka. Pelaksana sekolah selalu bersemangat untuk
maju,

bersemangat

terus

untuk

menambah

kemampuan

dan

ketrampilannya yang pada akhirnya akan meningkatkan unjuk kerja


mereka di hadapan siswa. Apabila semua pelaksana sekolah sudah
mempunyai budaya kerja, unjuk kerja dan disiplin yang tinggi, maka
implementasi TQM dapat secara nyata berjalan dan akan menjadikan
organisasi pendidikan (sekolah) akan semakin maju, eksis, memiliki
brand image yang semakin tinggi dan pada akhirnya dapat
menciptakan kader kader bangsa yang berkualitas dan dapat
disejajarkan dengan bangsa lain.

179

BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari deskripsi hasil penelitian di atas, maka penulis dapat mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Implementasi Total Quality Management di SMP Islam Al-Azhar 18
Salatiga dan SMP IT Nurul Islam Tengaran terkait dengan upaya
peningkatan

mutu

sekolah

sebagai

suatu

pendekatan

dalam

menjalankan sebuah usaha yang mencoba memaksimalkan daya saing


sekolah melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa / layanan,
manusia, proses dan lingkungan yaitu berupa terdiri dari: a) Merespon
Keinginan Pelanggan pendidikan, yakni terdiri dari siswa, orangtua,
pejabat pendidikan, pengusaha, dunia kerja/dunia pendidikan, guru
dan karyawan b) Pelayanan Terbaik, c) Memberdayakan Sumber
Daya Insani dan Personil Untuk menghasilkan institusi yang
berkualitas dan output yang unggul maka diperlukan strategi khusus
agar sekolah memiliki daya saing dan tetap survive, mengingat
dewasa ini sekolah masih menjadi prioritas yang kedua. Total Quality
Management dalam pendidikan merupakan salah satu solusi untuk
mengubah kultur mutu dalam rangka meningkatkan kualitas sekolah.
Pelanggan Pendidikan yakni. b) Komite Sekolah yang berfungsi
sebagai mitra kerja sekolah yang mempunyai peran strategis
mengawal Program Kerja Kepala Sekolah. c) Pengelolaan Kurikulum
yang menunjukkan niat baik lembaga dan pemerintah dalam rangka

180

mencapai jati diri pendidikannya. d) Jenis Pelayanan yang diberikan


kepada siswa yakni menciptakan suasana pendidikan yang kondusif,
melengkapi

sarana

dan

prasarana

pendidikan,

serta

sekolah

mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu


pendidikan.
2. Upaya peningkatan Total Quality Management di SMP Islam AlAzhar 18 Salatiga dan SMP IT Nurul Islam Tengaran antara lain: a)
Upaya penngkatan mutu pendidikan melalui pemberlakuan KTSP,
peningkatan kualitas tenaga pendidikan, meningkatkan sarana dan
prasarana sekolah, b) Upaya peningkatan mutu layanan ditempuh
dengan membangun kultur mutu dalam semua komponen sekolah,
serta meningkatkan profesionalisme guru.

B. Saran
1. Untuk Institusi, model Total Quality Management atau Manajemen
Mutu Terpadu dalam dunia pendidikan bisa dijadikan sebagai langkah
alternative menuju akselerasi mutu pendidikan sehingga sudah
saatnya nilai-nilai dalam Manajemen Mutu Terpadu diterapkan secara
komprehensif untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas.
2. Untuk tenaga edukatif / dewan guru diharapan memiliki orientasi
untuk memenuhi Standar Kualifikasi Akademis sebagaimana yang
dirumuskan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP),
mengingat guru memiliki posisi strategis dalam meningkatkan
kualitas pendidikan dan membangun suatu bangsa.

181

3. Untuk stakeholder pendidikan hendaknya lebih mengaktifkan


peranannya dalam lembaga pendidikan, menjalin kerjasama yang
sinergis, serta membantu dalam pengawasan pendidikan.

182

DAFTAR PUSTAKA

Arcaro, Jerome S. Pendidikan Berbasis Mutu. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.


2002.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta. 2002.
Asmani,
Jamal
Mamur.
ManajemenPengelolaandanKepemimpinanPendidikanProfesional.Yogya
karta: DIVA Press. 2009.
Baharuddin dan Moh. Makin. Manajemen Pendidikan Islam. Malang: UINMALIKI PRESS. 2010.
Bungi, Burhan. Analisa Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan
Metodologis Kearah Penguasaan Modal Aplikasi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada. 2003.
Creech, Bill. Lima Pilar (Manajemen Mutu Terpadu). Jakarta: Binarupa
Aksara. 1996.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka. cetakan kedua.1989.
Departemen Pendidikan Nasional. Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta:
Depdiknas. 2000.
Gojali, Imam & Umiarso. Manajemen Mutu Sekolah. Jogjakarta: IRCiSoD.
2010.
Hadi , Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset. 1987.
Hanitijo, Roni, Metode Penelitian Hukum dan Jurimeter, Jakarta: Ghalis.
1994.
Hessel , Nogi S. Tangkilisan. Manajemen Modern untuk Sektor Publik.
Yogyakarta: Penerbit Balairung Co. 2003.
Iqbal, Hasan. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.
Jakarta: Ghalia Indonesia. 2002.

183

Irawan S. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja Rosita Karya.


2000.
Margono, Slamet. Manajemen Mutu Terpadu dan Perguruan Tinggi
Bermutu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1999.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya. 2002.
M.Morse, Janice. Critical Issues in Qualitative Research Methods. New
delhi: SAGE publication. 1994.
Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2010.
Mulyono, M.A. Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan.
Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA. 2008.
Nasution, M.N. Manajemen Mutu Terpadu. Bogor: Ghalia Indonesia. 2005.
Nasution, S.Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung: TARSITO.
1988.
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia. 2003.
Nurwahid, Hidayat. Sekolah Islam Terpadu: Konsep dan Aplikasinya.
Jakarta: Syaami Cipta Media. 2010.
Riyanto, Yatim, Metodologi Penelitian Pendidikan Tinjauan Dasar,
Surabaya: SIC. 1996.
Sallis, Edward. Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan. Jogjakarta: IRCisoD.
2010.
Sani Supriyanto, Achmad, & Masyhuri Machfudz. Metodologi Riset
Manajemen Sumberdaya Manusia. Malang: UIN-MALIKI PRESS. 2010.
Soekanto, S. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.1986.
Sukandarrumidi. Metodologi
University Press. 2004.

Penelitian..

Yogyakarta:

Gadjah

Mada

Sugiyono. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.


Bandung: Alfa Beta. 2009.

184

_________. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. 2005.


Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2002.
dalam Umiarso & Imam Gojali. Manajemen Mutu Sekolah. Jogjakarta:
IRCiSoD. 2011.
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. Total Quality M.anagement.
Yogyakarta: Andi Ofset. Cetakan ke. 10. 2003.
Usman, Husaini. Manajemen, Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara. 2006.
Yamin, Moh. Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan. Yogyakarta: DIVA
Press, 2010.
Zuriah, Nurul. MetodologiPenelitianSosialdanPendidikan;TeoridanAplikasi.
Jakarta:Bumi Aksara. 2006.

185

LAMPIRAN I

Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Islam Al- Azhar 18 Salatiga


tanggal 26 Agustus 2013 pukul 11.30 WIB di Ruang Kantor Kepala Sekolah.

Peneliti

: Apa di sekolah ini komite sekolah memiliki peran yang


baik di sekolah ini?

Responden

:Tentunya,,komite di sekolah memiliki peran yang sangat


dibutuhkan bagi sekolahan.

Peneliti

: Berapa kali sekolah mengadakan pertemuan dengan komite


sekolah?

Responden

: Di SMP Islam Al- Azhar 18 Salatiga diadakan pertemuan


dengan komite yaitu minimal 2 kali dalam satu tahun untuk
membahas kaldik, sistem penilaian, program-program sekolah,
program remedial dan lain-lain

186

LAMPIRAN II

Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP IT Nurul Islam Tengaran tanggal


26 Agustus 2013 pukul 13.00 WIB di Ruang Kantor Kepala Sekolah.

Peneliti

: Apa tugas komite di sekolah ini masih berjalan dengan


aktif?

Responden

:iya. Kegiatan komite dan program-program komite sampai


saat ini masih berjalan dengan baik, stering komite di SMP IT
Nurul Islam Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014 sudah
terlaksana dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang ada.

Peneliti

: Berapa kali sekolah mengadakan pertemuan dengan komite


sekolah?

Responden

: Di SMP IT Nurul Islam Tengaran diadakan pertemuan


dengan komite yaitu minimal 4 kali dalam satu tahun untuk
membahas EDS, RKS, RKT dan RKAS serta pengadaan
sarpras

187

LAMPIRAN III

Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Islam Al- Azhar 18 Salatiga


tanggal tanggal 31 September 2013 pukul 11.30 WIB di Ruang Kantor
Kepala Sekolah.
Peneliti

: Bagaimana kegiatan pendidikan di SMP Islam Al-Azhar 18


Salatiga? Apakah sudah berjalan sesuai dengan rencana dan
program yang telah ditentukan bersama

Responden

:Alhamdulillah,, kegiatan pendidikan di SMP Islam Al-Azhar


18 Salatiga sudah sesuai dengan yang diharapkan terutama
pada kegiatan-kegiatan pemberdayaan pada umumnya dan
kegiatan-kegiatan

yang

berhubungan

dengan

sekolah

khusunya. Partisipasi karyawan dan guru terhadap kegiatan


sekolah, terutama dalam bentuk dukungan terhadap kegiatan
sekolah, pengembangan fisik dan pengadaan sarana dan
prasarana sekolah serta dukungan kurikulum sekolah itu
sendiri.

188

LAMPIRAN IV

Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP IT Nurul Islam Tengaran tanggal


31 September 2013 pukul 13.00 WIB di Ruang Kantor Kepala Sekolah.

Peneliti

: Sebagai pimpinan sekolah, apakah anda memahami


karakter setiap anak buah anda?

Responden

:Iya..dengan memahami setiap karakter anak buah, sebagai


pimpinan pastinya tahu bagaimana cara menghadapi dan
memposisikan anak buah. Karakter guru adalah komitmen
yang pertama kita bangun sebelum dengan siswa dan warga
sekolah lainnya

Peneliti

: Karakter apa saja yang anda temukan dalam diri anak buah
anda?

Responden

:amanah, professional, bermotivasi tinggi, kreatif, disiplin,


bersih, jujur, ramah, peduli dan bertanggungjawab

189

LAMPIRAN V
Wawancara dengan Orang Tua Siswa SMP IT Nurul Islam Tengaran tanggal
31
September 2013 pukul 10.00 WIB di Ruang Perpustakaan.

Peneliti

: Motivasi apa yang membuat anda untuk menyekolahkan


putra anda di SMP IT Nurul Islam Tengaran?

Responden

: selain mendapatkan pendidikan atau ilmu umum, sekolah di


SMP IT Nurul Islam Tengaran juga dapat membekali anak
dengan ilmu Al-Quran, melatih kemandirian dan melatih
bersosialisasi karena di SMP IT Nurul Islam Tengaran peserta
didik diharuskan untuk hidup di mahad yang telah menjadi
bagian dari program di SMP IT Nurul Islam Tengaran guna
menunjang keberhasilan tujuan yang telah ditetapkan.

190

Lampiran ____
NAMA SEKOLAH

: SMP IT NURUL ISLAM TENGARAN

NAMA RESPONDEN

: ____________________________

JABATAN

: ____________________________

Daftar Uji Pendidikan Mutu


Aspek Pelanggan
NO

PERNYATAAN
1

Hubungan dengan pelanggan

Layanan bagi pelanggan

Sumber daya dalam proses belajar

Fasilitas umum

Lingkungan dan sumberdaya fisik

Bangunan dan sumber daya fisik

Lingkungan belajar yang mendukung

Kesehatan dan keselamatan

Pembelajaran efektif

10

Kepentingan pelajar

11

Kepuasan pelajar

12

Fasilitas staf

13

Fasilitas pelanggan eksternal

Keterangan nilai:
5
: sangat baik
4
: baik
3
: cukup baik
2
: jelek
1
: sangat jelek

SKOR
2
3
4

191

Lampiran ____
NAMA SEKOLAH

: SMP IT NURUL ISLAM TENGARAN

NAMA RESPONDEN

: ____________________________

JABATAN

: ____________________________
Daftar Uji Pendidikan Mutu
Aspek Obsesi terhadap kualitas
Pernyataan

Skor
1

Nilai - nilai

Misi yang jelas dan bisa dipahami

Visi yang jelas dan bisa dipahami

Kebijakan yang memberikan kesempatan


yang sama

Staf

dan

pelajar

memahami

etos

sekolahnya

Komitmen yang kuat terhadap kebutuhan


komunitas

Keterangan nilai:
5
: sangat baik
4
: baik
3
: cukup baik
2
: jelek
1
: sangat jelek

192

Lampiran ____
NAMA SEKOLAH

: SMP IT NURUL ISLAM TENGARAN

NAMA RESPONDEN

: ____________________________

JABATAN

: ____________________________
Daftar Uji Pendidikan Mutu
Aspek Komitmen jangka panjang
Pernyataan
1

Keorganisasian
Perencanaan Strategis
Institusi memiliki tujuan dan
cita-cita yang luas
Staf disemua level menyadari
arah institusi
Institusi memiliki perencanaan
strategi yang tertulis
Perencanaan mengidentifikasi
cara staf agar dapat memberikan
konstribusi kesuksesan
Kultur organisasi
Struktur yang sederhana dan
ramping
Otoritas didelegasikan
Perubahan adalah bagian dari
kultur
Statemen
umum
tentang
pengarahan
Komitmen yang kuat untuk
melakukan evaluasi dan tinjauan
ulang
Didasarkan pada kerja tim

Keterangan nilai:
5
: sangat baik
4
: baik
3
: cukup baik
2
: jelek
1
: sangat jelek

Skor
2
3
4

193

Lampiran ____
NAMA SEKOLAH

: SMP IT NURUL ISLAM TENGARAN

NAMA RESPONDEN

: ____________________________

JABATAN

: ____________________________

Daftar Uji Pendidikan Mutu


Aspek Pengambilan keputusan berdasarkan pendekatan ilmiah
Pernyataan

Skor
1

Nilai - nilai

Melakukan

observasi

atau

pengamatan

terhadap

suatu

masalah

Melakukan pengumpulan data


data sebagai bahan menganalisis

Melakukan analisis sementara

Melaksanakan

musyawarah

bersama

Melakukan analisis mendalam

Pengambilan keputusan

Keterangan nilai:
5
: sangat baik
4
: baik
3
: cukup baik
2
: jelek
1
: sangat jelek

194

Lampiran ____

NAMA SEKOLAH

: SMP IT NURUL ISLAM TENGARAN

NAMA RESPONDEN

: ____________________________

JABATAN

: ____________________________

Daftar Uji Pendidikan Mutu


Aspek Kerjasama Tim
Pernyataan

Skor
1

Tim Kerja

berkomitmen terhadap tim dan


kerja tim
terlatih dalam ketrampilan
Memiliki kemampuan kerja tim
yang kuat
Memiliki ide yang jelas tentang
batasan otoritas
Memiliki sumber daya yang
mendukung peningkatan mutu
Menghargai dan mendukung
praktek-praktek kerja yang baik
Berkonsultasi tentang kebijakan
secara teratur

Keterangan nilai:
5
: sangat baik
4
: baik
3
: cukup baik
2
: jelek
1
: sangat jelek

195

Lampiran ____

NAMA SEKOLAH

: SMP IT NURUL ISLAM TENGARAN

NAMA RESPONDEN

: ____________________________

JABATAN

: ____________________________
Daftar Uji Pendidikan Mutu
Aspek Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan
Pernyataan

Skor
1

Pengembangan Staf dan


Keterlibatan staf atau karyawan
Institusi berkomitmen terhadap
pengembangn staf
Pengembangan staf bersikap pro
aktif
dan
secara
jelas
menegaskan kebutuhan institusi
Pengembangan staf memiliki
tinjauan
ulang
tentang
kebutuhan individu
Pengembangan
staf
mendapatkan sumber daya yang
cukup
Pengembangan staf merupakan
bagian dari prioritas institusi
Pengembangan staf mencakup
semua staf
Pengembangan staf untuk TQM
Staf atau karyawan berhak
mengajukan pendapatnya dalam
forum
musyawarah
dan
komunikasi
Keterangan nilai:
5
: sangat baik
4
: baik
3
: cukup baik
2
: jelek
1
: sangat jelek

196

Lampiran ____
NAMA SEKOLAH

: SMP IT NURUL ISLAM TENGARAN

NAMA RESPONDEN

: ____________________________

JABATAN

: ____________________________

Daftar Uji Pendidikan Mutu


Aspek Perbaikan Proses secara Berkesinambungan
Pernyataan

Skor
1

Pengawasan dan Evaluasi

Umpan balik dari pelajar


secara berkala
Umpan balik dali pelanggan
lain secara berkala
Kuesioner
pelajar
dan
komunitas yang digunakan
secara tepat
Sistem formal institusi untuk
tinjauan ulang dan evaluasi
Umpan
balik
digunakan
sebagai dasar untuk membuat
kebijakan
Keterangan nilai:
5
: sangat baik
4
: baik
3
: cukup baik
2
: jelek
1
: sangat jelek

197

Lampiran ____
NAMA SEKOLAH

: SMP IT NURUL ISLAM TENGARAN

NAMA RESPONDEN

: ____________________________

JABATAN

: ____________________________

Daftar Uji Pendidikan Mutu


Aspek Pendidikan dan pelatihan
Pernyataan

Skor
1

Adanya pelatihan bagi guru

Adanya
pelatihan
bagi
karyawan
Adanya pelatihan bagi siswa
siswi

Keterangan nilai:
5
: sangat baik
4
: baik
3
: cukup baik
2
: jelek
1
: sangat jelek

198

Lampiran ____
NAMA SEKOLAH

: SMP IT NURUL ISLAM TENGARAN

NAMA RESPONDEN

: ____________________________

JABATAN

: ____________________________

Daftar Uji Pendidikan Mutu


Aspek Kebebasan Terkendali
Pernyataan

Skor
1

Adanya
kebebasan
menyampaikan pendapat
Adanya sopan santun dalam
setiap kegiatan sekolah
Adanya
sanksi
bagi
pelanggaran tata tertib
Adanya reward bagi setiap
guru
atau
siswa
yang
berkelakuan baik
Keterangan nilai:
5
: sangat baik
4
: baik
3
: cukup baik
2
: jelek
1
: sangat jelek

199

Lampiran ____
NAMA SEKOLAH

: SMP IT NURUL ISLAM TENGARAN

NAMA RESPONDEN

: ____________________________

JABATAN

: ____________________________

Daftar Uji Pendidikan Mutu


Aspek Adanya Kesatuan Tujuan
Pernyataan

Skor
1

Pemahaman terhadap visi


sekolah
Pemahaman terhadap misi
sekolah
Pemahaman terhadap tujuan
sekolah dalam kurun 1 tahun
Keterangan nilai:
5
: sangat baik
4
: baik
3
: cukup baik
2
: jelek
1
: sangat jelek

200

BIOGRAFI PENULIS

Nama

: RINA PRIARNI, S.Pd.I

Tempat/tgl.Lahir

: Semarang, 29 Desember 1987

Alamat

: Ngemplak, RT 04 / 01 Bawen, KecamatanBawen,


Kabupaten Semarang

JenjangPendidikan:
1. SD Islam Bawen (lulus tahun 1998)
2. SMPN 1 Bawen (lulustahun 2001)
3. SMA Takhassus Al-Quran Wonosobo (lulus tahun 2006)
4. STAIN SalatigaFakultasTarbiyah PAI (lulustahun 2010)

Demikiandaftarriwayathidupinipenulisbuatdengansebenarnya.

Salatiga, 14 Februari 2014

RINA PRIARNI, S.Pd.I


NIM: M1.11.017

Anda mungkin juga menyukai