Anda di halaman 1dari 4

APAKAH ANAK-ANAK BISA MENDERITA DIABETES?

Anak-anak bisa menderita diabetes, tidak ada batasan usia. Bisa


saja umur belasan atau dibawah itu, Ujar Lucy
.
Secara garis besar, ada 2 dasar penyebab. Pertama, autoimun.
Disebabkan peradangan pada sel beta di pankreas yang menyebabkan
timbulnya antibodi terhadap sel beta. Reaksi ini mengakibatkan
hancurnya sel beta. Dengan begitu produk insulin terganggu. Nah,
hormon insulin inilah yang mengatur kadar gula pada tubuh.
Penyebab kedua, idiopatik, yakni tidak diketahui penyebabnya.
7. BAGAIMANA PENCEGAHANNYA?
Pertama, mengontrol jumlah makanan yang dikonsumsi seharihari. Konsumsi makanan sehat dan seimbang sangat penting
dilakukan.Berikutnya, olahraga teratur. Latihan jasmani dapat
menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitifitas terhadap insulin
sehingga memperbaiki kendali glukosa dalam darah.Jangan lupa
melakukan pemeriksaan darah secara rutin untuk mengetahui kondisi
gula dalam darah. Tak perlu menunggu gejala untuk keluhan datang.
Umumnya orang memeriksakan diri saat diabetes sudah diidap, sehingga
terlanjur tinggi kadar gulanya.Jaga berat badan ideal. Karena pemilik
tubuh gemuk memiliki risiko 10 30 kali lebih besar terkena diabetes
ketimbang pemilik tubuh ideal.
8. BAGAIMANA PENGOBATANNYA?
Ada 4 tahap pengobatan yang bisa dilakukan penderita dan keluarga
penderita:
Edukasi.
Pengetahuan dan pendidikan tentang penyakit ini wajib dipelajari
secara saksama oleh penyandang dan keluargnya. Pasalnya, tidak jarang
beberapa di antara penyandang diberikan makanan yang seharusnya
tidak dianjurkan hanya karena tidak tega. Yang tejadi kemudian, naiklah
kadar gula darah si penyandang.
Perencanaan makanan
Sebetulnya tidak ada makanan khusus yang harus dihindari.
Semua makanan pada dasarnya diperlukan oleh tubuh manusia. Hanya
saja, jumlahnya harus sesuai dengan kebutuhan tubuh. Penyandang
diabetes membutuhkan kalori sesuai dengan keadaan individu masingmasing. Ahli gizi akan menghitung kebutuhan kalori penyandang diabet
berdasarkan:1.
jumlah kalori yang ditentukan menurut umur, jenis
kelamin, berat dan tinggi badan, aktivitas, suhu tubuh, dan gangguan
metabolisme yang ada.2.
jumlah dan komposisi karbohidrat, protein,
dan lemak yang diperlukan tubuh, disesuaikan kesanggupan tubuh untuk
menggunkannya.
Pasien diabet tidak boleh dibiarkan kelaparan. Jika penderita
mulai merasa lapar di dalam tubuhnya mulai menurun. Ini justru
berbahaya karena penderita bisa tiba-tiba pingsan.

Pedoman waktu makan bagi penyandang diabetes adalah setiap 3


jam sekali dalam sehari. Atau 6 kali makan dengan pola 3 kali makan
besar dengan 3 kali makanan selingan di antaranya.
Usahakan selalu makan sayuran dalam setiap kali makan besar.
Risiko bisa banyak berkurang jika banyak menghindari makanan yang
mengandung gula.
Jika penderita memiliki tubuh gemuk, maka asupam kalori
dikurangi untuk menurunkan berat badan. Pilih jenis karbohidrat yang
bersifat kompleks, yaitu nasi, kentang, ubi, buar, dan lain-lain.
Sementara, karbohidrat simpleks (misalnya gula dan madu) tetap boleh
dikonsumsi hanya jumlahnya tidak lebih dar1 4 sendok makan sehari.
Standar makanan yang dianjurkan adalah makanan dengan
komposisi: karbohdrat 60%-70%, protein 10% 15% dan lemak 20%
25% dari total kalori sehari.
Makanan dengan komposisi karbohidrat sampai 70-75 persen
masih memberikan hasil yang baik. Jumlah kandungan kolesterol
disarankan kurang dari 300mg/hari. Jumlah serat sebaiknya memenuhi
setidaknya 25 gram/hari. Penyandang diabetes dengan hipertensi perlu
mengurangi asupan garam. Bagi yang suka makanan manis, pemanis
buatan dapat digunakan.
Jumlah kalori juga disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi,
dan kegiatan jasmani/aktivitas sehari-hari. Untuk menghitung kebutuhan
kalori, dapat digunakan rumus Broca yaitu:
Berat Badan Idaman (BBI) = (Tinggi Badan 100)-10%
Kriteria status gizi:
BB tergolong kurang, bila BB saat ini <90% persen BBI
BB tergolong normal, bila BB saat ini antara90% -110% BBI
BB tergolong lebih, bila BB saat ini antara 110% -120% persen
dari BBI

BB tergolong gemuk, bila BB saat ini >120% BBI


Olahraga.
Latihan jasmani dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki
sensitifitas terhadap insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa
dalam darah. Olahraga yang dapat dilakukan anata lain, jalan kaki,
bersepeda, joging, dan berenang. Kegiatan sehari-hari seperti jalan kaki
ke pasar, memilih menggunakan tangga dari pada lift, berkebun, baik
dilakukan. Olahraga sebaiknya disesuaikan dengan umur dan keadaan si
pasien.
Pemberian insulin
Menyuntik insulin adalah memberikan insulin ke dalam tubuh
untuk mengendalikan gula darah. Penggunaan insulin umumnya
diberikan sebagai terapi penyandang diabetes tipe 1, atau penyandang
diabet yang disertai penyulit (infeksi, kehamilan, dan lain-lain).

apakah penderita penyakit paru-paru (TB Paru) yang mengonsumsi obat


secara teratur juga berisiko menularkan penyakitnya ke orang lain?
Penularannya melalui apa saja dok? Apa dengan berbicara juga menular?
Lalu adakah efek samping dari meminum obat selama 6 bulan berturutturut? terima kasih atas jawabannya .

JAWAB :
Mbak Zahra yang baik, perlu kita pahami dahulu bahwa penularan dari
kuman TB pada mayoritas kasus disebabkan oleh infeksi dari
mycobacterium tuberculosis. Yang perlu diketahui bahwa penggandaan
kuman TB ini sangatlah lambat dibandingkan dengan infeksi bakterial
lainnya. Dan karena bakteria ini aerobik atau membutuhkan udara untuk
bisa bertahan hidup, maka akan berlipat ganda lebih banyak pada
jaringan paru, terutama pada bagian puncak paru di mana konsentrasi
oksigen terdapat lebih banyak dibanding dengan organ lainnya.
Penularan TB ini memang melalui perantara manusia dan penularan
utamanya melalui udara. Tentunya, sumber utama penularan adalah
bakteri yang berasal dari pasien yang sedang sakit TB paru atau TB laring
yang tidak sengaja sedang batuk. Saat pasien batuk, berbicara, ataupun
bersin, maka akan keluar setitik cairan yang bisa menginfeksi orang
lannya.
Tetesan cairan yang keluar dapat bertahan hingga di udara selama
beberapa jam dan akibatnya penularan bisa terjadi saat udara yang
mengandung bakteri tersebut terhirup oleh kita. Sinar matahari dan
ventilasi yang baik bisa mengurangi risiko terjadinya penularan tersebut.
Kadar dari risiko tingginya penularan sangat berkaitan dengan
pemeriksaan dahak yang positif ataupun negatif. Pasien yang
pemeriksaan dahaknya positif tentunya sangat berisiko tinggi menularkan
pada orang lain. Sedangkan yang hasil pemeriksaannya negatif dan juga
biakan negatif biasanya tidak menularkan.
Faktor risiko yang dapat menyebabkan timbulnya TB aktif bisa bergantung
pada ketahanan tubuh seseorang di mana yang berisiko lebih tinggi
adalah mereka yang imunitas kurang seperti anak-anak, orang berusia
lanjut, penderita HIV-AIDS, diabetes, keganasan, malnutrisi, kehamilan,

pengguna steroid lama, perokok, alkohol dan imunosupresan. Faktor


lainnya bisa disebabkan karena banyaknya jumlah bakteri, sering kontak
dengan sumber yang infeksius, lamanya terpapar, dan status bakteri si
sumber penularan.
Terapi pengobatan yang dijalankan dengan baik dan efektif dapat
mengurangi risiko penularan pada orang lain setelah melakukan terapi
selama kurang dari satu bulan, dalam hal ini sekitar 2 - 3 minggu. Hal ini
pun berlaku untuk pasien dengan pemeriksaan dahak yang positif kuman
TB, tentunya jangan lupa untuk evaluasi berkala.
Efek samping pada pasien yang mengonsumsi obat harus diperhatikan
apalagi untuk penggunaan yang sangat lama sampai 6 bulan. Banyak
studi menyebutkan efek obat ini bila dikonsumsi terus menerus sangatlah
bervariasi. Efek tersebut mulai dari perubahan kulit menjadi kuning
karena fungsi hati terganggu, terganggunya fungsi ginjal, rasa kesemutan,
baal, nyeri sendi, gangguan penglihatan yang umumnya pulih saat
pemakaian obat dihentikan.
Tetapi sebaiknya Anda tak perlu takut. Oleh karena itu, alangkah baiknya
jika anda rutin melakukan kontrol pada dokter untuk mengevaluasi
kesehatan, risiko penularan, dan tentu saja efek samping dari
penggunaan obat. Semoga jawaban saya membantu anda.

Anda mungkin juga menyukai