Anda di halaman 1dari 9

BAB III

METODELOGI
3.1 Alur metodelogi
Alur metodelogi yang penulis gunakan dalam mengumpulkan data dalam
penrancangan ini adalah:
a. Selektifitas
Cara ini merupakan teknik pengamatan yang dilakukan dengan meriview
dan mempelajari profil dari beberapa kawasan industri yang ada di
indonesia yang tujuanya untuk mendapatkan data primer satu kawasan
industri yang akan dijadikan sebagai data objek oleh penulis dalam
perancangan sistem distribusi beban seimbang.
b. Studi pustaka
Metode ini dilakukan penulis dengan cara mencari dan membaca landasan
teori atau kajian deduktif berupa jurnal atau paper dan tugas akhir atau
skripsi yang terdahulu yang berhubungan dengan sistem distribusi daya
seimbang, perancangan pembangkit litstrik, dan perancangan gardu
distribusi pada kawasan industri besar.
c. Perancangan sistem
Dalam hal ini perancangan sistem ditribusi daya seimbang penulis
menggunakan software Etap Power Station 4.0.0 Dalam PowerStation,
setiap perencanaan harus menyediakan data base untuk keperluan itu.
ETAP PowerStation dapat melakukan penggambaran single line diagram
secara grafis dan mengadakan beberapa analisa/studi yakni Load Flow
(aliran daya), Short Circuit (hubung singkat), motor starting, harmonics
powesystems, transient stability,dan protective device coordination.

3.2 Profil Kawasan industri


Dalam perancangan sistem distribusi daya seimbang ini penulis
menggunakan kawasan industri konawe disebagai objek data primer. Kawasan
industri ini terdapat diwilayah Propinsi Sulawesi Tenggara. Kawasa industri

37

konawe merupakan perusahaan pertama yang bakal menempati kawasan


industri Konawe di Sulawesi Tenggara yang bergerak dibidang pengolahan
feronikel dan stainles steel, salah satu perusahaan pengolahan feronikel asal
China yang termasuk sebagai perusahaan pendiri kawasan industri konawe
pendiri telah menginvestasikan US$ 5 miliar untuk membangun pabrik
feronikel di kawasan industri baru tersebut.
Untuk diketahui Konawe, merupakan satu dari 13 kawasan industri yang
bakal dibangun di luar Pulau Jawa. Adapun kawasan industri Konawe
merupakan kawasan industri yang dikembangkan khusus untuk industri
feronikel. Kawasan tersebut memiliki lahan total seluas 5.500 hektar dengan
estimasi serapan tenaga kerja sebesar 18.200 tenaga kerja.
Berikut adalah rincian profil Kawasan industri konawe yang penulis dapat
dalam slide presentasi Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan
Industri yang merupakan hasil Rapat Kerja Kementerian Perindustrian di
Jakarta 5 Februari 2015 kemaren.
Profil Kawasan Industri Konawe:
1. Kecamatan Bondoiala dan Kapoiala Kabupaten Konawe
2. Luas Lahan 5500 Ha
3. Integrated Industri Ferronikel, Stainles Steel dan Produk hilirnya
4. Nilai Investasi Rp 28,7 T
5. Pengelola kawasan PT Konawe Putra Propertindo
Progres
1. Sudah dilakukan tahap land clearing dan kontruksi awal berupa
pembangunan kantor dan mess serta penyelesaian pelabuhan
2. Telah ada surat dukungan Gubernur Sultra dan Bupati Konawe

Masalah
1. Belum disesuaikannya RTRW Kabupaten Konawe dalam RTRW
Propinsi Sulawesi Tenggara
2. AMDAL Kawasan Industri telah disetujui oleh komite AMDAL
Kabupaten namun belum diajukan di Komite AMDAL tingkat Propinsi
3. Belum keluarnya rekomendasi ijin pelabuhan dari Gubernur Sulawesi
Tenggara
4. Belum tersediannya tenaga listrik untuk pembangunan awal konstruksi
industri sebesar 10 MW
38

Rencana Aksi 2015


1. Penyiapan SDM lokal (200 orang)
2. Penyusunan RDTR sekitar kawasan industri

Gambar 3.1 Mapping lokasi kawasan industri konawe


3.3 Pemilihan bentuk tipe jaringan ditribusi
Untuk tipe jaringan yang akan penulis gunakan dalam perancangan sistem
didtribusi ini adalah bentuk jaringan radial tipe pohon, karena tipe jaringan ini
merupakan bentuk dari sistem distribusi listrik yang paling mendasar, dan
banyak digunakan diberbagai penempatanya

dan lagi pula dengan

menggunakan bentuk jaringan ini sangatlah mudah dalam pembagian daya


listrik beban seimbang yang merupakan tujuan dari penulis dalam melakukan
perancangan sistem distribusi daya listrik di kawsan indutri konawe.

39

Satu saluran utama dibentang menurut kebutuhannya, selanjutnya


dicabangkan dengan saluran cabang (lateral penyulang) dan lateral penyulang
ini dicabang-cabang lagi dengan sublateral penyulang (anak cabang). Sesuai
dengan kerapata arus yang ditanggung masing-masing saluran, ukuran
penyulang utama adalah yang terbesar, ukuran lateral adalah lebih kecil dari
penyulang utama, dan ukuran sub lateral adalah yang terkecil.
Kelemahan yang dimiliki oleh sistem radial ini adalah voltage dropnya
cukup besar dan bila terjadi ganguan pada sistem akan dapat mengakibatkan
jatuhnya sebagian atau keseluruhan bagian sistem. Sistem radial ini kurang
cocok dipergunakan untuk mensupplay beban seperti rumah sakit, instalasi
militer atau beban lainnya yang memerlukan tingkat keandalan yang cukup
tinggi.

3.4 Perancangan gardu distribusi


Pada perancangan gardu distribusi untuk kawasan industri konawe disini
penulis menggunakan 9 buah gardu distribusi yang akan melayani perusahaanperusahaan yang terdapat di kawasan industri konawe yang membutuhkan
daya listrik 10MW, untuk masing-masing gardu di kelompokan menjadi tiga
kelompok atau grup, dimana masing-masing grup terdapat tiga buah gardu
distribusi. Untuk penempatan seperti ini penulis bertujuan pembagian
distribusi daya seimbang pada generator, makadari itu ketiga grup gardu
distribusi ini akan di layani oleh tiga genertor pembangkit utama yang akan
dipasangkan pada tiap2 grup gardu.
40

Untuk setiap gardu distribusi penulis mengasumsikan dalam perancangan


distribusi daya seimbang ini menggunakan dua buah perusahaan atau pabrik
yang akan dilayani oleh satu gardu distribusi, jika di hitung dan maka untuk
satu buah generator pembangkit akan melayani 6 buah perusahaan atau pabrik
di kawasan industri konawe ini. Skema model seperti yang digambarkan pada
gambar.3.2.

Gambar 3.2 desain model satu generator untuk 6 perusahaan


Keterangan:
G = Generator pembangkit
GD = Gardu Distribusi
P1 = Perusahaaan 1
Untuk tiga buah generator secara keseluruhan sistem pembangkit akan
melayani 18 buah perusahaan atau pabrik di kawasan industri konawe ini.
Skema model seperti yang digambarkan pada gambar.3.3.

Gambar 3.3 desain model 3 generator untuk 18 perusahaan


3.5 Perancangan daya gardu
Perancangan daya gardu untuk kawasan industri konawe ini sebenarnya
lebih mengutamakan kepada daya yang dibutuhkan oleh perusahaan atau

41

pabrik yang terdapat di kawasan industri itu, karena daya gardu distribusi ini
ditentukan oleh daya beban yang akan dilayaninya, bisa saja perusahaan A
membutuhkan daya yang lebih besar dari perusahaan B atau bisa saja
sebaliknya, karena penulis tidak megetahui bagaimana keadaan yang
sebenarnya di lapangan maka dari itu disini penulis dalam perancangan model
distrubusi daya seimbang meyetarakan atau menyamakan daya untuk
perusahaan yang akan dilayani oleh gardu distribusi.
Misalkan saja daya yang dibutuhkan sebuah perusahaan sebesar 753 KVA
dengan rincian kasarnya sebagai berikut:
Daya Total keselu = 753KVA
Daya untuk tenaga (motor dan mesin listrik) = 653 KVA
- Motor induksi 3Fasa 5 x 100HP =500HP (372,8KVA)
- Motor Synchron 3Fasa 5 x 75HP = 375HP (279,7KVA)
Daya untuk Penerangan = 100KVA
Dari rincian diatas yang penulis buat merupakan suatu contoh jika
diasumsikan sebuah perusahaaan memiliki kebutuhan daya dengan beban
listrik seperti diatas, maka dari itu dalam hal ini penulis juga memberlakukan
untuk pada keseluruhan perusahaan atau pabrik yang terdapat dikawasan
industri konawe. Tranformator utama perusahaan yang digunakan sebagai
stepdown dari busbar trafo stepup generator dengan nilai rating sebesar
1000KVA jika dilihat dayanya 20% lebih besar dari daya yang dibutuhkan dari
perusahaan, sengaja buat

begitu dengan tujuan mengurangi resiko beban

puncak pada perusahaan tersebut. Pada transformator daya penerangan


menggunakan rating 100KVA. Untuk penggunaan busbar dalam hal ini pada
bagian distribusi penerangan dan tenaga penulis menggunakan busbar yang
bernilai rating sama yaitu berukuran 1000KV. Pada tranformator daya tenaga
atau motor listrik menggunakn rating 653KVA karena daya trafo yang
digunakan bergantung pada besarnya daya beban yang terpasang, dan dalam
perancangan ini juga dilengkapi dengan harmonic filter yang dipasang pada
busbar transformator daya yang bertujuan untuk menekan nilai distorsi
gelombang arus dan tegangan pada jaringan distribusi listrik. Semakin banyak
gelombang harmonisa yang diikutsertakan pada gelombang fundamentalnya
(50Hz), maka gelombang akan semakin mendekati gelombang persegi atau
gelombang akan berbentuk non sinusoidal. Kebanyakan dari beban listrik

42

yang terdapat di industri dan pabrik adalah beban non linear berupa motor atau
mesin listrik, transformator dan lain sebagainya yang merupakan penghasil
atau yang menimbulkan distorsi pada bentuk gelombang sinus yang dapat
mempengaruhi pada sistem distribusi. Untuk lebih jelasnya pada gambar 3.4.

Gambar 3.3 penggunaan harmonik filter pada trafo daya untuk beban
non-linear (motor induksi dan motor synchron)
3.6 Perancangan daya beban seimbang pada generator
Penggunaan daya beban seimbang dalam perancangan model distribusi ini
dimaksudkan dengan tujuan agar daya yang diterima oleh tiap-tiap gardu
distribusi dari generator pembangkit harus sama atau setara nilainya supaya
generator tidak mengalami overload atau beban lebih pada salah satu gardu,
karena efek beban lebih dapat menimbulkan gangguan operasi pada generator
yang dapat menyebabkan gerator jenuh dan jim. Maka untuk hal ini penulis
sengaja memberlakukan cara tersebut yang bertujuan untuk memudahkan
ketika dalam pemilihan daya rating generator yang akan digunakan sebagai
pembangkit utama.

43

Untuk dikawasan industri konawe ini karena penulis telah menetapkan


daya rating untuk masing-masing perusahaan adalah 753KVA dengan trafo
utama sebesar 1000KVA, untuk satu buah gardu distribusi dapat melayani dua
buah perusahaan atau pabrik maka gardu distribusinya penulis tetapkan
dengan rating sebesar 2000KVA, seperti yang terdapat pada Gambar 3.3.
3.7 Perancangan daya generator
Daya generator yang akan digunakan pada sistem pembangkit tentu di
desain berdasarkan kebutuhan daya gardu distribusi yang telah ditentukan
ratingnya. Perancangan daya genarator dapat dilakukan dengan cara
menetukan berapa jumlah gardu distribusi yang akan dilayani oleh generator
pembangkit. Seperti yang telah dibahas pada sub judul perancangan daya
beban seimbang pada generator dapat diketahui nilai rating daya satu buah
gardu distribusi

adalah sebesar 2000KVA. Dan dalam hal ini penulis

mendesain dan merancang pada satu generator melayani 3 buah gardu


distribusi, jika dihitung maka daya rating generator yang akan dipasang adalah
sebesar 3 x 2000KVA dengan hasil 6000KVA atau 6MW.
Dalam perancangan ini nilai rating daya yang akan di pasang pada
kawasan industri konawe adalah sebesar 18MW, dapat dilihat jika kawasan
industri tersebut membutukan sebanyak 9 buah gardu distribusi, dan telah
diketahui pada satu buah gardu distribusi dapat melayani 2 buah perusahaan
atau pabrik, maka dapat di modelkan dengan memasang 3buah generator
pembangkit untuk 18 perusahaan di kawasan industri konawe.
3.8 Pembuatan model menggunakan sofwere ETAP Power Station 4.0.0

Dengan menggunakan softwere Etap Power Station 4.0.0 penulis akan


membuat model sistem jaringan distribusi daya seimbang berdasarkan
perhitungan yang telah dibuat pada sub judul sebelumnya, dalam penggunaan
softwere etap harus diperhatikan susunan dari komponen-komponen atau
elemen pndukung yang digunakan agar model yang dibuat dapat di pahami
dan mudah dimengerti oleh pembaca dan juga perlu diperhatikan nama dari
komponen yang digunakan, dan nilai rating komponenya harus di cantumkan
dengan jelas, jika penamaan dari komponen tersebut terlalu panjang, dapat
menggunakan singkatan atau istilah yang memudahkan bagi pembaca, dalam

44

hal ini penulis menggunakan beberapa singkatan nama komponen seperti


T.Dist1= Trafo Distribusi1; Bus Dist1= Busbar Gardu Distribusi1;
Trafo_P1 = Trafo Perusahaan1; Bus P1 = Busbar pada trafo Perusahaan1;
T.Daya1 = Trafo Daya Prusahaan1; T.Lighting = Trafo daya Penerangan.
Untuk lebih jelasnya gambar hasil dari desain menggunakan softwere Etap
Power Station 4.0.0 dapat di lihat pada lampiran1

Gambar 3.4 penaaman komponen dengan menggunaankan singkatan atau istilah

45

Anda mungkin juga menyukai