Disusun Oleh :
Rivaldo Harvianto
121120073
121120105
Randa Supriyanto
121120139
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
KULIAH LAPANGAN PT. SIER
Disusun Oleh:
Rivaldo Harvianto
(121120073)
(121120086)
Wahyu Tantyoko
(121120105)
Randa Supriyanto
(121120139)
Yogyakarta,
Januari 2015
Disetujui
Dosen Pembimbing
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan.........................................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................................................
ii
Daftar Gambar.................................................................................................................
iii
Intisari..............................................................................................................................
iv
Bab 1. Pendahuluan.........................................................................................................
Bab 3. Pembahasan.........................................................................................................
Bab 4. Penutup...............................................................................................................
16
Daftar Pustaka................................................................................................................
17
Lampiran.........................................................................................................................
18
ii
DAFTAR GAMBAR
11
12
13
iii
INTISARI
Bahaya pencemaran perairan yang diakbibatkan oleh limbah industi
diperlukan adanya upaya penyelesaian terhadap masalah ini, yaitu dengan upaya
pengendalian dan pengolahan terhadap pencemaran tersebut. Dengan banyaknya
perusahaan yang ada, maka PT. SIER (Persero) membangun sebuah instalasi
pengolahan limbah cair untuk menampung limbah cair dari semua perusahaan yang
berada dikawasan tersebut yang diberi nama IPAL PT. SIER (Persero). Pengolahan
limbah cair pada IPAL PT. SIER (Persero) menggunakan proses fisika-biologi tanpa
penambahan bahan kimia apapun, sehingga aman dalam proses pengolahannya.
Pengolahan limbah cair pada IPAL PT. SIER (Persero) menggunakan proses fisikabiologi tanpa penambahan bahan kimia apapun, sehingga aman dalam proses
pengolahannya. Proses pengolahan limbah secara fisika berupa pemisahan limbah
cair dan padatan yang dapat mengendap langsung atau padatan yang berupa
serpihan akan dipisahkan dalam rangkaian proses ini serta penyaringan (screening)
merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang
berukuran besar. Sedangkan proses pengolahan limbah seacara biologi adalah
pemanfaatan lumpur aktif yang bermanfaat untuk efisiensi penurunan BOD dapat
mencapai 85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan lumpur yang dihasilkan lebih
sedikit.
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Fasilitas yang disediakan antara lain : air bersih yang berasal dari PDAM,
listrik yang berasal dari PLN, telepon, dan teleks yang berasal dari PERUMTEL, serta
pengurusan izin bangunan. Disamping itu PT SIER/PIER juga menyediakan fasilitasfaslitas umum seperti pemadam kebakaran, poliklinik, kantor pos, depo kontainer,
sarana transportasi, satuan keamanan (satpam), saluran telepon, pembuatan jalan,
fasilitas olahraga, SPBU, dan instalasi pengolahan air limbah.
Ada tiga kawasan industri PT SIER/PIER (persero) yaitu :
1. Pada tahun 1974 kawasan industri pertama kali dikembangkan di Rungkut,
sebelah tenggara Kota Surabaya denga luas area 246 Ha oleh pemerintah Kota
Madya Surabaya, kurang lebih terdapat 300 industri dengan jumlah tenaga kerja
yang dapat ditampug 50.000 orang.
2. Pada tahun 1985 dikembangkan di Brebek Sidoarjo dengan Luas 87 Ha. Kurang
lebih terdapat 60 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja yang ditampung
sebanyak 10.000 orang.
3. Pada tahun 1989 dikembangkan di Rembang Pasuruan dengan luas 510 Ha, pada
saat ini kurang lebih 69 perusahaan, dan jumlah tenaga kerja yang nantinya dapat
ditampung ditempat ini kurang lebih 75.000 orang.
1.2 Manajemen Pengolahan Air Limbah Di Pabrik
Pengolahan limbah di pabrik dilaksanakan oleh pengelola pabrik yang
bersangkutan dengan harapan agar dapat meminimalisasi ongkos pengelolaan limbah
yang harus dibayarkan ke PT. IPAL SIER/PIER (Persero) selaku pihak pengelola.
Manajemen ini didasarkan pada ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak pengolah.
Penetapan tersebut meliputi, pengolahan fasilitas IPAL (sesuai dengan peraturan
pemerintah yaitu Kepres Nomor 53/1989). Untuk dapat mengelola fasilitas IPAL,
perusahaan harus mempunyai kemampuan teknik dan managerial yang memadai,
yaitu untuk memenuhi persyaratan pengelolahan yang efisien serta secar teknis
memiliki kemampuan teknologi untuk mengelola limbah sesuai batasan air buangan
akhir yang diisyaratkan.
Pengelolahan fasilitas yang dilakuakan oleh pabrik adalah pengelolahan yang
terdapat di dalam kawasan pabrik itu sendiri, misalnya saluran yang menghubungkan
pembuangan limbah di dalam pabrik dengan bak kontrol dan saluran air limbah ke
PT. IPAL SIER/PIER (Persero) dan saluran air hujan yang ada di lingkungan pabrik
itu sendiri.
Untuk mencapai tujuan manjemen pengelolahan limbah, tiap tiap pabrik di
kawasan industri menerapkan metode yang tidak sama, meskipun demikian pada
dasarnya mempunya tujuan yang sama yaitu melakukan mpengolahan awal terhadap
limbah yang belum memenuhi syarat untuk masuk ke PT. IPAL SIER/PIER (Persero).
1.3 Manajemen Pengolahan Limbah Kawasan Industri
Manajemen pengolahan limbah di kawasan industri dibagi menjadi 2 kelompok
kegiatan yaitu : sanitasi dan pengolahn limbah yang berasal dari seluruh kawasan
industri.
Untuk mendukung kelancaran proses dikenakan biaya pemeliharaan dan
operasi dari sitem pengolahan limbah yang dikenal dengan istilah BPO kepada semua
pabrik yang ada di kawasan industri yang dikeloal oleh PT. IPAL SIER/PIER
(Persero) sesuai dengan Pasal 11 surat perjanjian sewa menyewa pabrik dan Pasal 8
surat perjanjian sewa menyewa SUIK. BPO ini berlaku selama 1 tahun dan
diadakan peninjauan kembali setiap tahun.
Penentuan besarnya BPO yang harus dibayar oleh tiap pabrik didasarkan pada :
1. Besarnya beban polusi air (limbah yang dibuang ke saluran air limbah PT.
IPAL SIER/PIER (Persero))
2. Besarnya volume atau debit air limbah di pabrik.
BAB 2
PROSES PRODUKSI
mempunyai BJ (berat jenis) < dari BJ air. Benda benda yang berat jenisnya
lebih besar ( misalnya pasir dan logam ) dari berat jenis air dia akan
mengendap di dasar sedangkan yang berat jenisnya sama atau lebih kecil dari
air akan mengapung diatas.
(3)
kemudian akan diolah selanjutnya (secondary treatment). Air yang keluar dari
bak penyaringan akan dilirkan sedikit demi sedikit menuju bak oksidasi (
secondary treatment )
2. Pengolahan Kedua (secondary treatment)
(1) Proses Penambahan Oksigen . Air yang sudah disaring dialirkan ke bak
oksidasi. Penambahan oksigen adalah salah salah satu usaha pengambilan zat
Teknik Kimia UPNVeteran Yogyakarta
BAB III
PEMBAHASAN
kondisi dan beban pencemaran yang sama. Limbah cair di sumur pengumpul ini
dipompa menggunakan pompa sentrifugal dengan debit 60 l/ detik.
industri dan perkantoran dengan debit sebesar 10.000 m3/hari. Limbah yang
terkumpul disumur pengumpul ini dialirkan secara otomatis oleh pompa
sentrifugal (centrifugal pump) berdasarkkan level control menuju bak
pengendap pertama (primary settling tank).
b. Pembersihan sampah sampah atau kotoran yang mengapung dilakukan secara
manual oleh operator melalui dua buah rel (jet savelling/ crame)
c. Pada sumur pengumpul ini juga terjadi proses homogenesis air limbah yaitu
pemerataan.
3. Bak pengendap pertama (primary settling tank)
Bak pengendap pertama atau settling tank mempunyai fungsi umum yaitu :
Pemerataan beban hidrolisis dan organik sehingga tidak akan terjadi shock
loading pada proses selanjutnya akibat flokulasi beban.
Bak pengendap pertama berbentuk persegi panjang yang dilengkapi dengan buffle
serta tiga bak kecil yang memiliki fungsi tertentu.
Meter air yang dihubungkan dengan baling baling yang fungsinya untuk
mengetahui debit air (influent) dengan jelas.
Pompa yang dipasang pada bagian bak besar (bak pengendapp pertama) yang
berfungsi untuk mengalirkan partikel terapung lumpur hasil dari pengendapan
ke bak penampung partikel partikel terapung ini dilengkapi dengan saluran
air yang berbentuk selokan (parit) sehingga aliran air limbah dapat berjalan
mudah dan lancar sehingga operator mudah mengontrolnya
BOD
: 25% - 40%
Suspended Solid
: 60% - 65%
Bahan Organik
: 35% - 40%
Teknik Kimia UPNVeteran Yogyakarta
c. Laju air
Kecepatan air yang deras akan dihasilkan waktu detensi yang kecil
maka didapatkan proses pengendapan yang kurang baik, sedangkan pada
aliran yang kecil mengakibatka waktu detensi yang lama akan menimbulkan
pembusukan pada bak pengendapan pertama.
d. Kecepatan pengendapan
e. Efisiensi pemisahan suspended solid
Spesifikasi bak pengendapan pertama (primary settling tank) :
-
Panjang
: + 40 m
Lebar
: + 10 m
Kedalaman
: + 1,6 3 m
10
11
Daya
: 17 KW
Frekuensi putaran : 50 Hz
Kapasitas
: 60 m3/menit
b. Submersible pump
- Daya
: 3,75 KW
- Frekuensi putaran
: 50 Hz
Teknik Kimia UPNVeteran Yogyakarta
12
- Kapasitas
: 50 m3/ menit
: 7,2 m
- Lebar
:4m
- Kedalaman : 3 m
6. Bak pengendap kedua (secondary clarifier)
Bak pengendap kedua ini berfungsi sebagai pengendap lumpur yang
terkandung dalam air limbah setelah melewati proses oksidasi sehingga air menjadi
bersih untuk dibuang ke sungai. Pada bak pengendap kedua ini dilengkapi dengan alat
pengeruk lumpur atau scrapper. Alat ini berbentuk jembatan (scrubber bridge) yang
mampu membentang dari arah tengah bak seperti jari jari lingkaran yang mampu
mengintari bak.
mencegah terjadinya gelombang pada air saat pemutaran. Gelombang air akan dapat
mengganggu pengendapan (sedimentasi).
Spesifikasi dari bak pengendap kedua ini antara lain ;
Bentuk
: cicular
Jumlah
: 2 buah
Diameter
: 21 m
: 1,24
Teknik Kimia UPNVeteran Yogyakarta
13
Kedalaman tepi
: 2,5 m
Kedalaman tengah
:3m
: 0,7 m3/jam
14
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Tujuan pegolahan air limbah adalah mengurangi BOD, mengurangi partikel
tercampur. membunuh organisme pathogen, menghilangkan bahan nutrisi,
komponen beracun, dan bahan yang tidak terdegradasi rendah
2. Proses pengolahan limbah di PT. SIER terdiri dari 1). Pengolahan Pendahuluan
(pre treatment), limbah- limbah ini dikumpulkan jadi satu di bak pengumpul.
Tujuan dari bak ini adalah untuk meratakan berat jenis dari semuah limbah
buangan yang berasal dari pabrik, hal ini dilakukan untuk memudahkan proses
pengolahan limbah di IPAL PT SIER, 2). Pengolahan Pertama (Primary
Treatment), yang terdiri dari bak pertama untuk mereduksi padatan yang
kemudian dialirkan ke sand field (ladang pasir), bak secondari merupakan bak
untuk mengapungkan limbah yang mempunyai BJ (berat jenis) < dari BJ air, bak
ketiga merupakan bak terakhir dari penyaringan terdahulu untu kemudian akan
diolah selanjutnya (secondary treatment). 3). Pengolahan Kedua (secondary
treatment) terdiri dari proses Penambahan Oksigen dan proses Pertumbuhan
Bakteri. Air limbah PT SIER merupakan air limbah golongan II sehingga masih
layak usaha dibidang perikanan.
3. Pengolahan limbah cair pada IPAL PT. SIER (Persero) menggunakan proses
fisika-biologi tanpa penambahan bahan kimia apapun, sehingga aman dalam
proses pengolahannya. Proses pengolahan limbah secara fisika berupa pemisahan
limbah cair dan padatan yang dapat mengendap langsung atau padatan yang
berupa serpihan akan dipisahkan dalam rangkaian proses ini serta penyaringan
(screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan
tersuspensi yang berukuran besar. Sedangkan proses pengolahan limbah seacara
biologi adalah pemanfaatan lumpur aktif yang bermanfaat untuk efisiensi
penurunan BOD dapat mencapai 85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan
lumpur yang dihasilkan lebih sedikit.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
LAMPIRAN
Pertanyaan
1. Mengapa sistem pengolahan IPAL tidak menggunakan pengolahan secara
kimia? (Kiagus Ekri Wibisono 121120092)
2. Apakah keunggulan PT. PIER? (Daraninggar Shaula 121120117)
3. Apakah kegunaan Grit Chamber? Jika pada pengendapan sudah terdapat bak
pengendap, apakah hal ini tidak membuang biaya? (Ivan Adisetya 121120076)
4. Jelaskan mekanisme bak oksidator! (Ratri Tatia 121120133)
5. Bagaimana pengaruh hujan bak Oxydation Ditch? (Sheila Nindy Hapsari
121120112)
18